TUJUAN
Menentukan kerapatan zat padat berbentuk balok, silinder dan butiren
serta zat cair.
B. DASAR TEORI
Massa jenis atau kerapatan () zat merupakan besaran karakteristik yang
dimiliki suatu zat. Kerapatan suatu zat merupakan perbandingan massa dan
volume zat itu, sehingga nilai kerapatan dapat diukur melalui pengukuran massa
dan volume zat. Kerapatan suatu zat dinyatakan dengan persamaan :
= (1)
Dengan ketentuan :
: massa jenis zat (kg/m3)
: massa zat (kg)
: volume zat (m3)
Nilai kerapatan zat tidak bergantung pada massa zat maupun
volumenya. Perubahan suhu pengaruhnya sangat kecil terhadap kerapatan zat.
Dengan ketentuan :
m1 : massa piknometer kosong beserta tutupnya
m2 : massa piknometer penuh air beserta tutupnya
m3 : massa piknometer berisi pasir (1/3 bagian piknometer)
beserta tutupnya
m4 : massa piknometer berisi pasir dan dipenuhi dengan aquades
beserta tutupnya
Pada Gambar 2, keadaan awal ketika zat cair dan beban belum ada,
system dalam keadaan setimbang karena torsi () akibat benda celup yang
terletak pada lengan sepanjang L disetimbangkan oleh penyeimbang. Pada saat
benda celup tercelup dalam zat cair, benda celup mengalami gaya tekan keatas
sebesar = (, dan masing-masing adalah kerapatan zat cair,
perubahan volume zat cair setelah benda celup tercelup dalam zat cair, dan
percepatan gravitasi bumi). Agar system kembali dalam keadaan setimbang,
diletakkan beban dengan berat pada lengan neraca sepanjang. Jika panjang
L=10 cm, maka dalam keadaaan setimbang dapat ditulis :
= 0
(. ) . 10 = 0
(. . ) . . .10 = 0
( . ) = 10. .
Dengan demikian nilai kerapatan zat cair dapat ditentuka nmenggunakan
Persamaan (5) berikut.
( )
= (5)
10
Dengan adalah massa beban dan bersatuan cm serta indeks menyatakan
jumlah beban.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Menentukan kerapatan balok kayu dan silinder logam
1. Mengamati jangka sorong, micrometer sekrup, dan neraca torsi.
Diperhatikan ketelitian masing-masing
2. Mengukur panjang, lebar, tinggi balok kayu menggunakan micrometer
sekrup.
3. Mengukur massa balok kayu dengan cara meletakkan balok kayu pada
piringan sebelah kiri neraca torsi. Menggeser beban-beban penggantung
sebagai pengganti anak neraca sedemikian rupa hingga neraca setimbang
seperti semula. Membaca angka-angka yang ditunjukkan oleh beban-beban
penggantung, misal 10 g dan 3,4 g. Jadi massa balok kayu = 10 g + 3,4 g
= 13,4 g. Sehingga hasil pengukuran balok kayu = (13,40,05) g.
4. Mengukur panjang () dan diameter () silinder logam menggunakan
jangka sorong.
5. Mengukur massa silinder logam seperti langkah (3)
Menentukan kerapatan pasir
1. Menimbang piknometer yang bersih dan kering bersama tutupnya.
2. Mengisi piknometer dengan pasir halus kira-kira sampai 1/3 bagian volume
piknometer
3. Mengukur massa piknometer yang berisi pasir beserta tutupnya
menggunakan neraca torsi
4. Menuangkan air perlahan-lahan kedalam piknometer berisi pasir,
mengkocok-kocok dan mengisi sampai penuh sehingga tidak ada
gelembung udara di dalam nya dan memasangkan penutup piknometer.
5. Mengukur massa piknometer berisi pasir dan air tersebut beserta tutupnya
menggunakan neraca torsi.
6. Membersihkan piknometer dan isi penuh dengan air hingga tidak ada
gelembung di dalamnya kemudian memasang penutup piknometer.
7. Mengukur massa piknometer berisi penuh air dan tutupnya menggunakan
neraca torsi
8. Membersihkan dan mengeringkan piknometer.