Anda di halaman 1dari 18

BAB 5

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Penelitian dilakukan terhadap 90 orang mahasiswa pengendara sepeda motor

yang menggunakan APD masker dan yang tidak menggunakan masker di Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2012, 2013, 2014, dan

2015 yang memenuhi kriteria inklusi. Data diperoleh berdasarkan hasil

pemeriksaan spiromertri dengan parameter FEV1, FVC, ratio FEV1/FVC untuk

mengetahui faal paru sampel. Data diolah sesuai dengan tujuan penelitian untuk

mengetahui perbandingan faal paru mahasiswa pengendara sepeda motor yang

menggunakan APD masker dan yang tidak menggunakan masker.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran usia sampel terhadap nilai faal paru berdasarkan pemakaian

masker

Tabel 5.1 Gambaran Usia Sampel Terhadap Nilai Faal Paru Berdasarkan Penggunaan
Masker
Menggunakan APD masker Tidak menggunakan masker
Rasio Rasio
FEV1 FVC FEV1/FVC Jumlah FEV1 FVC FEV1/FVC Jumlah
Usia (%) (%) (%) (orang) (%) (%) (%) (orang)
18 th 83.00 78.00 114.80 5 (11.1%) 78.25 72.25 116.00 4 (8.9%)
19 th 80.36 73.09 115.73 11 (24.4%) 73.08 64.00 112.92 12 (26.7%)
20 th 79.64 71.00 114.54 13 (28.9%) 73.17 65.50 113.83 12 (26.7%)
21 th 82.33 76.44 111.67 9 (20.0%) 72.10 64.90 111.20 10 (22.2%)
22 th 76.33 67.83 108.67 6 (13.3%) 66.67 59.17 107.67 6 (13.3%)
23 th 73.00 67.00 115.00 1 (2.2%) 69.00 58.00 117.00 1 (2.2%)
(Sumber: Data Primer, 2015)

Jumlah sampel terbanyak pada kelompok yang menggunakan APD masker

adalah pada kelompok usia 20 tahun yaitu sebanyak 13 orang (28.9%), dan pada

kelompok yang tidak menggunakan masker sampel terbanyak terdapat pada

kelompok usia 19 tahun dan 20 tahun yaitu sebanyak 12 orang (26.7%).

55
56

Sedangkan jumlah sampel paling kecil pada kelompok yang menggunakan APD

masker dan tidak menggunakan masker adalah pada kelompok usia 23 tahun yaitu

sebanyak 1 orang (2.2%)

Rerata nilai FEV1 dan FVC terbesar pada kelompok yang menggunakan APD

masker dan tidak menggunakan masker adalah pada kelompok usia 18 tahun.

Sedangkan rerata nilai FEV1 dan FVC terkecil pada kelompok yang

menggunakan APD masker dan tidak menggunakan masker adalah pada

kelompok usia 23 tahun. Adapun rerata nilai rasio FEV1/FVC terbesar pada

kelompok yang menggunakan APD masker adalah pada kelompok usia 19 tahun

dan kelompok yang tidak menggunakan masker pada kelompok usia 23 tahun.

Sedangkan untuk rerata nilai rasio FEV1/FVC terkecil pada kelompok yang

menggunakan APD masker dan tidak menggunakan masker adalah pada

kelompok usia 22 tahun.

Pada kelompok yang menggunakan masker diketahui terjadi penurunan nilai

FEV1 dan FVC pada kelompok usia 18 20 tahun, kemudian terjadi peningkatan

nilai FEV1 dan FVC pada kelompok usia 21 tahun dan terjadi penurunan kembali

pada usia 22 23 tahun, dengan nilai rasio FEV1/FVC yang meningkat. Adapun

pada kelompok yang tidak menggunakan masker diketahui terjadi penurunan nilai

FEV1 dan FVC pada kelompok usia 18-23 tahun dan memiliki nilai rasio

FEV1/FVC yang meningkat.

