A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Demam thypoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejalad
emam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau
tanpagangguan kesadaran (Rampengan, 2007).
Demam thypoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi
salmonellatyphi (Ovedoff, 2002:514).
2. ETIOLOGI
Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. Ada
dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien
dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus
mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun, ini akan
dapat menginfeksi orang lain.
a. Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak
bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu:
1) Antigen O(somatic, terdiri dari zat komplek liopolisakarida)
2) Antigen H(flagella)
3) Antigen K(selaput) dan protein membrane hialin.
b. Salmonella parathypi A
c. Salmonella parathypi B
d. Salmonella parathypi C
3. Patofisiologi
Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh
endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa
endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia
berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus
halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis
dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat)
dan melalui Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella
thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana
lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang
tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan
yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut.
Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh
asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal. Di usus ini kuman
menularkan endtoksin sehingga bakteriema primer sebagian akan difagosit dan sebagian
tidak di fagosit. Bakteri yang difagosit akan mati sedangkan yang tidak difagosit
berkembang biak dan meradang pada jaringan sekitar. Kuman yang masuk ke aliran darah
kapiler prosecia pada kulit dan tidak hipertermi. Kuman selanjutnya masuk usus halus dan
terjadi peradangan menyebabkan mual muntah atau anoreksia intake tidak adekuat
sehingga terjadi kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh selain itu menyebabkan
hiperperistaltik pada usus sehingga klien dengan typoid sering terjadi diare tindakan
bedrest untuk mencegah kondisi klien menjadi buruk. Kuman masuk ke hepar dan
kandung empedu menyebabkan endotoksin meningkat dan kuman merusak hepar
sehingga terjadi SGOT / SGPT meningkat. Kuman yang mencapai hipotalamus akan
menekan system syaraf termoregulator menyebabkan hipertermi sehingga klien cepat
lelah menjadi intoleransi aktifitas. Selain itu kuman pada organ intestinal menyebabkan
perdarahan usus, peritonitis sedangkan di ekstraintestinal menyebabkan pneumoni serta
meningitis.
Phatway
4. MANIFESTASI KLINIK
Demam typoid yang tidak diobati sering kali merupakan penyakit berat yang
berlangsung lama dan terjadi selama 4 minggu atau lebih:
a. Minggu pertama: demam yang semakin meningkat, nyeri kepala, malaise, konstipasi,
batuk non produktif, brakikardi relative.
b. Minggu kedua: demam terus menerus, apatis, diare, distensi abdomen, rose spot
(dalam 30%) splenomegali (pada 75%).
c. Minggu ketiga: demam terus menerus, delirium, mengantuk, distensi abdomen massif,
diare pea soup.
d. Minggu keempat: perbaikan bertahap pada semua gejala.
Setelah pemulihan, relaps dapat terjadi pada 10% kasus (jarang terjadi setelah
terapi fluorokuinolon). Kasus dapat berlangsung ringan atau tidak tampak. Kasus
paratyphoid serupa dengan typhoid namun biasanya lebih ringan. Masa tunas 7-14 (rata-
rata 3 30)hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal (gejala awal tumbuhnya
penyakit/gejala yang tidak khas):
a. Pemeriksaan leukosit
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat
kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
c. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila biakan
darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam typhoid. Hal ini
dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa faktor :
1) Teknik pemeriksaan Laboratorium
d. Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi
(aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum
klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen
yang digunakan pada uji widal 3adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan
dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan
adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi
oleh salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :
1) Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman).
2) Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel
kuman).
3) Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai
kuman)
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya
untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.
6. KOMPLIKASI
b. Miokarditis.
f. Keadaan karier kronik(kultur urin / tinja positif setelah 3 bulan) terjadi pada 3%
kasus(lebih sedikit setelah terapi fluorokuinolon).
1) Perdarahan usus
2) Perforasi usus
3) Ileus paralitik
b. Komplikasi ekstra intestinal.
7. PENATALAKSANAAN
a. Perawatan.
1) Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam hilang atau 14 hari untuk mencegah
komplikasi perdarahan usus.
2) Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada
komplikasi perdarahan.
b. Diet.
1) Diet yang sesuai cukup kalori dan tinggi protein.
2) Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
3) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
4) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.
5) Obat-obatan.
6) Klorampenikol.
7) Triampenikol
8) Kotrimoxazol
9) Amoxilin dan ampicillin
B. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa, agama, status
perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan diagnosa medik.
b. Keluhan utama
Keluhan utama demam thypoid adalah panas atau demam yang tidak turun-turun, nyeri
perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta penurunan kesadaran.
3. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kreteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1 Peningkatan Stelah dilakukan 1. Berikan penjelasan 1. Agar klien dan keluarga
suhu tubuh tindakan keperawatan kepada klien dan mengetahui sebab dari
atau selama 1x24 jam keluarga tentang peningkatan suhu dan
hipertermi diharapkan suhu tubuh peningkatan suhu membantu mengurangi
berhubungan normal/terkontrol. tubuh . kecemasan yang timbul.
dengan infeksi Dengan kreteria hasil : 2. Anjurkan klien 2. Untuk menjaga agar
salmonella Pasien melaporkan menggunakan pakaian klien merasa nyaman,
thypi peningkatan suhu tubuh tipis dan menyerap pakaian tipis akan
Mencari pertolongan keringat. membantu mengurangi
untuk pencegahan 3. Batasi pengunjung penguapan tubuh.
peningkatan suhu tubuh. 4. Observasi TTV tiap 4 3. Agar klien merasa
Turgor kulit membaik jam sekali tenang dan udara di
5. Anjurkan pasien untuk dalam ruangan tidak
banyak minum, 2,5 terasa panas.
liter / 24 jam. 4. Tanda-tanda vital
6. Memberikan kompres
merupakan acuan untuk
air biasa.
mengetahui keadaan
umum pasien.
7. Kolaborasi dengan 5. Peningkatan suhu tubuh
dokter dalam mengakibatkan
pemberian tx penguapan tubuh
antibiotik dan meningkat sehingga
antipiretik perlu diimbangi dengan
asupan cairan yang
banyak.
6. Untuk membantu
menurunkan suhu tubuh.
7. Antibiotik untuk
mengurangi infeksi dan
antipiretik untuk
menurangi panas.
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan bidan) Edisi 1.
Jakarta: Salemba Medika
Herdman t. Heather. 2010. Diagnosis keperawatan. Jakarta : egc
Wong, dona l. 2008. Buku ajar keperawatan pediatrik. Jakarta : egc