ABSTRAK
Antioksidan adalah suatu zat yang dapat menghambat atau memperlambat proses oksidasi
dan mampu menangkal dampak negatif oksidan dalam tubuh yang sangat bermanfaat untuk
kesehatan. Antioksidan dapat ditemukan di sayur-sayuran, buah-buahan, teh dan coklat. Zat
antioksidan dapat diperoleh dengan cara ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji
pengaruh lama ekstraksi dan konsentrasi pelarut etanol terhadap hasil rendemen ekstraksi,
aktivitas antioksidan dan menghitung kesetimbangan massa proses. Bahan yang digunakan
adalah biji kakao (Theobroma Cacao L.). Penelitian disusun menggunakan metode Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu lama proses ekstraksi secara maserasi yaitu (8, 12,
16, 20, dan 24 jam) serta konsentrasi pelarut etanol sebesar 70 dan 80%. Hasil penelitian adalah
perlakuan terbaik diperoleh dari lama ekstraksi 20 jam dan konsentrasi pelarut etanol 80% untuk
aktivitas antioksidan IC50 sebesar 82 ppm dan rendemen 8.63%.
ABSTRACT
Antioxidant is a substance that can inhibit or slow down the oxidation process and is able to coun-
teract the negative effects of oxidants in the body that are beneficial to health. Antioxidants can be found in
vegetables, fruits, tea and chocolate. Antioxidants can be obtained by extraction. The purpose of this study
was to assess the effect of long extraction and ethanol concentration on the extraction yield results, anti-
oxidant activity and calculate the mass balance process. The materials used are cocoa (Theobroma cacao L).
Research compiled using Randomized Block Design (RBD) with two factors: the long process of extraction
by maceration namely (8, 12, 16, 20, and 24 hours) and ethanol concentration of 70 and 80%. The results
showed that the best treatment was obtained from the 20-hour long extraction and ethanol concentration of
80% for the antioxidant activity IC50 of 82 ppm and a yield of 8.63%.
159
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 3 [Desember 2014] 159-164
Pengaruh Lama Ekstraksi dan Konsentrasi Pelarut Ekstraksi Antioksidan [Diantika dkk.]
kandungan teh yang hanya mencapai 139 Keamanan Pangan,Jurusan Teknologi Hasil
mg/g (Osakabe et al., 2002). Ekstrak kakao Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
diperkaya dengan senyawa prosianidin, Universitas Brawijaya Malang pada bulan
dapat menyebabkan hingga mencapai 70% Oktober 2014 Januari 2015.
dalam penghambatan pertumbuhan sel Penelitian disusun menggunakan
kanker dengan cara memblokade aliran metode Rancangan Acak Kelompok (RAK)
sel pada fase pertumbuhan kedua atau dengan 2 faktor yaitu lama ekstraksi (8,
G2 (Kelishadi, 2005). Metode ekstraksi 12, 16, 20, dan 24 jam) dan konsentrasi
yang sering dilakukan adalah ekstraksi pelarut etanol 70 dan 80%. Masing-masing
menggunakan pelarut. Proses ekstraksinya perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga
adalah setelah bahan yang akan diekstraksi diperoleh 30 satuan percobaan. Data
kontak dengan pelarut, pelarut akan dianalisis dengan menggunakan metode
menembus kapiler-kapiler dalam bahan analisis ragam (ANOVA) yang dilanjutkan
padat dan melarutkan ekstrak (Putri dan dengan uji lanjut BNT dengan selang
Febrianto, 2006). Dalam metode ekstraksi kepercayaan 1%.
bahan alam, dikenal suatu metode
maserasi. Penekanan utama pada maserasi Pelaksanaan Penelitian
adalah tersedianya waktu kontak yang Buah kakao yang diperoleh dari
cukup antara pelarut dan jaringan yang dari PTPN XII Afdeling Penataran Blitar
diekstraksi (Guenther, 1987). Maserasi dipisah antara kulit dan biji kakao basah,
merupakan cara ekstraksi yang sederhana. kemudian biji kakao basah dicuci dengan
Maserasi dilakukan dengan cara merendam air sampai bersih untuk proses selanjutnya.
