Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Binus University
Jakarta
2009
1
2
ABSTRAK
Pada masa sekarang ini orientasi usaha dari suatu perusahaan tidak hanya dilihat
dari seberapa besar barang yang dijual atau seberapa besar jumlah keuntungan yang
diperoleh. Perkembangan dalam dunia usaha menyadarkan para pengusaha untuk lebih
memahami kebutuhan pelanggan mereka. Kepuasan pelanggan merupakan orientasi
yang sangat penting bagi kelangsungan produk perusahaan. Dari kepuasan yang
terbentuk maka akan timbul suatu loyalitas yang tinggi terhadap produk. Untuk
mengenal dengan baik faktor faktor apa saja yang dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan, maka perusahaan harus memiliki sebuah jaringan hubungan yang baik
dengan pelanggan. Kebutuhan inilah yang menjadi cikal bakal dibentukanya sebuah
sistem untuk memahami kebutuhan pelanggan, menjaga loyalitas pelanggan, dan
memberikan nilai tambah bagi para pelanggan dalam melakukan bisnis atau transaksi
dengan perusahaan. Unilever Indonesia yang bergerak dalam industri makanan,
minuman dan perlengkapan kesehatan menyadari adanya kebutuhan untuk menciptakan
loyalitas pelanggan yang tinggi terhadap produknya. Dengan pesatnya persaingan antar
kompetitor di bidang industri makanan, minuman dan perlengkapan kesehatan maka
perusahaan dengan level pasar yang besar seperti Unilever Indonesia diharuskan untuk
memiliki keunggulan keunggulan yang menjadi keunggulan kompetitif dalam bersaing.
Unilever Indonesia menerapkan sistem Customer Relationship Management (CRM)
untuk memenangi persaingan dalam menjaga hubungan dengan pelanggannya maupun
menjaring pelanggan baru. Melalui program ini diharapkan para pelanggan khususnya para
pelanggan retail menjadi loyal terhadap perusahaan.
PENDAHULUAN
Perekonomian dunia saat ini sangatlah berbeda dengan perekonomian dua
dasawarsa yang lalu. Penyebaran informasi yang cepat merupakan suatu penyebab
ketatnya persaingan antara perusahaan perusahaan dalam bisnisnya. Para pelanggan
dapat dengan mudah mengetahui informasi informasi yang mereka butuhkan tentang
suatu produk tertentu. Selain itu banyaknya segmen pasar menyebabkan perusahaan
haruslah mampu menetapkan segmentasi dan targeting yang benar sehingga lebih
memiliki fokus usaha yang jelas.
3
Ketatnya persaingan membuat perusahaan untuk lebih berfokus kepada apa yang
diinginkan oleh konsumen. Faktor utama yang perlu dipahami oleh perusahaan adalah
apakah produk yang dibuat telah memenuhi standar keinginan konsumen. Untuk
memenuhi hal ini maka perusahaan harus mampu menyediakan produk dengan mutu
yang baik, harga yang lebih murah, informasi produk yang lebih cepat, dan pelayanan
yang lebih baik dibandingkan dengan para pesaingnya. Dengan berkembangnya
e-bussiness maka perusahaan harus mampu menetapkan solusi aplikasi sistem yang
tepat. Perusahaan mulai mengubah pola pikir dari orientasi keuntungan (profit oriented)
kearah faktor faktor potensial lainnya yang belum diidentifikasi sebelumnya.
Kepentingan pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan menjadi faktor utama yang
harus diperhatikan oleh perusahaan.
Identifikasi Masalah
Ruang Lingkup
Metodologi Penelitian
Agar hasil penelitian yang diperoleh lebih mendalam maka penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode adalah :
- Metode Analisa
Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menganalisa dan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan akan CRM pada
Unilever Indonesia.
LANDASAN TEORI
Prinsip CRM terletak pada kemauan bisnis untuk meningkatkan loyalitas dan
kepuasan customer tanpa menambah beban biaya dan waktu. CRM merupakan suatu
solusi yang tetap relevan untuk investasi IT zaman sekarang. Karena jika kita tidak
memahami siapa customer kita, dan apa yang mereka butuhkan, maka kita tidak dapat
mempertahankan mereka sebagai pelanggan yang setia. Jika kita tidak mampu
mempertahankan pelanggan, maka kita tidak akan bisa bertahan dan memenangkan
persaingan bisnis.
