Anda di halaman 1dari 11

PERSEROAN TERBATAS

(NAAMLOZE VENNOOTSCHAP/ NV)

A. Istilah dan Pengertian PT


Pada hukum perusahaan Inggris, PT dikenal dengan istilah Limited
Company.Company =lembaga usaha yang dilaksanakan oleh beberapa orang yang
tergabung dalam suatu badan. Limited = terbatasnya tanggung jawab pemegang
saham, dalam arti bertanggung jawab tidak lebih dan semata-mata dengan harta
kekayaan yang terhimpun dalam badan hukum tersebut. Adapun pada hukum
perusahaan Jerman, PT dikenal dengan istilah aktien gesselschaft. Aktien =
saham, gesselschaft = himpunan. Perseroan terbatas, dimana Perseroan merujuk
pada modal PT yang terdiri atas sero-sero/ saham-saham. Terbatas merujuk pada
tanggung jawab pemegang saham yang luasnya terbatas pada nilai nominal semua
saham yang dimilikinya.
Definisi Perseroan Terbatas menurut Pasal 1 UU No. 40 tahun 2007
adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU ini serta
peraturan pelaksanannya.
PT sebagai perusahaan bisnis memiliki 5 karakteristik structural :
1. legal personality (badan hukum)
2. limited liability (tanggung jawab terbatas)
3. transferable shares (saham dapat dialihkan)
4. centralized management (manajemen terpusat)
5. shared ownership (pemilikan saham oleh pemasok modal)
B. Pengaturan Hukum PT
1. Kitab UU Hukum Dagang (KUHD)
KUHD 1847-23 Pasal 36 56, yang perubahannya dilakukan dengan UU Nomor
4 Tahun 1971, dan dalam KUHPerdata buku ketiga tentang perikatan,
sebagaimana disebutkan Persekutuan adalah suatu persetujuan dengan mana dua
orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan
dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya
2. UU No. 1 Tahun 1995
Diundangkan 7 Maret 1995. Merupakan UU PT yang merupakan produk
pemerintah pertama kali
3. UU No. 40 Tahun 2007
Diundangkan 16 Agustus 2007 dengan mencabut UU No. 1 Tahun 1995.
C. Pendirian Perseroan Terbatas
Pasal 7 (1) UUPT No. 40 Tahun 2007 menjelaskan bahwa PT didirikan oleh 2
orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia. Dalam
mendirikan perseroan harus didasarkan pada perjanjian, atau disebut asa
kontraktual sesuai Pasal 1313 KUHPerdata. Setelah membuat akta pendirian di
depan Notaris, yang harus dilakukan setelahnya adalah meminta pengesahan pad
Menteri Hukum dan HAM atas akta pendirian PT tersebut. Untuk memperoleh
pengesahan tersebut, Pasa; 9 (1) UUPT No. 40 Tahun 2007 menjelaskan prosedur
yang harus ditempuh oleh pendiri PT tersebut. Pendiri secara bersama-sama/
melalui kuasanya mengajukan permohonan melalui jasa teknologi informasi
Sistem Administrasi Badan Hukum secara elektronik kepada menteri dengan
mengisi format isian yang memuat sekurang-kurangnya :
a. Nama dan tempat kedudukan perseroan
b. Jangka waktu berdirinya perseroan
c. Maksud dan tujuan perseroan serta kegiatan usaha perseroan
d. Jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor
e. Alamat lengkap perseroan
Setelah disahkan oleh Menteri, maka Anggaran Dasar telah berlaku dan menjadi
Undang-Undang agi seluruh pihak.
Kewajiban pendaftaran dan pengumuman diselenggarakan oleh menteri, hal ini
diatur dalam Pasal 29 dan Pasal 30 UUPT No. 40 Tahun 2007. Adapun yang
wajib diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI adalah:
a. Akta Pendirian perseroan beserta keputusan menteri
b. Akta perubahan anggaran dasar perseroan beserta keputusan menteri
c. Akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima pemberitahuannya oleh
menteri
Pengumuman oleh Menteri Hukum dan HAM dilakukan dalam waktu paling
lambat 14 hari terhitung sejak tanggal diterbitkannya keputusan menteri atau sejak
diterimanya pemberitahuan. Setelah mendapatkan pemgesahan oleh Menteri
Hukum dan HAM, akta pendirian tersebut wajib didaftarkan dalam daftar
perusahaan dalam waktu paling lambat 30 hari setelah pengesahan. Daftar
perusahaan tersebut adalah daftar catatan resmi sebagaimana dimaksud dalam UU
No. 3 Tahu 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
Pasal 38 KUHD menjelaskan pendaftaran dilakukan di panitera Pengadilan
Negeri, tetapi sekarang menurut UUPT No. 40 Tahun 2007 pendaftaran dilakukan
di kantor Departemen/ Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. Daftar
perusahaan bersifat terbuka bagi semua pihak.
Menurut UU No. 3 Tahun 1982, pendaftaran wajib dilakukan dalam jangka waktu
3 bulan setelah perusahaan mulai menjalankan usahanya atau mulai diterimanya
izin usaha. Tetapi menurut UUPT , pendaftaran wajib dilakukan dalam waktu
paling lambat 30 hari setelah pengesahan/ setelah persetujuan atau penerimaan
laporan bagi perubahan Anggaran Dasar tertentu.
Syarat umum pendirian sebuah PT adalah :
a. Fotokopi KTP para pemegang saham dan pengurus, min. 2 orang
b. Fotokopi KK penanggung jawab/ Direktur
c. Nomor NPWP penaggung jawab
