PENDAHULUAN
langsung akan berdampak pada bertambahnya limbah ikan sisa dari konsumsi
Khusus pada ikan, bagian yang dapat dimakan kira-kira 70%. Kepala,
ekor, sirip dan isi perutnya kebanyakan tidak dapat digunakan sebagai makanan
(Dewita dkk, 2010). 30% bagian ikan tersebut merupakan limbah. Jika dikaitkan
Riau pada tahun 2008 yang berjumlah 101.893 ton dan 30.269,92 ton, maka
diketahui bahwa limbah ikan yang dihasilkan dari perikanan tangkap dan
perikanan budidaya sebesar 30.567,9 ton dan 9.080,98 ton. Limbah ikan ini akan
maksimal.
memanfaatkan hasil samping ikan menjadi produk bernilai tambah dalam bidang
pangan maupun non pangan. Bidang pangan, telah dilakukan Praktikum tentang
perbaikan nilai tambah limbah ikan Tuna (Thunnus sp) menjadi gelatin serta
analisis fisika kimia. Dari hasil Praktikum diperoleh kadar air gelatin tulang ikan
Tuna adalah 6,54 %, abu 1,93 %, lemak 0,42 % dan protein 91,01 % (Nurilmala
dkk, 2006). Untuk bidang non pangan, dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
Belakangan ini harga pupuk anorganik semakin tinggi. Hal ini tentu saja
menambah beban biaya bagi petani. Selain itu, pupuk anorganik dapat
tanah menjadi rusak akibat penggunaan yang berlebihan dan terus menerus akan
menyebabkan tanah menjadi keras, air tercemar serta keseimbangan alam akan
terganggu (Indriani dalam Sinaga, 2004). Untuk mengantisipasi masalah ini, perlu
dilakukan suatu usaha yaitu menggunakan pupuk organik yang dalam hal ini
tentang pemanfaatan limbah pengolahan ikan sebagai bahan pupuk organik cair.
Limbah yang dipakai dalam Praktikum ini adalah limbah cair dari pengolahan
1460-1540 ppm, kandungan fosfor 63-70 ppm P2O5 dan kandungan K 2970-3560
ppm K2O.
yang berbeda dalam pembuatan pupuk organik cair dengan menggunakan EM-4
sebagai starter.
meningkatkan nilai guna dari limbah ikan sehingga tidak terbuang sia-sia,
TINJAUAN TEORITIS
Ikan
urea sekitar 2-5% pada yang hidup di laut dan 1% di air tawar (Ilza, 2009).
dan oksigen, semua protein ikan mengandung unsur nitrogen dan banyak protein
ikan mengandung fosfor dan belerang. Ada juga protein ikan yang mengandung
tujuan untuk pangan, pakan dan industrial akan dipengaruhi oleh faktor waktu
pemasaran), tingkat permintaan dan suplai, serta yang sangat menentukan adalah
Dapat Dibuat
Bagian Ikan Unsur Utama Penggunaan
Menjadi
Daging Protein utama, Bermacam- Makanan
lemak, bahan-bahan macam bahan manusia
ekstrak makanan
Telur (roe, milt) Protein, lemak Bermacam- Makanan
macam bahan manusia
makanan
Kepala Protein, lemak, Tepung ikan, Makanan hewan
kalsium fosfat minyak ikan
Tulang, sirip Kalsium fosfat, Tepung ikan Makanan Hewan
bahan-bahan yang
mengandung
nitrogen
Kulit Kolagen Bahan mentah Teknis
untuk perekat dan
kulit
Sisik Kolagen, guanin Perekat Teknis
Gelembung Kolagen Perekat Teknis
renang
Hati Bahan yang Pembuatan Pengobatan,
mengandung vitamin, makanan makanan
nitrogen, lemak, manusia, manusia dan
Alat pencernaan Bahan yang Tepung ikan, Makanan hewan,
mengandung lemak dan enzim bahan-bahan
nitrogen, lemak, teknis
enzim
Sumber : Adawyah, 2008.
Pupuk Organik
mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang oleh karenanya kesuburan
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau
makhluk hidup yang telah mati. Bahan organik ini akan mengalami pembusukan
oleh mikroorganisme sehingga sifat fisiknya akan berbeda dari semula. Pupuk
5
organik termasuk pupuk majemuk lengkap karena kandungan unsur haranya lebih
Agar dapat disebut sebagai pupuk organik, pupuk yang dibuat dari bahan
1. Zat N atau zat lemasnya harus terdapat dalam bentuk senyawa organik
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik ini
adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam
pencucian hara dan mampu menyediakan hara secara cepat (Hadisuwito, 2007).
tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Selain
itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yang
(Hadisuwito, 2007).
Agar unsur hara dapat diserap dengan mudah oleh tanaman, bahan organik
dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan
6
nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman,
seperti halnya pupuk kimia. Kehidupan binatang di dalam tanah juga akan terpacu
(Yuliarti, 2009).
dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun
daun juga punya kemampuan menyerap hara. Oleh sebab itu, bermanfaat pula
Prinsip Pengomposan
dari sifat fisik semula menjadi sifat fisik yang baru. Perubahan itu sebagian besar
muncul oleh karena adanya kegiatan jasad renik sehubungan dengan kebutuhan
berbagai zat atau unsur hara selama berlangsungnya proses pembentukan kompos
(Yuliarti, 2009).
hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi CO2 dan air; 2) zat putih telur menjadi
ammonia, CO2 dan air; 3) penguraian senyawa organik menjadi senyawa yang
Pengomposan Anaerobik
proses ini dilakukan dalam wadah tertutup sehingga tidak ada udara yang masuk
yang dikomposkan secara anaerob biasanya berupa bahan organik yang berkadar
karbondioksida (CO2) dan asam organik yang memiliki bobot molekul rendah,
seperti asam asetat, asam propionate, asam butirat, asam laktat dan asam suksinat.
Sisanya berupa lumpur yang mengandung bagian padatan dan cairan. Bagian
padat ini yang disebut kompos padat dan yang cair yang disebut kompos cair
bahan dengan kadar C/N yang tinggi, misalnya kayu, biji-bijian yang keras
Pangkasan daun dari kebun dan sampah-sampah lunak dari dapur amat
2000)
nitrogen (N) dalam satu bahan. Semua makhluk hidup terbuat dari
sejumlah besar bahan karbon (C) serta nitrogen (N) dalam jumlah kecil.
8
Unsur karbon (C), bahan organik (dalam bentuk karbohidrat) dan nitrogen
(N) (dalam bentuk protein, asam nitrat, amoniak dan lain-lain), merupakan
makanan pokok bagi bakteri anaerobik. Unsur karbon (C) digunakan untuk
energi dan unsur nitrogen (N) untuk membangun struktur sel dan bakteri.
Bakteri memakan habis unsur karbon (C) 30 kali lebih cepat dari
membutuhkan rasio C/N 25/1 sampai 30/1 (Yuwono dalam Sinaga, 2006).
yang baik dalam bahan yang dikomposkan adalah 25-30 (satuan berat
kering), sedangkan C/N diakhir proses adalah 12-15. Pada rasio yang lebih
sedang pada rasio yang lebih tinggi, nitrogen akan menjadi variabel
2. Ukuran bahan
bahan yang lembut daripada bahan dengan ukuran yang lebih besar.
lumpur. Hal ini untuk mempercepat proses penguraian oleh bakteri dan
3. Komposisi bahan
lebih cepat. Pengomposan bahan organik dari tanaman akan lebih cepat
4. Jumlah mikroorganisme
5. Kelembaban
6. Suhu
optimum bagi pengomposan adalah 40-60 oC. Bila suhu terlalu tinggi,
7. Keasaman (pH)
Oleh karena itu, dalam proses pengomposan sering diberi tambahan kapur
Sinaga, 2005).
tepat waktu dan benar sudah dapat mempertahankan kondisi pH tetap pada
EM-4
dari 5 kelompok, 10 genus, 80 spesies dan setelah di lahan menjadi 125 spesies.
Bakteri jenis ini berguna untuk memproduksi zat-zat yang bermanfaat bagi
tumbuhan, misalnya asam amino, asam nukleat, zat bioaktif, gula dan zat
Hasilnya adalah tanah dan tanaman dapat lebih maksimal dan lebih bagus
lagi pertumbuhannya.
4. Actinomycetes
Jamur ini menghasilkan alkohol, ester dan hasil fermentasi lainnya. Jamur
ini juga sejenis deodoran, menghilangkan bau dan mencegah serbuan ulat,
EM-4 adalah satu dari sekian banyak rangkaian bioaktivator jenis EM, yang
(Malik, 2011).
Riau Pekanbaru.
Pelaksanaan Praktikum:
EM-4
Persiapan Bahan-bahan:
Peralatan:
Prosedur Praktikum
Dalam prosedur praktikum kali ini di bagi dua tahap yaitu yang di lakukan
di rumah dan di laboraturium.
A. Dirumah
Terlebih dahulu tiap kelompok membuat air asinan rebung, siapkan Rebung
dalam kondisi yang sudah dibersihkan dan di iris kecil-kecil.
Lalu siapkan air bersih dan garam dapur. Buatlah larutan garam dengan
konsentrasi 15% garam (dalam toples) sebanyak 1 liter air (diaduk hingga
rata).
