Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

pemberdayaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip

koperasi dan kaidah usaha ekonomi, untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada

khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya. Jadi, koperasi merupakan

gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.

Dalam kehidupan perekonomian Indonesia, disadari bahwa gerakan badan

usaha koperasi mempunyai peranan yang semakin besar. Sejalan dengan itu,

kebutuhan akan adanya suatu standar akuntansi koperasi yang baik semakin

diperlukan guna menunjang pertumbuhan badan usaha koperasi.

Sebagaimana sifat yang dimiliki oleh akuntansi, netral terhadap bentuk badan

usaha, maka informasi yang tercakup dalam laporan keuangan mempunyai objek yang

sama mengenai laporan keuangannya. Walaupun beberapa karasteristik tertentu

merupakan faktor penting dalam penyusunan laporan keuangan koperasi dan berbeda

dengan badan usaha lainnya.

Laporan keuangan koperasi meliputi : Neraca, Laporan Hasil Usaha, Laporan

Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

PSAK No, 27 tahun 2007 mengatur akuntansi untuk koperasi atas transaksi

yang timbul dari hubungan koperasi bagi anggotanya, yaitu meliputi transaksi setoran

anggota koperasi dan transaksi usaha koperasi dengan anggotanya, dan transaksi yang

spesifik pada badan usaha koperasi, diantaranya cadangan, modal penyertaan, modal
sumbangan, beban-beban perkoperasian, serta penyajian dan pengungkapannya dalam

laporan keuangan.

Secara umum ada kesamaan penyajian laporan keuangan antara badan usaha

koperasi dengan badan usaha lainnya, seperti pada neraca dan laporan laba rugi.

Menurut PSAK No. 27 Tahun 2007 untuk aktiva lancar di dalam neraca penyajiannya

juga berdasarkan atas urutan likuiditasnya, yaitu mulai dari aktiva yang cepat

dicairkan sampai ke aktiva yang lambat untuk dicairkan menjadi kas menurut

waktunya. Pada aktiva tetap penyajiannya dimulai dari kadar kekalnya suatu aktiva,

dimana diawali dengan aktiva yang tahan lama kegunaannya atau wujudnya.

Bentuk penyajian pada aktiva lancar seperti piutang, dibagi menjadi dua yaitu

piutang kepada anggota dan piutang non anggota. Hal ini mempermudah perhitungan

hasil usaha yang menghasilkan sisa hasil usaha pada anggota dan non anggota.

Karena dengan dipisahkannya piutang menjadi piutang anggota dan non anggota akan

mempermudah pengidentifikasian pendapatan koperasi yang berasal dari penjualan

kredit kepada anggota dan non anggota.

Sedangkan pada bagian kewajiban dan ekuitas, kewajiban disajikan menjadi

kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Simpanan anggota yang tidak

berkarasteristik sebagai ekuitas diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka

panjang sesuai dengan tanggal jatuh temponya dan dicatat sebesar nilai nominalnya.

Modal merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara

aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai

jual perusahaan tersebut. Jika ditinjau dari segi kekayaan koperasi, maka modal

koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang

memiliki karasteristik yang sama dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, modal

penyertaan, modal sumbangan, cadangan dan sisa hasil usaha yang belum dibagi.
Untuk penyajian laporan perhitungan hasil usaha, perhitungan hasil usaha

harus dapat menunjukan usaha yang berasal dari anggota dan non anggota.

Pendapatan yang timbul dari transaksi dengan anggota diakui sebagai pendapatan

bruto dan pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan non anggota diakui

sebagai pendapatan ( penjualan ) dan dilaporkan terpisah dari partisipasi dalam

laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara pendapatan dan

beban pokok transaksi dengan non anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor

dengan non anggota.

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang

meliputi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas

dari aktivitas pendanaan.

Penyajian laporan promosi ekonomi anggota merupakan selisih antara harga

jual menurut harga pasar dengan harga jual menurut koperasi atau selisih

penghematan beban peminjaman dengan koperasi dan kelebihan balas jasa simpanan

anggota atau keuntungan lainnya disesuaikan dengan kegiatan operasi. Total semua

manfaat dijumlahkan dengan pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan.