Hal ini juga dapat disajikan dalam bentuk grafik 5.1 sebagai berikut.
57

Gambar 5.1 Grafik Gambaran Usia Sampel Terhadap Nilai faal Paru
Berdasarkan Penggunaan Masker

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa nilai faal paru untuk FEV1

dan FVC pada seluruh kelompok usia terutama pada kelompok sampel yang

menggunakan APD masker cenderung lebih tinggi daripada FEV1 dan FVC pada

kelompok sampel yang tidak menggunakan masker.

5.1.2 Gambaran usia sampel terhadap derajat kelainan faal paru berdasarkan

pemakaian masker

Tabel 5.2 Gambaran Usia Sampel Terhadap Derajat Kelainan Faal Paru Berdasarkan
Penggunaan Masker
Menggunakan APD masker Tidak menggunakan masker
Derajat kelainan faal paru Derajat kelainan faal paru
Usia Restriktif Restriktif Restriktif Restriktif Restriktif Restriktif
(tahun) Normal ringan sedang berat Normal ringan sedang berat
18 th 1 4 0 0 0 4 0 0
19 th 3 8 0 0 0 7 5 0
20 th 1 12 0 0 0 7 5 0
21 th 3 3 6 0 0 6 3 1
22 th 0 6 0 0 0 3 2 1
23 th 0 1 1 0 0 0 1 0
Total 8 37 0 0 0 27 16 2
(Sumber: Data Primer, 2015)

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari kedua kelompok sampel

yaitu antara yang menggunakan APD masker dan yang tidak menggunakan

masker, jumlah sampel terbanyak adalah mengalami kelainan faal paru restriktif
58

ringan, dan didominasi pada kelompok usia 20 tahun dan 19 tahun. Jumlah sampel

paling kecil pada kelompok yang menggunakan APD masker adalah mengalami

faal paru normal yang didominasi pada kelompok usia 19 tahun dan 21 tahun,

sedangkan untuk kelompok yang tidak menggunakan masker jumlah sampel

paling kecil adalah mengalami kelainan faal paru restriktif berat pada kelompok

usia 21 tahun dan 22 tahun.

Kelompok yang menggunakan APD masker ada yang faal parunya normal

yaitu pada kelompok usia 18 tahun sampai 21 tahun sebanyak 8 orang. Sedangkan

kelompok yang tidak menggunakan masker tidak ada yang memiliki faal paru

normal.

Hal ini juga dapat disajikan dalam bentuk grafik 5.2 sebagai berikut.

Derajat Kelainan Faal Paru Restriktif


Gambar 5.2 Grafik Gambaran Usia Sampel Terhadap Derajat Kelainan
Faal Paru Berdasarkan Penggunaan Masker

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa terdapat kecenderungan

dimana kelompok sampel yang menggunakan APD masker cenderung lebih

banyak yang mempunyai faal paru yang normal dan lebih banyak yang hanya

mengalami kelainan faal paru yang ringan, dibandingkan dengan sampel pada

kelompok yang tidak menggunakan masker yang cenderung mengalami kelainan


59

faal paru dari derajat yang ringan, sedang hingga berat, dan tidak terdapat sampel

yang faal parunya normal.

