Anda di halaman 1dari 14

JENIS JENIS MESIN INDUKSI SERTA CARA

KERJA DAN FUNGSINYA

Disusun oleh :

Nama : Patrisius J. fischer

NIM : 1406030037

Tugas : Mesin Listrik

Jurusan/prodi : Teknik Elekto/TTL

UNIVERSITA NUSA CENDANA

2016
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang umum digunakan dalam
banyak aplikasi ialah motor induksi. Motor induksi merupakan salah satu mesin
asinkronous (asynchronous motor) karena mesin ini beroperasi pada kecepatan dibawah
kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan magnetik
pada mesin. Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya
kutub pada mesin. Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena
medan magnet yang dibangkitkan stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga
rotor tersebut dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan oleh rotor mengalami
lagging dibandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak
akan secepat kecepatan putaran medan magnet. Berdasarkan suplai input yang digunakan,
motor induksi dibagi menjadi dua jenis, yaitu motor induksi satu fasa dan motor induksi
tiga fasa.
Sesuai dengan namanya motor induksi satu fasa dirancang untuk beroperasi
menggunakan suplai tegangan satu fasa. Motor induksi satu fasa sering digunakan sebagai
penggerak pada peralatan yang memerlukan daya rendah dan kecepatan yang relatif
konstan. Hal ini disebabkan karena motor induksi satu fasa memiliki beberapa kelebihan
yaitu konstruksi yang cukup sederhana, kecepatan putar yang hampir konstan terhadap
perubahan beban, dan umumnya digunakan pada sumber jala-jala satu fasa yang banyak
terdapat pada peralatan domestik. Walaupun demikian motor ini juga memiliki beberapa
kekurangan, yaitu kapasitas pembebanan yang relatif rendah, tidak dapat melakukan
pengasutan sendiri tanpa pertolongan alat bantu dan efisiensi yang rendah.
Sendangkan Motor induksi tiga fasa berputar pada kecepatan yang pada dasarnya
adalah konstan, mulai dari tidak berbeban sampai mencapai keadaan beban penuh.
Kecepatan putaran motor ini dipengaruhi oleh frekuensi, dengan demikian pengaturan
kecepatan tidak dapat dengan mudah dilakukan terhadap motor ini. Walaupun demikian,
motor induksi tiga fasa memiliki beberapa keuntungan, yaitu sederhana, konstruksinya
kokoh, harganya relatif murah, mudah dalam melakukan perawatan, dan dapat
diproduksi dengan karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan industry.
Yang membedakan dari kedua motor induksi ini ialah motor induksi satu fasa tidak dapat
berputar tanpa bantuan gaya dari luar sedangkan motor induksi tiga fasa dapat berputar
sendiri tanpa bantuan gaya dari luar.

1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui jenis jenis mesin induksi serta untuk mengetahui cara kerja dan
fungsi dari mesin induksi
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Jenis-jenis mesin induksi


Seperti yang sudah dibahas pada pendahuluan diatas, motor induksi
merupakan salah satu mesin asinkronous (asynchronous motor) karena mesin ini
beroperasi pada kecepatan dibawah kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron sendiri
merupakan kecepatan rotasi medan magnetik pada mesin. Kecepatan sinkron ini
dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya kutub pada mesin. Motor induksi
selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena medan magnet yang dibangkitkan
stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor tersebut dapat berputar.
Namun fluks yang terbangkitkan oleh rotor mengalami lagging dibandingkan fluks
yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan
putaran medan magnet. Berdasarkan suplai input yang digunakan, motor induksi
dibagi menjadi dua jenis, yaitu motor induksi satu fasa dan motor induksi tiga fasa.

1.1.1. Motor induksi satu fasa.


Terdapat dua bagian penting pada motor induksi satu fasa, yaitu rotor dan
stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dari motor dan stator merupakan
bagian yang diam dari motor. Rotor umumnya berbentuk slinder dan bergerigi
sedangkan stator berbentuk silinder yang melingkari seluruh badan rotor. Stator
harus dilengkapi dengan kutub-kutub magnet dimana kutub utara dan selatan pada
stator harus sama dan dipasang melingkari rotor sebagai suplai medan magnet dan
kumparan stator untuk menginduksi kutub sehingga menciptakan medan magnet.
Stator umumnya dilengkapi dengan stator winding yang bertujuan membantu
putaran rotor, dimana stator winding dilengkapi dengan konduktor berupa
kumparan. Selain itu, stator juga dilapisi dengan lamina berbahan dasar silikon
dan besi yang bertujuan untuk mengurangi tegangan yang terinduksi pada sumbu
stator dan mengurangi dampak kerugian akibat munculnya arus eddy (eddy
current) pada stator. Rotor umumnya dibuat dari alumunium dan dibuat bergerigi
untuk menciptakan celah yang akan diisi konduktor berupa kumparan. Selain itu,
rotor juga dilapisi dengan lamina untuk menambah kinerja dari rotor yang
digunakan. Masing-masing komponen dipasang pada besi yang ditunjukkan
seperti pada gambar berikut:
Prinsip kerja motor induksi satu fasa

Misalkan kita memiliki sebuah motor induksi 1 fasa dimana motor ini disuplai
oleh sebuah sumber AC 1 fasa. Ketika sumber AC diberikan pada stator winding dari
motor, maka arus dapat mengalir pada stator winding. Fluks yang dihasilkan oleh
sumber AC pada stator winding tersebut disebut sebagai fluks utama. Karena
munculnya fluks utama ini maka fluks medan magnet dapat dihasilkan oleh stator.

