MASYARAKAT MADANI
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Masyarakat Madani.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama Islam.
Kami menyadari bahwa selama penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena masih
memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal ini maupun sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Oleh sebab itu, Kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi
pembaca. Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Kita juga harus meneladani sikap kaum Muslim awal yang tidak
mendikotomikan antara kehidupan dunia dan akhirat. Mereka tidak meninggalkan
dunia untuk akhiratnya dan tidak meninggalkan akhirat untuk dunianya. Mereka
bersikap seimbang (tawassuth) dalam mengejar kebahagiaan dunia dan akhirat. Jika
sikap yang melekat pada masyarakat Madinah mampu diteladani umat Islam saat ini,
maka kebangkitan Islam hanya menunggu waktu saja. Oleh sebab itu, kami membuat
sebuah makalah dengan judul Masyarakat Madani
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi Madinah adalah kata dari bahasa Arab yang mempunyai dua
pengertian: Pertama; Madinah berarti kota atau disebut dengan masyarakat kota.
Karena kata madani adalah turunan dari kata bahasa Arab madina yang juga dalam
bahasa Yunani disebut Polis dan Politica yang kemudian menjadi dasar kata policy dan
politic dalam bahasa Inggris. Kedua; masyarakat berperadaban karena masyarakat
Madinah juga derivat dari kata tamaddun atau madaniyah yang berarti peradaban yang
dalam bahasa Inggris dikenal dengan civility atau civilization dan kata sifat dari
Madinah adalah madani. Civilizate soviety atau civil society dalam bahasa Arab dapat
disebut mujtama madani, masyarakat berperadaban. Jadi masyarakat madani dapat
berarti sama dengan civil society karena masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai
peradaban.
Dari pandangan dan gambaran tentang masyarakat madani di atas secara umum
dapat dipahami bahwa karakteristik masyarakat madani adalah masyarakat kota,
masyarakat yang berperadaban, masyarakat yang dapat menciptakan peradaban,
masyarakat yang memiliki pola kehidupan yang benar yaitu pola kehidupan
masyarakat yang menetap, bukan nomaden. Selain itu juga masyarakat yang terbuka,
pluralistik, menjamin kebebasan beragama, jujur, adil, mandiri, harmonis menjamin
kepemilikan dan menghormati hak-hak asasi manusia. Dalam masyarakat madani
tersebut pelaku sosial akan selalu berpegang teguh pada peradaban dan kemanusiaan
yang bercirikan demokratisasi dalam berinteraksi dalam masyarakat yang plural dan
heterogen.
Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat Islam
terjadi pada masa Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan kemajuan di
bidang kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, militer, ekonomi, politik dan
kemajuan bidang-bidang lainnya. Umat Islam menjadi kelompok umat terdepan dan
terunggul. Nama-nama ilmuwan besar dunia lahir pada masa itu, seperti Ibnu Sina,
Ubnu Rusyd, Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan yang lain.
Artinya:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli
Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam
adalah umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara
aspek kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan kualitas SDMnyadibanding umat non
Islam. Keunggulan kualitas umat Islam yang dimaksud dalam Al-Quran itu sifatnya
normatif, potensial, bukan riil.
SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang unggul.
Karena itu dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer, dan
ilmu pengetahuan dan teknologi, belum mampu menunjukkan perannya yang signifikan.
Di Indonesia, jumlah umat Islam lebih dari 85%, tetapi karena kualitas SDM nya masih
rendah, juga belum mampu memberikan peran yang proporsional. Hukum positif yang
berlaku di negeri ini bukan hukum Islam. Sistem sosial politik dan ekonomi juga belum
dijiwai oleh nilai-nilai Islam, bahkan tokoh-tokoh Islam belum mencerminkan akhlak
Islam.