Anda di halaman 1dari 2

Pentingnya Naskah Akademik dalam Pembuatan Rancangan Peraturan

Daerah

Sering Dikesampingkannya Peran Naskah Akademik Sebagai Dasar Pembuatan


Peraturan Daerah

Naskah Akademik merupakan bahan baku yang dibutuhkan


dalam pembentukan peraturan perundang-undangan, termasuk
Peraturan Daerah. Dengan dukungan naskah akademik yang
memadai diharapkan dapat dibentuk peraturan perundang-undangan
yang baik, dalam arti aplikatif dan futuristik. Hal tersebut
diterangkan Hasbullah Fudail Kepala Bidang Hukum Kementerian
Hukum dan HAM selaku narasumber dalam acara sosialisasi
Evaluasi Program Legislasi Daerah 2011 dan Inventarisasi Program
Legislasi Daerah 2012 Pemerintah Kota Bandung, yang
dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 September 2011 di Hotel
Royal Corner Bandung.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Pasal 56 ayat (2), Undang


Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (sebagai undang-undang pengganti Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2004) menetapkan Rancangan
Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disertai dengan penjelasan atau keterangan dan/atau Naskah
Akademik. Pencantuman klausul ... dan/atau... berdampak pada
tidak adanya ketegasan pembuatan Naskah Akademik dalam proses
pembuatan rancangan peraturan daerah (raperda). Hal ini sangat
disayangkan karena Naskah Akademik seharusnya dipandang
sebagai hal yang krusial bukan sebagai hal yang parsial dari suatu
pembuatan raperda, karena dalam pembuatan Naskah Akademik
tersebut akan termuat dengan cermat landasan filosofis, sosiologis
dan yuridis sebagai dasar yang baik untuk suatu raperda.

Hambatan muncul apabila dalam suatu pemerintah daerah


tidak mempunyai cukup biaya untuk pembuatan Naskah Akademik
oleh pihak yang berkompeten dalam suatu bidang yang terkait
raperda yang akan dibuat. Dalam diskusi dinyatakan bahwa Naskah
Akademik sebagai suatu hasil rumusan ilmiah tidak mewajibkan
pembuatnya berasal dari kalangan perguruan tinggi, tetapi juga bisa
dihasilkan dengan cara mengadakan seminar yang mengundang
narasumber, pakar/ahli yang berkompeten dalam pembuatan suatu
raperda yang terkait. Lebih lanjut Hasbullah Fudail berpendapat
bahwa pembuatan Naskah Akademik dengan cara pengadaan
seminar dapat meminimalisasi biaya yang dikeluarkan, serta
memberi jalan keluar bagi pemerintah-pemerintah daerah yang
tidak memiliki akademisi-akademisi yang berkompeten dalam
suatu bidang tertentu di daerahnya. Beberapa hal tersebut yang
sering membuat Naskah Akademik dikesampingkan dalam
pembuatan raperda.

Sosialisasi yang dilakukan sehari ini diadakan untuk


memberikan penjelasan kepada organisasi perangkat daerah yang
akan membuat raperda, agar proses pembuatan raperda menjadi
perda tersebut dapat disusun secara terpadu, terencana dan
tersistematis. Tentu hal ini dapat tercapai apabila terbina
komunikasi di antara para stakeholder (unsur masyarakat sebagai
pemangku kepentingan), pembentuk UU (DPRD dan Pemerintah),
dan Perancang Peraturan Perundang-undangan. (NF)

Copyright 2011 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia


Republik

Anda mungkin juga menyukai