Anda di halaman 1dari 12

PROTAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


PUSKESMAS KAIMANA

I. ANAMNESA.

1. Menanyakan dan mencocokkan identitas penderita dengan data yang terdapat pada kertas status,
identitas tersebut meliputi :
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :

2. Menanyakan dan mencatat riwayat kesehatan, yaitu :


Jantung.
Kencing manis.
Darah tinggi.
Kehamilan (pada wanita).
Kebiasaan individu.
Alergi.
Komplikasi yang pernah dialami pada riwayat pengobatan lalu.
Asma.
TBC(paru).
HIV/AIDS.

3. Menanyakan dan mencatat keluhan utama yang dialami oleh penderita, meliputi :
Kapan dirasakan
Sifat (akut,kronis )
Tempat (lokal,menyebar )
Sudah diobati/belum

II. PEMERIKSAAN.

EKSTRA ORAL :
Pipi : dilihat, diraba ada kelainan/tidak.
Bibir : dilihat, diraba ada kelainan/tidak.
Kelenjar lymphe : dilihat, diraba ada kelainan/tidak.

INTRA ORAL :
Gigi geligi : warna, posisi, karies, bentuk/ukuran
Kelainan mukosa pipi (ulcus, lesi,radang )
Langit-langit keras (Kista, celah langit, tumor, eksostosis)
Dasar mulut (bengkak, kista, ranula)

III. DIAGNOSA.
Ditetapkan dengan mempertimbangkan anamnesa, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
penunjang (bila ada) yang diperoleh dari penderita.
IV. RENCANA PERAWATAN.
Rencana perawatan diputuskan dengan mempertimbangkan diagnosa dan prognosa perawatan.
Berdasarkan ketersediaan fasilitas, alat dan bahan material serta kewenangan komptensi dokter gigi
yang ada, maka jenis perawatan yang dilakukan pada klinik gigi dan mulut Rumah Sakit Umum Daerah
Kaimana adalah :
Tumpatan Komposit.
Tumpatan GIC.
Perawatan Saluran Akar.
Ekstraksi Gigi Sederhana.
Odontectomy Kelas I.
Skaling.
PROSEDUR PERAWATAN GIGI PERMANEN.

1. MENYAPA PASIEN DENGAN RAMAH.


2. ANAMNESA :
a. Menanyakan dan mencatat identitas penderita.
b. Menanyakan keluhan utama.
c. Menanyakan lokasi gigi yang sakit.
d. Mulai kapan dirasakan.
e. Sifat sakit :
Terus menerus.
Kadang-kadang (bila kemasukan makanan).
Timbulnya rasa sakit.
Spontan (tanpa rangsangan).
Adanya rangsangan (dingin,panas).
3. PEMERIKSAAN :
1. Pemeriksaan Ekstra Oral :
Melihat pipi dan bibir apakah ada pembengkaan bentuknya simetris atau tidak, apakah
ada celah bibir.
Bila ada pembengkaan pipi, meraba pipi memakai empat jari dengan menekan pipi
secara lembut untuk merasakan adanya benjolan/ pembengkaan dan menilai apakah
keras, lunak, ada fluktuasi atau tidak.
Bila ada pembengkaan bibir, memeriksa bibir bawah dengan menarik bibir bawah
kearah bawah dan memeriksa bibir atas dengan menariknya ke atas untuk melihat
apakah ada perubahan warna, benjolan, pembengkaan. Menekan dengan lembut bibir
untuk merasakan apakah keras, lunak atau ada fluktuasi.
Memeriksa kelenjar getah bening di bawah rahang bawah dengan cara meraba
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah menekan dengan lembut menyusuri dari
belakang telinga ke submandibula sampai arah depan/dagu untuk menemukan adanya
pembesaran kelenjar getah bening.

2. Pemeriksaan Intra Oral :


Inspeksi :
1. Meminta pasien membuka mulut selebar mungkin.
2. Melihat menggunakan kaca mulut yang dipegang dengan tangan kiri/kanan ke
seluruh permukaan gigi apakah keadaannya bersih / kotor, adakah gigi lubang
(karies), warna, bentuk, gigi permanen sudah tumbuh atau belum dan letak gigi.
3. Melihat apakah ada gusi bengkak, gusi bernanah, kemerahan dan berdarah.
4. Melihat apakah ada kelainan pada mukosa pipi dan lidah, bercak putih, bercak
merah, warna merah kebiruan, radang dan ulcus.
5. Melihat apakah ada kelainan celah pada palatum/langit-langit mulut, tumor
eksostosis.
6. Melihat dasar mulut apakah ada bengkak, lesi, ulcus
7. Melihat adanya perubahan warna gigi menjadi kehitaman.

