Anda di halaman 1dari 4

Senin, 16 Januari 2012

PENDEKATAN SOSIAL HUMANIORA DALAM STUDI ISLAM


Pendekatan Sosial Humaniora dalam Studi Islam
Oleh : Badruzzaman

Keutuhan manusia dan membantu agar manusia menjadi lebih manusiawi, yaitu membantu
manusia untuk mengaktualkan potensi-potensi yang ada, sehingga akhirnya terbentuk manusia
yang utuh, yang memiliki kematangan emosional, kematangan moral dan kematangan spiritual.
Setiap bangsa pasti ditandai dengan pluralitas agama dan budaya. Kehidupan dalam iklim yang
berbeda ini diharapkan manusia atau setiap pribadi itu memiliki dimensi individual dan sosial.
Hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana hidup bersama orang lain, mengembangkan kepekaan
untuk saling menghormati dan menghargai.
Dalam mencapai kesempurnaan kehidupan setiap individu memiliki akal dan budi atau yang
lazim disebut pikiran dan perasaan yang memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup
manusia yang lebih daripada tuntutan hidup makhluk lain dan memungkinkan munculnya karya-
karya manusia yang sampai kapanpun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain.
Berdasarkan uraian di atas kita mengetahui bahwa tujuan dari pendidikan humaniora adalah
untuk membimbing manusia menjadi manusia seutuhnya dan mengembalikan nilai-nilai
kemanusiaan yang semakin terkikis, untuk kehidupan yang lebih sempurna.

A. Pengertian Humaniora
Menurut bahasa latin, humaniora disebut artes liberales yaitu studi tentang kemanusiaan.
Sedangkan menurut pendidikan Yunani Kuno, humaniora disebut dengan trivium, yaitu logika,
retorika dan gramatika. Pada hakikatnya humaniora adalah ilmu-ilmu yang bersentuhan dengan
nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup etika, logika, estetika, pendidikan pancasila, pendidikan
kewarganegaraan, agama dan fenomenologi.

B. Pentingnya Mempelajari Pendidikan Humaniora


Berbagai macam kasus kekerasan yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat, tindakan
anarkis dan pelanggaran nilai kemanusiaan bahkan sudah menjadi keseharian. Indikatornya
adalah pendidikan belum berperan signifikan dalam proses membangun kepribadian bangsa yang
berjiwa sosial dan kemanusiaan. Tampaknya, manusia harus lebih dimanusiakan lagi.
Keterpurukan bangsa yang berlarut-larut juga berhubungan dengan kegagalan pendidikan di
masa lalu yang mengakibatkan terjadinya proses dehumanisasi.
Gagasan dan langkah menuju pendidikan yang berorientasi kemanusiaan merupakan salah satu
upaya mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin terkikis. Melalui pendidikan de-
humaniora diharapkan manusia dapat mengenal dirinya, kemanusiaannya yang utuh, dan tidak
hanya dapat menundukkan lingkungan alam fisik melalui kemampuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pada prinsipnya, pendidikan humaniora bertujuan membuat manusiawi/untuk keselamatan dan
kesempurnaan manusia.

C. Latar Belakang Pendidikan Humaniora


1. Pengertian kebudayaan
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk
memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat.
Untuk lebih jelas dapat dirinci sebagai berikut :
a. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia yang meliputi
kebudayaan material dan kebudayaan non material.
b. Kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
c. Kebudayaan itu adalah kebudayaan manusia dan hampir semua tindakan manusia adalah
kebudayaan.
2. Manusia sebagai pengemban nilai-nilai
Di muka telah dijelaskan bahwa adanya akal dan budidaya pada manusia, telah menyebabkan
adanya perbedaan cara dan pola hidup di antara keduanya. Oleh karena itu, akal dan budi
menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang berdimensi ganda, yakni kehidupan
yang bersifat material dan kehidupan yang bersifat spiritual. Manusia dimanapun dia berada dan
apapun kedudukannya selalu berpengharapan dan berusaha merasakan nikmatnya kedua jenis
kehidupan tersebut.
Hal di atas sebagaimana kodrat dari Tuhan bahwasanya manusia memang ditakdirkan bersuku-
suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal. Saling mengenal di sini diartikan
bahwasanya agar mereka yang berbeda-beda itu bisa saling melengkapi dalam artian memberi
dan menerima.
Kemajuan dan perkembangan yang hanya terbatas pada kemajuan material saja akan
menimbulkan kepincangan pada kehidupan manusia. Kehidupan mereka kurang sempurna,
dimensi di dalamnya akan hilang, karena batin mereka kosong akibatnya tidak akan memperoleh
ketenteraman, ketertiban hidup, melainkan justru dapat lebih rusak karenanya.
Material dan spiritual adalah dua hal yang saling melengkapi. Dua hal ini bagaikan jasad dan
ruh. Kebahagiaan material akan menunjang jasmani kita, sedangkan kebahagiaan spiritual akan
menunjang ruhani kita.
3. Manusia sebagai makhluk termulia
Kalau kita lihat dari segi bentuk fisiknya maupun yang ada di sebaliknya, tidak berlebihan kalau
manusia menyatakan dirinya sebagai makhluk termulia. Di antara makhluk-makhluk lain ciptaan
Tuhan.
Beberapa keistimewaan yang dimiliki manusia dibanding dengan makhluk yang lain, adalah :
a. Manusia mampu mengatur perkembangan hidup makhluk lain dan menghindarkannya dari
kepunahan.
b. Manusia mampu mengubah apa yang ada di alam ini
c. Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang karenanya kehidupan mereka makin berkembang dan
makin sempurna
d. Semua unsur alam termasuk makhluk-makhluk lain dapat dikuasai manusia dan dimanfaatkan
untuk keperluan hidupnya.
4. Budaya sebagai sarana kemajuan dan sebagai ancaman
Filsuf Hegel dalam abad ke-19 membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya
sendiri. Dalam berbudaya, manusia tidak menerima begitu saja apa yang disediakan oleh alam,
tetapi mengubahnya dan mengembangkannya lebih lanjut.
Dengan akal dan dayanya, manusia berusaha untuk merubah sesuatu yang bersifat bahan mentah,
yang disediakan oleh alam menjadi bahan jadi yang bisa dimanfaatkan untuk kelangsungan
hidup mereka. Dengan selalu berfikir dan mencoba, menjadikan manusia menjadi maju. Lain
halnya dengan mereka yang tidak berminat untuk selalu berfikir dan mencoba. Pasti, akan
terlihat sekali perbedaan antara keduanya.
Selain sebagai kemajuan budaya juga bisa menjadi ancaman. Budaya merupakan bahaya bagi
manusia sendiri, yang dimaksud umpama tekhnik, peradaban, pabrik berasap, udara yang penuh
debu, kota yang kotor, hutan yang masih kotor, kediktatoran akal dan budaya yang tamat.
Baginya budaya itu menguasai, menyalahgunakan, menjajah dan mematikan.
Begitulah keadaannya jika manusia mengembangkan kebudayaannya tanpa memperhatikan
etika. Akan terlihat sekali perbedaan antara pengembangan kebudayaan yang memperhatikan
etika dan yang tidak.

