Anda di halaman 1dari 9

EFEKTIFITAS MODIFIKASI BALUTAN MODERN DAN TERAPI OZON

TERHADAP PENYEMBUHAN ULKUS DIABETIKUM


DI WOCARE CLINIC BOGOR

Vonny Nurmalya Megawati1, Moh Nur Firdaus2


1
Dosen Poltekkes Majapahit Mojokerto
2
Dosen Poltekkes Majapahit Mojokerto

Poltekkes Majapahit Mojokerto, Jl. Raya Gayaman km.2 Mojoanyar Mojokerto Jawa Timur , Email :
ners_ivon@yahoo.com. Mobile phone 0811310436

Abstrak
Latar Belakang : Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua duanya. Salah satu komplikasi
diabetes mellitus adalah ulkus diabetikum. Ulkus diabetikum merupakan luka terbuka pada permukaan kulit yang
dapat disertai adanya kematian jaringan setempat karena adanya komplikasi makroangiopati sehingga terjadi
vaskuler insusifiensi dan neuropati, yang lebih lanjut dapat berkembang menjadi infeksi. Selain perawatan luka
dengan menggunakan balutan modern, penanganan ulkus diabetikum juga membutuhkan terapi pelengkap salah
satunya adalah terapi ozon.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas Modifikasi Balutan Modern dan Terapi
Ozon Terhadap Penyembuhan Ulkus Diabetikum di Wocare Clinic Bogor.
Metode Penelitian : Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pendekatan Non
Equivalent control group design. Jumlah responden yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 32 orang, yang terbagi
menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Consecutive
sampling. Penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu pada bulan Maret s/d Juni 2016. Penelitian ini
menggunakan instrumen Bates Jansen Wound Assesment Tools untuk mengidentifikasi percepatan penyembuhan
luka. Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data dan analisa data baik univariat dan bivariat yang
menggunakan paired t-Test dan independent t-Test.
Hasil & Pembahasan : Hasil uji statistik dalam penelitian ini menunjukkan nilai = 0,000 < 0,05, artinya hipotesis
penelitian diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Penggunaan modifikasi modern dressing dan terapi ozon
lebih efektif terhadap penyembuhan luka dibandingkan dengan penggunaan modern dressing saja pada pasien
dengan ulkus diabetikum. Hasil tersebut konsisten dengan teori teori yang mendukung penelitian ini.

Kesimpulan & Saran : Berdasarkan hal tersebut, sebagai perawat dapat mengaplikasikan terapi ozon sebagai terapi
pelengkap dalam perawatan luka, sehingga dapat menurunkan angka kejadian infeksi yang dapat menyebabkan
kematian.

Kata kunci : Ulkus diabetikum, modern dressing, terapi ozon, penyembuhan luka
THE EFFECTIVENESS OF MODIFICATION MODERN DRESSING AND
OZONE THERAPY ON WOUND HEALING OF PATIENT WITH
DIABETIC ULCER IN WOCARE CLINIC BOGOR
Vonny Nurmalya Megawati1, Moh Nur Firdaus2
1
Poltekkes Majapahit Mojokerto Lecturers
2
Poltekkes Majapahit Mojokerto Lecturers