Setelah memahami tentang PSAK No. 27 Tahun 2007 maka berikut ini akan

penulis uraikan beberapa permasalahan yang terdapat dalam laporan keuangan

Koperasi Unit Desa Marga Bhakti.

1. Pada penjelasan pos neraca tahun 2008, piutang disajikan dengan merinci

piutang kedalam kelompok piutang Unit Simpan Pinjam, piutang pupuk,

piutang racun dan saprodi, piutang alat rumah tangga dan piutang PLN. Total

seluruh piutang yang ada di Koperasi Unit Desa Marga Bhakti yaitu sebesar

Rp. 1.231.389.892,00 setelah dikurangi kerugian piutang tak tertagih sebesar

Rp. 1.293.992,67. Dari hasil wawancara dan daftar lampiran laporan


pertanggungjawaban pengurus diketahui bahwa pada piutang unit simpan

pinjam terdapat piutang pinjaman yang berasal dari anggota dan piutang

pinjaman yang berasal dari non anggota, adapun total dari piutang unit simpan

pinjam adalah sebesar Rp. 1.089.563.900,00, dari total piutang unit simpan

pinjam ini terdapat piutang yang berasal dari anggota sebesar Rp.

855.409.837,33, dan piutang unit simpan pinjam yang berasal dari non

anggota sebesar Rp. 233.717.490,00. Dalam hal penyajiannya, diketahui

bahwa koperasi tidak memisahkan piutang pinjaman yang berasal dari anggota

dan piutang pinjaman yang berasal dari non anggota. Berdasarkan PSAK No.

27 Tahun 2007 penyajian piutang pinjaman dineraca harus dipisahkan antara

piutang pinjaman yang berasal dari anggota dan piutang pinjaman yang

berasal dari non anggota. Akibat dari kesalahan ini, maka tidak diketahui

berapa besarnya piutang pinjaman yang berasal dari anggota dan berapa besar

piutang pinjaman yang berasal dari non anggota.

2. Pada bagian piutang usaha, Koperasi Unit Desa Marga Bhakti menyajikan

piutang di neraca dengan merinci piutang usaha kedalam kelompok piutang

pupuk, piutang racun dan saprodi, piutang alat rumah tangga, dan piutang

PLN. Adapun total piutang usaha dari penjualan barang dagang adalah sebesar

Rp. 141.825.992,00. Menurut PSAK, penyajian piutang yang timbul dari

transaksi penjualan barang dan jasa, di neraca hanya dibuat satu perkiraan

yaitu piutang usaha, hal ini untuk mempermudah pengguna laporan keuangan

untuk mengetahui total keseluruhan piutang usaha koperasi, dan perincian

piutang usaha dapat dijelaskan di catatan atas laporan keuangan.

3. Sama halnya untuk perkiraan persedian, Koperasi Unit Desa Marga Bhakti

menyajikan persediaan di neraca tahun 2008 dengan merinci persediaan


kedalam kelompok persediaan racun dan saprodi, persediaan pupuk, dan

persediaan alat rumah tangga. Adapun total persediaan barang dagang adalah

sebesar Rp. 152.905.000,00. Menurut penulis, untuk memudahkan

penyajiannnya di neraca, sebaiknya koperasi hanya membuat satu perkiraan

yaitu persediaan barang dagang, dan setiap perinciannya dapat dijelaskan di

catatan atas laporan keuangan.

4. Selanjutnya di neraca tahun 2008, koperasi membuat perkiraan yaitu

akumulasi penyusutan piutang unit simpan pinjam (USP) sebesar Rp.

436.572,67, akumulasi penyusutan piutang racun dan saprodi sebesar Rp.

857.420,00, akumulasi penyusutan persediaan racun dan saprodi sebesar Rp.

1.757.000,00, dan akumulasi penyusutan pupuk sebesar Rp. 692.000,00.

adapun jurnal yang dibuat oleh koperasi untuk masing-masing perkiraan diatas

adalah sebagai berikut :

a. Jurnal piutang USP yang tidak dapat ditagih

Kerugian piutang USP Rp. 436.572,67

Cadangan kerugian piutang USP Rp. 436.572,67

b. Jurnal piutang racun dan saprodi yang tidak dapat ditagih

Kerugian piutang racun dan saprodi Rp. 857.420,00

Cadangan kerugian piutang racun dan saprodi Rp. 857.420,00

c. Jurnal persediaan racun dan saprodi yang hilang

Penyusutan racun dan saprodi Rp. 1.757.000,00

Akumulasi penyusutan racun dan saprodi Rp. 1.757.000,00

d. Jurnal persediaan pupuk yang hilang

Penyusutan pupuk Rp. 692.000,00

Akumulasi penyusutan pupuk Rp. 692.000,00


Pada saat penyusunan neraca tahun 2008, pada bagian aktiva lancar masih

terdapat kesalahan dalam pencatatan nama perkiraan, dalam hal ini, koperasi

mengganti nama perkiraan untuk cadangan kerugian piutang USP dan

cadangan kerugian piutang racun dan saprodi pada aktiva lancar menjadi

akumulasi penyusutan. Kesalahan ini dapat mengakibatkan informasi laporan

keuangan menjadi tidak benar atau menyesatkan pengguna laporan keuangan.

5. Dalam hal menjurnal, jurnal yang dibuat oleh koperasi untuk piutang USP dan

piutang racun dan saprodi yang tidak dapat ditagih adalah sebagai berikut :

a. Kerugian piutang USP Rp. 436.572,67

Cadangan kerugian piutang USP Rp. 436.572,67

b. Kerugian piutang racun dan saprodi Rp. 857.420,00

Cadangan kerugian piutang racun dan saprodi Rp. 857.420,00

sesuai dengan teori yang penulis pelajari, sebaiknya koperasi membuat jurnal

untuk piutang USP dan piutang racun dan saprodi yang tidak dapat ditagih

adalah sebagai berikut :

a. Beban piutang USP tak tertagih Rp. 436.572,67

Penyisihan piutang USP tak tertagih Rp. 436.572,67

b. Beban piutang racun dan saprodi tak tertagih Rp. 857.420,00

Penyisihan piutang racun dan saprodi tak tertagih Rp. 857.420,00

6. Di neraca koperasi tahun 2008, terdapat perkiraan akumulasi penyusutan racun

dan saprodi dan akumulasi penyusutan persediaan pupuk. Dari hasil

wawancara penulis dengan pengurus koperasi, akumulasi penyusutan untuk

pupuk, racun dan saprodi muncul karena adanya persediaan pupuk, racun dan

saprodi yang hilang. Adapun jurnal yang dibuat oleh koperasi untuk

persediaan pupuk, racun dan saprodi yang hilang adalah sebagai berikut :
a. Penyusutan racun dan saprodi Rp. 1.757.000,00

Akumulasi penyusutan racun dan saprodi Rp. 1.757.000,00

b. Penyusutan pupuk Rp. 692.000,00

Akumulasi penyusutan pupuk Rp. 692.000,00

Dalam hal ini, penggunaan nama perkiraan untuk penurunan nilai persediaan

yang hilang tidak tepat, karena akumulasi penyusutan biasanya digunakan

untuk perkiraan aktiva tetap. Untuk perkiraan penurunan nilai persediaan yang

hilang, sebaiknya koperasi membuat jurnal dengan perkiraan sebagai berikut :

a. Kerugian hilangnya racun dan saprodi Rp. 1.757.000,00

Cadangan hilangnya racun dan saprodi Rp. 1.757.000,00

b. Kerugian hilangnya pupuk Rp. 692.000,00

Cadangan hilangnya pupuk Rp. 692.000,00

7. Dineraca koperasi tahun 2008, koperasi menyajikan aktiva tetap untuk

bangunan sebesar Rp. 63.839.777,44 dan peralatan kantor sebesar Rp.

32.812.587,56. dalam hal ini, koperasi tidak melakukan penyusutan terhadap

aktiva tetap tersebut, padahal bangunan sebesar Rp. 63.839.777,44 sudah

dimiliki sejak bulan Agustus 2007 dan peralatan sebesar Rp. 32.812.587,56

dimiliki sejak bulan Mei tahun 2008. Dengan tidak disusutkannya aktiva tetap

tersebut, mengakibatkan beban yang dilaporkan terlalu rendah dan Sisa Hasil

Usaha menjadi tinggi.

8. Dalam kelompok kewajiban, Kewajiban yang tercantum pada akhir periode di

neraca tahun 2008 Koperasi Unit Desa Marga Bhakti terdiri atas hutang pada

toko Maju Jaya, hutang PUSKUD, simpanan sukarela, bunga simpanan suka

rela, SHU bagian anggota, dana-dana pembagian SHU, dana-dana pendidikan,


dana sosial, dana PEMDAKER, biaya yang masih harus dibayar, dan

kewajiban jangka panjang yang terdiri atas hutang APEGTI dan hutang dinas

koperasi dan UKM Propinsi Riau, total seluruh kewajiban Koperasi Unit Desa

Marga Bhakti yaitu sebesar Rp. 599.752.599,73. Perkiraan yang dapat

dikelompokkan sebagai utang simpanan anggota adalah, simpanan suka rela

sebesar Rp. 5.745.000,00, beban simpanan sukarela sebesar Rp. 4.866.461,00,

dan SHU bagian anggota sebesar Rp. 345.729.489,46. Dalam hal

penyajiannya, diketahui bahwa koperasi belum menggabungkan antara

simpanan sukarela, beban simpanan sukarela, dan SHU bagian anggota

menjadi satu perkiraan yaitu utang simpanan anggota. Hal ini belum sesuai

dengan PSAK yang mengatur bahwa utang yang berasal dari anggota hanya

dibuat satu perkiraan yaitu utang simpanan anggota. Akibat dari kesalahan ini,

besarnya utang simpanan anggota secara keseluruhan yang disajikan dineraca

tidak diketahui.

9. Perhitungan hasil usaha yang disajikan Koperasi Unit Desa Marga Bhakti

belum memuat perhitungan tersendiri antara kegiatan usaha kepada anggota

dengan non anggota. Adapun kegiatan usaha yang dilakukan oleh Koperasi

Unit Desa Marga Bhakti yaitu, penjualan pupuk, penjualan racun dan lain-lain,

penjualan alat rumah tangga, selain itu, Koperasi Unit Desa Marga Bhakti juga

melakukan kegiatan usaha berupa jasa, yaitu jasa unit simpan pinjam, jasa

Tandan Buah Segar (TBS), jasa angkutan Tandan Buah Segar (TBS), jasa Fee

Tandan Buah Segar (TBS), jasa simpanan Bank, setoran uang PAM, jasa PLN,

dan jasa lain-lain. Pada laporan laba rugi Koperasi Unit Desa Marga Bhakti,

diketahui seluruh pendapatan Koperasi Unit Desa Marga Bhakti yang berasal

dari pendapatan penjualan barang dagang dan pendapatan jasa yaitu sebesar
Rp. 2.030.636.296,33. Dari hasil wawancara dan daftar laporan

pertanggungjawaban pengurus diketahui bahwa Perkiraan yang dapat

dikelompokkan kedalam pendapatan yang bersumber dari anggota berasal

dari, penjualan pupuk sebesar Rp. 1.324.041.980,00, penjualan racun dan lain-

lain sebesar Rp. 170.606.784,00, penjualan alat rumah tangga sebesar Rp.

30.913.600,00, pendapatan jasa Unit Simpan Pinjam sebesar Rp 308.208.400,

pendapatan jasa Tandan Buah Segar (TBS) sebesar Rp. 121.151.391,00,

pendapatan jasa Fee TBS sebesar Rp. 21.386.566,00, pendapatan jasa PLN

sebesar Rp. 6.501.885,00, setoran uang PAM sebesar Rp. 12.000.000,00,.

Sedangkan perkiraan yang dapat dikelompokkan kedalam pendapatan yang

berasal dari non anggota bersumber dari, penjualan pupuk sebesar Rp.

4.938.000,00, penjualan racun dan lain-lain sebesar Rp. 3.690.780,00,

pendapatan jasa Simpanan Bank Rp. 15.562.465,00 dan jasa angkutan TBS

sebesar Rp. 5.721.018,00. Hal ini belum sesuai dengan PSAK No.27 Tahun

2007 yang mengatur bahwa pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi

dengan anggota diakui sebagai partisipasi bruto anggota, sedangkan

pendapatan yang berasal dari non anggota diakui sebagai pendapatan

( penjualan ) dan dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota. Akibat dari

kesalahan ini, laporan SHU yang disajikan Koperasi Unit Desa Marga Bhakti

kurang informatif dan berapa besarnya pendapatan yang berasal dari anggota

dan non anggota tidak dketahui.

10. Di dalam PSAK No. 27 Tahun 2007 disebutkan bahwa laporan keuangan

koperasi meliputi neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan

promosi ekonomi anggota, dan catatan atas laporan keuangan. Dilihat dari

laporan pertanggung jawaban pengurus pada Rapat Anggota Tahunan Tahun


2008, Koperasi Unit Desa Marga Bhakti belum menyajikan laporan promosi

ekonomi anggota, menurut PSAK No. 27 Tahun 2007, Laporan promosi

ekonomi anggota merupakan salah satu komponen laporan keuangan koperasi,

akibat dari kesalahan ini, manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi

dari setiap unit kegiatan usaha tidak di ketahui.

11. Koperasi Unit Desa Marga Bhakti juga belum menyajikan laporan arus kas, di

dalam PSAK No. 27 Tahun 2007, disebutkan bahwa arus kas merupakan salah

satu komponen laporan keuangan koperasi, Akibat dari kesalahan ini tidak

diketahui seberapa besar kemampuan koperasi dalam menghasilkan kas atau

kebutuhan koperasi terhadap kas.

Berdasarkan uraian yang diungkapkan dalam latar belakang masalah ini, maka

penulis ingin mengetahui dan meneliti lebih dalam tentang Penerapan PSAK pada

penyusunan laporan keuangan Koperasi Unit Desa Marga Bhakti. Untuk itu penulis

mencoba mengungkapkan permasalahan ini dalam bentuk skripsi dengan judul :

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 27 TAHUN 2007 TERHADAP

LAPORAN KEUANGAN KOPERASI UNIT DESA MARGA BHAKTI

BAGAN BATU

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis membuat

suatu perumusan masalah, yaitu :

Apakah penyajian laporan keuangan Koperasi Unit Desa Marga Bhakti

sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 Tahun 2007 ? .

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :


Untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan Koperasi Unit Desa

Marga Bhakti sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 Tahun 2007.

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini adalah :

a. Bagi penulis dapat menambah wawasan mengenai penerapan PSAK No. 27

tahun 2007 pada Koperasi Unit Desa Marga Bhakti.

b. Dapat memberikan informasi dan sebagai bahan masukan dalam usaha

perbaikan dan penyempurnaan sehubungan dengan penerapan PSAK No. 27

Tahun 2007 bagi Kopersai Unit Desa Marga Bhakti.

c. Penelitian ini juga dapat diharapkan menjadi bahan referensi bagi peneliti-

peneliti dimasa yang akan datang untuk diteliti lebih lanjut.

