Anda di halaman 1dari 6

MENTARI INDAH SAPUTRI

101411231030 UAS GIZI IPTEK MUTAKHIR


CASE STUDY: ISU MASALAH GIZI GANDA
Stunting pada balita merupakan menyebabkan kesakitan dan kematian terutama di negara
berkembang. Walaupun prevalensi stunting mulai menurun, namun penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui faktor yang berkontribusi terhadap stunting serta pencegahan terjadinya stunting
perlu terus dilakukan. Stunting merupakan manifestasi dari malnutrisi kronis.
SOAL :
Berikan analisis anda tentang multifaktorial etiology terjadinya stunting, periode
intervensi (timing of intervention) yang sesuai untuk mencegah stunting serta peran zat
gizi dalam mencegah stunting atau mengembalikan (reversing) efek dari stunting???

JAWABAN :
Masalah stunting pada balita merupakan gambaran masalah gizi kronis yang dipengaruhi
dari kondisi ibu/calon ibu, masa janin, dan masa bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita
pada masa balita .Seperti masalah gizi lainnya, tidak hanya terkait masalah kesehatan, namun
juga dipengaruhi berbagai kondisi lain yang secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan
balita. Dampak buruk pada balita mengalami masalah gizi dalam jangka pendek yaitu
terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan dan gangguan
metabolisme dalam tubuh. Sedangkan jangka panjang yaitu menurunnya kemampuan kognitif
dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, dan
stroke pada usia tua, serta rendahnya produktivitas kerja.

Gambar Kerangka Konseptual Stunting (World Bank, Nutrition Failure in Ecuador, 2007)
MENTARI INDAH SAPUTRI

101411231030 UAS GIZI IPTEK MUTAKHIR

Gambar Kerangka Konseptual Stunting (Fenske, 2013)

Banyak multifaktorial etiologi yang menyebabkan anak stunting. Penyebab anak stunting
bisa dilihat menurut world bank (2007) dan fenske (2013). Dari kedua sumber tersebut
menjelaskan penyebab stunting yang paling utama karrna asupan energi dan gizi yang kurang
pada anak namun hal ini juga didukung oleh faktor lainnya. Terdapat 3 faktor penyebab dasar
yaitu kekurangan asupan energi dan gizi, restriksi pertumbuhan intrauterine dan kurang
penyerapan energi dan gizi. Kekurangan terus menerus pada anak memberikan dampak pada
anak yaitu kekurangan gizi. Kekurangan gizi bisa dikarenakan kuantitas makanan kurang,
kualitas makanan yang buruk, pemberian ASI tidak lakukan secara eksklusif, praktik hygene,
pemberian makan tambahan dan sanitasi air yang buruk. Penyerapan energi dan gizi kurang ini
bisa terjadi pada ibu dan anak dikarenakan gangguan metabolisme tubuh. Ganguan metabolisme
tubuh terjadi bisa dikarenakan riwayat penyakit infeksi atau penyakit kronik. Jika energi dan gizi
tidak terserap dengan baik, maka akan memberikan dampak pada Pertumbuhan janin terhambat
juga akan beresiko anak stunting. Dari penyebab tersebut terdapat faktor pendukung lainnya
yaitu karakteristik sasaran. Umur, status kesehatan, status gizi, kesehatan fisik pada anak; status
ekonomi, pendidikan orang tua, jumlah keluarga, peran pengambilan keputusan pada rumah
tangga dan produksi pangan, distribusi pangan, pertumbuhan penduduk pada masyarakat yang
dapat berisiko menyebabkan anak stunting. Worldbank menjelaskan faktor penyebab tidak
terjadi karena anak dan ibu melainkan juga masyarakat. Faktor penyebab yang terjadi pada anak
MENTARI INDAH SAPUTRI

