Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya sehingga proposal Pengaruh Ragam Media Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Terong Ungu (Solanum melongena L.) Sebagai Sumber Belajar Biologi dapat
terselesaikan sebagai salah satu tugas pada matakuliah Seminar Proposal di Semester 7 ini
dengan sebaik-baiknya, walaupun masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu dengan
rendah hati saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra Triana Kartika Santi., M.H., M.Pd. selaku pembimbing Mata Kuliah seminar
proposal.
2. Dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.Akhirnya dengan
kerendahan hati, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya dan saya ucapkan terima kasih.

Banyuwangi,16 oktober 2017


1.1 Latar Belakang
Terong (Solanum melongena L.) merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang mempunyai sifat mudah rusak (perishable). Buah terong
(biasa) mengandung vitamin A (4,78%), kandungan vitamin C (12,8%), kadar
abu (5,8%), karbohidrat (28,7%), protein (34,8%), air (86,1%), zat besi (6,8%)
dan kalsium (70,2%). Pada buah terong ungu kandungan terong ungu
memiliki vitamin A (4,8%), kandungan vitamin C (13,1%), kadar abu (3,9%),
karbohidrat (28,7%), kandungan protein (34,8%), air (81,6%), zat besi
(12,5%), dan kandungan kalsiumnya (75%) (Rukmana,1999).
Kesuburan tanah merupakan kemampuan atau kapasitas tanah untuk
menyediakan unsur hara dalam jumlah cukup untuk mendukung pertumbuhan
dan perkembangbiakan tanaman (Sutanto, 1998). Tercukupinya semua
kebutuhan unsur hara tanaman akan menjamin pertumbuhan tanaman yang
baik dan akan memberikan hasil yang maksimal (Rosmarkam dan Yuwono,
2002). Kekurangan salah satu unsur hara dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Unsur esensial seperti nitrogen (N), pospat (P), dan kalium (K)
dibutuhkan tanaman terong dalam jumlah yang cukup banyak. Apabila
ketersediaan unsur-unsur tersebut terbatas, maka perlu ditambahkan melalui
pemupukan.
Pemupukan yang dilakukan petani umumnya masih kurang tepat,
dimana pupuk belum digunakan secara rasional sesuai dengan kebutuhan
tanaman dan kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara. Pemupukan
belum didasarkan atas hasil uji tanah, sehingga akan memberikan dampak
yang kurang menguntungkan bagi sifat tanah dan lingkungan secara
keseluruhan (Sabiham, 1996).
Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh
pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki
persentase kandungan hara yang tinggi dan berimbang (Novizan, 2002). Salah
satu jenis pupuk anorganik adalah pupuk NPK. Setiap jenis pupuk NPK
tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga
diperlukan informasi mengenai jenis pupuk yang paling sesuai untuk
memenuhi kebutuhan tanaman terong ungu.
Seiring dengan kebijaksanaan pintu terbuka dari pemerintah terhadap
peredaran berbagai jenis pupuk alternatif, maka pada saat ini telah beredar
berbagai macam produk pupuk. Mengingat pupuk alternatif yang beredar
(baik yang terdaftar maupun yang belum terdaftar) jumlah maupun jenisnya
sangat beragam, maka perlu dilakukan pengujian mengenai kualitas dan
efektivitas pupuk alternatif tersebut. Dengan demikian pupuk yang digunakan
adalah pupuk yang telah diketahui kualitas dan kegunaannya dalam
meningkatkan produktivitas pertanian.
1.2 Rumusan Masalah
a. Adakah pengaruh ragam media terhadap jumlah buah tanaman terong ungu (Solanun
melongena L.)?
b. Apakah pengaruh ragam media terhadap pertumbuhan tanaman terong ungu (Solanun
melongena L.) dapat digunakan sumber belajar ?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh ragam media terhadap jumlah buah tanaman terong ungu
(Solanun melongena L.) ?
b. Untuk mengetahui pengaruh ragam media terhadap pertumbuhan tanaman terong ungu
(Solanun melongena L.) dapat digunakan sumber belajar ?
1.4 Ruang Lingkup
Penulis ingin mengetahui pertumbuhan jumlah buah dan pertumbuhan tanaman terong
ungu. Penelitian ini menggunakan rumus RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 5
perlakuan dan 6 ulangan dengan berbagai ragam media tanam antara lain :
A = Tanah + Pupuk kandang = coco peat
B = Tanah + Pupuk kandang + Sekam padi bakar
C = Tanah + Pupuk kandang + Sekam padi mentah
1.5 Manfaat Penelitian
Tercapainya tujuan penelitian akan memperoleh manfaat. Diharapkan manfaat itu akan
berguna terhadap dunia pendidikan. Kemudian manfaat penelitian ini diharapkan sebagai
berikut :
a. Bagi Peneliti
Sebagai wujud atau pengaplikasian keilmuan yang diperoleh dari pendidikan perguruan
tingkat kepada masyarakat sekitar.
b. Bagi Sekolah
Dapat memberikan informasi kepada siswa dan guru SMA dan SMP, serta
pemanfaatannya. Sebagai sumber belajara dapat memberikan referensi mengenai
pertumbuhan tanaman.
c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga kepada masyarakat tentang
manfaat macam media tanam pada tanaman terong ungu (Solanun melongena L.).
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Ragam Media
Media tanam diartikan sebagai wadah atau tempat tinggal tanaman. Sebagai
tempat tinggal yang baik, media tanam harus dapat mendukung pertumbuhan dan
kehidupan tanaman. Campuran berbagai media tanam sangat banyak mengandung
unsure hara yang dibutuhkan ole tanaman.
1.6.2 Sumber Belajar
Sumber beljar menurut AECT (Suratno, 2008) meliputi semua sumber yang
dapat digunakan olehpelajar baik terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya
dalam situasi informasi, untuk memberikan fasilitas belajar. Sumber itu meliputi
pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan tata tempat.
BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ragam Media Tanam


Salah satu elemen penting dalam berkebun sayuran organik adalah pupuk. Tentu saja
pupuk yang digunakan jenis pupuk organik. Indonesia sudah banyak yang beredar pupuk
organik impor, tetapi arganya relatif mahal. Padahal, bahan baku pupuk organik banyaknya
terdapat disekeliling kita. Misalnya limbah dapur yang terdiri dari sisa sayuran, air bekas
cucian beras, ikan dan daging. Daun-daun yang berguguran dari tanaman di pekarangan
rumah pun merupakan calon pupuk organik yang sangat bagus. Selain itu pupuk organik
bisa dibuat dari kotoran hewan (Manuhutu, 24).
2.2 Media Tanam
Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman/bahan
tanaman, tempat akar atau bakal akar yang akan tumbu dan berkembang. Media tanam juga
digunakan tempat berpegangannya akar, agar tanduk tanaman dapat tegak kokoh berdiri
diatas media tersebut dan sebagai sarana untuk menghidupi tanaman. Tanaman mendapatkan
makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya dengan caramenyerap
unsur-unsur hara yang terkandung di dalam media tanam (Maria,7:2010).
Media tanam yang baik tidak menginvestasi hama atau penyakit tanaman. Jika masih
mengandung bibit hama./penyakit, tanaman dapat terganggu kehidupannya,. Oleh karena itu
sebaiknya dipilih media tanam yang paling sedikit potensi seragam hama/penyakit. Untuk
lebih memastikannya, perlu dilakukan sterilisasi media tanam. Dengan sterilisasi, potensi
serangan hama/penyakit dapat dihilangkan, seingga media aman untuk digunakan.
2.2.1 Pupuk Kandang
Menurut Musnawar (2006:10) pupuk kandang merupakan pupuk organik dari
hasil fermentasi kotoran padat dan cair (urine) hewan ternak yang umumnya berupa
mamalia (sapi, kambing, babi, kuda) dan unggas (ayam, burung).
Kandungan unsure hara yang lengkap seperti nitrogen (N), Fosfor (P), dan
Kalium (K). dari ketiga unsure hara, masing-masing memiliki peran pada tumbuhan,
Nitrongen (N) sebagai sumber penyusun asam amino, protein, juga menyususn asam
nukleat, klorofil, dan banyak lagi senyawa yang penting untuk metabolisme.
Peranannya fosfor (P) pada tumbuhan berhubungan dengan mekanisme biokimia
yang menyimpan energy dan kemudian memindahkannya kedalam sel-sel hidup,
selain sintesis ATP dan ADP dan fosfor anorganik, fosfor ini berpartisipasi dalam
fosforilasi berbagai senyawa perantara fotosintesi dan respirasi (sebagai komponen
ATP), juga mungkin kalium (K) merupakan faktor penting dalam mengatur potensi
osmosis sel. Pada sel-sel pengawal dalam daun kalium memegang peranan kunci
dalam mekanis gerakan stomata.
Komposisi kandungan unsure hara beberapa pupuk kandang
Jenis Kandungan Unsur Hara
Pupuk N P K Ca Mg Mn Zn B
Kandang (Mg/Kg)
Sapi 1,33 0,61 1,58 1,040 0,38 179,0 70,5 3,69
Kuda 1,57 0,68 0,77 1,640 0,49 2478,5 109,5 3,60
Domba 2,46 0,76 2,03 1,990 0,70 3773,0 111,0 8,67
Ayam 3,21 3,21 1,57 9,625 1,44 2506,0 315 11,43
(Wiryanto, 2007:40).
Secara umum, pupuk kotoran hewan banyak meyuplai unsure hara makro
maupun mikro. Karena itu, pupuk kandang merupakan media tanam yang mutlak
diperlukan sebagian besar tanaman. Selain jenis makanan usia ternak juga
menentukan kadar hara kotorannya. Tenak mudah akan menghasilkan feces dan urin
yang kadar haranya rendah terutama N, karena ternak mudah memerlukan sangat
banyak zat hara N dan beberapa macam mineral dalam pembentukan jaringan
tubuhnya.
Menurut Musnamar (2006:14), ada beberapa manfaat penggunaan pupuk
kandang terhadap tanaman. Pupuk kandang dapat menyidiakan unsure hara makro
(N,P,K) dan mikro (Ca, Mg, S, Na, Fe, Cu, Mo). Daya ikat ionya tinggi sehingga
akan mengefektifkan penggunaan pupuk organic dengan meminimalkan kehilangan
pupuk organic akibat penguapan atau tercuci oleh hujan.
Fungsi dari masing-masing unsur hara bagi tanaman berbeda-beda
Unsur Hara Fungsi Gejala Kekurangan Gejala Defisiensial

Nitrogen Memperbaiki Daun menguning Proses


(N) pertumbuhan vegetasi dan jaringan pembungaan
tanaman. tanaman berjalan lambat
Membantu mongering
pembentukan klorofil.
Fosfor (P) Berperan dalam Perubahan Pertumbuhan
pembelaan sel tanaman. mengalami tanaman menjadi
Mempercepat proses perubahan warna terhambat.
pembentukan bunga. menjadi kemerah-
Menguatkan batang. merahan.
Membuat tanaman Buah kecil dan
tahan penyakit cepat matang.
Kalium (K) Membantu transportasi Daun menjadi Akar sulit
hasil fotosintesis. kerinting dan menyerap nutrient
Merangsang terdapat bercak- (N) karena terlalu
perkembangan akar dan bercak merah. banyak di ikat oleh
bunga. Menyebabkan fosfor (P).
Meningkatkan daya daun mati.
tahan terhadap
kekeringan.
Membuat tanaman
tahan penyakit
Kalium (Ca) Meransang Klorosis pada daun Pada musim
pertumbuhan akar dan muda. kemarau tanaman
batang. Mati kuncup sering mengalami
Membantu menyerap dehidrasi.
kalium
Menetralkan keasaman
media tanam.
Magnesium Membantu Klorosis pada daun Kekurangan Mg
(Mg) pembentukan klorofil. tua. pada jumlah
Membantu menyerap Tampak bercak- banyak akan
unsur P bercak coklat pada menyebabkan
daun. keracunan.
Sulfur (S) Membantu Biji tanaman yang Media tanam
melancarkan aktifitas P dihasilkan tidak menjadi asam.
memiliki kualitas
yang baik
Unsur Hara
Mikro
Mangan Membantu kelancaran Menyebabkan Tanaman
(Mn) fotosintesis. tanaman kerdil. mengalami
Membantu Daun menguning. keracunan.
pembentukan klorofil. Pembentukan biji
Membantu menyerap tidak sempurna.
unsur N
Besi (Fe) Membantu Daun menguning. Mengurangi
pembentukan klorofil. Kematian tanaman penyerapan pada
Memperkuat batang yang di awali dari unsur Mn.
tanaman. pucuk.
Memperkuat figor
tanaman.
Boron (B) Membantu penyerapan Gejala klorosis Menghambat
unsur N pada daun diawali pertumbuhan
Merangsang pada bagian tanaman.
perkembangan akar dan bawah.
buah. Kematian kuncup
Seng (Zn) Membantu Gejala nekrosis Pertumbuhan daun
pertumbuhan daun. pada daun ditandai tidak sempurna.
Membantu dengan daun yang Klorosis pada
pembentukan klorofil. menguning, kering daun.
dan mati.
Tembaga Membantu Daun mengalami Penyerapan unsur
(Cu) pembentukan klorofil. gejala klorosis. Mo dan Mn
Ujung duan layu berkurang.
Molibdenum Meransang Daun berubah Pertumbuhan
(Mo) pertumbuhan tanaman. warna, keriput dan fisiologis tanaman
Membantu proses mongering. terganggu.
reduksi unsur N Pertumbuhan
tanaman menjadi
terhenti.
Klor (Cl) Membantu dalam Proses pemasakan
proses fotosintesis buah lambat.
Daun menjadi
keriput.
Produktifitas
tanaman rendah.

2.2.2 Sekam Padi Mentah dan Sekam Padi Bakar


Sekam padi adalah kulit biji yang sudah digiling. Sekam pagi yang digunakan
bisa berupa sekam mentah atau sekam bakar. Sekam bakar dan sekam mentah
memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagi media tanam, keduanya berperan
penting daam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainasi di media
tanam menjadi lebih baik (Swadaya, 2007:24).
Pengaruh utama sekam padi terhadap tanah adalah berbuhungan dengan
pemadatan, aerasi dan perkembangan akar. Apabila persentasi kandungan sekam padi
menurun, maka kerapatan lindak tanah meningkat dan konsekuensinya terjadi
penurunan aerasi porositas.
2.2.3 Pasir
Pasir sebagai media tanam adalah porositas yang bagus.. pasir mampu
meneruskan kelebihan air dalam media sehingga bisa menjada media tanam menjadi
terlalu lembab, secara umum pasir sangat miskin unsure hara makro, tetapi
mengandung beberapa mineral yang dibutuhkan tanaman. Perakaran tanaman yang
ditanam di pasir juga relative lebih cepat berkembang.
2.2.4 Coco peat
Coco peat mempunyai kemampuan mengikat air yang sangat baik. Ruang pori
diantara partikel cukup besar sehingga porositasnya masih cukup baik. Karena
sifatnya ini, penggunaannya coco peat sebaiknya tidak di ikuti dengan penyinaran
yang berlebihan. Karena kelebihan air bisa menyebabkan bahan mudah membusuk
dan mengundang penyakit. Untuk mencegah pembusukan, coco peat sebaiknya
direndam dalam larutan fungisida terlebih juga harus lebih sering di lakukan.
Kelebihan media ini ada pada unsure hara yang dikandungnya. Media masih
mengandung unsur hara esensia kalium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium
(Na) dan fosfor (P).
2.2.5 Peranan Unsur Hara Bagi Tanaman
Unsur hara, air dan undara harus seimbang agar pertumbuhan tanaman baik dan
berkelanjutan, setiap tanaman serlu adanya unsur hara yang dapat disediakan oleh
media tanamnya. Prinsip umum yang telah berkembang dari pengamatan mengenai
kebutuhan akan mineral ialah bahwa kebutuhan akan unsur tertentu sangat khusus
sifatnya.
Unsur hara mineral dibutuhkan tanaman sebagai sumber nutrient yang
menunjang pertumbuhan dan perkembangan. Unsure hara mineral terdiri dari dua
golongan yaitu : unsur hara makro dan unsure hara mikro.
2.2.6 Tanaman Terong Ungu (Solanum melongena L.)
2.2.6.1 Taksonomi
Dalam tata nama (sistematika) tumbuhan tanaman terong diklasifikasikan
sebagai berikut :
Devisio : Spermatophyta
Sub Devisio : Angiospermae
Kelas : Dycotiledoneae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Spesies : Solanum melongena L.
(Rukmana, 1994).
2.2.6.2 Morfologi
Terong termasuk tanaman semusim yang berbentuk perdu.
Batangnya rendah (pendek), berkayu dan bercabang. Tinggi tanaman
bervariasi antara 50-150 cm, tergantung dari jenis ataupun varietasnya.
Permukaan kulit batang, cabang ataupun daun tertutup oleh bulu-bulu
halus. Daunnya berbentuk bulat panjang dengan pangkal dan ujungnya
sempit, namun bagian tengahnya lebar, letak daun berselang-seling dan
bertangkai pendek (Rukmana, 1994).
a. Batang
Batang tanaman terong dibedakan menjadi dua macam, yaitu batang
utama (batang primer) dan percabangan (cabang sekunder). Batang utama
merupakan penyangga berdirinya tanaman, sedangkan percabangan
merupakan bagian tanaman yang mengeluarkan bunga. Bentuk
percabangan tanaman terong hampir sama dengan percabangan cabai hot
beauty yaitu menggarpu (dikotom), letaknya agak tidak beraturan.
Percabangan yang dipelihara yaitu cabang penghasil buah (cabang
produksi). Batang utama bentuknya persegi (angularis), sewaktu muda
berwarna ungu kehijauan, setelah dewasa menjadi ungu kehitaman.
Daundaun muda berwarna hijau tua, sedangkan yang telah tua berwarna
ungu kemerahan (Imdad dan Nawangsih, 1999).
b. Buah Terong
Buah terong merupakan buah sejati tunggal dan tidak akan pecah
bila buah telah masak. Kulit buah luar berupa lapisan tipis berwarna ungu
hingga ungu gelap yang mengkilap. Daging buah tebal, lunak dan berair,
bagian ini enak dimakan. Biji-biji terdapat dalam daging buah. Buah
menggantung di ketiak daun. Bentuk yang dikenal seperti panjang
silindris, panjang lonjong, lonjong (oval), bulat lebar dan bulat. Karena
bentuk buah berlainan maka ukuran berat buah juga sangat berbeda-beda
dan berlainan pula, rata-rata 125 gram (Imdad dan Nawangsih, 1999).
2.2.6.3 Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran. Pengukuran tumbuhan
berdasarkan pengukuran volume antara lain : anjang, tinggi, lebar dan luas.
Pada penelitian ini, pengukuran tanaman yang diambil adalah panjang
tanaman dan banyaknya jumlag buah.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan diulang
sampai 6 kali ulangan yaitu A1, B1, C1, D4, E1.
Adapun tata letak perlakuan tanaman terong ungu (Solanun melongena L.)
A2 D2 C4 B3 E2 A1
C6 E1 A5 D1 B5 E3
D6 B4 E5 C5 A6 D5
E4 C2 B1 A4 D3 C6
B6 A3 D4 E6 C1 B2

3.2 Alat dan Bahan


Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitan ini adalah :
Buku dan alat tulis.
Polybag.
Pisau.
Cangkul.
Kater.
Thermometer.
Alat pengaduk
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Tanah.
Pupuk kandang.
Sekam bakar (Oryza sativa).
Sekam mentah (Oryza sativa).
Pasir
Coco peat
Bibit terong ungu (Solanun melongena L.).
3.3 Metode Penelitian
Waktu dan Lokasi Peneletian
Penelitian ini dilaksanakan di desa. Kumendung, dusun. Banyuwangen Kecamatan.
Muncar Banyuwangi pada bulan desember-januari 2018.

3.4 Analisis Data


Dalam penelitian menggunakan metode statistic RAL (Rancangan Acak Lengkap) terdapat
langkah-langkah dalam menganalisis yaitu :
1. Membuat tabel
2. Tabel daftar sidik ragam, sebagai berikut :
UJI F
Sumber ragam DB JK KT
F Tabel
F hitung
1.Perlakuan 5% 1%

2.Galat

Total

3. Tentukan Derajat Bebas (DB) untuk perlakuan, galat acak dan total , sebagai berikut
- DB total : jumlah seluruh observasi - 1
- DB perlakuan : jumlah perlakuan -1
- DB : DB Total-DB perlakuan
4. Hitung jumlah Kuadrat (JK)

(t=jumlah perlakuan: r= jumlah ulangan )

(Total umum)2
- Faktor Korelasi (FK) =
Jumlah seluruh observasi
- JK Total = dat a2 FK
Jumlah hasil perlakuan FK
- JK perlakuan =
r
- JK galat = JK Total - JK Perlakuan
5. Hitung kuadrat tengah (KT)
JK perlakuan
- KT perlakuan =
DB perlakuan
JK galat
- KT galat acak =
DB galat
6. Mencari F hitung
KT perlakuan
Fhitung = KT galat

7. Lihat tabel F untuk 5% dan 1% pada DB perlakuan dan DB galat.

Anda mungkin juga menyukai