d. Pas foto penanggung jawab ukuran 3x4 (2 lbr berwarna)
e. Fotokopi PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan
f. Fotokopi surat kontrak/ sewa kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha
g. Surat keterangan domisili dari pengelola gedung jika berdomisili di Gedung
Perkantoran
h. Surat keterangan RT/RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisisli
di lingkungan perumahan) khusus luar Jakarta
i. Kantor berada di wilayah perkantoran/plaza, atau ruko, atau tidak berada di
wilayah pemukiman
j. Siap disurvei
Adapun syarat pendirian PT. secara formal berdasarkan UUPT No. 40 Tahun
2007 adalah:
a. Pendiri min. 2 orang atau lebih (Pasal 7(1))
b. Akta notaris yang berbahasa Indonesia
c. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka
peleburan (Pasal 7 ayat 2 dan 3)
d. Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM serta
diumumkan dalam BNRI (Pasal 7 ayat 4)
e. Modal dasar minimal Rp. 50 juta dan modal disetor minimal 25% dari modal
dasar (Pasal 32, Pasal 33)
f. Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (Pasal 92 ayat 3 & Pasal 108
ayat 3)
g. Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut
hukum Indonesia, kecuali PT. PMA
D. Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
Sebagai bagian dari akta pendirian, AD memuat aturan main dalam perseroan,
yang menentukan setiap hak dan kewajiban dari pihak-pihak dalam AD, baik
perseroan itu sendiri, Pemegang saham, Dewan Komisaris maupun pengurus
(direksi) PT tersebut. Hal ini diperkuat dengan adnya ketentuan Pasal 18 UUPT
No. 40 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa perseroan harus mempunyai maksud
dan tujuan serta kegiatan usaha yang dicantumkan dalam AD perseroan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
Pasal 15 (1) UUPT No. 40 Tahun 2007 menjelaskan bahwa AD suatu PT harus
memuat hal-hal berikut:
a. Nama dan tempat kedudukan
b. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan
c. Jangka waktu berdirinya perseroan
d. Besarnya jumlah modal dasar, modal di tempat, dan modal disetor
e. Jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berkut jumlah saham untuk tiap
klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap
saham
f. Nama dan jumlah anggota Direksi, dan Dewan Komisaris
g. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS
h. Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi dan
Dewan Komisaris
i. Tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen
Selain itu AD PT tidak boleh memuat ketentuan tentang penerimaan bunga tetap
atas sama dan ketentuan tentang pemberian manfaat pribadi kepada pendiri atau
pihak lain.
E. Status Badan Hukum PT
Setelah disahkan oleh menteri Hukum dan HAM, PT telah sah menjadi badan
hukum serta dapat melakukan perjanjian dan kekayaan terpisah dari kekayaan
pemiliknya. Sejak PT berstatus sebagai badan hukum, maka sejak itu hukum
memperlakukan Pemegang Saham dan pengurus (direksi) terpisah dari PT itu
sendiri dan dikenal dengan istilah :separate legal personality yaitu sebagai
individu yang berdiri sendiri.
F. Modal PT
Pasal 31 UUPT No. 40 Tahun 2007 menjelaskan bahwa modal dasar perseroan
terdiri atas seluruh nilai nominal saham. Namun ketentuan ini tidak berlaku
mutlak. Pasal 32 dan 34 UUPT No. 40 Tahun 2007 menjelaskan bahwa modal PT
terdiri dari 3 jenis yaitu:
1. Modal Dasar (authorized capital/statute capital)
Modal yang disebutkan dalam Anggaran Dasar PT paling sedikit Rp50.000.000
2. Modal Ditempatkan (subscribed capital/issued capital)
Adalah jumlah modal yang telah diambil baik oleh pendiri maupun orang lain
karenanya telah terjual, tetapi harga belum dibayar secara penuh. Modal
ditempatkan paling sedikit 25% dari modal dasar perseroan, dimana modal ini
harus ditempatkan dan disetor penuh.
3. Modal Disetor (paid in capital)
Adalah modal yang telah diambil (baik oleh pendiri atau orang lain) dan harga
sahamnya telah disetor ke kas perseroan. Modal disetor adalah modal yang
benar-benar ril ada dalam kas perseroan. Modal disetor ini berjumlah 25% dari
modal dasar.
Pembagian ketiga jenis modal PT ini dapat dicontohkan sebagai berikut:
Pada saat PT mengajukan ijin pendirian, maka komposisi modalnya adalah: 1)
Modal dasar (paling sedikit) Rp50.000.000, 2) Modal ditempatkan dan disetor
penuh sebesar 25% x Modal Dasar. Sehingga modal ditempatkan dan disetor
berjumlah 25% x Rp50.000.000= Rp12.500.000
G. Organ Perusahaan Terbatas
Perseroan terbatas mempunyai alat yang disebut organ perseroan yang berfungsi
untuk menjalankan perseroan. Organ di sini maksudnya tidak oleh para pemegang
saham, melainkan oleh suatu lembaga tersendiri, yang terpisah kedudukannya
sebagai pemegang saham. Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Perseroan Terbatas,
dinyatakan organ perseroan adalah :

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


Sesuai dengan namanya Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS merupakan
tempat berkumpulnya para pemegang saham untuk membahas segala sesuatu
yang berhubungan dengan perseroan. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1
angka (4) Undang-Undang Perseroan Terbatas, RUPS mempunyai kedudukan
paling tinggi dibandingkan dengan organ perseroan lainnya.

RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi dan dewan
komisaris dalam batas yang ditentukan Undang-Undang Perseroan Terbatas
dan/atau anggaran dasar perseroan. Organ ini mempunyai wewenang penggunaan
laba bersih, mengesahkan laporan tahunan dan sebagainya, disamping itu
mempunyai hak untuk memperoleh segala keterangan dari direksi dan/atau dewan
komisaris.

Menurut Abdulkadir Muhammad (2010:113), wewenang eksklusif RUPS yang


ditetapkan dalam UUPT tidak dapat ditiadakan selama tidak ada perubahan
undang-undang, sedangkan wewenang eksklusif dalam anggaran dasar
sematamata berdasarkan kehendak RUPS yang disahkan dan disetujui Menteri
Kehakiman yang dapat diubah melalui perubahan anggaran dasar sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan undang-undang .

b. Direksi

Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan
perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar (Abdulkadir Muhammad, 2010: 115). Dalam pengangkatan
Direksi ditetapkan di dalam RUPS sebagai kekuasaan tertinggi. Namun demikian
sekalipun direksi ditetapkan oleh RUPS, adakalanya pengangkatan Direksi
sedikit banyaknya dipengaruhi oleh alat perlengkapan perseroan yang lain,
misalnya, Dewan Komisaris, Rapat Pemegang Saham Prioritas atau badan lain.
Ketentuan demikian disebut dengan klausul oligorkhi atau otokrasi, yang biasanya
ada pada akta pendirian sementara (Richard Burton Simatupang, 2003: 5). Untuk
pertama kali pengangkatan Direksi dilakukan oleh pendiri (promoters) dan
dicantumkan dalam akta pendirian. Direksi ini disebut direksi statuter ( Tri
Budiyono, 2011: 170). Direksi adalah dewan direktur yang dapat terdiri dari satu
atau beberapa orang direktur. Oleh karena itu, bila Direksinya terdiri dari
beberapa orang maka salah satunya menjadi Direktur Utama atau Presiden
Direktur sedangkan yang lain menjadi Direktur atau wakil Direktur (Raharjo
Handri, 2009: 100).
Direksi menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Selain itu, Direksi berwenang
menjalankan pengurusan sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat dalam
batas yang ditentukan dalam undang-undang ini. Kebijakan yang dimaksud adalah
kebijakan yang dipandang tepat, didasarkan pada keahlian, peluang yang tersedia,
dan kelaziman dalam usaha yang sejenis (Pasal 92 ayat (1) dan (2) Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007). Direksi dalam tindakannya harus berhati-hati
(duty of care) dan tindakannya itu diambilnya adalah untuk kepentingan
perusahaan (duty of loyalty) (Erman Raja Guguk, 2011: 125).

