Anda di halaman 1dari 3

SPEKTRUM GARIS BERBAGAI JENIS ATOM

St. Rahma M1), Eka Pratiwi Sahib2), Muh. Fajrin Arifa3), Nurbaeti Suci Qalbi4), Yola Ivonny Harianto5)
Nur Dwiyana Alwi

Laboratorium Fisika Modern Universitas Negeri Makassar


e-mail: rahmha291297@gmail.com, 2ekapratiwisahib24@gmail.com, 3fajrinarifa@gmail.com,
1

4
nurbaetisuciqalbi11@gmail.com, 5yolaivonnyharianto31@gmail.com

Abstrak Percobaan ini dilakukan untuk menunjukkan adanya spektrum diskrit/garis pada gas Helium serta
untuk menentukan panjang gelombang spektrum garis yang terdapat padanya. Pada percobaan ini digunakan
spectrometer optik untuk menganalisis komposisi zat yang tak diketahui serta digunakan kisi untuk memisahkan
garis spektrum serta satu buah lampu He (Helium) dan juga sebuah Universal Choke. Dari hasil analisis data
untuk menentukan panjang gelombang dari masing-masing spektrum warna, diketahui bahwa spektrum warna
memiliki panjang gelombang yang berbeda untuk masing-masing spektrum warna dan setiap orde.

Kata kunci: Garis/diskrit, Helium (He), Panjang gelombang, Spektrum

Abstract

Keywords:

A. PENDAHULUAN 1 1 1
R 2 2 (1)
Atom atau molekul pada gas yang
n A nB
bertekanan rendah berjarak rata-rata cukup jauh
sehingga interaksi hanya terjadi pada saat tumbukan Dengan
yang kadang-kadang terjadi. Dalam keadaan seperti 2 2 k 2 me 4
R (2)
ini diharapkan bahwa radiasi yang dipancarkan ch 3
merupakan karakteristik dari atom atau molekul Sebagai konstanta Rydberg
secara individual yang terdapat padanya. Harapan ini Deret Balmer bersesuaian dengan spektrum
ternyata terbukti secara eksperimental. Jika gas cahaya tampak sehingga dapat dideteksi dengan mata
atomik atau uap atomic yang bertekanan sedikit biasa. Pada deret ini, terjadi transisi dari bilangan
dibawah tekanan atmosfer dieksitasikan, biasanya kuantum nB=3,4,5 ke bilangan kuantum nA = 2. nb
dengan melalukan arus listrik, radiasi yang = 3 untuk garis spektrum warna merah, nn = 4 untuk
dipancarkan mempunyai spektrum yang berisi hanya garis spektrum warna jingga, nB = 5 untuk garis
panjang gelombang gelombang tertentu saja spektrum warna kuning dan seterusnya. Maka untuk
[BEISER]. deret Balmer, persamaan (1) menjadi:
Pada akhir abad ke 19 ditemukan bahwa 1 1 1
panjang gelombang yang terdapat pada spektrum R 2 2 (3)
2 nB
atomic jatuh pada kumpulan tertentu yang disebut
deret spectral. Panjang gelombang dalam setiap deret Panjang gelombang , diukur dengan
dapat dispesifikasikan dengan rumus empiris yang menggunakan kisi difraksi yang diletakkan pada meja
sederhana dengan keserupaan yang mengherankan spectrometer. Saat cahay melewati kisi, terjadi
antara rumusan dari berbagai deret yang menyatakan peristiwa difraksi.
spektrum lengkap suatu unsur. Deret spectral pertama d sin n (4)
yang serupa itu didapatkan oleh J.J. Balmer dalam atau
tahun 1885 ketika ia mempelajari bagian tampak dari d sin
spektrum hydrogen.[BEISER] (5)
n
Dari teori atom Bohr diketahui bahwa
dengan
panjang gelombang foton yang dipancarkan saat
d = jarak antar celah kisi (m)
electron berpindah dari orbit B ke orbit A diberikan
n = orde spektrum (1,2,3, )
oleh:
atau

d sin sin
2 (6) 2
n nN (7)
[MODUL] Untuk menghitung analisi
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil pengamatan spektrum garis He
kanan kiri
B. METODE EKSPERIMEN Orde Warna
Saat melakukan percobaan spektrum garis Spektrum Spektrum
ini diperlukan beberapa alat dan bahan, diantaranya Ungu 31,8841 0,00334
adalah sebuah spektrometer optik, satu buah kisi
Nila 34,3851 0,00334
Rowland, satu buah spektrum lampu Helium (He),
dan sebuah Universal Choke bertegangan 230 V 50 Biru 34,8006 0,00334
Hz. 1 Hijau 35,8507 0,00334
Sebelum memulai melakukan pengambilan
Kuning -
data, terlebih dahulu dilakukan penyetelan pada alat-
alat yang digunakan. Seperti meluruskan posisi Jingga 41,7505 0,00334
kolimator dengan teleskop dari spectrometer optik, Merah 47,667 0,00334
sehingga garis vertical yang terdapat pada teleskop
Ungu 65,334 0,00334
dapat terimpit dengan benang pada kolimator. Jangan
lupa meletakkan lampu Helium pada tabung dan Nila 69,3507 0,00334
letakkan kisi Rowland diantara kolimator dan Biru 73,1847 0,00334
teleskop (diatas meja optik).
Setelah itu, skala putar dan skala nonius
2 Hijau 74,6012 0,00334
yang terdapat pada meja optik diatur sedemikian rupa Kuning -
sehingga angka nol pada skala putar dapat berimpit Jingga 89,9509 0,00334
dengan angka nol pada skala nonius. Setelah itu
Merah 106,6513 0,00334
dilakukan pengamatan terlebih dahulu, apakah saat
Universal Choke di-on kan dan teleskop diarahkan ke Ungu 107,3016 0,00334
arah kanan dan kiri telah terdapat spektrum warna Nila -
yang bergaris atau diskrit. Biru -
Setelah penyetelan alat telah selesai, 3 Hijau 128,0678 0,00334
dimulailah pengambilan data dengan terlebih dahulu
Kuning -
memutar teleskop kearah kanan dan diperoleh
Jingga -
spektrum warna yang pertama pada orde I, kemudian
Merah -
dihitung penunjukan skala putar dan skala nonius
sebagai kanan dari spektrum warna yang diamati saat
itu. Kegiatan tersebut diulangi hingga tidak lagi Tabel 2. Hasil perhitungan panjang gelombang
terdapat spektrum garis saat teleskop diputar ke arah spectrum warna gas Helium
kanan, Orde Warna Panjang gelombang
Setelah itu, dilakukan pengambilan data Spektrum Spektrum nm
dengan teleskop diputar ke arah kiri dan dicatat Ungu
sebagai kiri dengan prosedur yang sama saat teleskop
Nila
diputar ke arah kanan, namun terlebih dahulu skala
Biru
putar dan skala nonius dinormalkan. Setelah 1
Hijau
memperoleh kanan dan kiri, data-data tersebut
Jingga
dijumlahkan untuk masing-masing spektrum maupun
masing-masing orde sebagai . Merah
kanan kiri
Ungu
Nila
Untuk menghitung panjang gelombang dari Biru
data yang diperoleh digunakan persamaan (6) namun 2
Hijau
karena pada percobaan ini digunakan kisi maka Jingga
1
d ; dimana N merupakan jumlah garis per mm Merah
N
maka persamaannya berubah menjadi: Ungu
3
hijau
D. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 1995. Konsep Fisika Modern
(terjemahan). Jakarta: Erlangga, pp 118-120.

penuntun

Anda mungkin juga menyukai