Palpasi :
1. Merasakan apakah ada gigi goyang dengan cara menjepitkan pinset pada bagian
mahkota gigi kemudian menggoyangkan gigi kearah luar dan dalam 2 kali, bila gigi
bergerak sejauh > 2mm berarti gigi tersebut goyang.
2. Meraba gigi dengan cara menjepit cotton pellet menggunakan pinset kemudian
menekan gusi dengan lembut dan melihat apakah mudah berdarah atau keluar
nanah.
3. Meraba gusi dengan ujung jari telunjuk tangan kanan dan menekannya apakah
gusi bengkak, keras, lunak, fluktuasi, keluar nanah, nyeri (dengan melihat ekspresi
pasien).

Test Vitalitas :
1. Test dingin (menggunakan kapas yang telah disemprot chlor-ethil dan di letakan di
kavitas).
2. Test open buur (di lakukan bila tes dingin dan sonde memberikan hasil yang
negatif).

Perkusi :
Mengetuk mahkota gigi dengan menggunakan pangkal kaca mulut untuk mengetahui
nyeri dengan melihat ekspresi penderita.

Druk :
Mengetahui penjalanan keradangan dengan cara meletakan pangkal kaca mulut di
atas mahkota gigi kemudian penderita di minta menggigit perlahan-lahan untuk
mengetahui nyeri dengan melihat ekspresi penderita (Bila gigi lawan tidak cukup
ditekan dengan pangkal kaca mulut).

Pemeriksaan sulkus gingiva :


Gunakan probe periodontal standar WHO menyusuri sulkus gingiva tanpa tekanan.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menguji ada tidaknya keradangan dan/atau
kerusakan jaringan penyangga pada gigi tersebut.

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Melakukan rujukan pemeriksaan foto rontgenologis untuk membantu menentukan kondisi
di dalam rahang yang tidak terpantau pada pemeriksaan klinis.

4. DIAGNOSA :
Ditegakkan berdasarkan :
Anamnesa.
Keluhan Utama.
Pemeriksaan Intra Oral.
Pemeriksaan Ekstra Oral.
Pemeriksaan Penunjang lainnya.

5. RENCANA PERAWATAN :

Pulpitis reversibel Penumpatan tetap.


Pulpitis Non Perforasi Indirect pulp capping + Penumpatan sementara.
Pulpitis perforasi Direct pulp capping + Penumpatan sementara.
Pulpitis irreversibel Pengobatan/rujuk/ekstraksi.
Periodontitis akut Pengobatan.
Periodontitis kronis oleh karena Gangren pulpa/akar Ekstraksi.
Abses Pengobatan.
Gingivitis atau periodontitis oleh karena kalkulus Pembersihan karang gigi.
PROSEDUR TETAP PERAWATAN

A. PROSEDUR TUMPATAN SEMENTARA :


Pembuangan jaringan karies dengan eskavator.
Preparasi kavitas dengan bur sesuai dengan klasifikasi tumpatan.
Sterilisasi kavitas.
Pemberian obat (eugenol) sebagai relief of pain (eugenol + kapas).
Penambalan sementara dengan fletcher (Powder + Liquid) atau dengan cavit.
Instruksi paska penumpatan :
a. Tidak boleh digunakan untuk makan selama 1 jam setelah ditumpat.
b. Hati-hati bila menyikat gigi terutama pada gigi dengan tumpatan sementara.
Mencatat hasil tindakan pada kartu status penderita.

B. PROSEDUR TUMPATAN TETAP :


Pembersihan jaringan nekrotik dalam kavitas dengan eskavator.
Preparasi kavitas dengan diamond bur berkecepatan tinggi yang selalu dialiri oleh air.
Pemblokiran menggunakan cotton roll.
Penderita diinstruksi untuk tidak menutup mulut.
Sampai dengan proses penumpatan selesai pasien diinstruksikan untuk tidak
menggerakkan lidah.
Mengeringkan kavitas dengan CHIP BLOWER / THREE WAY SYRING.
Irigasi kavitas dengan aquades.
Aplikasikan lapisan basis berupa pasta zinc oxide posphat (untuk tumpatan amalgam) atau
pasta kalsium hidroksida (untuk tumpatan sintetis).
Aplikasikan tumpatan tetap pada kavitas, rapikan.
Penderita diinstruksikan untuk:
- Tidak menggunakan gigi tersebut selama sehari semalam.
- Datang kembali ke klinik untuk dilakukan pemulasan pada tumpatan.
Mencatat hasil tindakan pada kartu status penderita.

C. PROSEDUR PERAWATAN PULPA (PULP CAPPING).


DEFINISI : Perawatan pulpa dibatasi pada perawatan yang dilakukan untuk mempertahankan
vitalitas gigi, yaitu Pulp Capping.
TUJUAN : Mempertahankan vitalitas pulpa agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut maupun
kematian jaringan pulpa.

Pembuangan jaringan karies yang nekrosis dengan preparasi kavitas dengan diamond bur
yang selalu dialiri air sesuai dengan klas karies.
Lakukakan isolasi dengan meletakkan cotton roll.
Keringkan kavitas dengan three way syringe.
Aplikasikan pasta zinc oxide eugenol (indirect pulp capping) atau kalsium hidroksida (direct
pulp capping).
Aplikasikan tumpatan sementara.
Pasien diberi obat analgesik untuk menahan rasa sakit.
Pasien diinstruksikan untuk mengurangi penggunaan gigi tersebut.
Pasien diinstruksikan untuk kembali setelah seminggu.
Uji vitalitas gigi tersebut pada pertemuan berikutnya. Apabila vitalitas gigi tersebut terjaga,
maka perawatan ini telah berhasil.
Mencatat hasil tindakan pada kartu status penderita.
Pada kasus-kasus pulpitis irreversibel pasien harus diinformasikan mengenai pilihan
perawatan yang lainnya yaitu perawatan saluran akar.
D. PROSEDUR PERAWATAN EKSTRAKSI :
Mempersiapkan lidokain ampul dan mematahkan ujung ampul menggunakan
menggunakan tangan pada leher ampul.
Mempersiapkan spuit 3 cc, membuka tutup spuit dan memindahkan lidokain ke dalam spuit
dengan cara menghisap isi ampul sampai habis dan menutup kembali spuit.
Membuang botol ke tempat sampah medis.
Membuang udara dalam spuit dengan cara memposisikan spuit dengan ujung jarum
menghadap ke atas, kemudian ketuk perlahan syringe. Kemudian dorong pompa
perlahan-lahan sampai udara tidak tampak lagi dan cairan keluar sedikit di ujung jarum.
Mengambil kapas steril menggunakan pinset dan menetesinya dengan betadine.
Mengolesi gusi yang akan dilakukan injeksi dengan gerakan searah 1 kali.
Untuk menganastesi gusi bagian bukal, lidokain di suntikkan ke gusi di sekitar apeks pada
gigi yang akan dicabut dan melakukan aspirasi, apabila keluar darah menggeser posisi
jarum ke titik lain dan memasukkan jarum sampai menyentuh tulang. Menyuntikkan
lidokain 0,5-1 cc. Mencabut kembali jarum.
Untuk menganastesi gusi bagian lingual/palatal, lidokain disuntikkan ke gusi sekitar apeks
pada gigi yang akan dicabut atau pada percabangan saraf dan melakukan aspirasi apabila
keluar darah menggeser posisi jarum ke titik lain dan memasukkan jarum sampai
menyentuh tulang. Menyuntikan lidokain 0,5-1 cc. Mencabut kembali jarum
Membuang spuit pada safety box dengan cara ujung jarum masuk lebih dulu.
Menunggu sampai obat bereaksi dan menimbulkan rasa tebal dengan menanyakan pada
pasien apakah sudah terasa tebal dan bagaimana perasaan pasien apakah terasa mata
berkunang-kunang atau pusing. Bila sudah terasa tebal maka langsung dilakukan
pencabutan.
Melakukan pemisahan gigi dan gusi dengan memakai bein dengan posisi bein mesio bukal
/ disto bucal gigi yang bersangkutan, dengan gerakan bein apikal ke coronal (dari bawah
ke atas) sampai gigi goyang.
Meletakkan ujung tang pada bagian bukal dan lingual/palatinal gigi sampai dengan cervical
gigi / bifurkasi gigi.
Pada gigi yang mempunyai 1 akar (gigi anterior) memutar gigi searah sambil ditarik keluar.
Pada gigi yang mempunyai lebih akar menggerak-gerakkan gigi ke arah bukal dan
lingual/palatinal supaya gigi terlepas dan menarik gigi keluar.
Mengambil tampon menggunakan pinset kemudian menetesi tampon dengan betadine di
atas cucing meletakkan tampon pada luka bekas pencabutan dan meminta pasien untuk
menggigit tampon kuat-kuat.
Membuang sampah medis kapas betadine, tampon yang digunakan selama tindakan dan
gigi yang sudah dicabut ke dalam tempat sampah medis.
Melepaskan sarung tangan dan dimasukkan dalam tempat sampah medis kemudian
mencuci tangan memakai sabun.
Memberikan instruksi post-ekstraksi kepada pasien/pengantar.
Mencatat hasil tindakan pada kartu status penderita.

E. PROSEDUR PERAWATAN SKELING :


Persiapkan ultrasonic scaller, pastikan air mengalir dengan lancar dan mata scaller dalam
kondisi steril.
Instruksikan pasien untuk berkumur.
Ulasi daerah kerja dengan antiseptik.
Persiapkan saliva ejector.
Letakkan saliva ejector tip pada dasar mulut pasien.
Bersihkan karang gigi, baik supra maupun sub gingival kalkulus dengan menggunakan
ultrasonic scaller dengan tanpa tekanan pada gigi.
Poles gigi yang telah dibersihkan dari kalkulus sehingga halus.
Ulasi daerah kerja dengan antiseptik.
Berikan dental health education pada pasien.
Instruksikan pasien untuk kontrol 7 hari setelah perawatan.
Mencatat hasil tindakan pada kartu status penderita.
PROSEDUR PERAWATAN GIGI SULUNG.

1. MENYAPA PASIEN DENGAN RAMAH


ANAMNESA
Menanyakan dan mencatat identitas penderita
Menanyakan keluhan utama
Menanyakan lokasi gigi yang sakit
Mulai kapan dirasakan
Sifat sakit :
1) Terus menerus
2) Kadang-kadang (bila kemasukan makanan)
3) Timbulnya rasa sakit
4) Spontan (tanpa rangsangan)
5) Adanya rangsangan (dingin,panas)

2. PEMERIKSAAN

a. Pemeriksaan Ekstra Oral :


Melihat pipi dan bibir apakah ada pembengkaan bentuknya simetris atau tidak, apakah ada
celah bibir.
Bila ada pembengkaan pipi, meraba pipi memakai empat jari dengan menekan pipi secara
lembut untuk merasakan adanya benjolan/ pembengkaan dan menilai apakah keras, lunak,
ada fluktuasi atau tidak.
Bila ada pembengkaan bibir, memeriksa bibir bawah dengan menarik bibir bawah kearah
bawah dan memeriksa bibir atas dengan menariknya ke atas untuk melihat apakah ada
perubahan warna, benjolan, pembengkaan. Menekan dengan lembut bibir untuk
merasakan apakah keras, lunak atau ada fluktuasi.
Memeriksa kelenjar getah bening di bawah rahang bawah dengan cara meraba
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah menekan dengan lembut menyusuri dari
belakang telinga ke submandibula sampai arah depan/dagu untuk menemukan adanya
pembesaran kelenjar getah bening.

b. Pemeriksaan Intra Oral :


1) Inspeksi :
Meminta pasien membuka mulut selebar mungkin
Melihat menggunakan kaca mulut yang dipegang dengan tangan kiri/kanan ke seluruh
permukaan gigi apakah keadaannya bersih / kotor, adakah gigi lubang (karies), warna,
bentuk, gigi permanen sudah tumbuh atau belum dan letak gigi.
Melihat apakah ada gusi bengkak, gusi bernanah, kemerahan dan berdarah.
Melihat apakah ada kelainan pada mukosa pipi dan lidah, bercak putih, bercak merah,
warna merah kebiruan, radang dan ulcus.
Melihat apakah ada kelainan celah pada palatum/langit-langit mulut, tumor eksostosis.
Melihat dasar mulut apakah ada bengkak, lesi, ulcus
Melihat adanya perubahan warna gigi menjadi kehitaman.

2) Palpasi :
Merasakan apakah ada gigi goyang dengan cara menjepitkan pinset pada bagian
mahkota gigi kemudian menggoyangkan gigi kearah luar dan dalam 2 kali, bila gigi
bergerak sejauh > 2mm berarti gigi tersebut goyang.
Meraba gigi dengan cara menjepit cotton pellet menggunakan pinset kemudian
menekan gusi dengan lembut dan melihat apakah mudah berdarah atau keluar nanah.
Meraba gusi dengan ujung jari telunjuk tangan kanan dan menekannya apakah gusi
bengkak, keras, lunak, fluktuasi, keluar nanah, nyeri (dengan melihat ekspresi pasien).

3) Tes vitalitas :
Test dingin (menggunakan kapas yang telah disemprot chlor-ethil dan di letakan di
kavitas)
Test open buur (di lakukan bila tes dingin dan sonde memberikan hasil yang negatif)

4) Perkusi : Mengetuk mahkota gigi dengan menggunakan pangkal kaca mulut untuk
mengetahui nyeri dengan melihat ekspresi penderita.

5) Druk : Mengetahui penjalanan keradangan dengan cara meletakan pangkal kaca mulut di
atas mahkota gigi kemudian penderita di minta menggigit perlahan-lahan untuk
mengetahui nyeri dengan melihat ekspresi penderita (Bila gigi lawan tidak cukup ditekan
dengan pangkal kaca mulut).

c. Pemeriksaan Penunjang :
Melakukan rujukan pemeriksaan foto rontgenologis untuk membantu menentukan
kondisi di dalam rahang yang tidak terpantau pada pemeriksaan klinis, adanya kelainan benih
gigi atau adanya kekurangan tempat.

3. DIAGNOSA
Ditegakkan berdasarkan :
Anamnesa
Keluhan Utama
Pemeriksaan Intra Oral
Pemeriksaan Ekstra Oral
Pemeriksaan Penunjang lainnya

4. RENCANA PERAWATAN

a. Pulpitis reversibel Penumpatan tetap


b. Pulpitis Non Perforasi Indirect pulp capping + Penumpatan sementara
c. Pulpitis perforasi Direct pulp capping + Penumpatan sementara
d. Pulpitis irreversibel Pengobatan/rujuk/ekstraksi
e. Periodontitis akut Pengobatan
f. Periodontitis kronis oleh karena Gangren pulpa/akar Ekstraksi
g. Abses Pengobatan
PROSEDUR TETAP PERAWATAN

A. PROSEDUR TUMPATAN SEMENTARA

1. Pembuangan jaringan karies dengan eskavator.


2. Preparasi kavitas dengan bur sesuai dengan klasifikasi tumpatan.
3. Sterilisasi kavitas.
4. Pemberian obat (eugenol) sebagai relief of pain (eugenol + kapas).
5. Penambalan sementara dengan fletcher (Powder + Liquid).
6. Instruksi paska penumpatan
a. Tidak boleh digunakan untuk makan selama 1 jam setelah ditumpat
b. Hati-hati bila menyikat gigi terutama pada gigi dengan tumpatan sementara.
7. Mencatat hasil tindakan pada kartu status penderita.

B. PROSEDUR TUMPATAN TETAP

1. Pembersihan jaringan nekrotik dalam kavitas dengan eskavator.


2. Preparasi kavitas dengan diamond bur berkecepatan tinggi yang selalu dialiri oleh air.
3. Pemblokiran menggunakan cotton roll.
4. Penderita diinstruksi untuk tidak menutup mulut.
5. Sampai dengan proses penumpatan selesai pasien diinstruksikan untuk tidak menggerakkan
lidah.
6. Mengeringkan kavitas dengan CHIP BLOWER / THREE WAY SYRING.
7. Irigasi kavitas dengan aquades.
8. Aplikasikan lapisan basis berupa pasta zinc oxide posphat (untuk tumpatan amalgam) atau pasta
kalsium hidroksida (untuk tumpatan sintetis).
9. Aplikasikan tumpatan tetap pada kavitas, rapikan.
10. Penderita diinstruksikan untuk:
- Tidak menggunakan gigi tersebut selama sehari semalam.
- Datang kembali ke klinik untuk dilakukan pemulasan pada tumpatan.
11. Mencatat hasil tindakan pada kartu status penderita.

