Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori


Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekulmolekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis
cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah,
dan sebaliknya bahanbahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan
hubungan antara gayagaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai
: Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalah konstan sehubungan dengan
gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana
perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya
konstan. (Gina, 2010)
Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat
digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara
kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi
oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang
bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak
memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya
tekan yang bekerja pada lapisan fluida. (Gina, 2010)
Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan
bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya
akan membentuk suatu lapisanlapisan yang saling bergeseran. Setiap lapisan
tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam,
dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan
lapisan fluida paling bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser (g) pada
lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak
adanya tekanan fluida ialah (Gina, 2010) :
/ = / .. (1)
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir
daripada gas. Sehingga cairan mempuyai koefisien viskositas yang lebih besar
daripada gas. Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur. Koefisien
gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk
cairan naik dengan naiknya tegangan. (Hedi, 2012)
Viskositas (kekentalan) dapat diartikan sebagai suatu gesekan di dalam
cairan zat cair. Kekentalan itulah maka diperlukan gaya untuk menggerakkan
suatu permukaan untuk melampaui suatu permukaan lainnya, jika diantaranya
ada larutan baik cairan maupun gas mempunyai kekentalan air lebih besar
daripada gas, sehingga zat cair dikatakan lebih kental daripada gas. (Weni,
2010)
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu caian atau
fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan eat dengan
hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat,
sedangkan lainnya mengalir secaa lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti
contohnya air, alkohol, dan bensin karena memiliki nilai viskositas kecil.
Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin, minyak asto, dan
madu karena mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain
menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan. (Weni, 2010)
Viskositas (kekentalan) cairan akan menimbulkan gesekan antar-
bagian atau lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan
atau gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi di dalam zat cair.
Viskositas gas ditimbulkan oleh peristiwa tumbukan yang terjadi antara
molekul-molekul gas ( Weni, 2010)
Kekentalan disebabkan karena kohesi antara patikel zat cair. Zat cair
ideal tidak mempunyai kekentalan. Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai
berikut ( Hedi, 2012) :
a. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk
permukaan bebas horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
b. Mempunyai rapat masa dan berat jenis.
c. Dapat dianggap tidak termampatkan.
d. Mempunyai viskositas (kekentalan).
e. Mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan.

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki
tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya
merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu
fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-
menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antara molekul. (Hedi, 2012)
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil
untuk zat cair. Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan
garis tengah molukel itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi,
melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan
fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat
sebab jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus menerus berubah
(Nirka, 2013)
Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-
perbedaan utama antara cair dan gas adalah (Nirka, 2013) :
a. Cairan praktis tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan
seringkali harus diperlakukan demikian.
b. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan
bebas, sedangkan agar dengan massa tertentu mengembang sampai
mengisi seluruh bagian wadah tempatnya.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak
goreng, oli, dan madu. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan
minyak goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air ngalir lebih
cepat daripada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga
bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental
zat cair tersebut. Misalnya ketika menggunakan minyak goreng, minyak
goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya,
semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.(Novhie,
2012)
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada
fluida riil (rill = nyata). Fluida riil/nyata ialah fluida yang ditemui dalam
kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida
riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam
kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk
membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang dipakai
dalam pokok bahasan Fluida Dinamis). Mirip seperti menganggap benda
sebagai benda tegar, padahal dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak
ada benda yang benar-benar tegar/kaku. (Novhie, 2012)
Satuan Sistem Internasional (SI) untuk kofisien viskositas adalah
Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk
koofisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering
dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan
untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie
Poiseuille (baca : pwa-zoo-yuh). (Novhie, 2012)
1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Salah satunya adalah viskositas. Viskositas
merupakan tahanan yang dilakukan oleh suatu lapisan fluida terhadap suatu
lapisan lainnya. Sifat viskositas ini dimiliki oleh setiap fluida, gas, atau
cairan. Viskositas suatu cairan murni adalah indeks hambatan aliran cairan.
Aliran cairan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu aliran laminar dan aliran
turbulen. Aliran laminar menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa
dengan garis tengah kecil. Sedangkan aliran turbulen menggambarkan laju
aliran yang besar dengan diameter pipa yang besar. Penggolongan ini
berdasarkan bilangan Reynoldnya. (Novhie, 2012)
Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koefisien viskositas (h).
Kebalikan dari Koefisien viskositas disebut fluiditas, , yang merupakan
ukuran kemudahan mengalir suatu fluida. Viskositas cairan adalah fungsi dari
ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik menarik antar molekul dan struktur
cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang,
maka sebelum sesuatu lapisan melewati lapisan lainnya diperlukan energy
tertentu. (Gina, 2010)
Sesuai hukum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul yang
memiliki energy yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh factor e-
E/RT
dan viskositas sebanding dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu
terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan empiric (Weni, 2010) :

