Anda di halaman 1dari 3

B.

Tingkatan Rujukan
Tingkatan rujukan berdasarkan pada bentuk pelayanan :

a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care) Pelayanan kesehatan jenis
ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat sehat untuk meningkatkan
kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu
populasi sangat besar (kurang lebih 85%), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini
bersifat pelayanan kesehatan dasar (basib health services). Bentuk pelayanan ini di Indonesia
adalah puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan balkesmas.

b. Pelayanan Kesehatan tingkat kedua (secondary health services) Pelayanan kesehatan


jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan nginap, yang
sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya
Rumah Sakit tipe C dan D dan memerlukan tersedianya tenaga spesialis

c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services) Pelayanan kesehatan ini
diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan sudah komplek, dan memerlukan tenaga-tenaga
super spesialis. Contoh di Indonesia: RS tipe A dan B.

Adapun Jenjang pelayanan kesehatan, di antaranya:


Jenjang (Hirarki) Komponen / Unsur Pelayanan
Kesehatan

Tingkat Rumah Tangga.(Desa) Pelayanan kesehatan oleh individu


/keluarga
sendiri

Tingkat Masyarakat Kegiatan swadaya masyarakat


(Paguyuban,
PKK, Saka Bhakti Husada, Anggota
RW, RT,
dan masyarakat ( Posyandu)
Fasilitas yankes Profesional Puskesmas, Pustu, Pusling, Praktek
Tingkat I. Dokter
Swasta, Bidan, Poliklinik Swasta dll
Fasilitas Pelayanan Kesehatan RS Kabupaten, RS Swasta,
Profesional Tingkat II Laboratorium Swasta dll.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan RS kelas A dan B serta lembaga


Profesional Tingkat III spesialis swasta, Laboratorium
Kesehatan Daerah dan
Laboratorium Klinik Swasta.

Adapun jenjang tingkat rujukan, di antaranya:


1) Pada tingkat kader
Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri, maka segera
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat karena mereka belum dapat
menetapkan tingkat kegawatdaruratan.
2) Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
Tenaga kesehatan harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus
yang ditemui. Sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawabnya mereka harus
menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri, kasus mana yang harus dirujuk.
Adapun cara-cara untuk menentukannya, yakni :
(1) Menentukan tempat tujuan rujukan. Prinsipdalam menentukan tempat rujukan
adalah fasilitas pelayanan ang mempunyai kewenangan terdekat, termasuk
fasilitas pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan
penderita.
(2) Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju melalui telepon atau
radio komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
(3) Persipan penderita. Sebeum dikirim, keadaan umum penderita harus diperbaiki
terlebih dahulu. Keadaan umum ini perlu dipertahankan selama alam perjalanan.
Surat rujukan harus dipersiapkan sesuai dengan format rujukan dan seorang bidan
harus memdampingi penderita dalam perjalanan ke tempat tujuan.
https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/konsep-sistem-rujukan (diunduh pada
tanggal 17-11-2017 pukul 09:08)

Anda mungkin juga menyukai