BAB I
PENDAHULUAN
Upaya peningkatan mutu produk tanaman hias ditempuh melalui penerapan Good Agricultural Practices /
Standar Operasional Prosedur (GAP / SOP). Dengan diterapkannya SOP diharapkan kualitas dan kuantitas
produk meningkat dan peluang pasar lebih mudah, serta pasar lebih terbuka. Salah satu komoditas yang
memiliki peluang pasar yang cukup tinggi dipasar domestic dan internasional adalah bunga Sedap Malam.
Bunga Sedap Malam (Polianthes tuberose L) berasal dari keluarga amaryllidaceae. Bunga ini banyak diminati
oleh masyarakat sebagai pelengkap rangkaian bunga, karena keharuman dan keindahannya. Sedap malam
berasal dari Mexico (Amerika Selatan), morfologi tanaman dicirikan dengan batang beruas-ruas, berumbi dan
rangkaian bunga berwarna putih, berbunga terus menerus sepanjang tahun, beraroma harum sepanjang
malam.
Pengembangan Sedap Malam secara komersial membutuhkan acuan standar sebagai pegangan petani untuk
menghasilkan produk sesuai kebutuhan pasar, yakni produk bermutu dan ramah lingkungan. Acuan standar
budidaya ini disusun sesuai prinsip-prinsip Good Agricultural Practices (GAP). Penerapan GAP / SOP menjadi
jaminan bagi konsumen, bahwa produk tersebut dihasilkan dari serangkaian proses yang efisien, produktif dan
ramah lingkungan. Dengan demikian diharapkan petani akan mendapatkan nilai tambah berupa peningkatan
1.2 Maksud
Maksud disusunnya SOP Sedap Malam adalah sebagai salah satu acuan teknis budidaya Sedap Malam yang
baik dan benar terutama bagi petani/produsen. Untuk peningkatan produktivitas, mutu produk yang baik
1.3 Tujuan
1. Penyiapan lokasi
2. Penyiapan lahan
3. Penyiapan benih
4. Penanaman
5. Pemeliharaan
6. Pengairan
7. Penyulaman
8. Penyiangan
9. Pemupukan
10. Pengelolaan OPT
11. Panen
12. Pasca panen
m. Pengangkutan
1. Pencatatan
1. Sedap Malam adalah tanaman hias bunga potong berasal dari spesies polianthes tuberose. l dan termasuk
dalam keluarga lilianceace.
2. Produksi adalah suatu proses kegiatan budidaya yang berawal dari pemilihan varietas dan pemilihan lokasi
sesuai dengan kondisi tanah dan agroklimat serta mengikuti selera konsumen, cara pembibitan,
pemupukan, pengelolaan OPT serta penanganan paska panen secara tepat.
3. Syarat tumbuh yaitu persyaratan tumbuh optimal yang dibutuhkan tanaman.
4. Budidaya adalah suatu upaya pengembangan tanaman menjadi bermanfaat dengan menggunakan teknologi
anjuran.
5. Benih adalah tanaman atau bagian tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakkan tanaman.
6. Varietas adalah bagian dari satuan jenis tanaman yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun,
bunga, biji dan ekspresi karakteristik genotif atau kombinasi genotif yang dapat membedakan dari jenis dan
spesies yang sama, oleh minimal satu sifat yang menentukan dan apabila dieprbanyak tidak mengalami
perubahan.
7. Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, menganggu
kehidupan atau menyebabkan kematian tanaman.
8. Pestisida adalah zat atau senyawa, bahan lain serta organisme renik atau virus yang digunakan untuk
melindungi tanaman dari gangguan OPT.
9. Pengolahan tanah adalah upaya menyiapkan lahan melalui proses mekanik, manual, ataupun mesin
sebelum penanaman, yang menyebabkan tanah menjadi gembur dan remah serta siap tanam.