Abstract

Background : Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases with characteristic hyperglycemia that occurs due
to abnormalities in insulin secretion, insulin action or both. Ozone therapy has anti-bacterial, anti-viral, anti-fungal
and anti-protozoal agents to heal the wound. One of complication of diabetes mellitus is diabetic ulcers. Diabetic
ulcers is open sores on the skin surface which can be accompanied by local tissue death due to complications
macroangiopathy causing vascular insufficiency and neuropathy that can further develop into an infection. In
addition to wound care using modern dressing, handling diabetic ulcers also require complementary therapies one
of which is ozone therapy.
Purpose : The purpose of this study is to identify the effectiveness of modern dressing modification and ozone
therapy for wound healing in patients with diabetic ulcers.
Method : This study used a quasi-experimental design, with non-equivalent control group design. The population
was all patients who had pressure ulcers Wocare Clinic in Bogor, and the number of samples was 32, divided into
experimental group and control group, chosen by consecutive sampling technique. This study was conducted over
three month, namely in March to June 2016. Instruments used were Bates Jansen Wound Assessment Tools for
identifying accelerated wound healing. After the data were collected, they were processed and analyzed using
univariate and bivariate with paired t-Test and independent t-Test.
Result & Discussion: The results of this study, demonstrated the value of = 0,000 < 0,05. Therefore, it can be
concluded that The use of modern modification of dressings and ozone therapy more effective on wound healing
compared with the use of modern dressings course in patients with diabetic ulcers". These results are consistent with
the theories that support this study.
Conclusion & Suggestion : Based on these, as a nurse can apply ozone therapy as a complementary therapy for
wound care to decrease the incidence of infection that can cause mortality.

Keywords : diabetic ulcer, modern dressing, ozone therapy, wound healing


Pendahuluan disebabkan oleh bakteri gram negatif seperti
Pseudomonas aeruginosa dan Enterococcus.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu Ada beberapa terapi antimikrobial yang
kelompok penyakit metabolik dengan dapat digunakan untuk mengontrol infeksi
karakteristik hiperglikemia yang terjadi (Cavanagh et al, 2005). Selain antimikroba,
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin untuk mempercepat penyembuhan ulkus
atau kedua duanya (WHO, 2000). Salah diabetikum diperlukan terapi pelengkap.
satu komplikasi diabetes mellitus adalah Terapi pelengkap sering disebut dengan
ulkus diabetikum. Ulkus diabetikum terapi adjuvant atau terapi komplementer
merupakan luka terbuka pada permukaan yang saat ini ramai dibicarakan. Diantara
kulit yang dapat disertai adanya kematian beberapa terapi, ada terapi yang dapat
jaringan setempat karena adanya komplikasi mengontrol terjadinya infeksi. Terapi
makroangiopati sehingga terjadi vaskuler pelengkap yang dimaksud adalah terapi
insusifiensi dan neuropati, yang lebih lanjut ozon. Ozon yang juga dikenal dengan
terdapat luka pada penderita DM yang sering sebutan tritomikoxigen dan trioxigen
tidak dirasakan, dan dapat berkembang memiliki multi efek terhadap penyembuhan
menjadi infeksi (Fard et al, 2007). Prevalensi luka, yakni melepaskan oksigen oksigen
ulkus diabetikum berkisar antara 4 10% baru yang telah terbukti memiliki
diantara orang orang yang terdiagnosa kemampuan bakterisidal dan merangsang
diabetes mellitus (Singh et al, 2005 dalam enzim antioksidan (Zhang et al, 2014). Pada
Wu et al, 2007). Ulkus diabetikum bakteri, ozon mengganggu integritas kapsul
merupakan penyebab utama terjadinya sel bakteri melalui oksidasi fosfolipid dan
tindakan amputasi ekstremitas bawah lipoprotein. Ozon juga dapat berpenetrasi ke
(Humphrey et al, 1994 dalam Fard et al, kapsul sel bakteri mempengaruhi secara
2007). langsung integritas cytoplasmic dan
Setelah dilakukan pengkajian langkah mengganggu beberapa tingkat kompleksitas
berikutnya adalah menyiapkan dasar luka metabolik. (HTA Indonesia, 2004). Pada
yang dikenal dengan sebutan Wound Bed penelitian Wainstein et al, 2011 yang
Preparation. Persiapan dasar luka dilakukan berjudul efektifitas terapi ozon-oksigen
dengan cara ; tissue management, sebagai penanganan Diabetic Foot Ulcer
inflammation and infection control, moisture (n=34), menyebutkan bahwa pada kelompok
balance serta epithelial (edge) advancement eksperimen lukanya lebih cepat menutup
(Saad et al, 2013). Persiapan dasar luka juga dibandingkan dengan kelompok kontrol
dapat dilakukan dengan 3 (tiga) langkah (p=0,03). Penelitian lain yang menggunakan
Mencuci luka dengan menggunakan cairan terapi ozon untuk ulkus diabetikum adalah
fisiologis atau gentle antiseptic, Membuang penelitian Sanchez et al, 2005 yang berjudul
jaringan yang mati (autolysis debridement, efektifitas terapi ozon pada pasien diabetic
enzymatic debridement, mechanical foot (n=101), dimana hasil dari penelitiannya
debridement, biological debridement dan menunjukkan reduksi luas area luka yang
surgical debridement), serta Memilih signifikan pada kelompok eksperimen
balutan yang sesuai (Gitarja, 2008). (2,660,33 cm2/hari) dibandingkan pada
Pada ulkus diabetikum dapat menyebabkan kelompok yang diberikan antibiotik saja
komplikasi infeksi yang biasanya (1,210,01 cm2/hari).
diakibatkan oleh beberapa bakteri. Bakteri Wocare Clinic yang dibangun sebagai Balai
yang paling sering menyebabkan infeksi Asuhan Keperawatan pertama di Indonesia
adalah aerobic gram-positive cocci ini merupakan sebuah pusat perawatan luka,
(khususnya S aureus), terkadang juga stoma, dan inkontinensia yang didirikan
pada tahun 2007 dengan ijin Dinas reliabilitasnya. Tehnik pengumpulan data
Kesehatan Kota Bogor No. pada penelitian ini antara lain; (1)
1196/503/Dinkes/BAK/XII/2007. Rata rata Melakukan pengukuran penyembuhan luka
jumlah pasien adalah 16 perbulan, dimana (pre test), kemudian (2) melakukan
lima kasus tersering antara lain 77,5% pasien perawatan luka dengan menggunakan
luka diabetic foot. modern dressing dan pemberian terapi ozon
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti (pada kelompok kontrol tidak perlu
tertarik untuk melakukan penelitian ini di ditambahkan terapi ozon), perawatan
Indonesia mengenai Efektifitas Modifikasi dilakukan setiap 3 (tiga) hari sekali selama 2
Balutan Modern dan Terapi Ozon Terhadap 3 minggu, setelah itu (3) Melakukan
Penyembuhan Ulkus Diabetikum di Wocare pengukuran penyembuhan luka (post test).
Clinic Bogor. Setelah data terkumpul, dilakukan
pengolahan data dan analisa data baik
Metode univariat maupun bivariat dengan
menggunakan paired t-Test dan independent
Desain yang digunakan pada penelitian ini t-Test.
adalah quasi eksperiment dengan pendekatan
Non Equivalent control group design. Hasil
Desain ini hampir sama dengan pre test post
test control group design, hanya pada desain Pada penelitian ini, berdasarkan jenis
ini kelompok eksperimen maupun kelompok kelamin baik pada kelompok eksperimen
kontrol tidak dipilih secara random Populasi dan kelompok kontrol, responden dengan
pada penelitian ini adalah semua pasien jenis kelamin laki laki dan perempuan
ulkus diabetikum yang melakukan perawatan sama yakni masing masing berjumlah 16
luka di Wocare Clinic Bogor. Besar orang (50%). Berdasarkan usia, secara
sampelnya setelah dihitung dengan keseluruhan paling banyak responden
menggunakan rumus Federer adalah 32 berusia antara 51 60 tahun yakni sebanyak
orang yang terbagi menjadi 16 orang 14 orang (44%), sedangkan bila berdasarkan
kelompok eksperimen dan 16 orang penyakit penyerta paling banyak responden
kelompok kontrol, sedangkan sampling yang memiliki penyakit penyerta hipertensi, yakni
digunakan adalah Consecutive sampling. 3 orang (44%). Baik pada kelompok
Penelitian ini menggunakan instrumen Bates eksperimen maupun pada kelompok kontrol
Jansen Wound Assesment Tools untuk infeksi menjadi penyulit atau faktor
mengidentifikasi percepatan penyembuhan penghambat penyembuhan luka yang paling
luka yang telah teruji validitas dan banyak, yakni 17 orang (54%).

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Paired t Test pada kelompok Eksperimen


Kelompok Ekeperimen Mean Std. Deviation t Sig
BJWAT Pre & Post 14,87500 4,97829 11,952 0,000

Sebelum dan sesudah dilakukan intervensi intervensi (mean = 14,87). Hasil uji statistik
pada kelompok eksperimen, kondisi luka dengan paired t Test (tabel 1)
yang dinilai dengan Bates Jansen Wound menunjukkan nilai = 0,000 < 0,05,
Assesment Tools semua reponden berada sehingga dapat disimpulkan bahwa ada beda
pada status wound degeneration, yakni 16 lama penyembuhan luka pada pasien dengan
orang (100%), namun semua responden ulkus diabetikum sebelum dan setelah
mengalami penurunan skor setelah dilakukan
diberikan modifikasi modern dressing dan terapi ozon pada kelompok eksperimen.

Tabel 2 Hasil Uji Statistik Paired t-Test pada Kelompok control


Kelompok Kontrol Mean Std. Deviation t Sig
BJWAT Pre & Post 6,06250 2,71953 8,917 0,000

Sebelum dan sesudah dilakukan intervensi = 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan
pada kelompok kontrol, kondisi luka yang bahwa ada beda lama penyembuhan luka
dinilai dengan Bates Jansen Wound pada pasien dengan ulkus diabetikum
Assesment Tools semua reponden berada sebelum dan setelah diberikan modern
pada status wound degeneration, yakni 16 dressing saja pada kelompok kontrol.
orang (100%), namun semua responden
mengalami penurunan skor setelah dilakukan Perbedaan efektifitas antara penggunaan
intervensi pemberian modern dressing saja modifikasi modern dressing dan terapi ozon
(mean = 6,06250). Hasil uji statistik dengan pada kelompok ekperimen dan kelompok
paired t Test (tabel 2) menunjukkan nilai control dapat dilihat dari tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Hasil Uji Statistik Independent t-Test
Kelompok Eksperimen & Kontrol t Sig (2 tailed)
BJWAT Pre -1,434 0,162
BJWAT Post -4,815 0,000
Beda BJWAT 6,214 0,000

Hasil uji statistik menggunakan uji kelamin laki laki dan perempuan, hal ini
Independent t Test menunjukkan bahwa sesuai dengan pernyataan Perry & Potter
pada pre test nilai = 0,162 0,05, artinya (2006) bahwa jenis kelamin bukan faktor
HO diterima atau tidak ada beda nilai pre penyebab ulkus diabetikum secara
test baik pada kelompok eksperimen maupun signifikan.
kelompok kontrol, sedangkan pada post test Faktor resiko terjadinya ulkus diabetikum
nilai = 0,000 0,05, artinya HO ditolak menurut Lipsky et al, 2012 dan Riyanto dkk,
atau ada beda pada nilai post test baik pada 2007 salah satuya adalah usia, dimana usia
kelompok eksperimen maupun kelompok merupakan faktor yang tidak dapat diubah.
kontrol. Beda perubahan pre test dan post Semakin tua usia, fungsi tubuh secara
test pada kelompok eksperimen dan fisiologis mengalami penurunan, salah
kelompok kontrol menunjukkan nilai = satunya dalam melakukan pengendalian
0,000 0,05, sehingga dapat disimpulkan glukosa darah yang tinggi. Faktor resiko
bahwa Penggunaan modifikasi modern terjadinya ulkus diabetikum adalah bila
dressing dan terapi ozon lebih efektif umur klien 60 tahun dan lama menderita
terhadap penyembuhan luka dibandingkan diabetes mellitus 10 tahun (Misnadiarly,
dengan penggunaan modern dressing saja 2006 dalam Hastuti, 2008). Hal ini kurang
pada pasien dengan ulkus diabetikum. sesuai dengan hasil penelitian, dimana secara
keseluruhan paling banyak responden
berusia antara 51 60 tahun.
Pembahasan Secara keseluruhan, paling banyak
responden memiliki penyakit penyerta
Baik pada kelompok eksperimen dan hipertensi, dimanahipertensi merupakan
kelompok kontrol, responden dengan jenis salah satu faktor penyebab terjadinya ulkus
diabetikum (Lipsky et al, 2012 dan Riyanto Pada kasus ulkus diabetikum, selain
dkk, 2007). Tekanan darah 130/80 pada digunakan sebagai antiseptik, ozon juga
penderita Diabetes Mellitus menyebabkan dinyatakan memiliki efek antivirus,
penurunan aliran darah pada kaki akibat antijamur dan antiprotozoa. Ozon mampu
viskositas darah yang tinggi, selain itu juga mengoksidasi berbagai jenis bakteri, spora,
dapat mengakibatkan lesi pada endotel. jamur, ragi, dan bahan organik lainnya. Efek
Kerusakan endotel akan berpengaruh ozon terhadap bakteri adalah dengan
terhadap makroangiopati melalui proses mengganggu integritas kapsul sel bakteri
agregasi trombosit yang berakibat vaskuler melalui oksidasi fosfolipid dan lipoprotein,
defisiensi, sehingga dapat terjadi hipoksia kemudian berpenetrasi ke dalam membran
pada jaringan yang akan mengakibatkan sel, bereaksi dengan subtansi sitoplasma dan
terjadinya ulkus (Misnadiarly, 2006 dalam merubah circulair plasmid DNA tertutup
Hastuti, 2008) menjadi circulair DNA terbuka, yang dapat
Baik pada kelompok eksperimen maupun mengurangi efisiensi proliferasi bakteri,
pada kelompok kontrol infeksi menjadi mempengaruhi secara langsung integritas
penyulit atau faktor penghambat cytoplasmic, dan mengganggu beberapa
penyembuhan luka yang paling banyak. tingkat kompleksitas metabolik. Disamping
Kejadian infeksi dapat diidentifikasi dengan itu ozon juga dapat memperbaiki distribusi
adanya tanda tanda infeksi secara klinis, oksigen dan pelepasan growth factor yang
diantaranya : peningkatan suhu tubuh, bermanfaat dalam mempercepat
peningkatan jumlah leukosit, proses penyembuhan luka (Dewayanti, 2007).
inflamasi yang memanjang, cairan eksudat Pemilihan balutan adalah tehnik dalam
yang purulent, bau yang tidak sedap, serta menciptakan lingkungan luka menjadi
hasil kultur yang menggambarkan jumlah lembab, hal ini terdapat dalam manajemen
bakteri mengalami replikasi lebih dari 105 perawatan luka yang disebut dengan
per gram jaringan. Kontinum infeksi pada manajemen TIME (tissue management,
luka, antara lain kolonisasi, kritikal inflammation and infection control, moisture
kolonisasi dan terakhir akan terjadi infeksi balance serta epithelial (edge) advancement
(AWMA, 2011). Infeksi pada luka ) (Saad et al, 2013).
merupakan faktor yang paling penting Pemilihan balutan modern tergantung dari
terjadinya kegagalan penyembuhan luka stadium serta jumlah eksudat. Skin sealant
(Alavi et al, 2012; Edward & Harding, 2004; seperti transparant film dapat digunakan
Warriner & Burrel, 2005). Hal ini pada stadium I, hydrocolloid digunakan pada
menyebabkan masalah yang serius terhadap stadium II dengan jumlah eksudat minimal,
pasien, tenaga kesehatan dan tempat calcium alginate bisa digunakan pada
pelayanan kesehatan terutama masalah stadium II serta stadium III & IV dengan
peningkatan biaya (Shultz et al, 2003; World jumlah eksudat sedang hingga banyak, foams
Union of Wound Healing Societies dimanfaatkan untuk stadium III & IV dengan
(WUWHS), 2008). jumlah eksudat banyak hingga sangat
Penggunaan modern dressing ini mempunyai banyak, sedangkan untuk stadium
beberapa kelebihan dapat mempercepat unstageable yang sebagian besar adalah
penyembuhan luka oleh karena ; dapat jaringan nekrotik, hydrogel dressing dapat
mempercepat fibrinolisis, meningkatkan dipilih sebagai dressing (Saad et al, 2013).
angiogenesis, menurunkan kejadian infeksi, Pada ulkus diabetikum dengan infeksi,
mempercepat pembentukan growth factor biasanya diakibatkan oleh beberapa bakteri.
serta mempercepat pembentukan sel aktif Bakteri yang paling sering menyebabkan
(Gitarja, 2008). infeksi adalah aerobic gram-positive cocci
(khususnya S aureus), terkadang juga penelitian Sanchez et al, 2005 yang berjudul
disebabkan oleh bakteri gram negatif seperti efektifitas terapi ozon pada pasien diabetic
Pseudomonas aeruginosa dan Enterococcus. foot (n=101), dimana hasil dari penelitiannya
Ada beberapa terapi antimikrobial yang menunjukkan reduksi luas area luka yang
dapat digunakan untuk mengontrol infeksi, signifikan pada kelompok eksperimen
meliputi agen topikal seperti cadexomer (2,660,33 cm2/hari) dibandingkan pada
iodine, silver, madu, dan antiseptik topikal kelompok yang diberikan antibiotik saja
lainnya yang sebanding dengan antibiotik (1,210,01 cm2/hari). Terapi ozon juga
sistemik (Cavanagh et al, 2005). meningkatkan penyembuhan luka diabetic
Hasil sistematik review oleh Dumville et.al foot ulcer melalui induksi VEGF, TGF- dan
2012 tentang balutan modern untuk PDGF, hal ini telah dibuktikan oleh
kesembuhan ulkus diabetikum yang penelitian Zhang et al, 2014, dimana
diperoleh dari Cochrane Wounds Group hasilnya signifikan (p < 0,01).
Specialised Register, MEDLINE, EMBASE, Berdasarkan ulasan di atas, dalam
EBSCO dan CINAHL, menyatakan bahwa mempercepat penyembuhan luka tidak hanya
pemilihan balutan yang sesuai dengan dibutuhkan terapi utama tetapi juga
evidence based practice dapat mempercepat memerlukan terapi tambahan atau yang
penyembuhan luka disebut sebagai terapi pelengkap. Terapi
Beda perubahan pre test dan post test pada pelengkap sering disebut dengan terapi
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adjuvant atau terapi komplementer yang saat
menunjukkan nilai = 0,000 0,05, ini ramai dibicarakan. Ada beberapa terapi
sehingga dapat disimpulkan bahwa adjuvant yang sering digunakan diantaranya
Penggunaan modifikasi modern dressing adalah hyperbaric oxygen, terapi ozone,
dan terapi ozon lebih efektif terhadap electrical stimulation, hydrotherapy,
penyembuhan luka dibandingkan dengan ultrasound, low energy laser therapy,
penggunaan modern dressing saja pada growth factor serta negative pressure wound
pasien dengan ulkus diabetikum. Hasil therapy. Diantara beberapa terapi di atas,
penelitian ini juga serupa dengan hasil ada terapi yang dapat mengontrol terjadinya
penelitian yang diperoleh Dewiyanti, infeksi.
Ratnawati dan Puradisastra (2009) dengan Terapi pelengkap yang dimaksud adalah
judul Perbandingan Pengaruh Ozon, Getah terapi ozon. Ozon yang juga dikenal dengan
Jarak Cina (Jatropha Multifida L) dan sebutan tritomikoxigen dan trioxigen
Povidone Iodine 10% terhadap Waktu memiliki multi efek terhadap penyembuhan
Penyembuhan Luka pada Mencit Betina luka, yakni melepaskan oksigen oksigen
Galur Swiss Webster. Hasil dari penelitian baru yang telah terbukti memiliki
ini adalah ozon lebih baik dalam kemampuan bakterisidal dan merangsang
mempercepat penyembuhan luka enzim antioksidan (Zhang et al, 2014).
dibandingkan getah jarak cina dan povidone
iodine 10%. Kesimpulan & Saran
Pada penelitian Wainstein et al, 2011 yang
berjudul efektifitas terapi ozon-oksigen Kesimpulan dari penelitian ini adalah
sebagai penanganan Diabetic Foot Ulcer modifikasi balutan modern dan terapi ozon
(n=34), menyebutkan bahwa pada kelompok efektif untuk mempercepat penyembuhan
eksperimen lukanya lebih cepat menutup luka pada pasien ulkus diabetikum. Bagi
dibandingkan dengan kelompok kontrol perawat khususnya perawat yang
(p=0,03). Penelitian lain yang menggunakan mempunyai kompetensi dalam perawatan
terapi ozon untuk ulkus diabetikum adalah luka, dapat mengaplikasikan terapi ozon
sebagi terapi pelengkap dalam perawatan http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
luka, sehingga dapat menurunkan angka /17935551
kejadian infeksi yang dapat menyebabkan Gitarja, WS. 2008. Perawatan luka diabetes:
kematian, selain itu terapi ozon ini mudah seri perawatan luka terpadu. Bogor:
untuk digunakan (simple) baik perawatan di wocare publishing
klinik maupun untuk perawatan di rumah Hastuti, RT. 2008. Faktor Faktor Resiko
(homecare). Ulkus Diabetika pada Penderita
Diabetes Mellitus (Studi kasus di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta).
Referensi UNDIP. Semarang
HTA Indonesia. 2004. Terapi Ozon. Diakses
Alavi, M. R., Stojadinovic, A., Izadjoo, M. J. 30 Januari 2014 dari
2012. An Overview of Biofilm and http://www.scribd.com/doc/1505373
Its Detection in Clinical Samples. 94/Terapi-Ozon-jpdf
Diakses 30 Januari 2014 dari Jensen, B. B. (2001). Bates Jansen Wound
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed Assesment Tool; Intruction for use
/22885310 Lipsky, BA., Berendt, AR., Cornia, PB.,
Cavanagh, PR., Lipsky BA., Bradbury, AW., Pile, JC., Peters, EJG., Amstrong,
Botek G. 2005. Treatment For DG., Deery, HG., Embil, JM., Joseph
Diabetic Foot Ulcer (Review) WS., Karchmer, AW., Pinzur, MS.,
Carville, K. (2007). Wound Care Manual Senneville, E. 2012. IDSA
Fifth Edition. Western Australia: GIUDELINES 2012 infectious
Silver Chain Foundation Disease Society of America Clinical
DEPKES RI. 2008. Profil Kesehatan Practice Guidelines for The
Indonesia Tahun 2007. Jakarta ; 48 - Diagnosis and Treatment of Diabetic
53 Foot Infections. Clinical Infectious
Dewayanti, A., Ratnawati, H., Puradisastra, Diseases; 54 (12):132 73