5.1.3 Gambaran mulai berkendara sampel terhadap nilai faal paru berdasarkan

penggunaan masker

Tabel 5.3 Gambaran Mulai Berkendara Sampel Terhadap Nilai Faal Paru Berdasarkan
Penggunaan Masker
Menggunakan APD masker Tiddak menggunakan masker
Lama Rasio Rasio
berkendara FEV1 FVC FEV1/FVC Jumlah FEV1 FVC FEV1/FVC Jumlah
(tahun) (%) (%) (%) (orang) (%) (%) (%) (orang)
1 th 90.00 87.50 116.00 6 (13.3%) 84.25 78.13 114.13 8 (17.8%)
2 th 83.20 79.00 112.80 5 (11.1%) 80.33 75.00 115.67 3 (6.7%)
3 th 81.50 75.50 115.50 2 (4.4%) 78.50 71.00 111.00 2 (4.4%)
4 th 79.86 73.31 113.71 7 (15.6%) 73.86 69.43 115.29 7 (15.6%)
5 th 80.18 69.73 115.09 11(24.4%) 70.91 59.82 112.18 11 (24.4%)
6 th 76.83 67.67 117.00 6 (13.3%) 66.00 58.67 111.17 6 (13.3%)
7 th 74.60 66.40 110.00 5 (11.1%) 65.40 53.40 106.80 5 (11.1%)
8 th 70.50 63.50 117.00 2 (4.4%) 57.50 51.50 111.50 2 (4.4%)
9 th 69.00 60.00 109.00 1 (2.2%) 51.00 47.00 113.00 1 (2.2%)
(Sumber: Data Primer, 2015)

Jumlah sampel terbayak pada kelompok yang menggunakan APD masker

maupun kelompok yag tidak menggunakan masker adalah pada kelompok yang

sudah berkendara selama 5 tahun yaitu sebanyak 11 orang (24.4%). Sedangkan

jumlah sampel paling sedikit pada kelompok yang menggunakan APD masker

maupun yang tidak menggunakan masker adalah pada kelompok yang

sudahberkendara selama 9 tahunyaitu sebanyak 1 orang (2.2%).

Rerata nilai FEV1 dan FVC terbesarpada kelompok yag menggunakan APD

masker maupun kelompok yang tidak menggunakan masker beradapadasampel

yang berkendara sepeda motor selama 1 tahun. Rerata nilai rasio FEV1/FVC

terbesar untuk kelompok yang menggunakan masker adalah pada kelompok yang

berkendara selama 6 tahun dan 8 tahun dan untuk kelompok yang tidak

menggunakan masker berada pada kelompok yang berkendara selama 4 tahun.


60

Sementara reratanilai FEV1, FVC, danrasio FEV1/FVC terkecil pada kelompok

yang menggunakan APD masker maupun yang tidak menggunakan masker

beradapada sampel yang telah berkendara sepeda motor selama 9 tahun.

Pada kelompok sampel yang menggunakan APD masker, pengaruh lama

berkendara mulai terjadi penurunan FVC pada tahun ke 2 berkendara, FEV1 yang

menurun (masih dalam batas normal) dan rasio FEV1/FVC cenderung meningkat.

Sedangkan pada kelompok yang tidak menggunakan masker mulai terjadi

penurunan FVC sejak tahun pertama berkendara, FEV1 yang menurun , dan rasio

FEV1/FVC yang cenderung meningkat.

5.1.4 Gambaran mulai berkendara sampel terhadap derajat kelainan faal paru

berdasarkan penggunaan masker

Tabel 5.4 Gambaran Mulai Berkendara Sampel Terhadap Derajat Kelainan Faal Paru
Berdasarkan Penggunaan Masker
Menggunakan APD masker Tidak menggunakan masker
Mulai Derajat kelainan faal paru Derajat kelainan faal paru
berkendara Restriktif Restriktif Restriktif Restriktif Restriktif Restriktif
(tahun) Normal ringan sedang berat Normal ringan sedang berat
1 th 6 0 0 0 0 8 0 0
2 th 2 3 0 0 0 3 0 0
3 th 0 2 0 0 0 2 0 0
4 th 0 7 0 0 0 7 0 0
5 th 0 11 0 0 0 5 6 0
6 th 0 6 0 0 0 2 4 0
7 th 0 5 0 0 0 0 5 0
8 th 0 2 0 0 0 0 1 1
9 th 0 1 0 0 0 0 0 1
Total 8 37 0 0 0 27 16 2
(Sumber: Data Primer, 2015)

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dari kedua kelompok sampel

yaitu antara yang menggunakan APD masker dan yang tidak menggunakan

masker, jumlah sampel terbanyak adalah mengalami kelainan faal paru restriktif

ringan, dimana pada kelompok yang menggunakan APD masker didominasi pada
61

kelompok yang bekendara selama 5 tahun sedangkan pada sampel yang tidak

menggunakan masker didominasi pada kelompok yang berkendara selama 1

tahun. Jumlah sampel paling kecil pada kelompok yang menggunakan APD

masker yaitu mempunyai faal paru yang normal terdapat pada kelompok yang

berkendara selama 1 tahun dan 2 tahun , sedangkan untuk kelompok yang tidak

menggunakan masker jumlah sampel paling kecil adalah mengalami kelainan faal

paru restriktif berat pada kelompok yang berkendara selama 8 tahun dan 9 tahun.

5.1.5 Gambaran lama berkendara perhari sampel terhadap nilai faal paru

berdasarkan pemakaian masker

Tabel 5.5 Gambaran Lama Berkendara Perhari Sampel Terhadap Nilai Faal Paru
Berdasarkan Penggunaan Masker
Menggunakan APD masker Tidak menggunakan masker
Lama Rasio Rasio
Berkendara FEV1 FVC FEV1/FVC Jumlah FEV1 FVC FEV1/FVC Jumlah
(Jam) (%) (%) (%) (orang) (%) (%) (%) (orang)
1-2 80.38 71.45 112.92 41 (91.1%) 70.25 63.44 115.73 42 (93.3%)
2-3 76.00 70.67 114.80 4 (8.8%) 68.67 59.00 116.00 3 (6.6%)
(Sumber: Data Primer, 2015)

Jumlah sampel terbanyak pada kelompok yang menggunakan APD masker

maupun kelompok yang tidak menggunakan masker adalah pada kelompok yang

lama berkendara dalam sehari selama 1-2 jam yaitu masing-masing sebanyak 41

orang (91.1%) dan 42 orang (93.3%). Sedangkan jumlah sampel paling sedikit

pada kelompok yang menggunakan APD masker maupun yang tidak

menggunakan masker adalah pada kelompok yang lama berkendara perhari

selama 2-3 jam yaitu masing-masing sebanyak 4 orang (8.8%) dan 3 orang

(6.6%).

Rerata nilai FEV1 dan FVC terbesar pada kelompok yag menggunakan APD

masker maupun kelompok yang tidak menggunakan masker berada pada sampel

yang berkendara sepeda motor selama 1-2 jam. Rerata nilai rasio FEV1/FVC
62

terbesar untuk kelompok yang menggunakan APD masker dan yang tidak

menggunakan masker adalah pada kelompok yang berkendara selama 2-3 jam

dalam sehari. Sementara rerata nilai FEV1, FVC, dan rasio FEV1/FVC terkecil

pada kelompok yang menggunakan APD masker maupun yang tidak

menggunakan masker berada pada sampel yang berkendara sepeda motor selama

1-2 jam perhari.

Pada kelompok sampel yang menggunakan APD masker, pengaruh lama

berkendara perhari mulai terjadi penurunan FVC pada jam ke 1-2 berkendara,

FEV1 yang menurun (masih dalam batas normal) dan rasio FEV1/FVC cenderung

meningkat. Sedangkan pada kelompok yang tidak menggunakan masker mulai

terjadi penurunan FVC pada jam 1-2 berkendara , FEV1 yang menurun , dan rasio

FEV1/FVC yang cenderung meningkat.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai faal paru untuk FEV1

dan FVC pada seluruh kelompok lama berkendara dalam sehari terutama pada

kelompok sampel yang menggunakan APD masker cenderung lebih tinggi

daripada FEV1 dan FVC pada kelompok sampel yang tidak menggunakan

masker.