CRM sendiri bukan merupakan suatu produk tunggal melainkan sebuah strategi
bisnis yang dilaksanakan dengan menciptakan suatu kesatuan aplikasi terintegrasi yang
mampu menangani berbagai aspek yang dibutuhkan front office. CRM juga digunakan
untuk mempelajari lebih jauh mengenai kebutuhan dan perilaku pelanggan dalam rangka
mengembangkan suatu hubungan yang lebih erat dengan para pelanggan.
Dalam penerapan CRM, teknologi juga memiliki peranan sangat penting dalam
suatu organisasi untuk mengintegrasikan semua fungsi-fungsi dalam organisasi agar
dapat mencapai tujuan organisasi. Menerapkan strategi CRM tidak hanya berarti
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, melainkan menciptakan interaksi yang
konsisten, dapat diandalkan dan mudah diakses dalam setiap interaksi antara pelanggan
dan perusahaan.
Martin, Brown, DeHayes, Hoffer & Perkins (2005, p.194) menambahkan sistem
CRM berusaha menyediakan sebuah pendekatan terintegrasi terhadap semua aspek
dalam perusahaan dalam kaitannya dengan pelanggannya, yang meliputi marketing,
sales and support. Tujuan dari sistem ini adalah dengan penggunaan teknologi
diharapkan terjadi jalinan hubungan yang kuat antara perusahaan dengan pelanggannya.
Dengan kata lain, perusahaan berusaha mengelola kinerja perusahaannya dengan lebih
baik.
6
Kebutuhan CRM
Tyler (2005,p.50) juga menegaskan hal yang sama bahwa dengan menggunakan
database CRM dalam bisnis akan pembantu perusahaan untuk mengetahui alir seluruh
aktivitas mulai panggilan telpon untuk order penjualan hingga permintaan layanan.
Dengan adanya sentralisasi semua komunikasi yang terjadi dengan pelanggan pada suatu
tempat akan meningkatkan efisiensi. Ketika ada konsistensi maka akan terbentuk
kemampuan untuk mengukur dan mengelola sumber daya manusia dan semua proses
yang terjadi.
8
Keuntungan dari penggunaan CRM adalah servis yang lebih cepat, mengurangi
harga, memperbesar keuntungan, mempunyai rasa memiliki, meningkatkan koordinasi
tim, tingkat kepuasan pelanggan menjadi lebih tinggi, meningkatkan loyalitas pelanggan
(Widjaja, 2000).
9
Tujuan CRM
Tujuan CRM yang utama adalah mengelola dan me-manage pelanggan agar
terjadi suatu hubungan yang baik antara perusahaan dan pelanggan. Adapun tujuan
CRM menurut Kalakota, Robinson (2001, p173) :
Manfaat CRM
Menurut pendapat James G.Barnes (2003, p187), manfaat yang diperoleh dari
penerapan CRM antara lain :
People adalah pelaku dari bisnis tersebut. Process adalah kegiatan bisnis yang
dilakukan oleh organisasi yang meliputi aktivitas marketing, sales, service. Sedangkan
technology adalah pemicu yang dapat mempercepat kemajuan organisasi jika kedua
elemen lainnya memang telah siap, atau malah akan menjadi sebaliknya jika
memaksakan pemanfaatan teknologi sementara kedua elemen tersebut belum siap.
Tipe-Tipe CRM
Berdasarkan pendapat Turban (2004, p148), CRM terdiri dari 3 tipe aktifitas,
yaitu:
a. Operasional
Operasional CRM berkaitan dengan fungsi bisnis suatu perusahaan yang meliputi
servis pelanggan, manajemen pesanan, invoice/ billing, manajemen dan
otomatiosasi penjualan.
b. Analytical
Analytical CRM adalah suatu aktifitas yang meliputi menyimpan, memindahkan,
memproses, mengartikan dan melaporkan data konsumen atau pengguna, yang
kemudian menganalisa apa yang mereka perlukan.
c. Kolaborasi
Kolaborasi CRM adalah aktifitas untuk menggabungkan semua komunikasi yang
diperlukan, koordinasi dan kolaborasi antara vendors dan customer.
11
Aplikasi-Aplikasi CRM
Beberapa fakta yang perlu diperhatikan oleh perusahaan (Kalakota, 2001, p170)
untuk memberikan suatu alasan mengapa perusahaan memerlukan sistem CRM sehingga
dapat menjaga hubungan yang baik dengan para pelanggannya adalah :
Butuh biaya 6 (enam) kali lebih besar untuk menjual suatu produk kepada
pelanggan baru dibandingkan dengan menjual kepada pelanggan lama.
Pelanggan yang tidak puas akan menceritakan pengalamannya kepada 8
(delapan) dari 10 (sepuluh) orang yang ditemuinya. Alasan utama dari keluhan
tersebut adalah karena ketidak-puasan atas pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan.
Penjualan produk kepada pelanggan baru hanya mencapai 15% dari keseluruhan
penjualan produk tersebut, sedangkan penjualan suatu produk kepada pelanggan
lama mencapai 50% dari total keseluruhan penjualan produk tersebut.
70% dari pelanggan yang menyampaikan keluhan, jika ditanggapi dengan cepat
dan baik maka akan membawa suatu dampak yang bagus bagi perusahaan.
Lebih dari 90% dari perusahaan yang telah ada, belum mempunyai sistem e-
commerce yang telah terintegrasi antara sistem penjualan dan pelayanan.
1. Segmentasi Pelanggan
a. Geografi
Pembagian profil pelanggan berdasarkan wilayah geografis dan kebutuhan di
wilayah geografis tersebut. Pembagian geografis dipilih karena setiap daerah
geografis memiliki kebutuhan jenis produk atau pelayanan yang mungkin
berbeda dengan wilayah lainnya, sehingga pembagian wilayah geografis yang
tepat dapat membantu mengenal pelanggan dengan lebih baik maupun membantu
perusahaan untuk mengelola operasional perusahaan dengan baik.
b. Demografi
Pembagian profil pelanggan berdasarkan informasi demografi seperti jenis
kelamin, usia, status pernikahan, pendapatan, dan pekerjaan. Pembagian
berdasarkan informasi demografi digunakan untuk mengelompokkan dan
mengidentifikasi target pelanggan, calon pelanggan yang ingin didapatkan dan
besarnya segmen pasar yang diinginkan.
c. Psikografi
Pembagian profil pelanggan berdasarkan gaya hidup dan kepribadian pelanggan,
dapat digunakan untuk merumuskan pola pembelian pelanggan. Informasi
psikografi dapat mempertajam analisa pola pembelian pelanggan yang telah
dikumpulkan dengan menggunakan informasi demografi.
d. Perilaku Belanja Pelanggan
Perilaku belanja pelanggan membantu menjelaskan dan memprediksikan faktor
yang mempengaruhi pelanggan dalam membeli suatu produk, sehingga suatu
produk atau jasa dapat dibuat dengan memperhatikan informasi tersebut.
14
Menurut Kalakota (Kalakota, 2001, p174) terdapat 3 (tiga) fase siklus pelanggan
dalam CRM, yaitu :
Model pengintegrasian sistem yang dilakukan tidaklah mudah. Sistem lama yang
selama ini dipakai dalam perusahaan merupakan sumber data penting yang harus dijaga
kelangsungannya dan harus dapat diintegrasikan dengan teknologi baru melalui aplikasi
yang berbasiskan internet maupun aplikasi help desk yang berbasiskan teknologi
Computer Telephony Integration (CTI). Salah satu model penghubung antara sistem
lama ke teknologi baru yang dapat memberikan kemudahan-kemudahan pada pelanggan
dalam mengakses informasi, adalah dengan membangun khasanah data (data
warehouse). Sebuah khasanah data akan melakukan ekstraksi dari data transaksi yang
berada pada sistem legacy, melakukan agregasi informasi dan menyajikan menjadi
informasi yang dapat dianalisa dengan efektif bagi para pengambil keputusan maupun
mendukung para customer support untuk memberikan pelayanan kepada pelanggannya.
PEMBAHASAN
Profil Perusahaan
Unilever adalah salah satu perusahaan produksi dunia yang terbesar dengan
omset $45 juta per tahun. Unilever beroperasi di 88 negara seluruh dunia dengan jumlah
karyawan 255.000 orang. Dan 2 dari 12 Grup bisnisnya bermarkas di United States. PT
Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai
Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen,
notaris di Batavia. 1 Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen,
margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan
minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
18
Sejak abad 19 ketika William Hesketh Level menyatakan bahwa misi perusahaan
adalah “menciptakan tempat tinggal bersama yang bersih; mengurangi beban kerja untuk
wanita; meningkatkan kesehatan dan meningkatkan daya tarik pribadi, hidup lebih
menyenangkan dan berarti bagi mereka yang menggunakan produk-produk kami,”
vitalitas telah menjadi jantung usaha kami.
