Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Nyeri perut merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan
pada bayi dan anak. Nyeri perut yang berlangsung akut lebih sering dihubungkan
dengan kelainan organik, sedangkan nyeri perut yang berlangsung kronis atau
berulang lebih merupakan suatu kelainan non-organik. Walaupun demikian tidak
jarang ditemukan keadaan yang sebaliknya; nyeri perut berulang sebagai
manifestasi klinis dari suatu kelainan organik, sedangkan nyeri perut akut
merupakan suatu episode awal dari rangkaian nyeri perut berulang yang
merupakan kelainan fungsional.1 Pendekatan diagnosis nyeri perut pada anak
masih merupakan suatu masalah karena kriteria diagnosis yang digunakan belum
seragam, terutama untuk nyeri perut non-organik.2

Bila bayi menangis secara berlebihan, ini bisa merupakan gejala bahwa ia
menderita berbagai penyakit atau keadaan tertentu. Beberapa penyebab yang
penting dan memerlukan tindakan segera di antaranya adalah radang telinga,
infeksi saluran kemih, nyeri akibat jatuh, volvulus, invaginasi, hernia
inkarserata, torsio testis, dan acute abdomen. Namun biasanya penyakit-penyakit
serius ini disertai dengan gejala dan manifestasi yang lain. Di samping itu,
beberapa gangguan saluran cerna juga sering menyebabkan bayi menangis
berkepanjangan. Bayi yang lapar tentu akan menangis terus sampai di beri
minum. Sebaliknya, pemberian makan dan minum yang berlebihan juga akan
membuat bayi menangis berkepanjangan karena perutnya terlampau teregang dan
menimbulkan nyeri perut. Demikian pula bila bayi terlalu banyak menelan udara,
akibat kesalahan teknik waktu menyusui atau memberikan susu botol. Bayi yang
mengalami sembelit juga sering menangis berlebihan. Bila tidak ditemukan
kelainan-kelainan organik seperti di atas yang membahayakan jiwa bayi, maka
menangis yang berlebihan pada bayi disebut kolik.

Kolik infantil atau kolik pada bayi biasanya terjadi pada bayi berusia 2
minggu sampai 4 bulan, disebut juga sindrom 4 bulan. Bayi menangis, bisa
beberapa menit, kemudian menangis lagi dan susah dibujuk. Kedua kaki dan

1
tangan terangkat ke atas perut dengan tangan mengepal dan wajah kemerahan.
Tangis terjadi sering di saat malam hari menjelang waktu tidur.

Kolik infantil adalah salah satu penyebab tersering kunjungan anak usia
kurang dari 4 bulan ke dokter, dengan keluhan menangis berkepanjangan tanpa
sebab yang jelas. Hal ini kadang - kadang membuat orang tua menjadi cemas,
penghentian ASI lebih dini, bahkan frustrasi sampai terjadi kekerasan pada anak.
Episode kolik pada anak terjadi biasanya pada waktu yang sama setiap hari, yaitu
menjelang sore atau malam. Kolik infantil dapat berkurang sampai menghilang
setelah anak berusia 3 4 bulan, namun sebagian kecil bisa terjadi usia 6 7
bulan. Penyebab kolik infantil hingga kini belum diketahui pasti dan penelitian-
penelitian mengenai penyebab kolik infantil masih berlangsung

Hipotesis psikososial yang diduga menjadi penyebab kolik infantil antara


lain kurangnya interaksi antara ibu dan anak, depresi, dan kecemasan ibu.
Penyebab gastrointestinal yang diduga menjadi penyebab yaitu peningkatan gas
intraabdomen, hiperperistaltis usus dan nyeri viseral. Tatalaksana yang ada saat
ini merekomendasikan terapi suportif yaitu mempererat interaksi ibu dan anak
sebagai terapi utama. Terapi lain seperti pemberian obat-obatan misalnya
antikolinergik, akupuntur, pijat bayi dan probiotik hingga kini masih menjadi
perdebatan. Pemberian informasi yang menyeluruh dari dokter mengenai kolik
pada anak sangat penting untuk mengurangi kecemasan dan stress pada orang tua.

