Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reaksi oksidasi-reduksi atau redoks, melibatkan perubahan kimia dalam

keadaan oksidasi pereaksi-pereaksi. Kebanyakan contoh sederhana terdapat

kehilangan elektron yang sesungguhnya oleh satu pereaksi dan perolehan elektron

padanannya oleh pereaksi yang lain. Bila elektron yang menyertai suatu reaksi

membentuk arus listrik, maka perubahan kimia itu dirujuk sebagai elektrokimia

(Keenan, dkk., 1984: 29).

Elektrokimia sebagai bidang ilmu mempelajari perubahan energi kimia

menjadi energi listrik atau sebaliknya. Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua sel

elektroda, yang disebut katoda dan anoda dalam larutan elektrolit. Reaksi yang terjadi

pada sel elektrokimia yaitu pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda terjadi

reaksi reduksi (Baharuddin, dkk., 2013: 51).

Proses elektrokimia membutuhkan media pengantar sebagai tempat terjadinya


serah terima elektron dalam suatu sistem reaksi yang dinamakan larutan. Larutan

dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit

lemah dan larutan bukan elektrolit. Larutan elektrolit kuat terdiri dari larutan yang

mengandung ion-ion terlarut yang dapat mengantarkan arus listrik sangat baik

sehingga proses serah terima elektron berlangsung cepat dan energi yang dihasilkan

relatif besar. Sedangkan larutan elektrolit lemah terdiri dari larutan yang mengandung

ion-ion terlarut cenderung terionisasi sebagian sehingga dalam proses serah terima

elektron relatif lambat dan energi yang dihasilkan kecil. Namun demikian proses

1
elektrokimia tetap terjadi. Untuk larutan bukan elektrolit, proses serah terima elektron

tidak terjadi. Proses elektrokimia tidak terlepas dari logam yang dicelupkan pada

larutan disebut elektroda yang terdiri dari katoda dan anoda (Harahap, 2017: 177).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukanlah percobaan Elektrolisis KI

untuk mempelajari proses terjadinya reaksi kimia oleh arus listrik.

A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu bagaimana proses terjadinya

reaksi kimia oleh arus listrik ?

B. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu mempelajari peristiwa terjadinya reaksi kimia

oleh arus listrik.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Elektrokimia
Elektrokimia merupakanilmu kimia yang mempelajari tentang perpindahan

elektron yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektroda). Elektroda

terdiri dari elektroda positif dan elektroda negatif. Hal ini disebabkan karena

elektroda tersebut akan dialiri oleh arus listrik sebagai sumber energi dalam

pertukaran elektron. Konsep elektrokimia didasari oleh reaksi reduksi-oksidasi

(redoks) dan larutan elektrolit. Reaksi redoks merupakan gabungan dari rekasi

reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara bersamaan. Pada reaksi reduksi terjadi

peristiwa penangkapan elektron sedangkan reaksi oksidasi merupakan peristiwa

pelepasan elektron yang terjadi pada media pengantar pada sel elektrokimia

(Harahap, 2017: 177).

Menurut Harahap (2017:178-179) sel elektrokimia terdiri dari sel volta dan sel
elektrolisis. Walaupun masing-masing sel sama-sama akan mengalami proses kimia

tetapi terdapat perbedaan yang sangat besar yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Sel Volta

Sel Volta merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi listrik

diperoleh dari reaksi kimia yang berlangsung spontan. Pada sel Volta anoda adalah

kutub negatif dan katoda kutub positif. Anoda dan katoda akan dicelupkan kedalam

larutan elektrolit yang terhubung oleh jembatan garam. Jembatan garam memiliki

fungsi sebagai pemberi suasana netral (grounding) dari kedua larutan yang

3
menghasilkan listrik. Dikarenakan listrik yang dihasilkan harus melalui reaksi kimia

yang spontan maka pemilihan dari larutan elektrolit harus mengikuti kaedah deret

volta. Deret volta disusun berdasarkan daya oksidasi dan reduksi dari masing-masing

logam.

2. Sel elektrolisis

Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan sumber energi

listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada sel elektrolisis katoda
memiliki muatan negatif sedangkan anoda memiliki muatan positif. Sesuai dengan

prinsip kerja arus listrik. Terdiri dari zat yang dapat mengalami proses ionisasi,

elektrode dan sumber listrik (baterai). Listrik dialirkan dari kutub negatif dari baterai

ke katoda yang bermuatan negatif. Larutan akan mengalami ionisasi menjadi kation

dan anion. Kation di katoda akan mengalami reduksi sedangkan di anoda akan

mengalami oksidasi. Salah satu aplikasi dari sel elektrolisis yaitu penyepuhan logam

emas dengan menggunakan larutan elektrolit yang mengandung unsur emas (Au). Hal

ini dilakukan untuk melapisi kembali perhiasan yang kadar emasnya sudah

berkurang.

B. Elektrolisis
Kuat arus listrik yang melalui senyawa ionik dan senyawa tersebut mengalami

reaksi kimia, maka terjadilah peristiwa yang disebut elektrolisis. Zat yang mengalami

elektrolisis disebut elektrolit. Elektrolisis adalah proses yang sangat penting dalam

industri. Proses ini dilakukan dalam industri-industri atau pemurnian logam

(Baharuddin, dkk., 2013: 53).

Proses dengan nama reaksi redoks yang tidak bisa berlangsung spontan,

disebut elektrolisis. Banyaknya perubahan kimia yang dihasilkan oleh arus listrik

4
berbanding lurus dengan kuantitas listrik yang lewat. Fakta ini ditemukan leh Michael

Faraday pada tahun 1834 sebelum sifat dasar electron (dari) arus listrik diketahui.

Pengetahuan kita dewasa ini memungkinkan kita melihat dasar hubungan ini .

1 faraday = 1 mol elektron= 9,65104 C(II.1)

Bunyi hukum faraday:

Dalam elektrolisis , lewatnya 1 faraday pada rangkaian mengakibatkan oksidasi satu

bobot ekivalen suatu zat pada suatu elektroda dan reduksi satu bobot ekivalen pada

electrode yang lain (Keenan, dkk., 1984: 54).

Elektrolisis untuk reaksi yang reversibel, jalan reaksi dapat dibalik hanya

dengan menambah sedikit tenaga dari luar. Elektrolis yang dipakai harus lebih besar

dari elektrolisis sel itu sendiri, sebab harus diatasi irreversibility dari sel. Kelebihan

ini disebut voltage polarisasi dan peristiwanya disebut polarisasi. Elektrolisis biasa

menggunakan elektroda yang sama dimasukkan dalam larutan yang bersangkutan.

Pada elektrolisis yang menghasilkan H2 dan O2 ternyata timbulnya kedua gas ini baru

mulai setelah E lebih besar dari 1,7 volt (Sukardjo, 2013: 424-425).

Penggunaan penting dari elektrolisis adalah dalam pemurnian logam. Proses


pemurnian logam bisa menghasilkan logam tembaga yang kurang murni untuk

penggunaan secara lazim. Misalnya, adanya arsenik dapat menurunkan konduktivitas

listrik dari tembaga, sehingga hasilnya kurang cocok dibuat kawat dan konduktor

listrik yang lain. Di antara benda-benda umum yang diproduksi hampir seluruhnya

dengan proses elektrolisis adalah logam alkali, magnesium. Aluminium, klor, flour,

hidrogen peroksida dan natrium hidroksida. Tidaklah berlebihan jika dikatakan

bahwa industri modern dan masyarakat modern pada umumnya tidak dapat berfungsi

5
tanpa tersedianya reaksi-reaksi elektrolisis. Salah satu dari reaski elektrolisis yang

paling penting ialah proses klor-alkali (Petrucci, dkk., 1987: 34-35).

C. Elektroda
Sebuah sel elektrokimia, satu setengah reaksi berlangsung dalam

kompartemen elektroda dan setengah reaski yang lain berlangsung di kompartemen

lain. Dengan cara ini, proses reduksi dan oksidasi yang bertanggung jawab atas

keseluruhan reaski spontan dipisahkan. Elektroda tempat terjadinya oksidasi disebut

anoda, sedangkan elektroda tempat terjadinya reduksi disebut katoda.

Reaksi anoda (oksidasi): Red1 Oks1 + Ve-

Reaksi anoda (oksidasi): Oks2 + Ve- Red2

pada sel gavani, katoda mempunyai potensial lebih tinggi daripada anoda. Sebab,

spesies yang mengalami reduksi, Oks2, menarik elektron dari elektrodanya sehingga

meninggalkan muatan positif relatif pada elektronda itu. Pada anoda, oksidasi

menghasilkan transfer elektron pada elektroda sehingga memberikan muatan negatif

relatif kepadanya (sesuai dengan potensial rendah). Sel elektrolisa, anoda juga

merupakan tempat oksidasi (secara definisi), tetapi sekarang elektron harus ditarik
dari spesies didalam kompartemen itu, karena elektron tidak terjadi secara spontan,

dan pada katoda harus ada persediaan elektron untuk menggerakkan reduksi. Oleh

karena itu pada sel elektrolisa, potensial anoda harus dibuat positif relatif terhadap

potensial katoda (Aktnis, 1993: 274-275).