C. PENCABUTAN GIGI SULUNG

1. Menjelaskan kepada penderita bahwa akan dilakukan tindakan pencabutan gigi sulungnya dengan
tujuan untuk memberi kesempatan gigi permanen tumbuh dengan baik.
2. Menjelaskan kepada penderita bahwa sebelumnya pencabutan akan dilakukan pembiusan dan
setelah itu penderita akan merasakan dingin (bila menggunakan Chlor Ethyl) atau merasa tebal (bila
menggunakan suntikan lidocaine).
3. Minta ijin penderita/pengantar untuk dilakukan tindakan (bolehkah saya mulai sekarang ?).
4. Mempersiapkan alat dan obat anastesi dan alat tindakan pencabutan gigi sulung yang sudah
disterilkan.
5. Mencuci tangan dengan sabun dan memakai sarung tangan steril.
6. Tindakan anastesi, bila sudah goyang menggunakan Chlor Ethyl dan belum goyang menggunakan
lidocain.

Bila menggunakan Chlor Ethyl :


1. Mengambil kapas steril menggunakan pinset dan menetesinya dengan betadine.
2. Mengolesi gusi pada daerah gigi yang akan dicabut dengan gerakan searah 1 kali.
3. Mengambil kapas 2 buah gulungan dengan pinset, kemudian kapas dipegang dengan tangan kiri.
4. Memegang Tabung Chlor Ethyl dengan tangan kanan kemudian ujungnya didekatkan pada kapas
dengan jarak 1 cm kemudian menyemprot kapas dengan Chlor Ethyl, tunggu sampai kapas berbuih.
5. Meminta pasien membuka mulut kemudian meletakkan kapas sambil di tekan pada bagian bukal
dan lingual/palatinal gigi yang akan dicabut.

Bila menggunakan anastesi lidokain komp 2 % :

1. Mempersiapkan lidokain ampul dan mematahkan ujung ampul menggunakan menggunakan


tangan pada leher ampul.
2. Mempersiapkan spuit 3 cc, membuka tutup spuit dan memindahkan lidokain ke dalam spuit
dengan cara menghisap isi ampul sampai habis dan menutup kembali spuit.
3. Membuang botol ke tempat sampah medis.
4. Membuang udara dalam spuit dengan cara memposisikan spuit dengan ujung jarum menghadap
ke atas, kemudian ketuk perlahan syringe. Kemudian dorong pompa perlahan-lahan sampai udara
tidak tampak lagi dan cairan keluar sedikit di ujung jarum.
5. Mengambil kapas steril menggunakan pinset dan menetesinya dengan betadine.
6. Mengolesi gusi yang akan dilakukan injeksi dengan gerakan searah 1 kali.
7. Untuk menganastesi gusi bagian bukal, lidokain di suntikkan ke gusi di sekitar apeks pada gigi
yang akan dicabut dan melakukan aspirasi, apabila keluar darah menggeser posisi jarum ke titik lain
dan memasukkan jarum sampai menyentuh tulang. Menyuntikkan lidokain 0,5-1 cc. Mencabut kembali
jarum.
8. Untuk menganastesi gusi bagian lingual/palatal, lidokain disuntikkan ke gusi sekitar apeks pada
gigi yang akan dicabut atau pada percabangan saraf dan melakukan aspirasi apabila keluar darah
menggeser posisi jarum ke titik lain dan memasukkan jarum sampai menyentuh tulang. Menyuntikan
lidokain 0,5-1 cc. Mencabut kembali jarum
9. Membuang spuit pada safety box dengan cara ujung jarum masuk lebih dulu.
10. Menunggu sampai obat bereaksi dan menimbulkan rasa tebal dengan menanyakan pada pasien
apakah sudah terasa tebal dan bagaimana perasaan pasien apakah terasa mata berkunang-kunang
atau pusing. Bila sudah terasa tebal maka langsung dilakukan pencabutan.
11. Melakukan pemisahan gigi dan gusi dengan memakai bein dengan posisi bein mesio bukal / disto
bucal gigi yang bersangkutan, dengan gerakan bein apikal ke coronal (dari bawah ke atas) sampai gigi
goyang.
12. Meletakkan ujung tang pada bagian bukal dan lingual/palatinal gigi sampai dengan cervical gigi /
bifurkasi gigi.
13. Pada gigi yang mempunyai 1 akar (gigi anterior) memutar gigi searah sambil ditarik keluar.
14. Pada gigi yang mempunyai lebih akar menggerak-gerakkan gigi ke arah bukal dan lingual/palatinal
supaya gigi terlepas dan menarik gigi keluar.
15. Mengambil tampon menggunakan pinset kemudian menetesi tampon dengan betadine di atas
cucing meletakkan tampon pada luka bekas pencabutan dan meminta pasien untuk menggigit tampon
kuat-kuat.
16. Membuang sampah medis kapas betadine, tampon yang digunakan selama tindakan dan gigi
yang sudah dicabut ke dalam tempat sampah medis.
17. Melepaskan sarung tangan dan dimasukkan dalam tempat sampah medis kemudian mencuci
tangan memakai sabun.
18. Memberikan instruksi post-ekstraksi kepada pasien/pengantar.
19. Mencatat hasil tindakan pada kartu status penderita.

