Anda di halaman 1dari 3

NAME : SRI AYU ASHARI

NIS : 13993

CLASS : XI MIA 1

Perjalanan hidup

St. hasiah

Setiap manusia punya takdir, nasib, dan perjalanan hidup yang berliku-liku. Siapa yang

kuat maka ialah yang akan bertahan. Cobaan hidup sudah menjadi tantangan bagi manusia.

Itulah yang dirasakan oleh st. hasiah, seorang wanita yang mengalami begitu banyak liku-

liku kehidupan.

St. hasiah, itulah nama lengkapnya. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari dia hanya

dipanggil dengan sebutan hasiah. Saat ini dia bekerja sebagai Staf Tata Usaha di SMP

NEGERI 2 BINAMU. Dia terlahir dari keluarga yang sederhana. Dia lahir di Tanrusampe

(Sulawesi selatan, Indonesia) pada tanggal 30 oktober 1962. Suaminya bernama Sudirman

(Alm). Sudirman 2 tahun lebih muda dari Hasiah. Mereka menikah pada tanggal 18 juli

1989. Suaminya meninggal pada 29 oktober 2011 karena penyakit diabetes. Dia mempunyai

2 anak laki-laki yang bernama Sufriyadi dan Hairuddin, dan 1 anak perempuan yang

bernama Sri Ayu Ashari. Putra sulungnya, Sufriyadi lahir pada 22 oktober 1990. Anak

keduanya, Hairuddin lahir pada 14 desember 1991. Dan anak bungsunya, Sri Ayu Ashari

lahir pada 14 juni 1999. Ayah hasiah menikah sebanyak 2 kali, tetapi setelah istri

pertamanya meninggal, sehingga hasiah mempunyai 2 orang ibu. Ibu kandungnya bernama

Nurcaya, dan ibu keduanya bernama Halima, sedangkan ayahnya bernama H. Matahari.

Hasiah dan keluarganya tinggal bersama di Tanrusampe.

St. hasiah dulu menyandang sekolah dasar di SD NEGERI No. 81 TANRUSAMPE,

sekolah di dekat rumahnya. Karena sekolahnya dekat dari rumah, hasiah biasanya hanya

jalan kaki dari rumah ke sekolah. Kemudian lanjut ke sekolah menengah pertama, dia
bersekolah di SMP NEGERI 2 BINAMU. Jarak sekolah dari rumah hasiah cukup jauh kira-

kira 3 km. walaupun jarak rumahnya jauh dari sekolah, dia berangkat ke sekolah jalan kaki

karena saat itu belum ada kendaraan sama sekali. Karena jarak tersebut, hasiah harus

berangkat dari rumah sebelum jam 6 pagi jika tidak ingin terlambat. Lalu lanjut ke Sekolah

Menengah Atas, dia bersekolah di SMA NEGERI 1 BINAMU. Jarak dari rumahnya ke

sekolah hampir sama dengan jarak ke sekolah SMP. Dia juga ke sekolah dengan jalan kaki.

Selama sekolah, hasiah hanya diberi uang jajan paling banyak Rp.100/hari. Saat itu uang

Rp.100 sudah termasuk banyak, karena dulu mencari uang sangat sulit. Saat SMA inilah

Hasiah dan Sudirman dipertemukan.

Setelah lulus dari SMA, tanpa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dengan

dukungan dari orang tua, hasiah mencoba mendaftarkan diri menjadi seorang PNS di Dinas

Pendidikan. Setelah mendaftar, dia mengikuti tes CPNS untuk yang pertama kalinya.

Awalnya dia ragu bahwa tidak akan lulus karena berfikir dia hanya lulusan SMA. Tapi

alhamdulillah, berkat usaha dan doanya dia bisa lulus dalam tes itu hanya dengan 1 kali tes,

dan langsung terangkat menjadi PNS tanpa menjadi honorer terlebih dahulu. Setelah

dinyatakan lulus, hasiah ditugaskan untuk menjadi Staf Tata Usaha di SMP NEGERI 1

BANTAENG pada tahun 1986. Hasiah tidak ingin berpisah lebih lama lagi dengan

keluarganya di Jeneponto. maka pada tahun 1991, dia minta dipindahkan ke Jeneponto dan

tanpa sengaja ditugaskan di sekolahnya dulu yaitu SMP Negeri 2 Binamu.

Hasiah dan sudirman menikah atas kemauan sendiri (tidak dijodohkan oleh orang tua).

Sebelum menikah mereka memang sudah berpacaran selama kurang lebih 9 tahun. Mereka

kemudian menikah setelah Hasiah punya pekerjaan. Setelah menikah mereka terpaksa harus

berpisah kurang lebih 2 tahun karena Hasiah ditugaskan di Bantaeng. Sedangkan suaminya

bekerja sehari-hari sebagai petani dan beberapa pekerjaan sampingan. Suami Hasiah

sebelum menikah pernah mendaftar menjadi tentara tetapi selalu gagal sebanyak 3 kali.
Setelah kegagalannya tersebut, suami hasiah ini sudah menyerah dan tidak mau mendaftar

lagi. Mungkin dia memang tidak ditakdirkan untuk menjadi seorang tentara.

Anda mungkin juga menyukai