5.1.6 Gambaran lama berkendara sehari sampel terhadap nilai faal paru

berdasarkan pemakaian masker

Tabel 5.6 Gambaran Lama Berkendara Perhari Sampel Terhadap Derajat Kelainan Faal
Paru Berdasarkan Penggunaan Masker
Lama Menggunakan APD masker Tidak menggunakan masker
Berkendara Derajat kelainan faal paru Derajat kelainan faal paru
Perhari Restriktif Restriktif Restriktif Restriktif Restriktif Restriktif
(Jam) Normal ringan sedang berat Normal ringan sedang berat
1-2 7 34 0 0 0 26 14 2
2-3 1 3 0 0 0 1 2 0
Total 8 37 0 0 0 27 16 2
(Sumber: Data Primer, 2015)
63

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa dari kedua kelompok sampel

yaitu antara yang menggunakan APD masker dan yang tidak menggunakan

masker, jumlah sampel terbanyak adalah mengalami kelainan faal paru restriktif

ringan, dimana pada kelompok yang menggunakan APD masker maupun

kelompok yang tidak menggunakan masker didominasi pada kelompok yang

bekendara selama 1-2 jam perhari. Jumlah sampel paling kecil pada kelompok

yang menggunakan APD masker yaitu mempunyai faal paru yang normal

didominasi pada kelompok yang berkendara selama 1-2 jam perhari, sedangkan

untuk kelompok yang tidak menggunakan masker jumlah sampel paling kecil

adalah mengalami kelainan faal paru restriktif berat pada kelompok yang

berkendara selama 1-2 jam perhari.

5.1.7 Gambaran tinggi badan sampel terhadap nilai faal paru berdasarkan

pemakaian masker

Tabel 5.7 Gambaran Tinggi Badan Sampel Terhadap Nilai Faal Paru Berdasarkan
Penggunaan Masker
Menggunakan APD masker Tidak menggunakan masker
Rasio Rasio
Tinggi FEV1 FVC FEV1/FVC Jumlah FEV1 FVC FEV1/FVC Jumlah
Badan (m2) (%) (%) (%) (orang) (%) (%) (%) (orang)
1.50-1.55 77.64 69.73 114.80 11 (24.4%) 73.34 66.10 112.92 12 (26.6%)
1.56-1.60 83.88 76.76 115.73 25 (55.5%) 74.75 66.63 116.00 22(46.6%)
1.61-1.65 86.00 84.33 114.54 8 (20.0%) 79.44 73.78 113.83 10 (22.2%)
1.66-1.70 94.00 88.00 111.67 1 (2.2%) 80.00 76.00 111.20 1(2.2%)
(Sumber: Data Primer, 2015)

Jumlah sampel terbanyak pada kelompok yang menggunakan APD masker

maupun kelompok yang tidak menggunakan masker adalah pada kelompok yang

memiliki tinggi badan 1.56-1.60 m2 yaitu masing-masing sebanyak 25 orang

(55.5%) dan 21 orang (46.6%). Sedangkan jumlah sampel paling sedikit pada

kelompok yang menggunakan APD masker maupun yang tidak menggunakan


64

masker adalah pada kelompok yang memiliki tinggi badan 1.66-1.70 m2 yaitu

masing-masing sebanyak 1 orang (2.2%).

Rerata nilai FEV1 dan FVC terbesar pada kelompok yang menggunakan APD

masker maupun kelompok yang tidak menggunakan masker berada pada sampel

yang memiliki tinggi badan 1,66-1,70 m2. Rerata nilai rasio FEV1/FVC terbesar

untuk kelompok yang menggunakan APD masker dan yang tidak menggunakan

masker adalah pada kelompok yang memiliki tinggi badan 1.56-1.60%. Sementara

rerata nilai FEV1 dan FVC terkecil pada kelompok yang menggunakan APD

masker maupun yang tidak menggunakan masker berada pada sampel yang

memiliki tinggi badan 1.50-1.55 m2. Rerata nilai rasio FEV1/FVC terkecil pada

kelompok sampel yang memiliki tinggi badan 1.66-1.70 m2.

Pada kelompok sampel yang menggunakan APD masker maupun yang tidak

menggunakan masker, pengaruh tinggi badan terjadi peningkatan nilai faal paru

FEV1 dan FVC, semakin tinggi subjek maka semakin meningkat nilai faal paru.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai faal paru untuk FEV1 dan

FVC pada seluruh kelompok tinggi badan terutama pada kelompok sampel yang

menggunakan APD masker cenderung lebih tinggi daripada FEV1 dan FVC pada

kelompok sampel yang tidak menggunakan masker.


65

5.1.8 Gambaran tinggi badan sampel terhadap derajat kelainan faal paru

berdasarkan pemakaian masker

Tabel 5.8 Gambaran Tinggu Badan Sampel Terhadap Derajat Kelainan Faal Paru
Berdasarkan Penggunaan Masker
Menggunakan APD masker Tidak menggunakan masker
Derajat kelainan faal paru Derajat kelainan faal paru
Tinggi Badan Restriktif Restriktif Restriktif Restriktif Restriktif Restriktif
(m2) Normal ringan sedang berat Normal ringan sedang berat
1.50-1.55 0 11 0 0 0 9 3 0
1.56-1.60 7 18 0 0 0 9 12 1
1.61-1.65 0 8 0 0 0 8 1 1
1.66-1.70 1 0 0 0 0 1 0 0
Total 8 37 0 0 0 27 16 2
(Sumber: Data Primer, 2015)

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa dari kedua kelompok sampel

yaitu antara yang menggunakan APD masker dan yang tidak menggunakan

masker, jumlah sampel terbanyak adalah mengalami kelainan faal paru restriktif

ringan, dan didominasi pada kelompok yang memiliki tinggi badan 1.56-1.60 m2.

Jumlah sampel paling kecil pada kelompok yang menggunakan APD masker

adalah mengalami faal paru normal yang didominasi pada kelompok yang

memiliki tinggi badan 1.56-1.60 m2, sedangkan untuk kelompok yang tidak

menggunakan masker jumlah sampel paling kecil adalah mengalami kelainan faal

paru restriktif berat pada kelompok yang memiliki tinggi badan 1.56-1.60 m2 dan

1.60-1.65m2.

Kelompok yang menggunakan APD masker ada yang faal parunya normal,

sedangkan kelompok yang tidak menggunakan masker tidak ada yang memiliki

faal paru normal.

5.2 Analisis Data

5.2.1 Uji normalitas data


66

Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal

maka dapat digunakan pengujian dengan uji Kolmogorov-Smirnov Goodness of

Fit Test terhadap variabel.

Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas Data


Keterangan p-value Keputusan
FEV1 0.304 Data berdistribusi normal
FVC 0.461 Data berdistribusi normal
FEV1/FVC 0.261 Data berdistribusi normal
(Sumber: Hasil analisis normalitas data di lampiran, 2016)

Berdasarkan pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov, terlihat bahwa data variabel yang akan diuji yaitu nilai FEV1, FVC dan

FEV1/FVC dari hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.304,

0.461 dan 0.261 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel FEV1,

FVC dan FEV1/FVC tersebut mempunyai distribusi yang normal. Dengan

demikian dapat dilakukan pengujian dengan uji regresi linier sederhana.

5.2.2 Pengujian korelasi

Sebelum dilakukan analisis regresi, maka perlu dilakukan uji korelasi dengan

menggunakan korelasi Product Momen Pearson untuk mengetahui adanya

hubungan antara pemakaian maskerdengan FEV1, FVC dan FEV1/FVC.

Tabel 5.6 Tabel Uji Korelasi Product Momen Pearson


Hubungan variabel Koef. Korelasi nilai p
Pemakaian maskerdengan FEV1 0.481 0.000
Pemakaian maskerdengan FVC 0.439 0.000
Pemakaian maskerdengan FEV1/FVC - 0.178 0.047
(Sumber : Hasil analisis data dilampiran, 2016)

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

secara positif antara pemakaian masker(RX=0.481 dan p=0.000) dengan FEV1.

Artinya apabila subjek menggunakan masker selama berkendara, maka hal ini
67

akan diikuti oleh FEV1 yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak

menggunakan masker.