h = A e-E/RT (2)
Dimana :
h = koefisien viskositas
A = tetapan yang bergantung pada massa molekul relative dan volume molar
cairan
e = energy ambang permol yang diperlukan untuk proses awal aliran
R = konstanta gas
T = suhu mutlak
Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya benda
melalui medium zat cair, yaitu berdasarkan hukum Stokes. Dimana benda
bulat dengan radius r dan rapat d, yang jatuh karena gaya gravitasi melalui
fluida dengan rapat dm/db, akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi sebesar
(Weni, 2010) :

F1 = 4/3 r3 ( d-dm ) g .. (3)

Perbedaan antara viskositas cairan dengan viskositas gas adalah sebagai


berikut (Nirka, 2013) :
Jenis perbedaan Viskositas Cairan Viskositas Gas

Gaya gesek Lebih besar untuk Lebih kecil dibanding


mengalir viskositas cairan
Koefisien viskositas Lebih besar Lebih kecil

Temperatur Temperatur naik, Temperatur naik, viskositas


viskositas turun naik
Tekanan Tekanan naik, Tidak tergantung tekanan
viskositas naik
Table 1.1 Perbedaan viskositas cairan dan viskositas gas
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain
(Yasha, 2013) :
1. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir
karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang
diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang
viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut.
Viskositas cairan yang mengalir melalui pipa kapiler dihitung berdasarkan
hukum Poiseuille, yaitu :
4
= .. (4)
8

