Anda di halaman 1dari 19

TUGAS INDIVIDU MATAKULIAH PSIKOLOGI

PENDIDIKAN
Laporan observasi ABK dengan Tunagrahita di SDLB Putra
Jaya Malang

Disusun oleh :

Adinda Ekky Pratiwi (170154603585)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Progam Studi Jurusan Pendidikan Luar Biasa
November 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul Kaidah Pembelajaran dan Pengembangan
Potensi Tunagrahita tersusun hingga selesai. Di dalam makalah ini kami
membahas tentang pengertian anak tunenetra, kaidah pembelajaran untuk
tunanetra, media belajar dan pengembangan potensi untuk tunanetra.

Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan


dari pihak yang telah berkontribusi menyusun makalah ini. Mudah-
mudahan segala bantuan dan kebijakan yang telah diberikan kepada kami
mendapat imbalan dari Allah SWT. Kami menyadari banyak kekurangan
dalam makalah ini,oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah yang berjudul Kaidah


Pembelajaran dan Pengembangan Potensi Tunagrahita dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

2
DAFTAR ISI

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemahaman masyarakat umum mengenai anak berkebutuhan khusus masih
sangat minim, kebanyakan mereka menganggap bahwa anak berkebutuhan
khusus merupakan anak yang tidak memiliki kemampuan apapun. Salah satu
dari mereka adalah anak tumagarahita. Anak tunagrahita adalah kondisi anak
yang kecerdasannya jauh dibawah rata rata yang ditandai oleh keterbatasan
intelejensi dan ketidak cakapan dalam interaksi social. Anak tuna grahita atau
dikenal juga dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan
kecerdasannya sukar untuk mengkuti program pendidikan disekolah biasa
secara klasikal.
Namun walaupun begitu anak tunagrahita juga memiliki hak yang sama
dengan anak normal lainnya. Salah satu hak itu adalah mendapatkan
pendidikan. Karena selain memiliki hambatan intelektual, mereka juga masih
memiliki potensi yang dapat dikembangkan sesuai dengan kapasitas yang
dimiliki oleh mereka dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal tersebut diatur
dalam UUD45 pasal 31 ayat 1, yang menyatakan bahwa Tiap-tiap warga
Negara berhak mendapatkan pendidikan. Hal tersebut lebih diperjelas lagi
dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 5
ayat 2, dan pasal 33 ayat 1, menyatakan bahwa warga Negara yang memiliki
kelainan fisik, emosional, mental, dan atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus. Oleh karena itu sangat diperlukan pendidikan khusus bagi
anak tunagrahita.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Tunagrahita?
1.2.2 Apa saja faktor penyebab Tunagrahita?
1.2.3 Apa saja klasifikasi anak dengan Tunagrahita?
1.2.4 Apa layanan pendidikan yang sesuai dengan kelebihan yang dimilki
anak dengan Tunagrahita?

4
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi Tunagrahita.
1.3.2 Untuk mengetahui faktor penyebab Tunagrahita.
1.3.3 Untuk mengetahui klasifikasi anak dengan Tunagrahita.
1.3.4 Untuk mengetahui layanan pendidikan yang sesuai dengan kelebihan
yang dimiliki anak dengan Tunagrahita.

1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah wawasan tentang anak dengan Tunagrahita.
1.4.2 Mengetahui layanan pendidikan yang sesuai dengan kelebihan yang
dimiliki anak dengan Tunagrahita.

5
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Tunagrahita

Anak Tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami


hambatan fungsi kecerdasan intelektual dan adaptasi tingkah laku yang
terjadi pada masa perkembangannya dan juga menyebabkan kesulitan dalam
tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya
memerlukan layanan pendidikan khusus.

Anak tunagrahita memiliki IQ di bawah rata-rata anak normal pada


umumnya, sehingga menyebabkan fungsi kecerdasan dan intelektual
mereka terganggu yang menyebabkan permasalahan-permasalahan lainnya
yang muncul pada masa perkembangannya. Hal tersebut sejalan dengan
AAMD yang dikutif Grossman (Krik & Gallagher, 1986:116) dan
diterjemahkan oleh Astati dan Lismulyati bahwa Tunagrahita mengacu
pada fungsi intelek umum yang nyata berada di bawah rata-rata bersamaan
dengan kekurangan dalam adaptasi tingkah laku dan berlangsung dalam
masa perkembangan. Sedangkan menurut Amin (1995:15) anak
tunagrahita adalah anak yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata,
mengalami hambatan tingkah laku, penyesuaian dan terjadi pada masa
perkembangannya.

2.2 Faktor Penyebab

Terdapat beberapa Faktor Penyebab Tunagrahita. Strauss (Mumpuniarti,


2000) mengelompokkan faktor penyebab menjadi dua gugus, yaitu endogen dan
eksogen, Suatu faktor dimaksudkan endogen jika letaknya pada sel keturunan,
untuk membedakan yang luar keturunan (eksogen).
Faktor penyebab ketunagrahitaan, sebagai berikut:

1. Faktor Keturunan. Terjadi karena adanya kelainan kromosorn (inversi,


delesi, duplikasi) dan kelainan gen ( kekuatan kelainan, lokus gen)

6
2. Gangguan Metabolisme dan Gizi. Gangguan metabolisme asam amino
(phenylketonuria), gangguan metabolisme saccharide (gargolism), kelainan
hypothyroidism (cretinism).
3. Infeksi dan Keracunan. Karena penyakit rubella, syphilis bawaan, syndrome
gravidity beracun.
4. Trauma dan zat radioaktif.
5. Masalah pada kelahiran.
6. Faktor lingkungan (sosial budaya).

Menurut Triman Prasadio (Munzayanah, 2000) bahwa penyebab retardasi mental


digolongkan menjadi dua kelompok, seperti berikut:

1. Kelompok Biomedik

Kelompok Biomedik yang meliputi:

Prenatal, dapat terjadi karena:

Infeksi ibu pada waktu mengadung.


Gangguan metabolisme.
Iradiasi sewaktu umur kehamilan antam 2-6 minggu.
Kelainan kromosom.
Malnutrisi.

Natal antara lain berupa:

Anaxia
Asphysia
Prematurias dan postmaturias
Kerusakan otak

Posnatal dapat terjadi karena:

Malnutrisi.
Infeksi.

7
Trauma.

2. Kelompok Sosio kultural: psikologik atau lingkungan

Kelompok etiologi ini dipengaruhi oleh proses psiko sosial dalam


keluarga. Dalam hal ini ada tiga macam teori, seperti berikut:

1. Teori Stimulasi

Pada umumnya adalah penderita retardasi mental yang tergolo


ng ringan, disebabkan karena kekurangan rangsangan atau kekurangan
kesempatan dari keluarga.

2. Teori Gangguan

Kegagalan keluarga dalam memberikan proteks yang cukup


terhadap stress pada masa kanak-kanak sehingga mengakibatkan
gangguan pada proses mental.

3. Teori Keturunan

Teori ini mengemukakan bahwa hubungan antara orangtua dan anak


sangat lemah akan mengalami disorganisasi, sehingga apabila anak mengalami
stress akan bereaksi dengan cara yang bermacam-
macam untuk dapat menyesuaikan diri. Atau dengan kata lain "Security
System" sangat lemah di dalam keluarga.

Muljono Abdurrachman dan Sudjadi. S (1994) mengatakan bahwa tunagrahita


dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berikut:

1. Faktor genetik, yaitu kerusakan biokimia dan abnormalitas kromosomal


2. Pada masa prenatal, yang disebabkan karena virus rubella (cacar) dan
faktor rhesus (Rh).
3. Pada masa natal, yaitu karena luka saat kelahiran, sesak napas dan
prematuritas.
4. Pada masa post natal, yang disebabkan karena infeksi, encephalitis
(peradangan

8
5. system syaraf pusat), meningitis (peradangan selaput otak) dan
malnutrisi.
6. Sosiokultural

2.3 Klasifikasi Anak dengan Tunagrahita


2.3.1 Tunagrahita Ringan (Debil atau Maron)
Tunagrahita Ringan adalah anak tunagrahita yang memiliki IQ 50-75.
Mereka mampu didik tetapi tidak mampu mengikuti pendidikan pada
progam sekolah biasa (Mohammad Effendi, 2006: 90).
Dengan bimbingan dan pendidikan yang baik tunagrahita ringan pada
saatnya akan memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri dan dapat
hidup mandiri.

2.3.2 Tunagrahita Sedang (Imbecil)


Tunagrahita sedang atau mampu latih adalah anak yang memiliki IQ 25-
50, mereka hanya mampu dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui
aktifitas sehari-hari (Mohammad Effendi, 2006: 90).
2.3.3 Tunagrahita Berat (Idiot)
Tunagrahita berat (Idiot) atau mampu rawat memiliki IQ 0-25, mereka
tidak mampu mengurus diri sendiri atau sosialisasi. Untuk mengurus
kebutuhan diri sendiri sangat membutuhkan orang lain. Dengan kata
lain, anak tunagrahita berat atau mampu rawat ini merupakan anak
tunagrahita yang membutuhan perawatan sepenuhnya sepanjang
hidupnya, karena ia tidak mampu terus hidup tanpa bantuan orang lain
(Mohammad Effendi, 2006: 90).

2.4 Layanan Pendidikan yang Sesuai dengan Kelebihan yang Dimiliki anak
dengan Tunagrahita
Anak tunagrahita sangat memerlukan pendidikan serta layanan
khusus yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Ada beberapa
pendidikan dan layanan khusus yang disediakan untuk anak tunagrahita,
yaitu:

9
2.4.1 Kelas Transisi
Kelas ini diperuntukkan bagi anak yang memerlukan layanan khusus
termasuk anak tunagrahita. Kelas transisi sedapat mungkin berada disekolah
reguler, sehingga pada saat tertentu anak dapat bersosialisasi dengan anak
lain. Kelas transisi merupakan kelas persiapan dan pengenalan pengajaran
dengan acuan kurikulum SD dengan modifikasi sesuai kebutuhan anak.

2.4.2 Sekolah Khusus (Sekolah Luar Biasa bagian C dan C1/SLB-C,C1)


Layanan pendidikan untuk anak tunagrahita model ini diberikan
pada Sekolah Luar Biasa. Dalam satu kelas maksimal 10 anak dengan
pembimbing/pengajar guru khusus dan teman sekelas yang dianggap sama
keampuannya (tunagrahita). Kegiatan belajar mengajar sepanjang hari
penuh di kelas khusus. Untuk anak tunagrahita ringan dapat bersekolah di
SLB-C, sedangkan anak tunagrahita sedang dapat bersekolah di SLB-C1.

2.4.3 Pendidikan terpadu


Layanan pendidikan pada model ini diselenggarakan di sekolah
reguler. Anak tunagrahita belajar bersama-sama dengan anak reguler di
kelas yang sama dengan bimbingan guru reguler. Untuk matapelajaran
tertentu, jika anak mempunyai kesulitan, anak tunagrahita akan mendapat
bimbingan/remedial dari Guru Pembimbing Khusus (GPK) dari SLB
terdekat, pada ruang khusus atau ruang sumber. Biasanya anak yang belajar
di sekolah terpadu adalah anak yang tergolong tunagrahita ringan, yang
termasuk kedalam kategori borderline yang biasanya mempunyai kesulitan-
kesulitan dalam belajar (Learning Difficulties) atau disebut dengan lamban
belajar (Slow Learner).

2.4.4 Program sekolah di rumah


Progam ini diperuntukkan bagi anak tunagrahita yang tidak mampu
mengkuti pendidikan di sekolah khusus karena keterbatasannya, misalnya:

10
sakit. Proram dilaksanakan di rumah dengan cara mendatangkan guru PLB
(GPK) atau terapis. Hal ini dilaksanakan atas kerjasama antara orangtua,
sekolah, dan masyarakat.

2.4.5 Pendidikan inklusif


Sejalan dengan perkembangan layaan pendidikan untuk anak
berkebutuhan khusus, terdapat kecenderungan baru yaitu model Pendidikan
Inklusif. Model ini menekankan pada keterpaduan penuh, menghilangkan
labelisasi anak dengan prinsip Education for All. Layanan pendidikan
inklusif diselenggarakan pada sekolah reguler. Anak tunagrahita belajar
bersama-sama dengan anak reguler, pada kelas dan guru/pembimbing yang
sama. Pada kelas inklusi, siswa dibimbing oleh 2 (dua) orang guru, satu guru
reguler dan satu lagu guru khusus. Guna guru khusus untuk memberikan
bantuan kepada siswa tunagrahita jika anak tersenut mempunyai kesulitan
di dalam kelas. Semua anak diberlakukan dan mempunyai hak serta
kewajiban yang sama. Tapi saat ini pelayanan pendidikan inklusif masih
dalam tahap rintisan.

2.4.6 Panti (Griya) Rehabilitasi


Panti ini diperuntukkan bagi anak tunagrahita pada tingkat berat,
yang mempunyai kemampuan pada tingkat sangat rendah, dan pada
umumnya memiliki kelainan ganda seperti penglihatan, pendengaran, atau
motorik. Program di panti lebih terfokus pada perawatan. Pengembangan
dalam panti ini terbatas dalam hal :
a. Pengenalan diri
b. Sensorimotor dan persepsi
c. Motorik kasar dan ambulasi (pindah dari satu temapt ke tempat lain)
d. Kemampuan berbahasa dan dan komunikasi
e. Bina diri dan kemampuan sosial

11
12
BAB 3
METODE PENGUMPULAN DATA

13
BAB 4
HASIL

4.1 Identifikasi Anak


Nama : Rio Aji Pamungkas
Tempat dan tanggal lahir / umur : Malang, 10 Mei 2005
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat rumah :Daerah UB

4.2 Pendidikan
Nama sekolah TK : TKLB Putra Jaya Malang
Tahun : 2011-2013
Usia : 6 tahun 8 tahun
Nama sekolah SD : SDLB Putra Jaya Malang
Kelas : 4 / C1
Tahun : 2013 sekarang
Usia : 8 tahun sekarang

4.3 Hambatan

14
BAB 5
KESIMPULAN

15
DAFTAR PUSTAKA

http://www.infokmoe.id/2011/05/tunagrahita.html

http://www.e-jurnal.com/2014/02/faktor-penyebab-tunagrahita.html

http://www.mediapustaka.com/2015/01/pengertian-dan-klasifikasi-anak.html

http://farid-plbuns2012.blogspot.co.id/2013/01/pendidikan-khusus-bagi-anak-
tunagrahita.html

16
LAMPIRAN

(MENULIS)

(MEWARNAI)

(MEWARNAI)

17
(MENGGUNTING)

(MENEMPEL)

18
19

Anda mungkin juga menyukai