DEFINISI

Kolik infantil pertama kali diperkenalkan oleh Wessel pada tahun 1954
yang dikenal dengan rule of three sebagai gejala klinis menangis yang tidak
dapat dihentikan yang berlangsung selama tiga jam atau lebih sehari, minimal tiga
hari seminggu, dan terjadi minimal selama tiga minggu dalam 1 bulan.3 Kolik
infantil didefinisikan rangsangan nyeri tiba-tiba. Tidak ada suatu bukti bahwa
menangis pada kolik infantil disebabkan nyeri pada abdomen atau bagian tubuh
lain. Meskipun demikian, biasanya orang tua mengasumsikan bahwa penyebab
menangis hebat pada anak adalah nyeri perut yang berasal dari gastrointestinal.4

2
Pada tahun 2006, kriteria Rome III mendefinisikan kolik infantil sebagai
episode iritabel, rewel, atau menangis yang dimulai dan berakhir tanpa alasan
yang jelas, berlangsung paling sedikit tiga jam sehari, tiga hari seminggu,
setidaknya dalam satu minggu.4 Prevalens kolik infantil bervariasi antara 5%
sampai 20%, dengan angka kejadian yang kurang lebih sama pada bayi yang
mendapat ASI maupun susu formula dan pada laki-laki maupun perempuan.
Gejala umumnya timbul sejak bayi berusia 2 minggu sampai usia 3-4 bulan.5
Penyebab pasti tidak diketahui, banyak hipotesis yang diajukan, termasuk fungsi
saluran cerna, intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi (cows milk protein
allergy, CMPA), refluks gastroesofagus (RGE), gangguan keseimbangan
mikroflora saluran cerna, dan lainnya.6

Kriteria diagnosis gangguan fungsional gastrointestinal pada anak-anak


menurut kriteria Rome III :4,7

G. Functional disorders : neonates and toddlers


G1. Infant regurgitation
G2. Infant rumination syndrome
G3. Cyclic vomiting syndrome
G4. Infant colic
G5. Functional diarrhea
G6. Infant dyschezia
G7. Functional constipation
H. Functional disorders : children and adolescents
H1. Vomiting and aerophagia
H1a. Adolescent rumination syndrome
H1b. Cyclic vomiting syndrome
H1c. Aerophagia
H2. Abdominal pain-related FGIDs
H2a. Functional dyspepsia
H2b. Irritable bowel syndrome
H2c. Abdominal migraine

3
H2d. Chidhood functional abdominal pain
H2d1. Childhood functional abdominal pain syndrome
H3. Constipation and incontinence
H3a. Functional constipation
H3b. Non retentive fecal incontinence

ETIOLOGI

Kendati kajian ilmiah telah banyak dilakukan oleh para ahli, tidak ada satu
faktorpun yang diyakini sebagai penyebab pasti kolik infantil. Kolik infantil
seringkali diasumsikan sebagai reaksi sensitif berlebihan karena bayi belum dapat
meregulasi sistem sarafnya secara optimal. Dengan pertambahan usia, fungsi
organ bayi makin optimal, dan gejala tersebut makin terkontrol dan membaik.8

Terdapat beberapa hipotesis penyebab kolik pada bayi, antara lain:

1. Intoleransi laktosa atau alergi protein susu sapi


2. Refluks gastroesofagus
3. Spasme otot saluran cerna
4. Adanya gas dalam saluran cerna
5. Pengaruh hormon saluran cerna (motilin, vasoactive intestinal peptide)
6. Mekanisme sistem saraf
7. Hipersensitivitas terhadap stimulasi lingkungan (suara, cahaya,dan
sebagainya).

Penelitian membuktikan pada sebagian bayi, kolik disebabkan alergi


protein susu sapi. Periksalah apakah ada riwayat alergi pada keluarga dekat,
seperti ayah, ibu, paman, bibi, nenek dan kakek. Gejala lain yang memperkuat
dugaan alergi ialah terdapatnya ruam pada kulit bayi, terutama pada kulit pipi.
Kulit pipi bayi tampak seperti bersisik. Bila ada dugaan alergi, pada bayi yang
mendapat ASI, ibu dianjurkan untuk tidak mengonsumsi susu sapi dan olahannya,
seperti yoghurt, mentega, keju dan penganan lain yang mengandung susu. Kalau
memang penyebabnya alergi susu sapi, tangis bayi akan jauh berkurang.9

4
Penyebab lain adalah intoleransi laktosa. Laktosa adalah unsur karbohidrat
yang terdapat di dalam ASI dan susu formula biasa. Dalam usus bayi, laktosa
akan dicerna oleh enzim laktase yang terdapat pada usus bayi, menjadi glukosa
dan galaktosa, yang diserap usus ke dalam sirkulasi darah untuk keperluan
metabolisme tubuh. Pada sebagian bayi, karena perkembangannya belum
sempurna, bisa terdapat gejala intoleransi laktosa. Bisa karena kadar enzim laktase
dalam ususnya belum optimal atau karena asupan laktosa (susu) pada bayi
berlebihan.9