Dimana :
= viskositas cairan
r = jari-jari bagian dalam kapiler
t = waktu yang dibutuhkan cairan untuk mengalir melalui kapiler
= tekanan udara, dalam dyne/cm2
l = panjang kapiler
v = volume cairan yang mengalir
2. Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat gaya archimides.
Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca )
melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan
jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel.
3. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari
bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.
Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras ini
menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini
disebut aliran sumbat.
4. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan
oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam
ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar.
Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut
(Yasha, 2013)
1. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas
tidak dipengaruhi oleh tekanan.
2. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik
dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-
molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak
sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian
viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.
3. Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan
tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak
ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas
akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu
alirnya semakin cepat.
4. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran
alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya
tinggi seta laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
5. Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
6. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO
dengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama.
Pengukuran kerapatan dan bobot jenis digunakan apabila mengadakan
perubahan massa dan volume. Kerapatan adalah turunan besaran yang
menyangkut satuan massa dan volume. Batasanya adalah massa per satuan
volume pada temperatur dan tekanan tertentu yang dinyatakan dalam system
cgs dalam gram per sentimeter kubik (g/cm3). (Yasha, 2013)
Kerapatan adalah turunan besaran yang menyangkut satuan massa dan
volume. Batasannya adalah massa per satuan Volume pada temperature dan
tekanan tertentu dinyatakan dalam system cgs (g/cm3) dan dilambangkan
dengan . (Yasha, 2013)
Bila kerapatan benda lebih besar dari kerapatan air, maka benda
tersebut akan tenggelam dalam air. Bila kerapatannya lebih kecil, maka benda
akan mengapung. Benda yang mengapung, bagian volume sebuah benda yang
tercelup dalam cairan manapun sama dengan rasio kerapatan benda-benda
terhadap kerapatan cairan. Rasio kerapatan air dinamakan berat jenis zat itu.
(Yasha, 2012)
Bobot jenis (bilangan murni tanpa dimensi ) adalah perbandingan
bobot zat terhadap air volume yang sama ditimbang di udara pada suhu yang
sama. Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding
dengan volume zat pada suhu tertentu (Biasanya 25oC), Sedangkan rapat jenis
adalah perbandingan antara bobot jenis suatu zat dengan bobot jenis air pada
suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai 25o/25o, 25o/4o, 4o/4o). Untuk
bidang farmasi, biasanya 25o/25 (Yasha, 2012)
Angka bobot jenis menggambarkan suatu angka hubngan tanpa
dimensi, yang ditarik dari bobot jenis air pada 4oC ( = 1,000 graml-1 ) (4).
(Yasha, 2012)
Penentuan Bobot Jenis dan Rapat jenis
Penentuan bobot jenis berlangsung dengan piknometer, Areometer,
timbangan hidrostatik (timbangan Mohr-Westphal) dan cara manometris. Ada
beberapa alat untuk mengukur bobot jenis dan rapat jenis, yaitu menggunakan
piknometer, neraca hidrostatis (neraca air), neraca Reimann, beraca Mohr
Westphal .(Yasha, 2012)
Bobot jenis zat cair
Metode Piknometer . Pinsip metode ini didasarkan atas penentuan
massa cairan dan penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang
piknometer dilakukan dengan menimbang air. Menurut peraturan apotek,
harus digunakan piknometer yang sudah ditera, dengan isi ruang dalam ml dan
suhu tetentu (20oC). Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai
suatu optimum tertentu dengan bertambahnya volume piknometer.
Optimum ini terletak sekitar isi ruang 30 ml. Ada dua tipe piknometer, yaitu
tipe botol dengan tipe pipet .(Yasha, 2012)
Neraca Mohr Westphal dipakai untuk mengukur bobot jenis zat cair.
Terdiri atas tua dengan 10 buah lekuk untuk menggantungkan anting, pada
ujung lekuk yang ke 10 tergantung sebuah benda celup C terbuat dari gelas
(kaca) pejal (tidak berongga), ada yang dalam benda celup dilengkapi dengan
sebuah thermometer kecil untuk mengetahui susu cairan yang diukur massa
jenisnya, neraca seimbang jika ujum jarum D tepat pada jarum T .(Yasha,
2012)
Densimeter merupakan alat untuk mengukur massa jenis (densitas) zat
cair secara langsung. Angka-angka yang tertera pada tangkai berskala secara
langsung menyatakan massa jenis zat cair yang permukaannya tepat pada
angka yang tertera. (Yasha, 2012)

1.2 Tujuan Percobaan


1. Menerangkan arti viskositas suatu cairan
2. Menggunakan alat penentuan viskositas dan berat jenis untuk menetukan
viskositas berbagai cairan
3. Mempelajari pengaruh tempratur terhadap viskositas cairan
Daftar Pustaka

Anggraeni, gina. 2010. Viskositas.


http://Ginaanggraeni10.wordpress.com/about/viskositas.html (diakses
tanggal 8 November 2013)
Ardilla, Nirka. 2013. Viskositas.
http://kimiadisekitarkita.wordpress.com/2013/06/09/viskositas.html
(diakses tanggal 8 November 2013)
Hastriawan, Hedi. 2012. Kimia Fisika Viskositas.
http://hedihastriawan.wordpress.com/kimia-fisika/viskositas.html
(diakses tanggal 8 November 2013)
Mandasari, Weni. 2010. Laporan Termokimia.
http://wenimandasari.blogspot.com/p/laporan-termokimia.html (diakses
tanggal 8 November 2013)
Yasha. 2013. Pendahuluan Latar Belakang. http://myself-
yasha.blogspot.com/2013/01/pendahuluan-latar-belakang.html (diakses
tanggal 8 November 2013)
Yovita, Novhie. 2012. Viskositas sebagai fungsi suhu. http://Iamnovhie-
yovita.blogspot.com/2012/12/viskositas-sebagai-fungsi-suhu.html.
(diakses tanggal 8 November 2013)

Anda mungkin juga menyukai