D. Metode Pendidikan Humaniora


Tugas pendidikan masa kini, pertama-tama bukannya mengajarkan apa yang paling baik
diketahui dan dipikirkan pada masa lampau, akan tetapi yang lebih penting adalah menyajikan
informasi dan orientasi terhadap masa kini, dan khususnya orientasi terhadap masa depan di
mana nantinya para siswa akan hidup di dalamnya. Dengan pendidikan seperti itu, mereka akan
memiliki kepekaan dan kemampuan-kemampuan untuk mengambil bagian secara kreatif di
berbagai kehidupan masa mendatang.
Mengingat masa lampau tidak akan memberikan kesegaran pada masa kini dan yang akan
datang. Sesuai dengan maqolah dalam buku Laa Tahzan bahwasanya hari ini adalah milik
anda. Yang perlu kita fikirkan adalah hari ini, marilah kita hadapkan diri kita pada kejadian
sekarang. Boleh juga kita menoleh masa lampau, sekedar untuk pelajaran. Kita bisa mengoreksi
diri kita dengan melihat kesalahan-kesalahan pada masa lampau. Namun hanya sebatas itu,
jangan kita terlalu larut dalam kejadian masa lampau.
Pendidikan humaniora adalah pembinaan kualitas kepribadian anak didik, yaitu untuk mencapai
tujuan pengembangan pribadi seutuhnya, maka perlu untuk disajikan program-program
kegiatan belajar-mengajar yang sifatnya non-verbal, sehingga memungkinkan anak didik untuk
mengembangkan kesadaran kepekaannya, serta kemampuan-kemampuan lainnya untuk
menikmati kehidupan aktual dan bukan lagi terkungkung hanya di dalam lingkungan dunia
intelek yang serba abstrak.
Hal tersebut sangat penting, seseorang yang hanya intelek, tidak akan seimbang jika tidak
disertai dengan kecakapan. Orang yang tidak cakap tidak akan mampu menunjukkan dan
mengembangkan keintelekannya. Begitu pula orang yang cakap tapi tidak intelek. Dia mampu
menunjukkan dan mengembangkan sesuatu. Akan tetapi, dia tidak punya sesuatu atau materi
atau bahan untuk ditunjukkan dan dikembangkan.
Selain hal-hal di atas, pendidikan humaniora juga mementingkan masalah spiritual. Manusia tak
cukup hanya kaya, tampan, cantik dan berkecukupan. Orang yang tersebut tidak akan tenang
hatinya tanpa adanya ketenteraman hati. Hal ini dapat dicapai dengan selalu mendekatkan diri
pada sang khaliq dan mensyukuri nikmat-Nya.
KESIMPULAN
1. Pendidikan humaniora adalah pendidikan yang berorientasi untuk mendidik manusia menjadi
manusia seutuhnya.
2. Prinsip pendidikan humaniora bertujuan membuat manusia lebih manusiawi atau untuk
keselamatan dan kesempurnaan manusia.
3. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk
memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat. Dengan adanya kebudayaan inilah yang melatarbelakangi pendidikan humaniora.
4. Bahwasanya manusia diberkahi adanya akal dan budi daya yang menyebabkan cara dan pola
hidup yang berbeda diantara keduanya. Dan dengan adanya akal dan budidaya manusia adalah
sebagai pengemban nilai-nilai moral baik yang bersifat material maupun spiritual.
5. Dalam metode pendidikan humaniora, anak didik dikenalkan pada pengembangan material dan
spiritual.

http://badruzzaman-kasep.blogspot.co.id/2012/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

Anda mungkin juga menyukai