Gejala intoleransi laktosa pada bayi kolik biasanya disertai gejala sering
buang air besar dengan tinja yang encer berbau asam, kulit di sekitar anus
kemerahan, perut agak kembung dengan terdengar bunyi kerocok dari dalam
perutnya. Fenomena ini sebetulnya masih normal atau fisiologis. Dengan
bertambahnya umur bayi, gejala tersebut berangsur menghilang. Pada bayi yang
minum ASI, perhatikan cara minumnya. Bayi biasanya menetek selama kira- kira
15 menit. Pada 5 menit pertama, kandungan laktosa dalam ASI tinggi, pada lima
menit kedua kandungan gizinya seimbang, dan pada akhir 5 menit ketiga
kandungan lemaknya tinggi yang menyebabkan bayi merasa kenyang dan
menghentikan isapannya. Apabila didapatkan pola menyusu bayi yang sebentar-
sebentar, misalnya lima menit selesai, asupan laktosa dan ASI jadi tinggi dan
menyebabkan intoleransi laktosa. Pada kondisi demikian, perbaiki cara menetek
bayi.9 Selain itu, saat menyusui bayi, pastikan mulut bayi melekat pas pada puting
susu ibu. Bila tidak pas, selain bayi akan menelan udara berlebihan, ASI yang
dikonsumsi bayi juga akan kurang, yang mengakibatkan bayi mudah merasa lapar.

Penyebab lain dari kolik adalah gastroesofageal refluks (GER). Pada bayi
sering kali katup antara esofagus dan lambung belum sempurna fungsinya. Pada
saat lambung terisi susu, katupnya tetap terbuka sehingga mudah terjadi aliran
balik dari lambung ke esofagus. Apalagi waktu pengosongan lambungnya masih
lamban. Bila aliran balik tersebut cukup banyak, bisa keluar melalui mulut yang
lebih dikenal dengan gumoh. Paparan asam lambung pada mukosa esofagus akan
menimbulkan iritasi dan menimbulkan rasa sakit. Pada kondisi ini,bayi dianjurkan

5
sendawa yang memadai setelah minum. Jangan langsung ditidurkan setelah
minum. Bayi dianjurkan tidur dalam posisi kepala agak tinggi, sekitar 30-45
derajat. Pada bayi yang minum formula, bila gumoh tetap sering dapat diberikan
formula yang dipekatkan. Caranya dengan membuat larutan kanji. Untuk setiap
100 ml air ditambahkan 1 sendok teh tepung beras yang didihkan dan larutannya
dapat digunakan untuk melarutkan formula. Karena formula yang dihasilkan lebih
pekat, lubang dot agak dilebarkan agar bayi mudah menghisapnya. Tentu saja
larutan kanji harus diganti tiap 24 jam untuk menghindari kontaminasi bakteri.10

Beberapa peneliti menyebutkan pula kolik ada hubungannya dengan


hubungan yang kurang harmonis antara ibu dan bayinya, misalnya ibu mudah
marah. Demikian pula halnya dengan faktor lingkungan, diperlukan adaptasi dari
lingkungan dalam rahim dan lingkungan setelah dilahirkan. Oleh karena itu, ada
anjuran dengan memberikan rangsangan suara, pendengaran, raba, dan fisik dapat
menenangkan bayi. Dengan menggendong bayi sambil digoyang-goyang dan
dinyanyikan akan mengurangi kolik.10

Pada bayi yang minum susu formula (susu botol), perlu diperhatikan
apakah teknik pemberian susu botol sudah betul. Pastikan pengenceran susu sudah
dilakukan sesuai dengan petunjuk pabrik. Jika susu terlalu encer akan
menimbulkan rasa lapar. Sedangkan jika susu terlalu pekat akan menimbulkan
diare dan kembung. Pastikan pula bahwa bayi cukup mengkonsumsi susu, sesuai
dengan yang dibutuhkannya. Sebagai patokan, bayi harus minum sedikitnya 150
ml perkilogram berat badan per 24 jam. Perlu pula diperhatikan apakah dot yang
dipakai cocok untuk mulut bayi Anda dan lubang dotnya cukup lebar untuk
mengalirkan susu. Sempitnya lubang dot membuat bayi kelihatan rakus
menghisap tetapi justru udara yang banyak tertelan.

DIAGNOSIS

Gejala klinis utama berupa tangisan keras, berlebihan, dan terus-menerus.


Selama keluhan berlangsung, bayi terlihat kesakitan, iritabel, rewel, menarik
kedua tungkainya, muka menjadi merah, dan bising usus meningkat/ borborygmi.

6
Gejala tersebut umumnya terjadi pada sore hari hingga tengah malam dan
seringkali membuat orangtua sedih, kesal, dan tidak jarang pula frustrasi karena
gejala sangat sulit dihentikan.11 Durasi episode menangis dan rewel tersebut
umumnya mencapai puncaknya, yaitu hingga 3 jam, pada 6 minggu pertama,
kemudian menurun menjadi 1-2 jam pada 3 bulan selanjutnya. Beberapa kasus
dilaporkan berlangsung sampai 6 jam. Apabila setelah periode tersebut bayi
terlihat tenang kembali, maka keadaan ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan,
termasuk melengkapi pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan kelainan
organik (red flags). Pada setiap bayi yang dicurigai mengalami kolik infantil perlu
dipertimbangkan kemungkinan CMPA, RGE, atau intoleransi laktosa sebagai
penyebabnya. Oleh karena itu, pemeriksaan kearah keadaan tersebut perlu
dilakukan bila tedapat kecurigaan saat anamnesis dan pemeriksaan fisis.

Kriteria diagnosis untuk infant colic4 :


Harus memenuhi semua kriteria dibawah ini dari sejak lahir sampai umur 4 bulan:
Anak tiba-tiba menjadi iritable, rewel, dan menangis yang muncul dan
berhenti tanpa sebab yang jelas.
Berlangsung selama 3 jam atau lebih per hari dan muncul minimal 3 hari
dalam satu minggu
Tidak ada gagal tumbuh

TATA LAKSANA

Rewel pada kolik infantil dapat disebabkan oleh banyak hal, sehingga
kadang-kadang sangat sulit menetapkan satu cara untuk mengatasinya. Tidak ada
kriteria baku yang dapat dipakai sebagai acuan untuk memberikan terapi.
Pendekatan tata laksana kolik adalah sebagai berikut:12

1. Sebelum dinyatakan bayi mengalami kolik infantil, sebaiknya diyakinkan


terlebih dahulu bahwa tidak ada red flag (kelainan organik) sebagai
penyebab menangis atau rewel. Red flag yang dimaksud antara lain infeksi
(telinga, saluran kemih), refluks gastroesofagus berlebihan, Sandifers
position, riwayat atopi dalam keluarga, gejala klinis atopi pada saluran

7
napas dan kulit (wheezing, dermatitis), perdarahan saluran cerna, gagal
tumbuh, distensi perut dengan meteorismus dengan atau tanpa diaper rash,
inflamasi pada sistem saraf dan otak, masalah pada mata (goresan,
peninggian tekanan), fraktur tulang, dan hernia.
2. Bila tidak ditemukan red flag, dinilai dan dipastikan teknik pemberian
makan sudah benar. Orangtua diyakinkan bahwa kolik akan berkurang
atau menghilang seiring dengan bertambahnya umur.
3. Bila didapatkan red flag, dipertimbangkan kemungkinan adanya faktor
organik sebagai penyebab kolik, antara lain RGE, CMPA, aktivitas laktase
yang rendah, atau penyakit saluran cerna lainnya. Sebaiknya pasien
dipantau oleh dokter spesialis anak. Kecemasan orangtua, ibu yang
depresi, atau kontak ibu dan bayi yang kurang baik harus diatasi.
4. Kecurigaan terhadap CMPA dapat dibuktikan dengan pemberian formula
hidrolisat ekstensif pada bayi yang sudah mendapat susu formula.
Sedangkan pada bayi yang mendapat ASI eksklusif, ibu diminta untuk
meneruskan pemberian ASI dan menghindari makanan yang mengandung
protein susu sapi. Eliminasi harus dilaksanakan selama sedikitnya dua
minggu. Apabila intervensi menghasilkan perbaikan atau hilangnya gejala
klinis, maka terapi tersebut dipertahankan. Bila tidak terlihat perbaikan
klinis, sebaiknya pasien dirujuk ke doker spesialis anak atau konsultan
gastroenterologi. Sejauh ini, hanya beberapa bukti ilmiah yang
memperlihatkan keuntungan dengan pemberian formula hidrolisat
ekstensif dan lebih sedikit lagi dengan pemberian hidrolisat parsial.13
5. Peran intoleransi laktosa masih dalam kajian luas karena masih
terdapatnya perbedaan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Beberapa
uji klinis acak terkontrol memperlihatkan efikasi yang bervariasi dari
penggunaan formula hidrolisat parsial terhadap penurunan kejadian
menangis. Demikian pula, kajian terhadap pemberian susu formula soya
tidak memperlihatkan efikasi klinis yang nyata, meskipun formula tersebut
tidak mengandung laktosa.14

8
6. Mengenai perubahan mikroflora saluran cerna terhadap kejadian kolik
pada bayi juga telah banyak dilakukan kajian klinis oleh para ahli.
Pemberian galur mikroflora tertentu pada bayi yang mendapat ASI
eksklusif maupun susu formula memperihatkan perbaikan gejala kolik.
Walau beberapa kajian memperlihatkan hasil yang menjanjikan, namun
besar efek dan kualitas bukti ilmiah yang diperlihatkan belum cukup kuat
untuk satu rekomendasi.15
7. Tidak ada satupun obat yang dianjurkan untuk mengatasi kolik infantil.
Beberapa obat pernah dikaji efikasinya, antara lain dicyclomine,
dicycloverine, atau cimetropium, namun obat-obat tersebut
memperlihatkan efek samping yang cukup serius, yaitu letargi (ada yang
melaporkan somnolen).16 Simetikon juga pernah dikaji sebagai terapi kolik
infantil, namun tidak didapatkan perbedaan efek dengan plasebo.17

Hal yang dapat dilakukan jika bayi mengalami kolik


Orang tua diharapkan bersikap tenang dan jangan panik, agar tetap dapat
berpikir rasional. Sikap tenang juga dibutuhkan untuk menangani bayi
yang sedang menangis histeris.
Jika bayi berada ditempat tidur, segera pindahkan ke ayunan. Atau bisa
juga menggendongnya sambil mengayun-ayunkan tubuhnya. Cara
tradisional dengan menaruhnya dalam ayunan, atau mengajak bayi
berjalan-jalan dalam kereta dorongnya sering merupakan cara yang efektif.
Bisa juga Anda mengajaknya bermobil mengitari blok rumah. Cara
terakhir ini sebenarnya merupakan kombinasi dari 2 cara pertama, yaitu
mengayun dan berjalan-jalan. Suara kipas angin, musik, atau vacuum
cleaner sering pula efektif untuk menenangkan bayi. Tampaknya bunyi-
bunyian tersebut mirip bunyi-bunyian dalam kandungan ibu. Beberapa ahli
menganjurkan pula pemijatan ringan di daerah kolik pada bayi.
Alihkan perhatian bayi yang sedang kolik dengan benda-benda
disekitarnya yang dapat menarik perhatiannya. Misalnya dengan

9
menggunakan mainan kesukaannya atau benda-benda yang beraneka
warna.
Jika tangisan bayi mulai mereda dan bayi kelihatan lebih tenang, segera
periksa perutnya. Jika kembung, Anda dapat mengoleskan minyak telon
diperutnya sambil mengelus-elus tubuh bayi agar merasa nyaman dalam
belaian.
Setelah itu ibu/ pengasuh dapat menidurkannya. Gendonglah bayi dengan
posisi kepala diatas pundak pengasuh sambil dielus-elus bagian
punggungnya.
Berikan ASI untuk memenuhi kebutuhan isap bayi.
Ibu yang mempunyai bayi kolik bisa frustasi. Oleh karena itu, perlu
dukungan suami dan kerabat lainnya. Bayi yang mengalami kolik juga mengalami
trauma. Rasa sakit yang dialami saat kehidupan awal dapat berdampak pada
kehidupan lebih lanjut. Penelitian menunjukkan bayi dengan riwayat kolik waktu
bayi mempunyai banyak keluhan psikologis di masa dewasa. Demikian pula,
riwayat kolik pada bayi, merupakan faktor resiko untuk mendapatkan keluhan
saluran cerna yang bersifat fungsional (tanpa gangguan organik) di masa anak dan
dewasa. Oleh karena itu, yang paling penting adalah ikatan kasih saying antara ibu
dan anak. Menyusukan bayi secara eksklusif sampai 6 bulan merupakan metode
terbaik pengasuhan bayi, termasuk mencegah kolik.10

Sebagai kesimpulan, kolik pada bayi tidak berbahaya, tetapi dapat


membuat ibu frustasi. Kolik akan mereda dengan sendirinya pada usia sekitar 4
bulan. Tidak ada obat apa pun yang dapat meredakan kolik. Susu formula
hipoalergenik atau formula bebas laktosa dapat dicoba pada bayi yang minum
susu formula. Hubungan ibu dan bayi yang harmonis merupakan kunci utama
dalam pencegahan dan pengobatan kolik pada bayi.10

10

Anda mungkin juga menyukai