Anda di halaman 1dari 5

Aliran Institusional

Ada sedikit persamaan antara aliran institusional dengan aliran sejarah, sebab
keduanya sama-sama menolak metode klasik. Akan tetapi dasar falsafah dan kesimpulan
kesimpulan politik kedua aliran tersebut berbeda. Aliran institusional menolak ide
eksperimen sebagaimana yang di anut oleh aliran sejarah. Begitu juga pusat perhatian aliran
institusional terhadap masalah-masalah ekonomi dalam kehidupan masyarakat juga berbeda.
Orang yang paling berpengaruh dan mempunyai peran dominan terhadap keberadaan aliran
institusional adalah Thorstein Bunde Veblen (1857-1929). Veblen pada intinya mengkritik
teori-teori yang digunakan kaum klasik dan neo-klasik dan model model teoritisnya dan
cenderung terlalu menyederhanakan fenomena-fenomena ekonomi. Pemikiran ekonomi
klasik dan neo-klasik juga dikritiknya karena di anggap mengabaikan aspek-aspek non
ekonomi seperti kelembagaan dan lingkungan. Padahal pengaruh keadaan dan lingkungan
sangat besar terhadap tingkah laku ekonomi masyarakat.

Bagi Veblen masyarakat adalah suatu kompleksitas dimana tiap orang hidup, dan tiap
orang dipengaruhi serta ikut mempengaruhi pandangan serta perilaku orang lain. Dari
penelitian dan pengamatannya ia menyimpulkan bahwa perilaku masyarakat berubah dari
tahun ke tahun. Penelitian tentang perubahan perilaku dilakukannya dengan pendekatan
metode induksi. Bagi Veblen masyarakat merupakan suatu fenomena evolusi, dimana segala
sesuatunya terus menerus mengalami perubahan.

1. THORSTEIN BUNDE VEBLEN (1857-1929)

Veblen adalah orang yang suka menyerang dan ingin menjatuhkan ide-ide atau
gagasan-gagasan orang-orang atau institusi tradisional yang diterima secara umum Gelar
radikal juga cocok untuk Veblen, sebab ia sering atau bahkan terus menerus
mempermasalahkan inti kebenaran dari tata susunan masyarakat. Dengan gelar-gelar
sebagaimana disebutkan diatas Veblen sering diperbandingkan dengan Karl Mark, tokoh
sosialis/marxis yang juga mempunyai kemampuan intelektual yang luar biasa dan sama-sama
sering melawan arus serta revolusioner. Bahkan latar belakang pendidikan di antara keduanya
mempunyai kemiripan, yaitu mempunyai latar belakang pendidikan yang luas di bidang
sosiologis, politik, falsafah, sejarah dan antropologi disamping ekonomi.

Pendidikan awal yang ditempuh Veblen adalah bidang filsafat, yang diambilnya di
Johns Hopkins University dan Yale University. Kemudian ia memperdalam ekonomi di
Cornel University. Walaupun ia seorang brilian, tetapi anehnya jabatannya sebagai dosen
tidak pernah lebih tinggi dari pembantu professor, baik waktu ia mengajar di Chacago,
Stanford maupun Missouri. Karena namanya sangat terkenal waktu pendaftaran mahasiswa
berbondong-bondong mengambil mata kuliah yang diajarkannya. Tetapi yang ditemui
mahasiswa adalah seorang eksentrik yang selalu menggerutu. Dari buku-buku yang ditulis
telah membuat Veblen sangat terkenal. Beberapa buku yang ditulis nya antara lain: The
Theory of Leisure Class (1899), The Theory of Business Enterprise (1904), The Instict of
Workmanship and the state of the Industrial Art (terbit tahun 1914, dan tahun 1920
dipublikasikan kembali dengan judul: The Vested Interests and the Comman Man); The
Enggeneer and The Price system (1921); Absentee Ownership in Recent Time; The Cese of
America (1923). Selain buku-buku yang disebutkan di atas masih banyak buku-buku lain
yang ditulisnya menyangkut masalah social, politik, bahkan juga tentang pertahanan
keamanan, dunia pendidikan dan sebagainya.

2. MOTIVASI KONSUMEN

Dalam The Theory of Leisure Class Veblen menjelaskan hal-hal yang berhubungan
dengan dorongan dan pola prilaku konsumsi masyarakat. Menurut Veblen, dulu perilaku
orang terikat dengan masyarakat sekeliling, dan orang dalam tingkah lakunya orang berusaha
ikut menyumbang terhadap perkembangan masyarakat. Orang berusaha menghindari
perbuatan yang merugikan orang banyak. Tetapi apa yang dilihatnya sekarang dalam
masyarakat kapitalis financial di Amerika ialah orang-orang yang hanya mementingkan
kepentingan diri sendiri saja, dan tidak tertarik dengan kepentingan masyarakat banyak. Yang
diperhatikan oleh masyarakat sekarang hanyalah uang.

3. PRILAKU PENGUSAHA

Perilaku pengusaha amerika di masanya telah banyak mengalami perubahan. Dahulu


para pengusaha pada umumnya menghasilkan barang-barang dan jasa untuk memperoleh
keuntungan melalui kerja keras. Investasi masuk ke dalam apa yang di maksud dengan
production for use. Tetapi, pada masa sekaranglaba dan keuntungan sebagian tidak di peroleh
melalui kerja keras, tetapi dengan trik-trik bisnis. Produksi seperti ini disebut dengan
production for profit. Vablen melihat pada masa sekarang semakin banyak jumlah jenis
pengusaha yang memperoleh keuntungan dari berbagai macam cara tampa mempedulikan
nasib orang lain. Vablen melihat dalam masyarakat amerika yang tumbuh begitu pesat telah
melahirkan suatu golongan yang di sebut absentee ownership. Golongan absentee ownership
adalah para pengusaha yang memiliki modal besar dan menguasai sejumlah perusahaan,tapi
tidak ikut terjun langsung dalam kegiatan operasional di serahkan pada professional dan
kariawan kepercayaan. Dan golongan ini dalam kenyataan memperoleh keuntungan paling
besar.

Vablen melihat bahwa para pengusaha yang hanya mementingkan laba tanpa
memperhatikan laba tampa memperhatikan cara yang iya jalani. Mereka mendapat
kemudahan dan hak istimewa, misalnya dalam menguasai bahan mentah dan menguasai
daerah pemasaran. Ia juga mampu mengatur pejabat kehakiman untuk tidak mempersoalkan
kependudukan monopolinya atau agar tidak mangganggu manipulasi pajak dan keuangan
yang di lakukannya. Di beberapa Negara berkembang yang masih belum mempunyai aturan
permainan atau rule of law yang jelas, sering dijumpai adanya kerja sama antara pengusaha
dengan militer demi mengamankan bisnis monopolinya. Artinya, kalau ada pengusaha lain
yang ikut dalam bisnis yang di monopolinya, ia akan berurusan dengan militer.
Untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, ada pengusaha absentee ownership tiddak
segan-segan mematikan usaha pengusaha sungguhan yang memperoleh keuntungan dengan
kerja keras. Salah satu cara nya adalah dengan melakukan akuisasi.

Cara lain untuk mematikan pesaing ialah dengan membanting harga, sehingga produk
dari perusahaan pesaing tidak laku. Setelah pesaing mati dan keluar pasar, biasanya mereka
kembali menaikkan harga dan memperoleh laba sangat besar. Dengan monopoli power yang
ada ditangan, mereka juga sering mengurangi pasok barang-barang, sehingga harga
melambung. lagi-Iagi, pengusaha menerima keuntungan melebihi kewajaran. Dengan singkat,
uang atau modal ditangan pengusaha pemangsa lebih sebagai alat pengeksploitasi keuntungan
sebesar-besarnya dari pada sebagai asset yang dikelola dengan efisien untuk memuaskan
kebutuhan konsumen sebagaimana yang terjadi dalam perusahaan sungguhan. Maka tidak
mengherankan Veblen menolak keras tesis kaum klasik.

Tesis yang ditentangnya menganggap bahwa usaha setiap orang yang mengejar
kepentingannya masing-masing pada akhirnya akan melahirkan suatu harmoni dan
keseimbangan dalam masyarakat secara keseluruhan. la melihat bahwa perilaku pengusaha
yang hanya mengejar kepentingan pribadi sangat bertolak belakang dengan tujuan
masyarakat secara keseluruhan. Sebaliknya, demi mengejar kepentingan pribadi ada
pengusaha yang menghambat dan mematikan kepentingan orang banyak. Veblen menilai
bahwa para pengusaha absentee ownership yang biasa memperoJeh keuntungan dengan cara
yang saling menguntungkan tersebut sangat berpotensi melahirkan golongan leisure class.
Secara psikologis orang yang bisa memperoleh sesuatu tanpa keringat tidak begitu
menghargai sesuatu yang diperolehnya. Maka tidak mengherankan kalau perilaku
konsumsinya akan bersifat conspicuous consumption. Hal ini berbeda dengan perilaku
konsumsi pengusaha murni yang sertus dan mati-matian dalam berusaha. Karena
keberhasilan dicapai melalui kerja keras, mereka akan lebih berperhitungan dalam
mengonsumsi barang dan jasa.