6
Menurut Sukardjo (2013: 403-408) elektroda dibagi menjadi ion-ion logam,

amalgama, non metal-non gas, gas, logam-garam tidak larut, logam-oksida tidak

larut, dan oksidasi-oksidasi.

1) Elektroda logam-ion logam

Elektroda ini terdiri atas logam yang setimbang dengan ion logamnya, seperti

Zn, Cu, Cd, Na, dan sebagainya.

2) Elektroda amalgama
Hampir sama denga elektroda a, tetapi amalgama, lebih aktif dan aktivitas

logamnya lebih rendah sebab diencerkan Hg. Misalnya elektroda Pb (Hg) dalam

larutan Pb++.

3) Elektroda bukan logam tetapi bukan gas

Elektroda ini dapat disusun dengan menempelkan zat yang bersangkutan

dalam tabung, kemudian diatasnya diberi larutan ion yang bersangkutan.

4) Elektroda gas

Elektroda gas terdiri atas gas yang dimasukkan bergelembung kedalam larutan

yang berisi ion yang setimbang dengannya, sebagai hubungan dengan luar biasanya

dipakai Pt dilapis Pt hitam.


5) Elektroda logam-logam tidak larut

Dalam hal ini termasuk elektroda kalomel, perak-perak klorida, timbal-timbal

sulfat dan perak-perak bromida. Elektroda-elektroda ini setimbang dengan ion-ion

sisa asam dari garam yang bersangkutan.

6) Elektroda logam oksida logam

Elektroda-elektroda ini setimbang dengan ion OH- dalam larutan. Dari ini

yang penting ialah elektrode Sb/Sb2O3 (s), OH-.

7
7) Elektroda oksidasi-reduksi

Elektroda ini terdiri atas logam Pt yang dimasukkan dalam larutan yang

terbentuk oksidasi dan reduksinya.

D. Integrasi Ayat

Ayat al-quran yang berkaitan dengan percobaan ini yaitu Q.S. An-Nur ayat

35 yang berbunyi:





Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah
seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam
kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan
dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di
sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-
hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah
membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaa bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Ayat tersebut menjelaskan mengenai cahaya Allah. Digambarkan bahwa

cahaya-Nya seperti suatu ceruk yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita

dimana pelita ini berada dalam kaca yang mengakibatkan kaca ini terlihat seperti

bintang yang terang di langit malam. Pelita ini sendiri digambarkan seperti minyak

yang berasal dari pohon yang di berkahi yaitu zaitun. Berdasarkan penjelasan di atas,

di zaman sekarang kita mengenal cahaya pelita itu dalah lampu listrik namun lampu

tersebut tidak dipanaskan menggunakan minyak api, tetapi menggunakan filamen dan

listrik sebagai pengganti minyak dan api dimana filamen tersebut jika dialiri listrik
mampu berpendar dan bercahaya seperti bintang yang cemerlang di malam hari.

8
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat dilakukannya percobaan ini yaitu pada hari Kamis, 27 Mei

2017 pukul 13.00-16.00 WITA di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Makassar.

B. Alat dan Bahan


1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah power supplay, pipet skala 10

mL, tabung U, elektroda karbon, tabung reaksi, statif dan klem, pipet tetes, dan

kabel.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah besi(III) klorida (FeCl3),
kalium iodida (KI) 0,25 M, kloroform (CHCl3), phenolpthalin (C20H14O4), dan tissu.

C. Prosedur Kerja
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan terlebih dahulu larutan kalium

iodida (KI) 0,25 M kedalam tabung U sampai 2 cm dari mulut tabung. Kemudian,

memasang elektroda dan menghubungkannya dengan sumber arus listrik searah 6

volt selama 5 menit. Setelah itu, memutuskan sumber arus listrik lalu mengamati

perubahan yang terjadi pada ruang katoda dan anoda. Memipet 2 mL larutan dari

ruang katoda dan memasukkanya ke dalam tabung reaksi lalu menambahkannya

9
dengan indikator phenopthalin (C20H14O4) dan 2 mL larutan besi(III) klorida (FeCl3)

0,1 M. Setelah itu, mengeluarkan 2 mL larutan dari ruang anoda dan

memasukkannya ke dalam tabung reaksi lalu menambahkannya dengan 1 mL larutan

kloroform (CHCl3) kemudian mengocoknya dan mengamati warna lapisan kloroform

(CHCl3).