Vitalitas berarti apa yang harus kami pertahankan: nilai-nilai kami, apa yang
membuat kami berbeda, dan bagaimana kami memberi sumbangsih kepada masyarakat.
Vitalitas merupakan ikatan bersama yang menghubungkan produk-produk kami dan
merupakan inti kami yang tidak ada duanya untuk beroperasi di seluruh dunia.
Misi vitalitas kami mengharuskan kami untuk menumbuhkan usaha kami dengan
menangani masalah-masalah kesehatan dan gizi. Kami memusatkan perhatian kami pada
sejumlah prioritas yang mencakup gizi anak dan keluarga, kesehatan jantung dan
pengendalian berat badan.
1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan
aspirasi konsumen
2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
6. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan
lingkungan hidup.
19
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003,
perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk
mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings
Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian
jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal
21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI.
Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan
metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan
yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi
menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004
tertanggal 9 Juli 2004.
Bidang Usaha
Kami melakukan kegiatan usaha atas dasar integritas dan menghormati setiap
orang, perusahaan dan lingkungan tempat kami beroperasi merupakan faktor utama yang
menjadi tanggung jawab perusahaan kami.
Dampak Positif
Tujuan kami adalah memberikan dampak positif dengan berbagai cara yaitu:
melalui produk kami, kegiatan dan hubungan niaga kami, melalui bantuan
sukarela, dan melalui beragam cara lain yang melibatkan masyarakat.
Komitmen Sinambung
Kami juga berkomitmen untuk secara terus menerus memperbaiki cara kami
mengelola dampak lingkungan dan bekerja untuk mencapai tujuan jangka
panjang dalam mengembangkan usaha yang berwawasan lingkungan.
Standar Perilaku
Dalam melaksanakan segala kegiatan, kami melakukannya dengan penuh
kejujuran, integritas dan keterbukaan dengan tetap menghormati hak asasi
manusia, menjaga keseimbangan para karyawan kami dan menghormati
kepentingan sah relasi kami.
Mematuhi Hukum
Semua Perseroan Unilever dan para karyawannya berkewajiban mematuhi
ketentuan hokum dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka
melaksanakan usahanya.
21
Karyawan
Unilever memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan kerja
yang diwarnai oleh sikap saling percaya dan saling menghomati di mana
semua memiliki rasa tanggung jawab atas kinerja dan reputasi Perseroan.
Konsumen
Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan produk bermerek dan
pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari segi hara dan
kualitas serta aman bagi tujuan pemakaiannya. Produk-produk dan
pelayanan-pelayanan kami akan diberi label, disampaikan melalui iklan-
iklan dan dikomunikasikan secara tepat dan semestinya.
Pemegang Saham
Mitra Usaha
Unilever memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling
bermanfaat dengan para pemasok, pelanggan dan mitra usaha. Dalam
jalinan bisnis, kami mengharapkan para mitra kami untuk mematuhi prinsip
bisnis yang selaras dengan prinsip bisnis kami.
Kegiatan Umum
Perseroan Unilever diharapkan untuk menggerakkan dan membela
kepentingan bisnisnya yang sah. Unilever akan bekerja sama dengan
instansi pemerintah dan organisasi lainnya, baik secara langsung maupun
melalui asosiasi-asosiasi dalam rangka mengembangkan usulan legislasi dan
peraturan lainnya yang mungkin mempengaruhi kepentingan bisnis. Unilever
tidak mendukung partai politik ataupun memberi sumbangan yang dapat
membiayai kelompok-kelompok tertentu yang kegiatannya diperkirakan akan
mendukung kepentingan partai.
Lingkungan
Unilever memiliki komitmen untuk terus menerus mengadakan perbaikan
dalam pengelolaan dampak lingkungan dan mendukung sasaran jngka
panjang untuk mengembangkan suatu bisnis yang berdaya tahan. Unilever
akan bekerja sama dalam kemitraan dengan pihak lain untuk menggalakkan
kepedulian lingkungan, meningkatkan pemahaman akan masalah lingkungan
dan menyebar-luaskan budaya karya yang baik.
Inovasi
Dalam upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi kebutuhan
konsumen, kami akan senantiasa merujuk kepada keinginan konsumen dan
masyarakat. Kami akan bekerja atas dasar ilmu yang tepat, dan menerapkan
standar keamanan produk secara ketat.
Persaingan
Unilever percaya akan persaingan ketat namun sehat dan mendukung
pengembangan perundang-undangan tentang persaingan yang sesuai.
Perseroan Unilever beserta karyawannya akan melakukan kegiatan yang
sesuai dengan prinsip persaingan sehat dan mengikuti semuaaturan yang
berlaku.
Integritas Bisnis
Unilever tidak menerima ataupun memberi, entah secara langsung atau
tidak langsung, suapan atau keuntungan lannya yang tidak pantas demi
keuntungan bisnis atau finansial. Tidak satu pun karyawan kami yang boleh
menawarkan, memberi ataupun menerima hadiah atau pembayaran yang
merupakan, atau dapat diartikan sebagai sarana suap. Setiap tuntutan, atau
penawaran suap harus ditolak langsung dan dilaporkan kepada manajemen.
Benturan Kepentingan
Semua karyawan Unilever diharapkan menghindarkan diri dari kegiatan
pribadi dan kepentingan finansial yang dapat bertentangan dngan tanggung
jawab mereka terhadap Perseroan. Para karyawan Unilever tidak dibenarkan
mencari keuntungan bagi dirinya sendiri atau bagi orang lain melalui
penyalahgunaan keudukan mereka.
Kepatuhan-Pemantauan-Pelaporan
Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip ini merupakan unsur utama dalam
meraih keberhasilan bisnis kami. Direksi Unilever bertanggung jawab agar
prinsip ini dikomunikasikan, dipahami dan dipatuhi oleh seluruh karyawan.
Pelanggaran prinsip apa pun harus dilaporkan sesuai dengan prosedur yang
digariskan oleh Unilever. Direksi Unilever tidak akan menyalahkan
manajemen atas kehilangan bisnis akibat kepatuhan terhadap prinsip ini dan
terhadap keijakan serta instruksi wajib lainnya.
Hambatan
Para MT menjalani pekerjaan sebagai asisten manajer selama dua tahun. Seorang
asisten manajer yang ditempatkan di bagian pemasaran, misalnya, harus bisa belajar
banyak tentang pemasaran. Ia mesti terjun ke pasar-pasar tradisional hingga ke pelosok
daerah untuk mengetahui dan memahami kebutuhan konsumen. Di lain pihak,
perusahaan memonitor perkembangannya sambil mengevaluasi apakah seorang asisten
manajer ini layak dipromosikan sebagai manajer atau tidak.
Ekspektasi CRM
Unilever juga akan menggunakan Ariba's B2B dalam bidang non-inventory dan
biaya tidak langsung lainnya. Unilever memiliki ekspektasi bahwa dengan menggunakan
Ariba's B2B maka akan membantu meningkatkan kualitas manajemen pembelian barang
dari ribuansupplier. The Ariba Solutions memberikan lingkungan commerce yang
friendly dan dapat di update dengan mudah sehingga mengikuti kondisi pasar yang
berubah-ubah.
25
PENUTUP
Kesimpulan
2. Unilever adalah salah satu perusahaan produksi dunia yang terbesar dengan
omset $45 juta per tahun. Unilever beroperasi di 88 negara seluruh dunia dengan
jumlah karyawan 255.000 orang. Dan 2 dari 12 Grup bisnisnya bermarkas di
United States. PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5
Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang
dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 1 Perusahaan ini bergerak
dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan
yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-
produk kosmetik.
26
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, James G. (2003a). Secrets of Customer Relationship Management. Andi,
Yogyakarta.
Benson, Alex. Smith, Stephen dan Thearling, Kurt, 2000, Building Data Mining
Application For CRM. McGraw Hill.
Kalakota, Ravi dan Robinson, Marcia,2001,E – Business 2.0 Roadmap For Success.
Addison – Wesley , USA
Martin, E.W., Brown, C.V., DeHayes, D.W., Hoffer, J.A., Perkins, W.C., 2005,
Customer Relationship Management”, Managing Information Technology (5th
ed.), Pearson Prentice Hall, pp. 194-196
Strene, Jim, 2000, Customer Service on The Internet : Building Relationship, Increasing
Loyalty and Staying Competitive, second edition. Wiley Computer Publishing.
Sutedjo, Budi dan Philip, John. (2003). I-CRM : Membina Relasi Dengan Pelanggan
Dot Com. Andi, Yogyakarta.
Turban, E, Rainer Jr, R.K., Porter, R.E. (2001). Information to Information Technology.
John wiley & sons, USA.
www.unilever.com
www.swa.co.id