E. Metode Penelitian

a. Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Koperasi Unit Desa Marga Bhakti yang

berkedudukan di Desa Bagan Bhakti Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan

Hilir pada bulan Desember Tahun 2008.

b. Jenis dan Sumber Data

Untuk mendukung pembahasan ini, penulis mengambil data dari berbagai

sumber. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu :

a) Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya

dari individu atau perorangan. Sumber data primer penulisan skripsi ini

berasal dari wawancara langsung dengan pengurus dan karyawan


koperasi mengenai kegiatan usaha koperasi, penjelasan mengenai

piutang, kewajiban, pendapatan dan beban.

b) Data Sekunder

Yaitu data yang sudah diolah lebih lanjut yang bersumber dari Koperasi

Unit Desa Marga Bhakti, seperti Laporan Keuangan, Struktur organisasi,

aktivitas perusahaan, dan Dokumen yang berkenaan dengan sejarah

singkat koperasi.

c. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, penulis

menempuh beberapa cara, yaitu :

a) Interview

yaitu dengan mengadakan wawancara langsung dengan pengurus

koperasi dan karyawan koperasi mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti meliputi : aktivitas koperasi, sejarah

perkembangan koperasi, kebijaksanaan operasional koperasi serta

kebijaksanaan dibidang akuntansi.

b) Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan data-data koperasi mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti meliputi : laporan keuangan

koperasi, Struktur organisasi, aktivitas koperasi, dan dokumen yang

berkenaan dengan sejarah singkat koperasi.

d. Analisis Data

Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan

menganalisis tatacara serta penyajian laporan keuangan yang dilaksanakan oleh


Koperasi Unit Desa Marga Bhakti kemudian membandingkan dengan PSAK No. 27

tahun 2007 yang mengatur tentang usaha perkoperasian di Indonesia.

F. Sistematika Penulisan

Sebagai kerangka acuan untuk memberikan kemudahan dalam penyusunan

dan pembahasan skripsi ini, maka penulis membaginya dalam lima bab. Adapun

pokok-pokok yang dibahas pada masing-masing bab dapat dikemukakan sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang uraian latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta

sistematika penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan landasan teoritis yang relevan dengan

pembahasan skripsi. Menguraikan tentang gambaran umum

akuntansi, gambaran umum badan usaha koperasi, proses

penyusunan laporan keuangan, penyajian laporan neraca, penyajian

laporan perhitungan hasil usaha, penyajian laporan arus kas, dan

penyajian catatan atas laporan keuangan.

BAB III : GAMBARAN UMUM KOPERASI

Bab ini berisikan gambaran umum koperasi yang meliputi sejarah

singkat koperasi, struktur organisasi koperasi dan aktivitas umum

koperasi.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan

beserta analisisnya yang mencakup penyajian neraca, penilaian dan

penyajian hasil usaha, penilaian dan penyajian laporan arus kas, dan

penilaian dan penyajian laporan promosi ekonomi anggota.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab penutup dari tulisan ini yang memuat kesimpulan

dan saran-saran penulis.

Anda mungkin juga menyukai

  • Rho
    Rho
    Dokumen6 halaman
    Rho
    siti samsiah
    Belum ada peringkat
  • Slide TGL 20 Siti Samsiah
    Slide TGL 20 Siti Samsiah
    Dokumen19 halaman
    Slide TGL 20 Siti Samsiah
    siti samsiah
    Belum ada peringkat
  • Knowlegde Management
    Knowlegde Management
    Dokumen19 halaman
    Knowlegde Management
    siti samsiah
    Belum ada peringkat
  • Knowlegde Management
    Knowlegde Management
    Dokumen19 halaman
    Knowlegde Management
    siti samsiah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen32 halaman
    Bab Iv
    siti samsiah
    Belum ada peringkat
  • Abstr Aks
    Abstr Aks
    Dokumen1 halaman
    Abstr Aks
    siti samsiah
    Belum ada peringkat
  • Bab 11
    Bab 11
    Dokumen42 halaman
    Bab 11
    siti samsiah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    siti samsiah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    siti samsiah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    siti samsiah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen32 halaman
    Bab Iv
    siti samsiah
    Belum ada peringkat
  • Bab 11
    Bab 11
    Dokumen42 halaman
    Bab 11
    siti samsiah
    Belum ada peringkat
  • Abstr Aks
    Abstr Aks
    Dokumen1 halaman
    Abstr Aks
    siti samsiah
    Belum ada peringkat