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan

Tabel 4.1 Perlakuan dan Hasil Elektrolisis KI

No. Perlakuan Hasil

1. Elektroda + KI Menghasilkan gelembung, pada katoda

terdapat lebih banyak gelembung

sedangkan pada anoda terdapat sedikit

gelembung.

2. 2 mL kutub katoda + PP + Terbentuk larutan berwarna merah

FeCl3 kecokelatan (merah bata).

3. 2 kutub anoda + CHCl3 Terbentuk dua lapisan (lapisan pertama

berwarna kuning dan lapisan kedua

berwarna merah muda).

2. Reaksi

2KI 2K+ + 2I-

Anoda : 2I- I2 + 2e-

Katoda : 2H2O + 2e- H2 + 2OH-

Reaksi : 2KI + 2H2O 2K+ + I2 + H2 + 2OH-

11
B. Pembahasan

Elektrolisis adalah peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh suatu arus listrik.

Jika dalam sel volta energi kimia diubah menjadi energi listrik, maka dalam sel

elektrolisis yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu energi listrik diubah menjadi energi

kimia. Sel elektrokimia dapat berlangsung spontan atau pun tidak spontan

berdasarkan tingkat oksidasi reduksi suatu elektroda. Elektroda akan mengalami

reaski kimia yang terjadi pada katoda maupun anoda. Hasil interaksi-interaksi pada
elektroda ini yang akan menjadi media penghantar energi yang dihasilkan.

Percobaan ini, larutan KI yang digunakan adalah 0,25 M merupakan

konsentrasi yang encer sehingga pada anoda akan terjadi reaksi oksidasi I- menjadi I2

dan pada katoda akan terjadi reaksi reduksi yakni yang tereduksi adalah H2O

menghasilkan gas H2 dan OH-. Kemudian penambahan indikator phenolpthalin

(C20H14O4) pada ruang katoda berfungsi memberikan warna merah muda yang dapat

mempermudah dalam mengidentikasi endapan besi(III) klorida setelah penambahan

FeCl3. Fungsi penambahan FeCl3 yaitu untuk mengidentifikasi adanya ion hidroksida

dan hasil dari katoda yang tereduksi. Sehingga dapat disimpulkan pada katoda yang

tereduksi adalah H2O menghasilkan gas H2 dan OH-. Sedangkan penambahan CHCl3
pada ruang anoda berfungsi untuk membentuk dua lapisan.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa

larutan pada tabung U yang berisi larutan KI sebelum dihubungkan dengan sumber

arus listrik berwarna bening. Setelah beberapa menit tabung U yang berisi larutan KI

dihubungkan dengan sumber arus listrik mengalami perubahan warna dari bening

menjadi kuning dan terdapat lebih banyak gelembung pada ruang katoda dibanding

anoda. Pada percobaan ini, 2 mL larutan kalium iodida (KI) kutub katoda + indikator

12
phenolpthalin (C20H14O4) + besi(III) klorida (FeCl3) menghasilkan larutan yang

berwarna merah kecokelatan sedangkan 2 mL larutan kalium iodida (KI) kutub anoda

+ kloroform (CHCl3) membentuk dua lapisan, lapisan pertama berwarna kuning dan

lapisan kedua berwarna merah muda. Hal ini sesuai dengan teori menurut pendapat

Dogra bahwa elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada

elektroda yang tercelup dalam elektrolit, ketika tegangan diterapkan pada elektroda

itu.

13
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini yaitu peristiwa reaksi kimia oleh arus listrik

(elektrolisis) terjadi pada dua tempat, yakni pada ruang anoda dan katoda. Peristiwa

terjadinya reaksi kimia oleh arus listrik dilakukan percobaan elektrolisis KI, dimana
pada elektroda terjadi 2 reaksi yaitu reaksi pada anoda dan pada katoda. Pada ruang

anoda terjadi reaksi oksidasi I- menjadi I2 serta menghasilkan warna kuning,

sedangkan pada ruang katoda terjadi reaksi reduksi H2O menjadi H2 dan OH- yang

menghasilkan gelembung.

B. Saran

Saran pada percobaan ini adalah sebaiknya untuk percobaan berikutnya tidak

hanya menggunakan menggunakan larutan KI tetapi juga menggunakan natrium

tiosulfat (Na2S2O3) dan ditambah dengan lakmus merah dan biru agar hasilnya dapat

untuk mengetahui reaksi kimia yang terjadi pada kutub katoda dan anoda.

14

Anda mungkin juga menyukai