VII. PENGOBATAN

Peresepan obat diberikan berdasar pada prinsip-prinsip medikasi yang rasional dan proporsional.
Mencatat pengobatan pada kartu status penderita.

VIII. KONSELING
1. Menjelaskan kepada pasien/pengantar setelah pencabutan untuk:
a. Menggigit tampon 1 jam, boleh meludah tapi tampon tidak dibuang/tetap digigit.
b. Tidak menyentuh bekas pencabutan dengan lidah karena bisa menyebabkan infeksi
c. Tidak menghisap-hisap karena bisa menyebabkan infeksi
d. Tidak berkumur-kumur terlalu keras selama 24 jam,
e. Menghindari perdarahan dan infeksi
f. Mengajukan kepada pasien/pengantar untuk menjaga kebersihan mulut dengan cara menyikat gigi
sesudah makan dan sebelum tidur dengan memperagakan cara menyikat gigi yang benar
g. Menganjurkan pasien menyikat gigi setelah makan makananmanis dan asam, dan makanan yang
lengket di gigi
h. Membiasakan memakan makanan yang berserat masalnya sayur dan buah
i. Menganjurkan pada pasien/pengantar untuk segera kontrol bila ada keluhan atau bila ada lagi gigi
yang berlubang
j. Menganjurkan pada pasien/pengantar untuk memeriksakan gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali
k. Memberi kesempatan pada pasien/pengantar untuk menanyakan hal yang kurang jelas dan
menjawab pertanyaan sampai pasien/penderita jelas
l. Mengecek pemahaman pasien/pengantar dengan memberikan pertanyaan terbuka atas informasi
yang sudah disampaikan
m. Mencatat hasil konseling pada kartu status penderita
n. Mengucapkan terima kasih sudah datang dan semoga lekas sembuh

IX. PASCA PELAYANAN

A. DEKONTAMINASI

Memakai sarung tangan rumah tangga


Memasukkan alat-alat yang sudah terpakai ke dalam bak dekontaminasi selama 10 menit
Memindahkan alat dari bak dekontaminasi ke dalam bak air sabun
Membersihkan alat-alat dengan sikat dan air sabun
Membilas alat-alat yang sudah bersih dengan air mengalir
Mengeringkan alat-alat dengan handuk bersih.
Lalu diletakkan ke dalam bak instrumen tertutup sesuai dengan jenis alat

B. STERILISASI

Memasukkan alat-alat bak instrumen tertutup ke dalam sterilisator


Mengunci kran pembuangan air
Mengisi air ke dalam sterilisator, sehingga alat-alat terendam seluruhnya
Menyalakan sterilisator selama 30 menit
Membuang air dari sterilisator
Menunggu alat hingga dingin
Menyimpan alat yang telah disterilkan ke dalam tempat alat steril

Anda mungkin juga menyukai