101411231030 UAS GIZI IPTEK MUTAKHIR


yaitu status kesehatan buruk, BBLR, kekurangan asupan makanan. Hal tersebut juga didukung
oleh faktor-faktor yang ada di level rumah tangga seperti besar kelurga, pendapatan keluarga,
kualitas dan kuantitas makanan, praktik pemberian ASI ekslusif, praktik Hygiene, pelayanan
kesehatan dan fasilitas air dan sanitasinya yang kurang. Pada level rumah tangga juga
dipengaruhi oleh faktor- faktor pada level masyarakat seperti pelayanan dan fasilitas
(pendidikan, pekerjaan,kesehatan,air bersih, dsb) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dari kerangka konseptual tersebut dapat dilihat intervensi yang paling menentukan untuk dapat
mengurangi prevalensi dan menanggulagi kejadian stunting perlu dilakukan pada ibu dan anak
yaitu 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). 1000 HPK merupakan hari pertama dimulai sejak
janin di dalam kandungan hingga seorang anak berusia dua tahun, merupakan periode kritis,
terpenting, dan perlu mendapatkan perhatian terbesar terhadap pola asuh dan asih terhadap anak.
Intervensi ini sedang dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2012 oleh pemerintah yang disebut
dengan "Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan". Gerakan 1000 HPK dilakukan dengan 2
intervensi yaitu spesifik dan sensitif yang ditunjukan untuk sasaran ibu/calon ibu, ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan balita. Intervensi gizi spesifik dilakukan melalui upaya-upaya dalam
menanggulangi gangguan secara langsung seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT),
monitoring tumbuh kembang balita di posyandu dan imunisasi. Selain itu, intervensi Gizi
sensitive dilakukan melalui upaya tidak langsung seperti penyediaan air bersih dan
penanggulangan kemiskinan. Intervensi ini dilakukan sebagai upaya perbaikan gizi untuk
memperbaiki kehidupan anak-anak Indonesia di masa mendatang. Namun, intervensi pada
wanita usia subur sangat penting terutama pada remaja karena banyak remaja yang
menikah/ingin menikah dengan status gizinya kurang dan pengetahuan tentang gizi dan
kesehatan juga masih kurang. Hal tersebut disaat remaja tersebut hamil maka akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin trehambat dan meningkatkan resiko
melahirkan bayi BBLR dan resiko anak balita stunting.

Peran zat gizi dalam mencegah stunting atau mengembalikan (reversing) efek dari
stunting tergantung dari sasaran sebagai berikut;
WUS , Ibu, calon Ibu terdapat penelitian menjelaskan bahwa peran zat besi pada remaja putri
atau WUS yang dikombinasikan dengan zat gizi mikro antara lain vitamin A, vitamin C, vitamin
B12, asam folat, seng dan tembaga dapat memperbaiki status gizi besi (kadar hemoglobin,
hematokrit dan serum ferritin darah) dan menurunkan prevalensi serta mencegah terjadi anemia.
Salah satu penyebab tidak langsung anak stunting yaitu anemia pada ibu hamil.

Ibu hamil terdapat penelitian menjelaskan bahwa peran zat gizi vitamin A,B, C dan mineral
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan janin diantaranya yaitu;
1. Vitamin A : berperan penting dalam membantu pertumbuhan tulang dan gigi, melindungi
tubuh dari kanker, dan mencegah kematian pada bayi . Selain itu, peran vitamin A antara
MENTARI INDAH SAPUTRI

101411231030 UAS GIZI IPTEK MUTAKHIR


lain juga untuk pembentukan mata, rambut, kulit, organ dalam, fungsi rahim, dan
membantu dalam pertumbuhan jaringan sel dan jaringan tulang. Walaupun vitamin A
sangat dibutuhkan oleh ibu yang sedang hamil, tetapi mengonsumsi vitamin A secara
berlebih juga tidak dianjurkan sebab dapat mengakibakan teratogen
2. Vitamin B1 : untuk metabolisme energi dan membantu pertumbuhan janin serta kerja
sistem saraf, jantung, dan otot
3. Vitamin B2 : sebagai konstituen dalam sejumlah enzim yang terdapat dalam proses
reduksi dan oksidasi yang terjadi pada jaringan tubuh
4. Vitamin B3 : untuk aktifitas metabolisme, terutama metabolisme glukosa, lemak, dan
alkohol. Selain itu niasin juga berfungsi memperlancar peredaran darah, memperlancar
sistem pernapasan, mengurangi sakit kepala, menjaga kesehatan kulit, dan kerja sistem
saraf.
5. Vitamin B12 : berfungsi dalam pembentukan sel darah merah, keberfungsian sel sumsum
tulang sistem pernapasan dan saluran cerna.
6. Vitamin C : sebagai antioksidan, ikut membantu enzim dalam menjalankan fungsinya
didalam metabolisme tubuh, membantu dalam membentuk kolagen, metabolisme protein,
mempercepat penyembuhan luka, membantu penyerapan zat besi, meningkatkan
ketahanan tubuh terhadap bahaya infeksi, dan mencegah kanker.
7. Asam Folat : metabolisme makanan menjadi energi, pematangan sel darah merah,
sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan pembentukan heme
8. Kalsium : pada fetus digunakan untuk pembentukan tulang dan untuk pertumbuhan janin
dan membantu kekuatan pada kaki dan punggung.
9. Fosfor : untuk membantu pertumbuhan tulang dan gigi.
10. Besi : sebagai pertumbuhan tulang janin bersama dengan kalsium dan protein. Besi juga
berfungsi untuk mengebangkan jaringan tisu, terutama otak dan jenis kelamin. Besi
adalah komponen pembentuk hemoglobin darah yang berfungsi mengangkut oksigen.
Besi juga dibutuhkan untuk kekebalan janin terhadap berbagai penyakit infeksi,
membantu pertumbuhan dan perkembangan otak janin dan daya tahan ibu
11. Magnesium dan Iodium : membantu pertumbuhan, dan perkembangan otak
Selain itu, ada penelitian yang dilakukan oleh Stewart et al (2009), menjelaskan bahwa
suplementasi asam folat, Fe dan Zn pada ibu hamil muda akan mempengaruhi Body Massa
Indeks (BMI) anak atau keadaan stunting pada anak.
Bayi Peran gizi yang berperan dalam pertumbuhan balita yaitu
1. Protein : sebagai zat pembangun yaitu untuk pertumbuhan dan pembentukan protein
dalam serum, hemoglobin, enzim, hormone, serta antibody, mengganti sel-sel rusak,
memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh dan sumber energy.
2. Mineral dan Vitamin : Kalsium, fosfor, besi dan vitamin untuk pembentukan tulang dan
gigi sertamencegah bayi dari gangguan gizi ataupun penyakit infeksi
Anak Balita Peran gizi yang berperan dalam pertumbuhan balita yaitu
MENTARI INDAH SAPUTRI