10. Media tumbuh adalah sarana tempat tumbuhnya tanaman dan sumber hara bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
11. Penanaman adalah kegiatan menanam benih pada medium yang telah disediakan sesuai prosedur baku.
12. Pemupukan adalah pemberian hara makro/mikro sintetik dan bahan organik untuk meningkatkan
pertumbuhan, perkembangan, produksi, produktivitas dan kualitas hasil tanaman.
m. Pengairan adalah pemberian air sesuai dengan kebutuhan tanaman melalui cara tradisional dengan
penyiraman maupun cara modern dengan menggunakan saluran irigasu tetes, rembesan atau curahan.
1. Penyiangan adalah suatu kegiatan untuk membersihkan gulma yang menganggu tanaman.
2. Pengendalian OPT adalah tindakan menekan serangan hama, penyakit dan gulma dengan menggunakan
cara mekanis, fisik, agenshayati, kultur teknik maupun bahan kimia sintetik sesuai prosedur baku.
3. Panen adalah kegiatan memungut hasil sesuai prosedur baku untuk setiap jenis tanaman.
4. Sortasi dan grading adalah kegiatan menyortir dan pengelompokan hasil panen berdasarkan perbedaan
mutu sesuai standar produk.
5. Pengemasan adalah kegiatan mengemas produk dengan menggunakan bahan tertentu untuk menjaga mutu
selama proses transportasi.
6. Pengangkutan adalah kegiatan mengangkut proses dari satu lokasi produksi ke tempat pemasaran dengan
menggunakan alat pengangkut berpendingin udara sesuai persyaratan tertentu.
7. Pencatatan adalah penulisan setiap kegiatan produksi yang dilakukan dan harus disimpan minimum 2 tahun.
BAB II
3.6.1 Tujuan
Untuk mencegah kerugian akibat serangan OPT baik kualitas maupun kuantitas pada budidaya tanaman Sedap
Malam.
1. Pustaka
2. Hasil penelitian
3. Pengalaman pelaku usaha kelompok tani bunga Sedap Malam Sekar Manunggal, Magelang
Meliputi :
1. Jenis OPT
2. Pengendalian OPT
1. Bahan
2. Air
2. Ember
3. Pengaduk
5. Timbangan
6. Gunting pangkas
3.6.5 Langkah-langkah
1. Mengupayakan perlindungan tanaman dilakukan berdasarkan prinsip mengendalikan Hama Terpada (PHT).
1. Melakukan tindakan pengendalian preventif melalui budidaya tanaman sehat dan mengoptimalkan peran
musah alami.
2. Melakukan pengamatan secara berkala.
3. Melakukan tindakan kuratif jika populasi OPT diatas ambang ekonomis.
4. Melakukan cara pengendalian OPT yang ramah lingkungan seperti mekanis, biologis (agensi hayati dan
biopestisida), sedangkan kimia (pestisida) merupakan alternative terakhir dengan konsentrasi dan dosis
sesuai anjuran pada label kemasan.
2. Melakukan pengendalian harus berdasarkan pengenalan OPT yang menyerang (penyebab), gejala
penyakit.
3. Menggunakan sarana keselamatan, keamanan dan kesehatan pekerja termasuk pakaian, sarung tangan
dan masker.
4. Mencatat tentang langkah-langkah pengendalian OPT yang dilakukan dan informasi lainnya.
Gejala serangan : Kerusakan langsung pada tanaman disebabkan oleh imago dan nimpa yang mengisap cairan
daun, berupa gejala bercak nekrotik pada daun akibat rusaknya sel-sel dan jaringan daun. Ekskresi kutu kebul
atau kutu putih menghasilkan madu yang merupakan media yang baik untuk tumbuhnya embun jelaga yang
berwarna hitam. Hal ini menyebabkan proses fotosintesa tidak berlangsung normal.
Selain kerusakan daun langsung oleh isapan imago dan nimfa, kutu putih sangat berbahaya karena dapat
Kutu kebul merupakan hama yang sangat polipag menyerang berbagai jenis tanaman, antara lain tanaman
hias (sedap malam), sayuran, buah-buahan maupun tumbuhan liar atau gulma.
Gejala serangan : Hama ini mengisap cairan tanaman sehingga daun menguning, layu, mengering dan
mati.Adanya serangan kutu perisai mengundang kehadiran semut dan embun jelaga yang dapat
Gejala serangan : Pada daun terdapat bercak coklat kemrah-marahan memanjang. Bercak-bercak dapat
bersatu menjadi bercak yang lebih besar sehingga daun mengering dan mati.