Gambar dampak adanya arus pada stator

Misalkan lagi rotor dari motor tersebut sudah diputar sedikit. Karena rotor
berputar maka dapat dikatakan bahwa konduktor pada rotor akan bergerak
melewati stator winding. Karena konduktor pada rotor bergerak relatif terhadap
fluks pada stator winding, akibatnya muncul tegangan ggl (gaya gerak listrik)
pada konduktor rotor sesuai dengan hukum faraday. Anggap lagi motor terhubung
dengan beban yang akan dioperasikan. Karena motor terhubung dengan beban
maka arus dapat mengalir pada kumparan rotor akibat adanya tegangan ggl pada
rotor dan terhubungnya rotor dengan beban. Arus yang mengalir pada rotor ini
disebut arus rotor. Arus rotor ini juga menghasilkan fluks yang dinamakan fluks
rotor. Interaksi antara kedua fluks inilah yang menyebabkan rotor didalam motor
dapat berputar sendiri. Perlu diingat bahwa pada kondisi awal diasumsikan rotor
sudah diberi gaya luar untuk menggerakkan konduktor pada rotor, karena jika
tidak maka rotor akan diam terhadap fluks pada kumparan stator sehingga tidak
terjadi tegangan ggl pada kumparan rotor, sesuai dengan hukum faraday.

`
Gambar putaran pada rotor akibat fluks. Dimisalkan Rotor
sudah berputar sedikit.

Sebelumnya telah dibahas mengenai adanya arus stator yang mengakibatkan


munculnya arus pada rotor karena hukum faraday. Masing-masing arus
menghasilkan fluks yang mempengaruhi rotor. Bagaimana fluks tersebut
mempengaruhi kecepatan putaran rotor akan dibahas pada paragraf ini. Arus stator
akan menghasilkan fluks utama, sedangkan arus pada rotor menghasilkan fluks
pada rotor. Masing-masing fluks ini akan mempengaruhi arah putaran rotor, hanya
saja arah keduanya berlawanan. Sesuai hukum lorentz, apabila kita memiliki
sebuah kabel yang dialiri arus dan terdapat fluks medan magnet disekitar kabel
tersebut maka akan terjadi gaya pada kabel tersebut. Karena besarnya fluks pada
stator dan rotor relatif sama maka gaya yang dihasilkan juga sama. Namun karena
arah gaya yang berbeda mengakibatkan rotor tidak berputar akibat kedua gaya
yang saling menghilangkan. Hal ini juga yang mengakibatkan motor induksi perlu
diputar sedikit, agar salah satu gaya yang dihasilkan oleh fluks lebih besar
daripada yang lainnya sehingga rotor dapat berputar.

Gambar rotor sebelum diputar dan setelah diputar.

Jenis jenis motor induksi satu fasa

Motor induksi satu fasa ini memiliki 4 jenis berdasarkan bagaimana motor ini
diaktifkan sendiri (self-starting).

a. Motor Induksi Split-Phase


Motor Jenis ini menggunakan kapasitor di salah satu stator windingnya,
dimana besarnya kapasitas dari kapasitor sebisa mungkin dibuat kecil. Misalkan
kita memiliki sumber arus 2 fasa dan sumber ini disambungkan pada motor jenis
ini, maka arus yang mengalir pada salah satu winding akan membesar dan
mengalami pergeseran fase. Akibat 2 hal tersebut, motor akan dapat berputar
karena perbedaan fluks dari masing-masing winding. Torsi yang dihasilkan
umumnya dapat mencapai kecepatan maksimum dari motornya. Motor jenis ini
sering dipakai pada beban 200W. Peletakan kapasitor sangat berpengaruh pada
rangkaian ini karena dapat mengubah aras fluks yang dihasilkan dan sebagai
akibatnya mengubah arah putaran rotor.
Rangkaian Ekivalen Split-Phase

b. Motor Induksi Capasitor-Start


Motor jenis ini kurang lebih sama dengan motor induksi tipe split-phase.
Perbedaannya ialah adanya switch yang dipasang antara salah satu stator winding
dan kapasitor. Kondisi dari switch akan menjadi close saat motor mulai berputar
dan menjadi open ketika motor mulai mencapai kecepatan yang diinginkan.
Umumnya belitan pada winding yang diserikan dengan kapasitor dibuat lebih
banyak untuk mencegah panas berlebihan pada winding tersebut. Motor jenis ini
dipakai pada alat elektronik yang memakan daya tinggi seperti AC.