101411231030 UAS GIZI IPTEK MUTAKHIR


1. Zinc : bila terjadi defisiensi zinc dapat menghambat pembelahan sel, pertumbuhan dan
perbaikan jaringan serta berakibat fatal terutama pada pembentukan struktur otak, fungsi
otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi
2. Besi : Apabila tubuh mengalami kekurangan besi, dapat menyebabkan anemi kurang
besi. Anemia defisiensi besi adalah keadaan penurunan konsentrasi hemoglobin dalam
darah sampai kadar di bawah 11 g/dl. Anemia akan memberi pengaruh terhadap
metabolisme energi dan fungsi kekebalan yang akan berpengaruh pada fungsi kognitif
dan perkembangan motorik.
3. Protein : sebagai zat pembangun yaitu untuk pertumbuhan dan pembentukan protein
dalam serum, hemoglobin, enzim, hormone, serta antibody, mengganti sel-sel rusak,
memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh dan sumber energy.
4. Yodium : berhubungan dengan hormone triiodotironin dan tetraiodotironin dan hprmon
ini mengatuur pertumbuhan dan perkembangan

Referensi :
Ayumi, Irma. 2014. Perbedaan Tingkat Asupan Energi, Protein Dan Zat Gizi Mikro (Besi,
Vitamin A, Seng) Antara Anak Sd Stunting Dan Non Stunting Di Kecamatan Kartasura
Kabupaten Sukoharjo. http://eprints.ums.ac.id/30971/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
diakses pada tanggal 20 september 2017
Bappenas. 2013. Buletin 1000 HPK https://www.bappenas.go.id/files/3213/8848/0645/Buletin-
1IND_1000HPK_2013-10-03.pdf diakses pada tanggal 20 september 2017
MENTARI INDAH SAPUTRI

101411231030 UAS GIZI IPTEK MUTAKHIR


Dinkes. 2016. Gizi Kurang Penyebab Stunting
http://dinkes.sumselprov.go.id/download/unggah/stunting_anak-2016-01-04.pdf diakses
pada tanggal 20 september 2017
Fenske, 2013. Conceptual framework of stunting.
https://www.researchgate.net/profile/Barry_Bogin/publication/277659799/figure/fig2/AS:2
89427659214864@1446016339535/Figure-1-Conceptual-framework-of-stunting-source-
Fenske-2013.png diakses pada tanggal 20 september 2017
Indriani. 2011. Pengaruh Pemberian Zat Gizi Mikro terhadap Status Besi dan Kebugaran Fisik
Pekerja Wanita Usia Subur.
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/52920/5/BAB%20III%20Kerangka
%20Pemikiran.pdf diakses pada tanggal 20 september 2017
Kemenkes RI. 2016. Situasi Balita Pendek.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/situasi-balita-pendek-
2016.pdf diakses pada tanggal 20 september 2017
Nasution, Ernawati. Efek Suplementasi Zinc Dan Besi Pada Pertumbuhan Anak
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-ernawati.pdf diakses pada tanggal 20
septemeber 2017
Okky, Farrah. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di
Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember.
TNP2K. 2017. Ringkasan 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil
(Stunting) . Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
http://www.tnp2k.go.id/images/uploads/downloads/Buku%20Ringkasan%20Stunting.pdf
diakses pada tanggal 20 September 2017
Worldbank. 2007. UNICEF FRAMEWORK.
http://siteresources.worldbank.org/INTLACREGTOPNUT/Resources/UNICEF_Framewor
k.pdf diakses pada tanggal 20 september 2017

Anda mungkin juga menyukai