PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reaksi oksidasi-reduksi atau redoks, melibatkan perubahan kimia dalam
kehilangan elektron yang sesungguhnya oleh satu pereaksi dan perolehan elektron
padanannya oleh pereaksi yang lain. Bila elektron yang menyertai suatu reaksi
membentuk arus listrik, maka perubahan kimia itu dirujuk sebagai elektrokimia
menjadi energi listrik atau sebaliknya. Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua sel
elektroda, yang disebut katoda dan anoda dalam larutan elektrolit. Reaksi yang terjadi
pada sel elektrokimia yaitu pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda terjadi
dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit
lemah dan larutan bukan elektrolit. Larutan elektrolit kuat terdiri dari larutan yang
mengandung ion-ion terlarut yang dapat mengantarkan arus listrik sangat baik
sehingga proses serah terima elektron berlangsung cepat dan energi yang dihasilkan
relatif besar. Sedangkan larutan elektrolit lemah terdiri dari larutan yang mengandung
ion-ion terlarut cenderung terionisasi sebagian sehingga dalam proses serah terima
elektron relatif lambat dan energi yang dihasilkan kecil. Namun demikian proses
1
elektrokimia tetap terjadi. Untuk larutan bukan elektrolit, proses serah terima elektron
tidak terjadi. Proses elektrokimia tidak terlepas dari logam yang dicelupkan pada
larutan disebut elektroda yang terdiri dari katoda dan anoda (Harahap, 2017: 177).
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu bagaimana proses terjadinya
B. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu mempelajari peristiwa terjadinya reaksi kimia
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Elektrokimia
Elektrokimia merupakanilmu kimia yang mempelajari tentang perpindahan
elektron yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektroda). Elektroda
terdiri dari elektroda positif dan elektroda negatif. Hal ini disebabkan karena
elektroda tersebut akan dialiri oleh arus listrik sebagai sumber energi dalam
(redoks) dan larutan elektrolit. Reaksi redoks merupakan gabungan dari rekasi
reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara bersamaan. Pada reaksi reduksi terjadi
pelepasan elektron yang terjadi pada media pengantar pada sel elektrokimia
Menurut Harahap (2017:178-179) sel elektrokimia terdiri dari sel volta dan sel
elektrolisis. Walaupun masing-masing sel sama-sama akan mengalami proses kimia
tetapi terdapat perbedaan yang sangat besar yang akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Sel Volta
diperoleh dari reaksi kimia yang berlangsung spontan. Pada sel Volta anoda adalah
kutub negatif dan katoda kutub positif. Anoda dan katoda akan dicelupkan kedalam
larutan elektrolit yang terhubung oleh jembatan garam. Jembatan garam memiliki
fungsi sebagai pemberi suasana netral (grounding) dari kedua larutan yang
3
menghasilkan listrik. Dikarenakan listrik yang dihasilkan harus melalui reaksi kimia
yang spontan maka pemilihan dari larutan elektrolit harus mengikuti kaedah deret
volta. Deret volta disusun berdasarkan daya oksidasi dan reduksi dari masing-masing
logam.
2. Sel elektrolisis
listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada sel elektrolisis katoda
memiliki muatan negatif sedangkan anoda memiliki muatan positif. Sesuai dengan
prinsip kerja arus listrik. Terdiri dari zat yang dapat mengalami proses ionisasi,
elektrode dan sumber listrik (baterai). Listrik dialirkan dari kutub negatif dari baterai
ke katoda yang bermuatan negatif. Larutan akan mengalami ionisasi menjadi kation
dan anion. Kation di katoda akan mengalami reduksi sedangkan di anoda akan
mengalami oksidasi. Salah satu aplikasi dari sel elektrolisis yaitu penyepuhan logam
emas dengan menggunakan larutan elektrolit yang mengandung unsur emas (Au). Hal
ini dilakukan untuk melapisi kembali perhiasan yang kadar emasnya sudah
berkurang.
B. Elektrolisis
Kuat arus listrik yang melalui senyawa ionik dan senyawa tersebut mengalami
reaksi kimia, maka terjadilah peristiwa yang disebut elektrolisis. Zat yang mengalami
elektrolisis disebut elektrolit. Elektrolisis adalah proses yang sangat penting dalam
Proses dengan nama reaksi redoks yang tidak bisa berlangsung spontan,
disebut elektrolisis. Banyaknya perubahan kimia yang dihasilkan oleh arus listrik
4
berbanding lurus dengan kuantitas listrik yang lewat. Fakta ini ditemukan leh Michael
Faraday pada tahun 1834 sebelum sifat dasar electron (dari) arus listrik diketahui.
Pengetahuan kita dewasa ini memungkinkan kita melihat dasar hubungan ini .
bobot ekivalen suatu zat pada suatu elektroda dan reduksi satu bobot ekivalen pada
Elektrolisis untuk reaksi yang reversibel, jalan reaksi dapat dibalik hanya
dengan menambah sedikit tenaga dari luar. Elektrolis yang dipakai harus lebih besar
dari elektrolisis sel itu sendiri, sebab harus diatasi irreversibility dari sel. Kelebihan
ini disebut voltage polarisasi dan peristiwanya disebut polarisasi. Elektrolisis biasa
Pada elektrolisis yang menghasilkan H2 dan O2 ternyata timbulnya kedua gas ini baru
mulai setelah E lebih besar dari 1,7 volt (Sukardjo, 2013: 424-425).
listrik dari tembaga, sehingga hasilnya kurang cocok dibuat kawat dan konduktor
listrik yang lain. Di antara benda-benda umum yang diproduksi hampir seluruhnya
dengan proses elektrolisis adalah logam alkali, magnesium. Aluminium, klor, flour,
bahwa industri modern dan masyarakat modern pada umumnya tidak dapat berfungsi
5
tanpa tersedianya reaksi-reaksi elektrolisis. Salah satu dari reaski elektrolisis yang
C. Elektroda
Sebuah sel elektrokimia, satu setengah reaksi berlangsung dalam
lain. Dengan cara ini, proses reduksi dan oksidasi yang bertanggung jawab atas
pada sel gavani, katoda mempunyai potensial lebih tinggi daripada anoda. Sebab,
spesies yang mengalami reduksi, Oks2, menarik elektron dari elektrodanya sehingga
meninggalkan muatan positif relatif pada elektronda itu. Pada anoda, oksidasi
relatif kepadanya (sesuai dengan potensial rendah). Sel elektrolisa, anoda juga
merupakan tempat oksidasi (secara definisi), tetapi sekarang elektron harus ditarik
dari spesies didalam kompartemen itu, karena elektron tidak terjadi secara spontan,
dan pada katoda harus ada persediaan elektron untuk menggerakkan reduksi. Oleh
karena itu pada sel elektrolisa, potensial anoda harus dibuat positif relatif terhadap
6
Menurut Sukardjo (2013: 403-408) elektroda dibagi menjadi ion-ion logam,
amalgama, non metal-non gas, gas, logam-garam tidak larut, logam-oksida tidak
Elektroda ini terdiri atas logam yang setimbang dengan ion logamnya, seperti
2) Elektroda amalgama
Hampir sama denga elektroda a, tetapi amalgama, lebih aktif dan aktivitas
logamnya lebih rendah sebab diencerkan Hg. Misalnya elektroda Pb (Hg) dalam
larutan Pb++.
4) Elektroda gas
Elektroda gas terdiri atas gas yang dimasukkan bergelembung kedalam larutan
yang berisi ion yang setimbang dengannya, sebagai hubungan dengan luar biasanya
Elektroda-elektroda ini setimbang dengan ion OH- dalam larutan. Dari ini
7
7) Elektroda oksidasi-reduksi
Elektroda ini terdiri atas logam Pt yang dimasukkan dalam larutan yang
D. Integrasi Ayat
Ayat al-quran yang berkaitan dengan percobaan ini yaitu Q.S. An-Nur ayat
35 yang berbunyi:
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah
seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam
kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan
dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di
sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-
hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah
membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaa bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
cahaya-Nya seperti suatu ceruk yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita
dimana pelita ini berada dalam kaca yang mengakibatkan kaca ini terlihat seperti
bintang yang terang di langit malam. Pelita ini sendiri digambarkan seperti minyak
yang berasal dari pohon yang di berkahi yaitu zaitun. Berdasarkan penjelasan di atas,
di zaman sekarang kita mengenal cahaya pelita itu dalah lampu listrik namun lampu
tersebut tidak dipanaskan menggunakan minyak api, tetapi menggunakan filamen dan
listrik sebagai pengganti minyak dan api dimana filamen tersebut jika dialiri listrik
mampu berpendar dan bercahaya seperti bintang yang cemerlang di malam hari.
8
BAB III
METODE PERCOBAAN
2017 pukul 13.00-16.00 WITA di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Sains dan
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah power supplay, pipet skala 10
mL, tabung U, elektroda karbon, tabung reaksi, statif dan klem, pipet tetes, dan
kabel.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah besi(III) klorida (FeCl3),
kalium iodida (KI) 0,25 M, kloroform (CHCl3), phenolpthalin (C20H14O4), dan tissu.
C. Prosedur Kerja
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan terlebih dahulu larutan kalium
iodida (KI) 0,25 M kedalam tabung U sampai 2 cm dari mulut tabung. Kemudian,
volt selama 5 menit. Setelah itu, memutuskan sumber arus listrik lalu mengamati
perubahan yang terjadi pada ruang katoda dan anoda. Memipet 2 mL larutan dari
9
dengan indikator phenopthalin (C20H14O4) dan 2 mL larutan besi(III) klorida (FeCl3)
(CHCl3).
10
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
gelembung.
2. Reaksi
11
B. Pembahasan
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh suatu arus listrik.
Jika dalam sel volta energi kimia diubah menjadi energi listrik, maka dalam sel
elektrolisis yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu energi listrik diubah menjadi energi
kimia. Sel elektrokimia dapat berlangsung spontan atau pun tidak spontan
reaski kimia yang terjadi pada katoda maupun anoda. Hasil interaksi-interaksi pada
elektroda ini yang akan menjadi media penghantar energi yang dihasilkan.
konsentrasi yang encer sehingga pada anoda akan terjadi reaksi oksidasi I- menjadi I2
dan pada katoda akan terjadi reaksi reduksi yakni yang tereduksi adalah H2O
(C20H14O4) pada ruang katoda berfungsi memberikan warna merah muda yang dapat
FeCl3. Fungsi penambahan FeCl3 yaitu untuk mengidentifikasi adanya ion hidroksida
dan hasil dari katoda yang tereduksi. Sehingga dapat disimpulkan pada katoda yang
tereduksi adalah H2O menghasilkan gas H2 dan OH-. Sedangkan penambahan CHCl3
pada ruang anoda berfungsi untuk membentuk dua lapisan.
larutan pada tabung U yang berisi larutan KI sebelum dihubungkan dengan sumber
arus listrik berwarna bening. Setelah beberapa menit tabung U yang berisi larutan KI
dihubungkan dengan sumber arus listrik mengalami perubahan warna dari bening
menjadi kuning dan terdapat lebih banyak gelembung pada ruang katoda dibanding
anoda. Pada percobaan ini, 2 mL larutan kalium iodida (KI) kutub katoda + indikator
12
phenolpthalin (C20H14O4) + besi(III) klorida (FeCl3) menghasilkan larutan yang
berwarna merah kecokelatan sedangkan 2 mL larutan kalium iodida (KI) kutub anoda
+ kloroform (CHCl3) membentuk dua lapisan, lapisan pertama berwarna kuning dan
lapisan kedua berwarna merah muda. Hal ini sesuai dengan teori menurut pendapat
Dogra bahwa elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada
elektroda yang tercelup dalam elektrolit, ketika tegangan diterapkan pada elektroda
itu.
13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini yaitu peristiwa reaksi kimia oleh arus listrik
(elektrolisis) terjadi pada dua tempat, yakni pada ruang anoda dan katoda. Peristiwa
terjadinya reaksi kimia oleh arus listrik dilakukan percobaan elektrolisis KI, dimana
pada elektroda terjadi 2 reaksi yaitu reaksi pada anoda dan pada katoda. Pada ruang
sedangkan pada ruang katoda terjadi reaksi reduksi H2O menjadi H2 dan OH- yang
menghasilkan gelembung.
B. Saran
Saran pada percobaan ini adalah sebaiknya untuk percobaan berikutnya tidak
tiosulfat (Na2S2O3) dan ditambah dengan lakmus merah dan biru agar hasilnya dapat
untuk mengetahui reaksi kimia yang terjadi pada kutub katoda dan anoda.
14