Rangkaian Ekivalen Capacitor-Start

c. Motor Induksi Capacitor-Run


Perbedaan motor tipe ini dengan motor sebelumnya ialah adanya kapasitor
yang besar yang di-paralel dengan switch dan kapasitor lainnya (yang kecil).
Umumnya motor induksi tipe ini bekerja pada torsi yang lebih tinggi sama seperti
motor sebelumnya, hanya saja arus yang mengaliri motor cukup kecil.
Rangkaian Ekivalen Capacitor Run
d. Motor Induksi Shaded Pole
Motor ini memiliki nama Shaded Pole karena 1/3 dari kutub pada stator
ditutup dengan tembaga untuk menghasilkan perbedaan sudut fluks yang lebih
besar. Akibat perbedaan ini, rotor pada motor dapat berputar dengan mudah.
Kedua winding pada motor tipe ini tersambung paralel secara langsung (tanpa ada
komponen lain), namun pada salah satu winding diberikan coil tap untuk
mengatur kecepatan motor. Motor tipe ini memiliki torsi starting yang sangat
rendah sehingga sering digunakan pada alat-alat elektronik disekitar kita, seperti
kipas angin.

Rangkaian Motor Induksi Shaded Pole

1.1.2. Motor induksi tiga fasa.


Sebuah motor induksi tiga fasa memiliki konstruksi yang hampir Sama dengan
motor listrik jenis lainnya. Motor ini memiliki dua bagian utama, yaitu stator yang
merupakan bagian yang diam, dan rotor sebagai bagian yang berputar sebagaimana
diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Antara bagian stator dan rotor dipisahkan
oleh celah udara yang sempit, dengan jarak berkisar dari 0,4 mm sampai 4 mm.
Gambar Penampang Stator dan Rotor Motor Induksi Tiga Fasa

Jenis jenis rotor dalam motor induksi tiga fasa adalah :


Rotor Belitan

Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga fasa sama
seperti kumparan stator. Kumparan stator dan rotor juga mempunyai jumlah kutub
yang sama. Penambahan tahanan luar sampai harga tertentu, dapat membuat kopel
mula mencapai harga kopel maksimumnya. Motor induksi dengan rotor
belitan memungkinkan penambahan (pengaturan) tahanan luar. Tahanan luar yang
dapat diatur ini dihubungkan ke rotor melalui cincin (gambar 3.3) selain untuk
menghasilkan kopel mula yang besar, tahanan luar tadi diperlukan untuk membatasi
atus mula yang besar pada saat start. Disamping itu dengan mengubah-ubah tahanan
luar, kecepatan motor dapat diatur.
Rotor Sangkar
Motor induksi jenis ini mempunyai motor dengan kumparan yang terdiri
atas beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa hingga mempunyai
sangkar tupai (lihat gambar 3.4) konstruksi rotor seperti ini sangat sederhana bila
dibandingkan dengan rotor mesin listrik lainnya. Dengan demikian harganya pun
murah, kama konstruksinya yang demikian, padanya tidak 'nankin diberikan
pengaturan tahana luar seperti pada motor induksi dengan motor belitan. Untuk
membatasi arus mula yang besar, tegangan sumber harus dikurangi dan biasanya
digunakan ototransformator atau saklar Y A. Tetapi berkurangnya arus akan
berakibat berkurangnya kopel

Rotor Sangkar

Prinsip kerja motor induksi tiga fasa


Pada saat terminal tiga fasa stator motor induksi diberi suplai tegangan tiga fasa
seimbang, maka akan mengalir arus pada konduktor di tiap belitan fasa stator dan
akan menghasilkan fluksi bolak-balik . Amplitudo fluksi per fasa yang dihasilkan
berubah secara sinusoidal dan menghasilkan fluks resultan (medan putar) dengan
magnitud yang nilainya konstan yang berputar dengan kecepatan sinkron :
dimana,
ns = kecepatan sinkron/medan putar (rpm)
f = frekuensi sumber daya (Hz)
P = jumlah kutub motor induksi

Garis-garis gaya fluks dari stator tersebut yang berputar akan memotong
panghantar-panghantar rotor sehingga pada penghantar rotor tersebut timbul Gaya
Gerak Listrik (GGL) atau tegangan induksi.
Berhubung kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup maka pada
kumparan tersebut mengalir arus. Arus yang mengalir pada penghantar rotor yang
berada dalam medan magnet berputar dari stator, maka pada penghantar rotor tersebut
timbul gaya-gaya yang berpasangan dan berlawanan arah, gaya tersebut
menimbulkan torsi yang cenderung memutar rotornya, rotor akan berputar dengan
kecepatan (Nr) mengikuti putaran medan putar stator (Ns).
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai