PERSPEKTIF
Asuhan Kefarmasian
Pharmaceutical Care
DISKRIPSI SINGKAT
Secara keseluruhan mata kuliah Asuhan Kefarmasian berisi
materi tentang praktek Apoteker dengan paradigma baru,
definisi dan ruang lingkup, kompetensi Apoteker praktek,
Langkah-langkah menerapkan asuhan kefarmasian, kunci
kebutuhan pasien akan terapi obat, kategori problema
terapi obat dan penyebabnya, metode-metode pengatasan
problema terapi obat secara sistematik, peraturan tentang
asuhan kefarmasian baik di Indonesia maupun di negara
lain, kasus-kasus klinis dengan cara pengatasannya secara
sistematik, kendala-kendala praktek, dan pemasaran asuhan
kefarmasian.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa memahami
dan mampu membedakan praktek kefarmasian dengan
paradigma lama dengan paradigma baru, menjelaskan
kompetensi Apoteker praktek, melakukan langkah-langkah
praktek asuhan kefarmasian, menggunakan kategori
problema terapi obat untuk diaplikasikan dalam praktek,
menjelaskan peraturan yang berhubungan dengan praktek
asuhan kefarmasian, mengaplikasikan penggunaan obat
yang rasional, menjelaskan kendala dan pemasaran asuhan
kefarmasian.
Mengapa
Pharmaceutical
Care ?
PERKEMBANGAN DUNIA FARMASI . . . . . .
Clinical Pharma-
Tradisional Transisional Pharmacy ceutical Care
(1960) (1975)
Tradisional Transisional
CPOTB
EKSTRAKSI
mekanisme yang
tersistem dan bersifat
masinal serta masal
PENGUJIAN MUTU
PERKEMBANGAN PROFESI FARMASI . . . .
Tradisional Transisional
Clinical
Pharmacy
CPOB
(1960) BANGUNAN
compounding),
compounding ), menjadi
mekanisme yang
tersistem dan bersifat
masinal serta masal
PENGUJIAN MUTU
OBAT TRADISIONAL
Explosion of drug
products & information
Multiple prescribers &
Polypharmacy OBAT MODERN
Increased complexity
of drug therapy
Significant level of
Drug related morbidity
and mortality
associated with drug
use
High human &
financial cost of drug
misadventuring
mereka dapat bekerja dengan baik
tanpa perlu kehadiran apoteker
Akibat peningkatan penggunaan obat siap pakai
pakai::
Apoteker kehilangan peran tradisionalnya
Mayoritas apoteker tidak lagi betah di apotik
Pasien tidak pernah bertemu apoteker
Kemampuan apoteker menjadi substandar
Timmerman, K., 2003.
Masyarakat mulai bertanya
bertanya::
Apa manfaat profesi Apoteker ?
Diskusi tentang dokter dispensing:
Nilai tambah apa yang diberikan
oleh Apoteker pada pelayanan
resep di Apotik ?
Bahkan Apotekerpun bertanya
bertanya::
Apakah saya sebagai Apoteker
masih dibutuhkan ?
Timmerman, K., 2003.
PERKEMBANGAN DUNIA FARMASI . . . . . .
Clinical Pharma-
Tradisional Transisional Pharmacy ceutical Care
(1960) (1975)
Manfaat Pasti
Counceling
Kaidah Profesi
Komunikasi Farmasi Klinis &Per-uu-an
Farmakokinetik Farmakodinami
PERKEMBANGAN DUNIA FARMASI . . . . . .
Clinical Pharma-
Tradisional Transisional Pharmacy ceutical Care
(1960) (1975)
Perencanaan
Pengendalian Pengadaan
ORIENTASI PRODUK
Dimensi:
Jenis
Jumlah
Harga
Penerimaan
Distribusi
Penyimpanan
Produk
menetapkan
hubungan kumpulkan
profesional info
ORIENTASI PASIEN
Dimensi :
Sesuai indikasi
hasil terapi optimal
review Aman evaluasi info
monitor Terpenuhi rencanakan aksi
modifikasi
pastikan Produk
terlaksana
(Rover, JP., et al., 2003)
PRODUK MENDUKUNG PELAYANAN
Traditional Pharmacy
vs
Pharmaceutical Care
TERPENUHI
Kebutuhan pasien
Masalah terapi 7. Tidak terpenuhi
problem terapi terkait obat,
bukan problem medis
problem medis adalah kondisi sakit
sakit,,
terkait dengan gangguan fisiologis yang
diindikasikan melalui bukti klinis dari
adanya cidera akibat suatu penyakit
penyakit..
problem terapi terkait obat adalah
masalah pasien yang diakibatkan oleh
obat ataupun oleh segala sesuatu yang
terkait dengan pemberian obat
Rover, JP., et al., 2003.
problem terapi terkait obat,
merupakan tindak lanjut dari problem medis
Pharmaceutical Care
PRACTICE
PHILOSPHY
PRACTICE
MANAGEMENT
SYSTEM
sebuah sistem
manajemen yang
menjadi dasar PATIENT CARE
kerangka kerja PROCESS
organisasi, untuk
mendukung praktek penetapan problem
profesional
profesional farmasi terapi,, menyusun
terapi
langkah--langkah
langkah langkah,, dan
Cipole, Strand, Morley, 1998 evaluasi hasil
KOMPONEN
PRAKTEK ASUHAN Melakukan aktivitas yang
KEFARMASIAN didasari atas kebutuhan
individu atau masyarakat
(filosofis praktek)
Dilakukan dengan baik dan benar
(proses)
Mempunyai sistem manajemen baku
(sistem majemen)
satu satuan nilai-nilai sebagai pedoman
KOMPONEN berperilaku sehubungan dengan berbagai
PRAKTEK ASUHAN tindakan yang harus diambil dalam
KEFARMASIAN praktek profesional
(filosofis praktek)
SOP
(proses)
sebuah sistem manajemen yang menjadi dasar
kerangka kerja organisasi, untuk mendukung
praktek profesi
(sistem majemen)
PRACTICE PHILOSPHY
FILOSOFI
PRACTICE
Attitude
Behaviour Pencapaian
Commitments tujuan terapi
Concern demi
Ethics Pemberian Terapi Obat terwujudnya
Function Peningkatan
Knowledge kesehatan
Responsibility dan Kualitas
Skill hidup
Opini . ......
nilai-nilai sangat mendasar
sebagai pedoman berperilaku dalam
praktek profesional Apoteker di Indonesia
KODE TANGGUNG
KOMITMEN SIKAP PERILAKU ETIK JAWAB
KODE TANGGUNG
KOMITMEN SIKAP PERILAKU ETIK JAWAB
KODE TANGGUNG
KOMITMEN SIKAP PERILAKU ETIK JAWAB
STANDAR PROFESI
Pedoman yang harus
dipergunakan sebagai petunjuk
dalam menjalankan profesi
secara baik
(UU No.23/1992)
PRACTICE PHILOSPHY . . . . . .
KODE TANGGUNG
KOMITMEN SIKAP PERILAKU ETIK JAWAB
Antara lain . . .
1. Hanya melakukan pekerjaan atas dasar
kemampuan/keahlian/kompetensi yang
dimiliki
........
9. Untuk dapat menjamin relevansi keilmuan
serta ketrampilan, seorang apoteker harus
mengikuti pendidikan berkelanjutan yang
diselenggarakan oleh organisasi profesi
(Situmorang, CH., 2000)
PRACTICE PHILOSPHY . . . . . .
KODE TANGGUNG
KOMITMEN SIKAP PERILAKU ETIK JAWAB
KODE TANGGUNG
KOMITMEN SIKAP PERILAKU ETIK JAWAB
Pasal 2
Setiap Apoteker harus berusaha
dengan sungguh-sungguh menghayati
dan mengamalkan Kode Etik Apoteker
Indonesia.
Keputusan Kongres Nasional XVII ISFI,
Nomor : 007/KONGRES XVII/ISFI/2005
tentang Kode Etik Apoteker Indonesia
PRACTICE PHILOSPHY . . . . . .
Kompetensi:
Kompetensi:
kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan
pengetahuan,,
keterampilan dan
dan//atau keahlian serta
sikap kerja yang
TALENTA relevan dengan ketentuan peraturan
perundang--undangan yang berlaku
perundang
(PP No.23/2004)
PRACTICE MANAGEMENT SYSTEM
sebuah sistem manajemen yang menjadi
dasar kerangka kerja organisasi, untuk
mendukung praktek profesi termasuk di
dalamnya:
melaksanakan misi organisasi pelayanan,
penyediaan finansial, sarana fisik dan
SDM,
sistem evaluasi,
mekanisme imbalan jasa
Cipole, Strand, Morley, 1998
Dokumen WHO/FIP:
GOOD PHARMACY PRACTICE
Cara Pelayanan Farmasi yang Baik
terdiri dari:
penetapan problem terapi,
menyusun langkah-
langkah-langkah,
dan evaluasi hasil
Cipole, Strand, Morley, 1998
PHARMACEUTICAL CARE PROCESS
DATA
ASSESSMENT
Pharmaceutical Care
PROCESS
DRP
KONSELING
DOKTER
pasien
5 langkah Pharmaceutical Care
menetapkan
hubungan kumpulkan
profesional info
Orientasi Pasien
Dimensi :
Sesuai indikasi
Efektif/hasil terapi optimal
review Aman evaluasi info
monitor Terpenuhi rencanakan aksi
modifikasi
pastikan Produk
terlaksana
(Rover, JP., et al., 2003)
PRODUK MENDUKUNG PELAYANAN
Medication error
Medication error
Kejadian yang merugikan pasien akibat
pemakaian obat selama dalam penanganan
tenaga kesehatan
kesehatan,, yang sebetulnya dapat
dicegah (Kepmenkes No.1027/2004)
100000
Equal to three jumbo jet crashes every 2 days
80000
60000
40000
20000
0
Medical Auto Workplace Air
Kejadian Medication Error
PRESCRIBING 39%
TRANSCRIPTION 12%
DISPENSING 11%
ADMINISTERING 38%
JAMA 1995 Jul 5,274(1):29-34
Kejadian Medication Error
PRESCRIBING 39%
TRANSCRIPTION 12%
DISPENSING 11%
ADMINISTERING 38%
JAMA 1995 Jul 5,274(1):29-34
?
?
?
?
?
?
Haldol
Zoloft
Kalxetin
CTM
Lactas Calcicus
KATEGORI ERROR
Feinberg, JL., ed. Med Pass Survey., ASCP 1993
Omission Error Terlambat/terlalu cepat memberikan
obat periode berikutnya
Wrong Dose Error Dosis lebih besar atau lebih kecil dari
yang diresepkan dokter
45
40
40
35
PERSENTASE
30
25
25
20
15 15
15
10
5
5
0
<2 JUTA 2-3 JUTA 3-5 JUTA 5-10 JUTA >10 JUTA