Tahap II.
sebagai berikut:
Selang plastic
Wadah plastik
Kran Plastik
Persiapan Bahan-Bahan:
16
Ikan nila, patin, kembung, dan serai (semua bagian yang dapat dihancurkan
Persiapan Peralatan:
harus ada).
ada).
Metode Praktikum
percobaan secara langsung pembuatan pupuk organik cair dari ikan dengan
17
Bahan-Bahan Kelompok
A B C D E F G H
Jenis Ikan Nila Patin Kembung Serai Tambaka pantau Lele mas
250g 250g 250g 250g n 250g 250g 250g
250g
Larutan Rebung 100 100ml 100ml 100ml 100ml 100ml 100ml 100ml
ml
Air cucian beras 500ml 500ml 500ml 500ml 500ml 500ml 500ml 500ml
Air kelapa tua 250ml 250ml 250ml 250ml 250ml 250ml 250ml 250ml
Bawang putih yang 30g 30g 30g 30g 30g 30g 30g 30g
telah dihaluskan
Gula pasir 2sdm 2sdm 2sdm 2sdm 2sdm 2sdm 2sdm 2sdm
Air bersih 500ml 500ml 500ml 500ml 500ml 500ml 500ml 500ml
Catatan; setiap kelompok, membuat ulangan sebanyak 2 kali.
Prosedur Praktikum
Prosedur pembuatan pupuk organik cair dari limbah ikan adalah sebagai
berikut :
dihaluskan).
kelompok.
3. Siapkan air fermentasi rebung, air cucian beras, air kelapa tua, bawang
putih yang telah halus dan air bersih sesuai jumlah pada perlakuan masing-
6. Simpan di tempat yang teduh (tidak terkena sinar matahari langsung) pada
disaring dan diamati sifat fisiknya (kondisi bau, warna, dan sebagainya)
PENGAMATAN
Nilai pH
Prinsip
Prosedur
dalam contoh.
APLIKASI
1 LITER ZAT PT ORGANIK (Pupuk Cair) DAPAT DICAMPURKAN
DENGAN 10 S/D 20 LITER AIR.
SEMPROTKAN ZAT PT ORGANIK LANGSUNG KE MULUT DAUN,
BATANG DAN BAGIAN DASAR TANAMAN Cabai.
PADA BAGIAN MULUT DAUN DIKETAHUI BAHWA MULUT DAUN
TERBUKA DIMULAI JAM 16.00 WIB HINGGA 09.30 PAGI.
UJI REAKSI PADA TANAMAN TUTUP PERMUKAAN DAUN YANG
DISEMPROT DAN YANG TIDAK DISEMPROT DENGAN ISOLASI
GELAP DAN BIARKAN TERKENA SINAR ULTRAVIOLET CAHAYA
MATAHARI YANG SELANJUTNYA BUKA ISOLASI DAN RENDAM
PADA AIR PANAS SETELAH ITU DI AMATI. SEL DAUN AKAN
MEMBESAR DAN KLOROFIL AKAN LEBIH GELAP.
DAFTAR RUJUKAN
Dewita, N. Irasari dan Mery Sukmiwati. 2010. Bahan Baku Industri Hasil
Perikanan. Pekanbaru : MM Press.
Djuarnani, N., Kristian, B.S., Setiawan. 2005. Cara Tepat Membuat Kompos.
Jakarta : AgroMedia Pustaka.
Nurilmala, M., Mita Wahyuni dan Heidi Wiratmaja. 2006. Perbaikan Nilai
Tambah Limbah Tulang Ikan Tuna (Thunnus sp) menjadi Gelatin serta
Analisis Fisika-Kimia. Buletin Teknologi Hasil Perikanan Volume IX
Nomor 2 Tahun 2006.
21
Setyawan, Windy Agus dan Dody Setiyawan. 2010. Pemanfaatan Limbah Ikan
Menjadi Pupuk Organik. Jawa Timur : Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
http://industri18jeny.blog.mercubuana.ac.id/2011/11/24/efektifitas-effective-
microorganisme-em-dalam-mempercepat-proses-pengomposan-sampah-
organik/. Diakses pada tanggal 25 Desember 2011, pukul 10.56 WIB.
http://www.lestarimandiri.org/id/pupuk-organik/bahan-baku-pupuk.html. Diakses
pada tanggal 28 Desember 2011, pukul 22.10 WIB.
KAVER
KATA PENGANTAR
RINGKASAN PRAKTIKUM
22
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORITIS
HASIL PRAKTIKUM
PEMBAHASAN PRAKTIKUM
KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
CATATAN PENTING:
BERLANGSUNG.
KELAS.
MODUL PRAKTIKUM
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI & BIOTEKNOLOGI HASIL PERIKANAN