Direksi sebagai pengurus (beheerder, administrator or manager) perseroan, adalah


pejabat perseroan. Jabatannya adalah anggota Direksi atau Direktur Perseroan (a
director is an officer of the company). Anggota Direksi atau Direktur bukan
pegawai atau karyawan (he is not an employe). Oleh karena itu, dia tidak berhak
mendapat pembayaran prefensial (prefential payment) apabila perseroan
dilikuidasi (Yahya Harahap, 2009: 346).

c. Dewan Komisaris

Pasal 1 angka (6) Undang-Undang Perseroan Terbatas ada keharusan bagi setiap
perseroan mempunyai Dewan Komisaris. Tugas utama Dewan Komisaris adalah
melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan yang dijalankan direksi,
jalannya pengurusan tersebut pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun
usaha perseroan, dan memberi nasihat pada Direksi. Namun dalam keadaan darurat
(tertentu), dapat bertindak mengurus perseroan asal dilakukan berdasarkan
anggaran dasar atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan
menjalankan tugas untuk mengurus perseroan, maka komisaris mempunyai
konsekuensi sebagaimana melekat pada direksi ( Gatot Suparmono, 1996: 91).

Perkataan Komisaris mengandung pengertian baik sebagai organ maupun sebagai


orang perseorangan. Sebagai organ, Komisaris lazim juga disebut Dewan
Komisaris, sedangkan sebagai orang perseorangan disebut anggota Komisaris
termasuk juga badan-badan lain yang menjalankan tugas khusus di bidang tertentu
(Richard Burton Simatupang, 2003: 7).

H. Tanggung Jawab Pada Perseroan Terbatas


1. Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya, sehingga bertanggung jawab menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul tanggung
jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung
akibatnya. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian
kehidupan manusia, bahwa setiap manusia dibebani dengan tanggung jawab.
Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka akan ada pihak lain yang
memaksakan tanggung jawab itu.

2. Tanggung Jawab Terbatas Pemegang Saham

Sifat perseroan merupakan perorangan atau person yang tidak terlihat, tidak
teraba atau abstrak dan artifisial. Perseroan menikmati semua hak yang dimiliki
perseorangan. Pada dasarnya, pemegang saham (shareholder) dari perseroan
adalah pemegang saham yang diberi sertifikat saham sebagai bukti, bahwa yang
bersangkutan adalah pemilik sebagian dari perseroan tersebut, akan tetapi, oleh
karena perseroan merupakan wujud yang terpisah (separate entity) dari pemegang
saham sebagai pemilik, maka pemegang saham tidak boleh menuntut aset
perseroan. Kekayaan perseroan tetap milik perseroan, sehingga pemegang saham
tidak mempunyai hak untuk mengalihkan kekayaan perseroan kepada dirinya
maupun kepada orang lain.

3. Tanggung Jawab Komisaris

Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, antara lain menyatakan
anggota dewan komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng dengan
semua anggota Direksi, apabila perseroan melakukan perbuatan hukum pada masa
Perseroan belum memperoleh status badan hukum. Selanjutnya Pasal 69 ayat (3)
menyatakan bahwa anggota Dewan Komisaris yang menandatangani laporan
keuangan yang ternyata tidak benar dan/atau menyesatkan, bertanggung jawab
secara tanggung renteng dengan anggota Dewan Direksi yang menandatangani
juga laporan keuangan tersebut. Berkenaan dengan tugas-tugas komisaris Pasal
114 dan tentang tanggung jawab komisaris berkenaan dengan kepailitan, diatur
dalam Pasal 115 Undang-Undang Perseroan Terbatas.
4. Tanggung Jawab Direksi

a. Sebelum perseroan mempunyai status badan hukum

Pasal 7 ayat (4) Undang-Undang Perseroan yang baru menyatakan perseroan


memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh menteri.
Pasal 14 ayat (1) menyatakan perbuatan hukum atas nama perseroan yang belum
memperoleh status badan hukum hanya boleh dilakukan oleh anggota Direksi
bersama-sama semua pendiri, serta semua anggota Dewan Komisaris Perseroan.
Perbuatan hukum tersebut menjadi tanggung renteng semua pendiri, anggota
Direksi dan anggota Dewan Komisaris.

Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan


Terbatas tersebut sama dengan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD),
yaitu selama pendaftaran dan pengumuman tersebut belum diselenggarakan, maka
sekalian pengurusnya adalah orang demi orang dan masing-masing bertanggung
jawab untuk seluruhnya, atas tindakan mereka terhadap pihak ketiga.

b. Setelah perseroan mempunyai status badan hukum

Pasal 14 ayat (2) menyatakan, dalam hal perbuatan hukum atas nama perseroan
yang belum memperoleh status badan hukum dilakukan oleh pendiri atas nama
perseroan, perbuatan tersebut menjadi tanggung jawab pendiri yang bersangkutan
dan tidak mengikat perseroan. Undang-Undang Perseroan Terbatas yang baru ini
menetapkan bahwa setelah perseroan terbatas mendapatkan pengesahan sebagai
badan hukum, pemegang saham, Komisaris, dan Direksi tidak bertanggung jawab
pribadi. Undang-undang tersebut tidak ada satu pasalpun yang menetapkan
bagaimana tanggung jawab pemegang saham, Komisaris dan Direksi dalam
periode setelah akta pendirian dan anggaran dasar mendapat pengesahan sebagai
badan hukum sampai dengan perusahaan tersebut didaftarkan dan diumumkan
dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.

5. Tanggung Jawab Pribadi Direktur Perseroan Terbatas


Ketentuan Pasal 92 ayat (1) Undang-Undang Perseroan yang baru menyatakan
Direksi menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Selanjutnya dalam Pasal 97
menyatakan di dalam mengelola perusahaan, direktur memiliki kebebasan tertentu
mengelola perusahaan yang dipercayainya sebagai jalan yang terbaik. Jika
direktur melakukan kesalahan, perusahaan yang membayar ongkosnya. Direktur
tidak dapat dituntut di depan pengadilan sebagai merugikan perusahaan sepanjang
keputusannya itu tidak terjadi karena kelalaiannya di dalam proses pengambilan
keputusan, tidak seorangpun mau menjadi Direktur bila ia bertanggung jawab bila
perusahaan mengalami kerugian, dalam arti usaha bisnis adakalanya rugi di
samping untung.

I. Pembubaran Perseroan Terbatas


Diatur dalam Pasal 142-152 UUPT No. 40 Tahun 2007, yang diantaranya
menyatakan:
Pasal 142 (1) menyatakan bahwa pembubaran perseroan terjadi:
a. Berdasarkan keputusan RUPS
b. Karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah
berakhir
c. Berdasarkan penetapan pengadilan
d. Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit perseroan tidak cukup untuk
membayar biaya kepailitan
e. karena harta pailit perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan
insolvensi sebagaimana diatur dalam UU tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, atau
f. Karena dicabutnya izin usaha Perseroan sehingga mewajibkan perseroan
melakukan likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 142 (2) menyatakan : Dalam hal terjadi pembubaran Perseroan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1,
a. Wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh likuidator atau curator, dan
b. Perseroan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali diperlukan untuk
membereskan semua urusan Perseroan dalam rangka likuidasi
Pasal 1142 (3) menyatakan : Dalam hal pembubaran terjadi berdasarkan
keputusan RUPS, jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar
telah berakhir atau dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan
niaga dan RUPS tidak menunjuk likuidator, Direksi bertindak sebagai likuidator.
Berdasarkan Pasal 143 UUPT No. 40 Tahun 2007, Pembubaran suatu PT tidak
mengakibatkan Perseroan tersebut kehilangan status badan hukum sampai dengan
selesainya likuidasi dan pertanggungjawaban likuidator diterima oleh RUPS atau
pengadilan.

Nama : Dewi Lestuti Ambarwati


Ig : dewi.l.a

Anda mungkin juga menyukai