Hubungan antara pemakaian masker dengan FVC menunjukkan nilai koefisien

korelasi sebesar 0.439 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05), sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara positif antara

pemakaian masker dengan FVC, dimana apabila subjek menggunakan masker

selama berkendara, maka hal ini akan diikuti oleh FVC yang lebih tinggi daripada

mereka yang tidak menggunakan masker.

Adapun hubungan antara pemakaian masker dengan rasio FEV1/FVC

menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar - 0.178 dengan nilai signifikansi

sebesar 0.047(p<0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan secara negatif antara pemakaian masker dengan rasio FEV1/FVC,

dimana apabila subjek menggunakan masker selama berkendara, maka hal ini

akan diikuti oleh rasio FEV1/FVC yang lebih rendah daripada mereka yang tidak

menggunakan masker.

5.2.3 Pengujian Regresi Sederhana

Berdasarkan hasil pengujian, maka hasil regresi dapat disusun dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 5.7 Pengaruh Pemakaian Masker Terhadap FEV1


Koefisien
Variabel Beta Sig. Keterangan
regresi (b)
Konstanta 72.40 0.000 Signifikan
FEV1 7.689 0.481 0.000 Signifikan
R (Multiple R) = 0,481
R Square = 0,232
= 0,05
(Sumber : Hasil analisis data dilampiran, 2016)

Berdasarkan hasil penelitian, dengan mengambil taraf nyata (signifikansi)


68

sebesar 5% (0.05), untuk konstanta diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0.000

(p<0.05), maka dapat disimpulkan bahwa konstanta berpengaruh signifikan

terhadap model regresi. Untuk variabel FEV1 menunjukkan nilai signifikansi

sebesar 0.000 (p<0.05), sehingga tolak Ho dan dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara pemakaian maskerterhadap FEV1.

R Square yaitu sebesar 0.232, yang menyatakan besarnya pengaruh dari

penggunaan APD masker terhadap FEV1. Artinya sebesar 23.2% keragaman dari

FEV1 dipengaruhi oleh faktor penggunaan APD masker

Persamaan regresi:Y= 72.4+7.689 X

Selanjutnya dari model regresi yang diperoleh tersebut, dapat diimplikasikan

sebagai berikut:

1. bo = 72.4

Nilai konstanta (b0) ini menunjukkan bahwa jika tidak ada pengaruh dari

pemakaian masker(X= 0), maka FEV1 bernilai 72.4%.

2. b1 = 7.689

Nilai koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa apabila subjek menggunakan

masker selama berkendara, maka hal ini akan dapat meningkatkan FEV1 (karena

koefisien X bernilai positif). Artinya, apabila subjek menggunakan masker selama

berkendara, makahalitudapat mempengaruhi peningkatan FEV1 sebesar 7.689 %.

Hal ini juga dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik linieritas sebagai berikut.
69

Gambar 5.3 Grafik Pengaruh Pemakaian Masker Terhadap FEV1

Berdasarkangrafiklinieritas di atasmenunjukkanadanyahubungan linier

antarapemakaian masker dengan FEV1, dimanagarismenunjuk kea rah

kananatas.Artinya, apabila subjek menggunakan masker selama berkendara, maka

hal ini akan diikuti oleh FEV1 yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak

menggunakan masker.

Tabel 5.8 Pengaruh Pemakaian Masker Terhadap FVC


Koefisien regresi
Variabel Beta Sig. Keterangan
(b)
Konstanta 64.556 0.000 Signifikan
FVC 8.311 0.439 0.000 Signifikan
R (Multiple R) = 0,439
R Square = 0,193
= 0,05
(Sumber : Hasil analisis data dilampiran, 2016)

Berdasarkan hasil penelitian, dengan mengambil taraf nyata (signifikansi)

sebesar 5% (0.05), untuk konstanta diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0.000

(p<0.05), maka dapat disimpulkan bahwa konstanta berpengaruh signifikan

terhadap model regresi. Untuk variabel FVC menunjukkan nilai signifikansi

sebesar 0.000 (p<0.05), sehingga tolak Ho dan dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara pemakaian maskerterhadap FVC.


