Anda di halaman 1dari 7

Journal of Baltic Science Education.

(2013), 12(2) 191-204

Fostering Science Process Skills and Improving


Achievement through The Use of Multiple Media
Kamisah Osman, Rian Vebrianto

OLEH:

TIA RACHMATIKA WAHYUNI

17728251008

PENDIDIKAN KIMIA A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2017
A. Alasan Pemilihan Tema / Fokus Kajian

Variabel terikat keterampilan proses sains


Membandingkan penggunaan media berbasis ICT dan berbasis lingkungan

B. Pendahuluan

Persyaratan kurikulum pendidikan biologi di Indonesia menekankan kepada


pemahaman konsep, pemikiran, dan keterampilan pemecahan masalah. Untuk mewujudkan
hal tersebut guru sebaiknya memilih untuk menggunakan metode dan media yang dapat
mendukung pembelajaran yang berfokus pada proses, tidak hanya hasil. Media yang dipilih
diharapkan dapat mendukung komponen-komponen pembelajaran. Proses penyampaian mata
pelajaran biologi di Indonesia masih berlangsung secara verbal. Siswa tidak pernah terlibat
langsung dengan obyek biologi yang tentunya banyak ditemukan dalam lingkungan. Disini
proses belajar menitikberatkan pada guru, sedangkan keterampilan proses sains dan sikap
siswa tidak diberi kesempatan untuk dikembangkan.

Penggunaan berbagai media instruksional, khususnya Tekhnologi Informasi dan


Komunikasi (ICT) dan pengalaman langsung dengan lingkungan diharapkan bisa membuat
pembelajaran lebih menarik dan bermakna bagi kebanyakan siswa. Ini karena penggunaan
multimedia interaktif dalam belajar menciptakan lingkungan belajar yang berpusat pada
siswa. Siswa juga terhibur dan santai saat menggunakan ICT dan akan menghasilkan
pemahaman yang lebih baik tentang apa yang mereka pelajari dan meningkatkan
keterampilan proses sains siswa. Sehingga media pembelajaran merupakan komponen
penting dalam pembelajaran dan diharapkan dapat membantu siswa dalam belajar aktif untuk
memahami konsep, membentuk sikap scientific mereka dan juga mengembangkan
kemampuan sains mereka.

C. Kajian Teori

Media Instruksional

Von (1993) dan Koesnandar (2006) menyatakan bahwa teknologi multimedia


interaktif meliputi banyak jenis media seperti teks, audio, grafik, animasi, dan video yang
tergabung dalam sistem komputer. Media kedua adalah pembelajaran berbasis pada
lingkungan yang merupakan sumber inovatif dan faktual dan variasi gaya mengajar bisa
dipraktekkan oleh seorang guru yang menggunakan lingkungan sekolah (George & Glasgow,
2002; Barak, 2007).

Konstruktivisme sebagai Unsur Penting dalam Desain Media

Menurut Briner (1999), pembelajaran konstruktivis didasarkan pada partisipasi aktif


siswa dalam pemecahan masalah dan berpikir kritis dalam aktivitas belajar. Ini berarti bahwa
siswa membangun pengetahuan mereka sendiri dengan menguji gagasan dan metode berbasis
pengetahuan dengan pengalaman masa lalu mereka sendiri dan menerapkannya pada situasi
baru dengan mengintegrasikan pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan yang
ada. Robottom (2004) menemukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pemikiran
konstruktivis sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran lingkungan meningkatkan
pemahaman dan keterlibatan siswa seperti pengembangan dari berbagai keterampilan,
termasuk keterampilan proses sains.

Keterampilan Proses Sains sebagai Hasil dari Pembelajaran Sains

Keterampilan proses sains adalah keterampilan intelektual dan dapat dipraktekkan,


dipelajari dan dikembangkan oleh anak-anak melalui proses pembelajaran (Balfakiha, 2010).
Sebuah studi lokal yang dilakukan di sekolah dasar oleh Rohaida dan Kamariah (2005)
ditemukan bahwa analisis data verbal dan non verbal mengungkapkan bahwa ada beberapa
faktor yang memengaruhi perolehan keterampilan proses sains: (1) bahan ajar berbasis web,
(2) laboratorium fisik, (3) peran guru dan (4) kesiapan siswa.

D. MASALAH DAN TUJUAN

Rumusan Masalah

Tujuan

1. Untuk mengetahui perbedaan dalam keefektifan dari penggunaan banyak media


pembelajaran terhadap keterampilan proses sains siswa; dan

2. Untuk mengetahui perbedaan dalam keefektifan banyak media pembelajaran


terhadap prestasi belajar siswa

E. METODE PENELITIAN
- Populasi: Semua siswa kelas 1 SMP di Riau.

- Sampel: 32 siswa untuk kelas eksperimen dengan media ICT, 32 siswa untuk kelas
eksperimen dengan media lingkungan, dan 32 siswa untuk kelas kontrol dengan metode
kovensional.

- Waktu Penelitian:

a. Metode Penelitian

Quasi Eksperimen

b. Desain Penelitian

Non equivalent control group design.

Tekhnik Sampling: Cluster Random Sampling

c. Instrumen Penelitian

Tes keterampilan proses sains (SPS), Tes prestasi,

d. Analisis Data

Pra Penelitian

SPS Cronbach Alpha untuk masing-masing indikator, didapatkan:


Mengobservasi dan mengklasifikasi = 0,8
Memprediksi = 0,7
Mengkomunikasikan = 0,79
Menyimpulkan = 0,71
Prestasi Reliabilitas (KR20), didapatkan:
Lower Level Questions (LL) = 0,68
Higher Level Questions (HL) = 0,63

Pasca Penelitian

Keterampilan Proses Sains (SPS):


Prettest
- ANOVA Tidak ada perbedaan yang signifikan / homogen (p > 0,05).
Posttest
- ANOVA Ada perbedaan yang signifikan (p < 0,05).
- Post-hoc Tukey Ada perbedaan yang signifikan (p < 0,05), dengan
perbedaan rata-rata:
Kelas lingkungan dengan kontrol = 5,63
Kelas ICT dengan kontrol = 7,19
Tidak ada perbedaan yang signifikan (p > 0,05),
dengan perbedaan rata-rata:
Kelas ICT dengan kelas lingkungan = 1,56

ANALISIS INDIKATOR SPS

- MANOVA :
Ada perbedaan yang signifikan antara mengklasifikasi, memprediksi dan
menyimpulkan.
- Post-hoc Tukey
Kelas lingkungan lebih baik dalam mengklasifikasi dan menyimpulkan
sedangkan kelas ICT lebih baik dalam memprediksi.
Prestasi
Posttest
- ANOVA Ada perbedaan yang signifikan (p < 0,05).
- MANOVA Ada perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara soal
LL dan HL.
- Post-hoc Tukey
Perolehan skor LL dan HL kelas ICT paling baik.
Skor LL dan HL kelas lingkungan lebih baik daripada kelas
konvensional.

F. HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang diajar menggunakan strategi ICT
dan lingkungan mendapatkan hasil yang lebih baik dalam keterampilan proses sains dan tes
prestasi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi konvensional.
Peningkatan skor kelompok TIK dalam penelitian ini adalah karena masuknya musik,
animasi, narasi video (dalam teks) kuis dan latihan. Unsur musik di TIK bertindak sebagai
stimulan untuk perkembangan kognitif dan kecerdasan emosional.

Belajar melalui lingkungan menciptakan pengalaman belajar langsung melalui


observasi dan eksperimen. Belajar melalui observasi dan eksperimen meningkatkan
keingintahuan siswa, menguatkan pengetahuan mereka, sekaligus meningkatkan pemahaman
mereka. Hasil ini juga menunjukkan bahwa latihan yang diberikan kepada TIK dan
lingkungan siswa dapat meningkatkan memori siswa.

BAGIAN ARTIKEL KEUNGGULAN KELEMAHAN


PENDAHULUAN - Latar belakang masalah
(alasan penggunaan media ICT)
tidak terlalu kuat
Alasan peneliti ingin
menilai keterampilan proses sains
kurang jelas
Tidak ada rumusan masalah
DESAIN PENELITIAN - Tidak mencantumkan waktu
penelitian dan nama sekolah
Langkah pembelajaran tidak
dijelaskan secara jelas
INSTRUMEN - Hanya ada instrumen untuk
mengukur jawaban tes siswa (tidak
ada lembar observasi)
ANALISIS DATA Ada -
PEMBAHASAN -
SUMBER PUSTAKA - Sumber pustaka sedikit terlalu lama
(22 tahun yang lalu)

Anda mungkin juga menyukai