Gejala serangan : Serangan terjadi pada bunga, baik yang sudah mekar maupun yang masih kuncup. Bercak
berwarna coklat di semua bagian bunga mengakibatkan perubahan bentuk dan orientasi bunga, serta
menurunkan kualitasnya.
Gejala serangan : Gejala dimulai dari terjadinya kelambatan pertumbuhan tanaman, warna daun pucat,
tanaman layu, dan akhirnya mati. Bunga batang membusuk dan berwarna coklat.
PENGENDALIAN OPT
1. Kultur Teknis
b. Memotong bagian tanaman yang terserang dengan menggunakan gunting stek/pangkas, lalu dimusnahkan.
c. Tanaman yang terserang penyakit cukup parah harus dibongkar dan dimusnahkan agar tidak menjadi
sumber infeksi.
1. Biologi
Memanfaatkan musuh alami : yaitu parasitoid telur (Trichogramma Sp) larva (Apanteles Sp) pupa
(Brachymeria Sp) patogen serangga (Beauveriabassiana, Matarrhizium Sp, dan Bacillusthuringiensis) serta
1. Kimiawi
a. Penggunaan pestisida kimiawisintetis, merupakan pengendalian alternatif bila cara pengendalian yang lain
tidak efektif.
b. Penggunaan pestisida kimiawi harus memenuhi 6 tepat yaitu : Tepat jenis, Tepat mutu, Tepat sasaran,
Tepat dosis dan konsentrasi, Tepat waktu serta tepat cara dan Alat aplikasi.
c. Pestisida kimiawi yang digunakan adalah yang terdapat dan diizinkan Mentri Pertanian.
e. Aplikasi pestisida sebaiknya dilakukan pada pagi hari, tidak pada waktu mendung/hujan, jangan
menyemprot berlawanan dengan arah angin dan menggunakan alat pelindung. Berkas wadah/kemasan
1. Setiap kali memakai alat-alat yamg digunakan seperti gunting stek/pangkas sebaiknya disterilkan dengan
formalin 2% atau desinfektari lainnya.
4.5 Langkah-langkah
1. Memanen bunga pada saat tanaman sudah cukup umur (7-8 bulan).
2. Mencabut tangkai bunga dilakukan hanya pada tangkai bunga yang terdapat maksimal 2-3 kuntum bunga
yang sudah mekar.
3. Pencabutan dicabut secara tunggal kesamping.
4. Pemanenan bunga Sedap Malam berikutnya dapat dilakukan rutin setiap 3-7 hari sekali atau tergantung
pada keadaan bunga. Hasil panen berikutnya akan terus meningkat, karena hampur setiap rumpun sudah
4.6 Verifikasi
Meliputi :
1. Sortasi
2. Pembersihan dari kotoran
3. Klasifikasi
4. Pemotongan batang
5. Pencatatan
5.1.5 Langkah-langkah
3. Mengklasifikasikan bunga berdasarkan kelas atau ukuran yang sama (seragam). Pengelompokkan sampai 4
kelas berdasarkan panjang tangkai bunga, jumlah kuntum/malai, jumlah kuntum mekar, keseragaman warna,
tingkat kesegaran, bebas pestisida/bahan lain, bunga rusak/cacat. Kriteria utama bunga potong meliputi :
4. Memasukkan bunga Sedap Malam yang sudah dipotong kedalam wadah atau bak penampungan.
5. Meletakkan dalam wadah bak penampungan dengan posisi berdiri, agar pangkal tangkai bunga terendam
6. Mencatat setiap tahap pelaksanaan dari informasi lain yang dianggap perlu.
Persyaratan
No Jenis Uji
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
1. 1. Panjang tangkai bunga
90-100 75-89 60-74 50-59
(cm)
1. 2.
Panjang malai (cm) > 30 22-30 18-22 <18
1. 3.
Jumlah kuntum /malai 60 51-59 41-50 31-40
1. 4.
Jumlah kuntum mekar 1-2 1-3 1-3 1-3
1. 9. Binatang hidup /
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
serangga