4.Tokoh-tokoh Institusional Lainnya

Veblen sebagai tokoh utama aliran ini mempunyai cukup banyak pengikut. Di
antaranya adalah:

a. Wesley Clair Mitchel

Wesley clair mitchel adalah murid, teman dan pengagum Veblen. la berjasa dalam
me-ngembangkan metode-metode kuantitatif dan menjelaskan peristiwa-peristiwa ekonomi.
Salah satu karyanya yang sudah menjadi klasik adalah : Business Cycles and Their Causes.
Sesudah PD2, Mitchel mengorganisasi sebuah badan penelitian "National Bureau of
Economic Research". Dari penelitian ini memungkinkan lebih dikembangkannya penelitian-
penelitian tentang pendapatan nasional, fluktuasi ekonomi atau Business cycles, perubahan
produktivitas, analisis harga.

b. Gunnar Karl Myrdal

Gunnar karl myrdal banyak menulis buku, antara lain: An American Dilema, Value in
Social Theory, Challenge to Affluence, dan Asian Drama: An Inquiry into The Poverty of
Nations. Salah satu pesan Myrdal pada ahli-ahli ekonomi ialah agar ikut membuat value
judgement. Jika itu tidak dilakukan struktur-struktur teoritis ilmu ekonomi akan menjadi
tidak realistis. Myrdal percaya bahwa pemikiran Institusional sangat diperlukan dalam
melaksanakan pembangunan di Negara berkembang. Myrdal meraih nobel dibidang Ekonomi
pada tahun 1974 bersama F.A Hayek atas jasa-jasanya dalam menyumbang pemikiran
ekonomi, terutama bagi pembangunan Negara berkembang.

c. JosephA.Schumpeter

Joseph A. Schumpeter di masukkan ke dalam aliran institusional karena ia


mengatakan bahwa sumber utama kemakmuran bukan terletak dalam ekonomi itu sendiri,
melainkan berada di luarnya, yaitu dalam lingkungan dan institusi masyarakat. Sumber
kemakmuran terletak dalam jiwa kewiraswastaan para pelaku ekonomi yang mengarsiteki
pembangunan.

d. Douglas North

Penghargaan terhadap aliran institusional mencapai puncaknya tahun 1993 pada


waktu Douglas North menerima hadiah nobel dalam bidang ekonomi. Selama ini kebanyakan
pakar ekonomi menganggap hanya mekanisme pasar sebagai satu-satunya penggerak roda
ekonomi, dan mengabaikan peran institusi. Hal ini dinilai North keliru, sebab peran institusi
tidak kalah penting dalam pembangunan ekonomi. la menyimpulkan bahwa Negara komunis
hancur karena tidak mempunyai institusi yang mendukung mekanisme pasar. Terhadap
perubahan yang radikal di Eropa Timur dan eks Soviet, North mengatakan bahwa reformasi
yang dilakukan tidak akan memberikan hasil nyata hanya dengan memperbaiki kebijakan
ekonomi macro saja tapi juga dibutuhkan dukungan seperangkat institusi yang mampu
memberikan insentif yang tepat kepada setiap pelaku ekonomi. Contoh institusi yang mampu
memberikan insentif terse but adalah hukum paten dan hak cipta, hukum kontrak dan
pemilikan tanah.

Apa yang dimaksud North dengan institusi sedikit berbeda dengan Veblen sebagai
pendiri aliran institusional. Bagi Veblen institusi djartikan sebagai norma-norma, nilai-nilai,
tradisi dan budaya. Namun, bagi North institusi adalah peraturan perundangundangan berikut
bersifat pemaksaan dari peraturan-peraturan tersebut serta normanorma perilaku yang
membentuk interaksi antara manusia secara berulang-ulang. North melihat institusi terutama
pada konsekwensi institusi tersebut atas pilihan-pilihan yang dilakukan oleh anggota
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai