Presentasialuminum 121108220618 Phpapp01
Presentasialuminum 121108220618 Phpapp01
Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Oktober 2012
Apa sihh aluminium ituu????
Aluminium (Al) adalah salah satu unsur
kimia dengan nomor atom 13 berfasa solid
dengan massa jenis 2.10 g/cm3 dan memiliki
struktur kristal face centered cubic (FCC). Bahan
dasar terpenting untuk pembuatan aluminium
adalah bauksit yang merupakan kerumunan
mineral (tanah tawas, oksid aluminium) dengan
imbuhan oksid besi dari asam siklat.
Sejarah Aluminium
Aluminium pertama kali ditemukan oleh
Sir Humprey Davy pada tahun 1908 dan
pertama kali direduksi dengan logam oleh H. C.
Oersted pada tahun 1825. Secara industri di
Amerika erikat telah memperoleh logam
Aluminium dari Alumina dengan cara elektrolisa.
Sebelum menjadi Aluminium. Bijih bauksit
melewati proses fisika dan kimia. Proses fisika
dilakukan dengan cara mereduksi (size
reduction) ukuran bijih bauksit yang akan
dijadikan feed dengan cara digerus sampai
berukuran kurang dari 35 mesh. Kemudian
melalui proses kimia yaitu proses untuk
mendapatkan Aluminium murni.
Proses Pembuatan Aluminium
Proses pembuatan Aluminium dibagi
menjadi 3 tahap yaitu:
1. Proses Penambangan
2. Proses Pemurnian (Bayer Cycle)
3. Proses Peleburan (Hall Heroult)
Proses Penambangan
Penambangan bauksit dilakukan dengan
penambangan terbuka diawali dengan land
clearing. kemudian dilakukan pengupasan tanah
penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali
dengan shovel loader yang sekaligus memuat bijih
bauksit tersebut kedalam dump truck untuk
diangkut ke instalansi pencucian untuk dicuci.
Partikel yang halus ini dapat dibebaskan dari yang
besar melalui water jet yang kemudian dibebaskan
melalui penyaringan screening. Disamping itu
sekaligus melakukan proses size reduction dengan
menggunakan jaw crusher.
Proses Pemurnian (Bayer Cycle)
Dalam proses pemurnian ini terdapat 4 tahap
besar, yaitu:
1. Digestion
2. Clarification
3. Precipitation
4. Calcination
Sebelum dilakukan proses digesting
dilakukan size reduction terlebih dahulu.
Pertama, bijih bauksit secara mekanik hancur.
Kemudian, bijih dihancurkan dicampur dengan
NaOH dan diproses di pabrik penggilingan untuk
menghasilkan bubur (suspensi berair) yang
mengandung partikel sangat halus dari bijih.
Digestion
Bubur dipompa ke digester. Bubur dipanaskan sampai 110-
270 C di bawah tekanan dari 340 kPa dengan menggunakan
media uap sebagai pemanas didalam suatu tabung yang
dibuat dari baja yang tahan terhadap tekanan yang timbul
akibat proses pemanasan selama berlangsungnya proses
pelarutan. Natrium hidroksida tambahan, ditambahkan
kemudian akan bereaksi dengan mineral alumina bauksit
untuk membentuk larutan jenuh natrium aluminat dan
pengtor tak larut yang disebut lumpur merah (RM), RM
yang berada dalam suspensi dan dipisahkan pada langkah
klarifikasi.
Reaksi yang terjadi pada Digester
Al2O3 + 2OH- + 3H2O 2[Al(OH)-4]
Atau
Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O (l) 2NaAl(OH)(aq)
Sesuai dengan reaksi diatas, diperkirakan sekitar
90% alumina yang ada dalam bijih bauksit akan
larut menjadi NaAlO2. sedangkan hasil samping
adalah unsur silica reaktif dalam bijih bauksit
Clarification
Pengotor tak larut (RM) yang terdapat dalam
suspensi kemudian dipisahkan dengan
menyaring dari kotoran padat, selanjutnya
didinginkan di heat exchangers, untuk
meningkatkan derajat jenuh dari alumina
terlarut, dan dipompa menuju tempat yang
lebih tinggi yaitu presipitator silolike untuk
proses precipitation (pengendapan)
Precipitation
Selanjutnya aluminium diendapkan dari
filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan
pengenceran.
2NaAl(OH)3 (aq) + CO2 (g) 2Al(OH)3 (s) + Na2CO3 (aq) + H2O (l)
http://www.gudangmateri.com/pembuatan-sifat-dan-paduan-aluminium.html
http://blog.ub.ac.id/gigihramdhan/category/material-teknik/Mechanical
Engineering Perbedaan Karakteristik pada Aluminium yang Dipadukan.htm
http://dunia-atas.blogspot.com/2011/04/bauksit-dan-cara-pengolahannya.html
www.slideshare.net/dedendrmn/mengenal-aluminium-prosesnya