serbuk simplisa dalam pelarut. Pelarut Biji kakao basah dikeringkan dengan
akan menembus dinding sel dan masuk dioven selama 2 hari pada suhu 60 C
kedalam rongga sel yang mengandung zat untuk pengurangan kadar air biji kakao.
aktif sehingga zat aktif akan larut (Lathifa, Selanjutnya setelah biji kakao kering,
2008). Sehingga penggunaan ekstraksi dipisahkan antara kulit biji dan nib (biji
menggunakan pelarut cocok untuk kakao), kakao dioven 15 menit pada suhu 60
mengekstrak antioksidan kakao. C kemudian dipres dengan menggunakan
compression machine sampai tekanan 208 kN
BAHAN DAN METODE untuk menghilangkan lemaknya, sehingga
didapati kakao rendah lemak. Kakao rendah
Alat dan Bahan lemak dihaluskan dengan menggunakan
Alat yang digunakan dalam penelitian blender untuk mendapatkan bubuk kakao,
ini adalah Oven, Blender, Timbangan yang mana setiap kali perlakuan dengan
Analitik, Ayakan 40 Mesh, Erlenmeyer, massa kakao sebesar 50 g,dengan waktu 3
Cawan Alumunium, Compression machine, menit.
Rotary Vacuum Evaporator dan Kain Sampel bubuk kakao rendah lemak
saring halus. Bahan yang digunakan dalam diekstraksi untuk dipisahkan lemaknya
penelitian ini adalah kakao (Theobroma Cacao (deffating) yaitu direndam dengan pelarut
L) varietas farastero yang didapat dari dari petroleum eter pada suhu 50 C selama
PTPN XII Afdeling Penataran Blitar, Jawa 2 jam, setelah itu bubuk kakao difiltrat
Timur, Petroleum Eter, Etanol 70% dan 80% menggunakan kain saring halus dan di oven
dan Akuades. selama 2 jam dengan suhu 60 C sehingga
didapati bubuk kakao bebas lemak yang
Metodologi akan dijadikan sebagai bahan baku untuk
Penelitian ini dilakukan di ekstraksi.
Laboratorium Sentral Ilmu Hayati, Setelah proses pembuatan bubuk
Laboratorium Teknologi Pengolahan kakao bebas lemak, dilakukan perlakuan
Pangan dan Hasil Pertanian, Jurusan ekstraksi secara maserasi sesuai dengan
Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi rancangan percobaan dengan rasio
Pertanian, Laboratorium Struktur dan perbandingan bahan dan pelarut 1:3.
Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Kemudian bahan disaring dengan kain
Fakultas Teknik dan untuk uji analisa saring dan filter agar larutan ekstrak
kadar aktivitas antioksidan dilakukan terpisah dari rafinat (endapan) bahan,
di Laboratorium Pengujian Mutu dan lalu untuk pemisahan larutan dari pelarut
160
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 3 [Desember 2014] 159-164
Pengaruh Lama Ekstraksi dan Konsentrasi Pelarut Ekstraksi Antioksidan [Diantika dkk.]
Gambar 1. Pengaruh Lama Ekstraksi Terhadap Kadar Air Ekstrak Biji Kakao
161
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 3 [Desember 2014] 159-164
Pengaruh Lama Ekstraksi dan Konsentrasi Pelarut Ekstraksi Antioksidan [Diantika dkk.]
162
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 3 [Desember 2014] 159-164
Pengaruh Lama Ekstraksi dan Konsentrasi Pelarut Ekstraksi Antioksidan [Diantika dkk.]
Gambar 3. Pengaruh Lama Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Kakao
163
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 3 [Desember 2014] 159-164
Pengaruh Lama Ekstraksi dan Konsentrasi Pelarut Ekstraksi Antioksidan [Diantika dkk.]
164