S. 2009. Perbandingan Pengaruh Mariyunani, Anik. (2013) Perawatan Luka
Ozon, Getah Jarak Cina (Jatropha Modern (Modern Woundcare)
Multifida L) dan Povidone Iodine Terkini dan Terlengkap Sebagai
10% terhadap Waktu Penyembuhan Bentuk Tindakan Keperawatan
Luka pada Mencit Betina Galur Mandiri. Jakarta; In Media
Swiss Webster. JKM. Vol.2: 132 Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus :
137 Ulcer, Infeksi, Gangren. Populer
Edmons, ME., Foster, AVM., Sanders, LJ. Obor; Jakarta
2008. A Practical Manual of Muliawan M., Semadi, N., Yasa, K, P. 2007.
Diabetic Foot Ulcer. USA; Pola Kuman & Korelasi Klinis Ulkus
Blackwell Publishing Diabetiku di RSUP Sanglah
Elvis, A.M., Ekta, J.S. 2011. Ozone Denpasar. Tesis. Denpasar :
Therapy: A Clinical Review. Universitas Udayana. Diakses pada
Medknow Publications. 2: 66 70. tanggal 5 Maret 2015 dari
diakses 9 Oktober 2012 dari http://www.pps.unud.ac.id/disertasi/p
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed df_thesis/unud-89-375372713-
Fard, A S., Esmaelzadeh M., Larijani B. isi%20disertasi.pdf
2007. Assesment and Treatment of Novgorod, N. 2008. Ozon Therapy in
Diabetic Foot Ulcer. Diakses 30 Practice; Health Manual. Diakses 30
Januari 2014 dari
Januari 2014 dari Waspadji, S. 2006. Kpmplikasi Kronik
http://www.absolute.ozone.com Diabetes; Mekanisme Terjadinya,
Potter, P.A., Perry, A. G. 2006. Buku Ajar Diagnosis dan Strategi pengelolaan.
Fundamental Keperawatan : Dalam : Aru W, dkk, editors, Ilmu
Konsep, Proses, dan Praktek, Edisi Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi
4, Volume 2. Jakarta : EGC keempat, FKUI ; Jakarta
Saad, AZM., Khoo, TL, Halim, AS. 2013. WHO. 2000. Pencegahan Diabetes Mellitus
Wound Bed Preparation For (Laporan Kelompok Studi WHO).
Chronic Diabetic Foot Ulcer. ISRN Alih bahasa dr. Arisman, cetakan I.
Endocrinology. Vol. 2013, Article Jakarta : Hipokrates
ID 608313. 9 pages. Diakses pada Wu, SC., Driver, VR., Wrobel, JS.,
tanggal 5 Maret 2015 dari Amstrong, DG. 2007. Foot Ulcer in
https://search.ebscohost.com The Diabetic Patient, Preventionand
Sanchez, GM, Dalain, SM., Menendez, S et Treatment. Vascular Health and
al. (2005). Therapeutic Efficacy of Risk Management, 3(1): 65 76.
Ozone in Patients with Diabetic Diakses pada tanggal 5 Maret 2015
Foot. European Jurnal of dari https://search.ebscohost.com
Pharmacology. 523; 151 161. Zhang, J., Meiping G., Xie, C., Luo, X.,
Diakses pada tanggal 5 Maret 2015 Zhang Q., and Xue Y. 2014.
dari https://search.ebscohost.com Increased Growth factors Play a
Singh, N., Amstrong, DG., Lipsky, BA. Role in Wound Healing Promoted
2005. Preventing Foot Ulcer in by Noninvasive Oxygen-Ozone
Patient With Diabetes. Jama, 293 : Therapy in Diabetic Patients with
217 28. Diakses pada tanggal 5 Foot Ulcers. Oxidative Medicine
Maret 2015 dari and Cellular Longevity. Volume
https://search.ebscohost.com 2014. Article ID 273475, 8 pages.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian Diakses pada tanggal 5 Maret 2015
kuantitatif dan kualitatif R & D. dari https://search.ebscohost.com
Bandung : Alfabeta. Zhai, H., Maibach H. I. (2007). Effect of
Wainstein, J., Feldbrin, Z., Boaz, M., occlusion and semi occlusion on
Boehm, IH. (2011). Efficacy of experimental skin wound healing; a
Ozone-Oxygen Therapy of The reevolution. Diakses pada tanggal 5
Treatment of Diabetic Foot Ulcer. Maret 2015 dari
Diabetes Technology & http://www.woundresearch.com/arti
Therapeutics. 13; 1 6. Diakses cle/7894
pada tanggal 5 Maret 2015 dari
https://search.ebscohost.com

Anda mungkin juga menyukai