Bab II Dan Dapus

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. IKAN MAS

Ikan mas (Cyprinus carpio, L.) sudah banyak dikenal masyarakat karena

dagingnya enak, rasanya gurih dan memiliki kandungan gizi yang tinggi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI

(1998), ikan mas mengandung protein 4,5 gram, karbohidrat 23,1 gram dan lemak

0,2 gram. Selain itu, mengandung kalori sejumlah 95 kalori, fosfor (P) 134 mg,

kalsium (Ca) 42 mg, besi (Fe) 1 mg, vitamin B1 0,22 mg dan air sebanyak 71 mg.

Dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lain, ikan mas memiliki keunggulan yaitu

produktivitasnya tinggi. Suhu air yang optimum untuk pemeliharaan dan

pembersaran ikan mas sekitar 25 30C. Selain itu, ikan mas juga mampu

menyesuaikan diri terhadap perubahan kandungan oksigen terlarut dalam perairan

yang ditempatinya dan tahan terhadap perubahan fisik lingkungan, seperti adanya

peroses seleksi, penampungan, penimbangan, atau pengangkutan (Bachtiar & Tim

Lentera, 2002).

Penggolongan ikan mas berdasarkan ilmu taksonomi hewan (sistem

pengelompokan hewan berdasarkan bentuk tubuh dan sifat-sifatnya) sebagai

berikut (Khairuman, 2013):

Phyllum (filum) : Chordata

Subphyllum (anak filum) : Vetebrata

Superclass (induk kelas) : Pisces


Class (kelas) : Osteichthyes

Subclass (anak kelas) : Actinopterygii

Ordo (Bangsa) : Cyprinoiformes

Subordo (anak Bangsa) : Cyprininoidea

Family (Suku) : Cyprinidae

Subfamily (anak suku) : Cyprininae

Genus (Marga) : Cyprinus

Spesies (Jenis) : Cyprinus carpio L.

2.2 ENZIM PROTEASE

Enzim adalah protein globular yang umumnya berfungsi sebagai biokatalis

pada semua proses kimia dalam makhluk hidup, sehingga disebut life is enzyme.

Enzim mampu meningkatkan reaksi kimia tetapi tidak diubah oleh reaksi yang

dikatalisnya serta tidak mengubah kedudukan normal dari kesetimbangan kimia.

Enzim mempunyai daya katalisis spesifik yang lebih besar dari katalisator lainnya

(Toha,2005).

Protease ialah enzim yang sangat kompleks, mempunyai sifat fisika kimia

dan sifat katalitik yang sangat bervariasi. Protease dapat dihasilkan secara

ekstraseluler dan intraseluler dan mempunyai peranan penting dalam metabolisme

sel dan keteraturan proses dalam sel (Ward, 1983).

Protease mikroba sangat penting dalam industri enzim di dunia yang terhitung

sebanyak 60% total enzim dijual di dunia. Protease merupakan kelompok besar

enzim yang mengkatalisis hidrolisis ikatan peptida pada protein lain, contohnya
adalah protease aspartik, sistein, glutamat, serin, dan treonin yang bergantung pada

asam amino yang aktif ( Souza et al.,2017)

2.3 KROMATOGRAFI PERTUKARAN ION

Kromatografi Pertukaran Ion adalah proses dimana campuran ion bermuatan

serupa dapat dipisahkan menurut sifat dan tingkat muatan ionik mereka. Prinsip

pemisahan adalah dengan pertukaran reversibel ion antara ion ada dalam larutan

dan mereka yang ada dalam resin pertukaran ion. Kolom yang akan digunakan

dipilih sesuai dengan jenis dan kekuatan muatan. Resin penukar anion memiliki

muatan positif dan digunakan untuk mempertahankan dan memisahkan senyawa

bermuatan negatif, sedangkan resin tukar kation memiliki muatan negatif dan

digunakan untuk memisahkan molekul bermuatan positif (Lavanya et al., 2013).

2.4 PENENTUAN KADAR PROTEIN

Metode Lowry merupakan pengembangan dari metode biuret. Dalam metode

ini terlibat dua reaksi. Awalnya kompleks Cu(II)-protein akan terbentuk sebagai

mana metode biuret, yang dalam suasana alkalis, Cu(II) akan tereduksi menjadi

Cu(I). Ion Cu+ kemudian mereduksi reagen folin-Ciocalteu, kompleks

fosfomolibdat-fosfowolframat, menghasilkan heteropolimolibdenum blue akibat

reaksi oksidasi gugus aromatik (rantai samping asam amino) berkatalis Cu, yang

memberikan warna biru intensif yang dapat dideteksi secara kalorimetri. Kekuatan

warna biru tergantung pada kandungan residu tryptopan dan tirosinnya.

Keuntungan metode Lowry adalah lebih sensitif 100 kali daripada meode biuret
sehingga memerlukan sampel protein yang lebih sedikit. Batas deteksinya berkisar

pada konsentrasi 0,01 mg/mL. Namun metode ini lebih banyak interferensinya

akibat kesensitifannya ( Boyer, 2012).


DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Y. dan Tim Lentera. 2002. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Pekarangan.

PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Boyer, R. F. 2012. Biochemistry Laboratory : Modern Theory And Techniques.

Pearson Education, Inc. New Jersey

Khairuman. 2013. Budi Daya Ikan Mas. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Lavanya, G., S.K. Mubarak, Vishali , K. Sujana, P. Rani, B. S. Sundar. 2013.

Protein Chromatography. Journal Biomedical Sciences and Research, Vol.

3 No.3.

Lowry, O.H., N. J. Rossenbrough, A. L. Farr, & R. S. Randall. 1951. Protein

Measurement with The Folin Phenol Reagent. Journal Biology Chemistry.

Page 265-275.

Toha, H. A.2005. Deoxyribo Nucleic Acid : Keanekaragaman, Ekspresi, Rekayasa

& Efek Pemanfaatannya. Alfabeta. Bandung.

Ward, O. P. 1983. Proteinases. In Fogatory, W.M. (Ed.). Microbial Enzymes and

Biotechnology. Applied Science Publisher. New York.

Anda mungkin juga menyukai