70

R Square yaitu sebesar 0.193, yang menyatakan besarnya pengaruh dari

penggunaan APD masker terhadap FEV1. Artinya sebesar 19.3% keragaman dari

FVC dipengaruhi oleh faktor penggunaan APD masker.

Persamaan regresi:Y= 64.556+8.311 X

Selanjutnya dari model regresi yang diperoleh tersebut yaitu, dapat

diimplikasikan sebagai berikut:

1. bo = 64.556

Nilai konstanta (b0) ini menunjukkan bahwa jika tidak ada pengaruh dari

pemakaian masker(X= 0), maka FVC bernilai 64.556 %.

2. b1 = 8.311

Nilai koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa apabila subjek menggunakan

masker selama berkendara, maka hal ini akan dapat meningkatkan FVC (karena

koefisien X bernilai positif). Artinya, apabila subjek menggunakan masker selama

berkendara, makahalitudapat mempengaruhi peningkatan FVC sebesar 8.311 %.

Hal inijugadapatditunjukkandalambentukgrafiklinieritassbb.

Gambar 5.4 Grafik Pengaruh Pemakaian Masker Terhadap FVC

Berdasarkan grafik 5.4 menunjukkan adanya hubungan linier antara pemakaian

masker dengan FVC, dimana garis menunjuk ke arah kanan atas.Artinya, apabila
71

subjek menggunakan masker selama berkendara, maka hal ini akan diikuti oleh

FVC yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak menggunakan masker.

Tabel 5.9 Pengaruh Pemakaian Masker Terhadap Rasio FEV1/FVC


Koefisien regresi
Variabel Beta Sig. Keterangan
(b)
Konstanta 112.931 0.000 Signifikan
rasio FEV1/FVC - 2.583 - 0.178 0.093 TidakSignifikan
R (Multiple R) = 0,178
R Square = 0,032
= 0,05
(Sumber : Hasil analisis data dilampiran, 2016)

Berdasarkan hasil penelitian, dengan mengambil taraf nyata (signifikansi)

sebesar 5% (0.05), untuk konstanta diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0.000

(p<0.05), maka dapat disimpulkan bahwa konstanta berpengaruh signifikan

terhadap model regresi. Untuk variabel rasio FEV1/FVC menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0.093 (p>0.05), sehingga terima Ho dan dapat disimpulkan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan masker terhadap

rasio FEV1/FVC.

R Square yaitu sebesar 0.032, yang menyatakan besarnya pengaruh dari

penggunaan APD masker terhadap FEV1. Artinya sebesar 3.2% keragaman dari

FEV1 dipengaruhi oleh faktor penggunaan APD masker

Persamaan regresi:Y= 112.931 - 2.583 X

1. bo = 112.931

Nilai konstanta (b0) ini menunjukkan bahwa jika tidak ada pengaruh dari

pemakaian masker(X= 0), maka rasio FEV1/FVC akan bernilai 112.931%

2. b1 = 2.583

Nilai koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa apabila subjek menggunakan

masker selama berkendara, maka hal ini akan dapat menurunkan rasio FEV1/FVC

(karena koefisien X bernilai negatif). Artinya, apabila subjek menggunakan


72

masker selama berkendara, maka hal itudapat mempengaruhi penurunan rasio

FEV1/FVC sebesar 2.583%

Hal ini juga dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik linieritas sebagai berikut.

Gambar 5.5 Grafik Pengaruh Pemakaian Masker Terhadap FEV1/FVC

Berdasarkan grafik linieritas di atas menunjukkan adanya hubungan linier yang

tidak terlalu jelas antara penggunaan masker dengan rasio FEV1/FVC, dimana

garis menunjuk ke arah kanan bawah.Artinya, apabila subjek menggunakan

masker selama berkendara, maka hal ini akan diikuti oleh rasio FEV1/FVC yang

lebih rendah daripada mereka yang tidak menggunakan masker.

Anda mungkin juga menyukai