Anda di halaman 1dari 44

PERCOBAAN

SOLID GAS FLUIDIZATION

Oleh : 1. Yesaya Reuben Natanael


2. Rachel Angie Kristianita
3. M. Rosihan Faris

CUACA SUHU UDARA SUHU AIR TEKANAN UDARA


0 0
Cerah 31 C 27 C 755 mmHg

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh
Nopember
Surabaya
2014
INTISARI

Percobaan solid gas fluidization ini bertujuan untuk mengamati dan mengukur
fluidisasi tumpukan padatan (solid bed), dan mengukur kehilangan tekanan tumpukan
(pressure loss across the bed).
Pada percobaan ini terdapat dua percobaan yaitu mengukur pressure drop dan
mengukur distribusi tekanan dalam fluidized bed. Percobaan pertama yaitu mengukur
Pressure Drop langkahnya adalah Pertama-tama menghidupkan alat dan memastikan
pengatur udara kompressor terpasang benar di alat, serta memastikan apakah udara
sudah cukup untuk flowrate yang berbeda beda. Untuk percobaan pertama mengukur
pressure drop menggunakan variabel flowrate yang berbeda-beda. Variabel flowrate
yang digunakan adalah 0,15; 0,2; 0,3; 0,35; 0,4; 0,45; 0,5; 0,55; 0,6; 0,65; 0,7; 0,75; 0,8;
0,85; 0,9; 1; 1,05; 1,2; 1,25; 1,3; 1,35; 1,4; 1,45; 1,5 liter/s. Dengan flowrate ini
kemudian dicatat pembacaan tekanannya. Selain membaca tekanan juga mencatat
ketinggian dari bed yang terfluidisasi. Percobaan diukur dua kali yaitu saat flowrate
naik dan turun. Selain itu, juga memperhatikan pada flowrate berapa tepat terjadinya
fluidisasi untuk flowrate naik dan flowrate turun. Untuk percobaan kedua, yaitu
mengukur distribusi tekanan dalam fluidized bed dengan variabel kenaikan sensor
tekanan setiap 1 cm pada dasar bed hingga 18 cm dari dasar bed. Flowrate yang
digunakan ialah 1; 1,05; 1,2; 1,25; 1,3 L/s, dimana dari setiap flowrate terdapat 18 data.
Selanjutnya mencatat tekanan yang terbaca pada manometer pada titik titik yang
ditentukan.

Dari hasil perhitungan dan pembahasan didapatkan kesimpulan bahwa flowrate


berbanding lurus dengan pressure drop, semakin tinggi flowrate maka semakin tinggi
pressure drop yang dihasilkan akan tetapi pressure drop akan cenderung konstan
setelah melewati titik fluidisasi minimum. Kecepatan minimum fluidisasi pada saat naik
dan turun tidaklah sama, ini tidak sesuai dengan teori dikarenakan adanya bubbling
yang tidak merata sehingga pengamatan tidak maksimal . Ketinggian sensor berbanding
terbalik dengan distribusi tekanan, semakin tinggi sensor tekanan dari dasar bed maka
semakin rendah tekanan yang ditimbulkan terhadap bed.

i
DAFTAR ISI

INTISARI................................. i
DAFTAR ISI................................ ii
DAFTAR TABEL............................ iii
DAFTAR GAMBAR................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Tujuan Percobaan.................I-1
I.2 Dasar Teori ...................................I-1
BAB II METODOLOGI PERCOBAAN
II.1 Variabel Percobaan...................................... II-1
II.2 Metodologi Percobaan......................... II-1
II.3 Alat dan Bahan Percobaan....................................... II-3
II.4 Gambar Skema Alat ................................................................................ II-3
II.5 Hasil Percobaan .............. II-4
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Perhitungan............................................................III-1
III.2 Pembahasan.............................III-8
BAB IV KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR NOTASI
APPENDIKS
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

TABEL II.5.1 Tabel Data Percobaan Pengukuran Pressure Loss ........................................ II-3
TABEL II.5.2 Tabel Data Percobaan Distribusi Tekanan
untuk Flowrate Udara 1.25 L/s. II-5
TABEL II.5.3 Tabel Data Percobaan. II-6
TABEL III.1.1 Tabel Perhitungan Analisis Faktor Friksi III-1
TABEL III.1.2 Tabel Perhitungan Minimum Fluidization Velocity . III-3
TABEL III.1.3 Tabel Perhitungan Terminal Velocity (ut). III-3
TABEL III.1.4 Tabel Perhitungan Bed Void Fraction . III-6

iii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR I.2.1 Fenomena Fluidisasi pada Sistem Gas-Padat.. I-1


GAMBAR I.2.2 Fenomena Fixed Bed
pada Kondisi Partikel Padatan Tetap Diam..I-

GAMBAR I.2.3 2 Fenomena Minimum or Incipient Fluidization.I-2

GAMBAR I.2.4 Fenomena Smooth or Homogeously FluidizationI-2

GAMBAR I.2.5 Fenomena Bubbling Fluidization.I-3

GAMBAR I.2.6 Fenomena Slugging Fluidization..I-3

GAMBAR I.2.7 Fenomena Chanelling Fluidization..I-3


GAMBAR I.2.8 Fenomena Disperse Fludization...I-4
GAMBAR I.2.9 Grafik Hubungan antara Cd dan N Re......I-10
GAMBAR I.2.10 Grafik Hubungan antara dan Vo..I-10
GAMBAR II.4.1 Gambar Skema Alat Percobaan
Solid-Gas Fluidization....II-3
GAMBAR III.2.1 Grafik Hubungan
Pressure Drop vs VelocityIII-9
GAMBAR III.2.2 Grafik Hubungan
Bed Height vs Flowrate ......III-10
GAMBAR III.2.3 Grafik Hubungan
Pressure Loss vs Height untuk Q=1.25 L/s.III-12

iv
BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan solid gas fluidization adalah mengamati dan mengukur
fluidisasi tumpukan padatan (solid bed), dan mengukur kehilangan tekanan tumpukan
(Pressure loss across the bed).

I.2. Dasar teori


Dalam sebuah packed bed yang berisi partikel kecil, ketika fluida masuk dengan
kecepatan yang cukup dari bawah dan melewati partikel, partikel akan terdorong ke atas dan
bed mengalami ekspansi dan terfluidisasi.
(Geankoplis, 130-131)
Kecepatan fluida cukup untuk mendorong partikel, tetapi tidak cukup besar untuk
membawa mereka keluar dari tabung. Partikel padat berputar-putar di sekitar bed dengan
cepat, menciptakan pencampuran sangat baik di antara mereka. Partikel yang " terfluidisasi "
hampir selalu padat dan " media fluidisasi " adalah cairan atau gas. Karakteristik dan perilaku
dari fluidized bed sangat tergantung pada kedua sifat padat dan cair atau gas. (www.umich.edu)

Fenomena fluidisasi pada sistem gas -padat juga dapat diilustrasikan pada gambar
berikut ini:

P2

Solid
Bed
P1

Gas masuk

Gambar I.2.1. Fenomena fluidisasi pada sistem gas-padat


Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada prose fluidisasi antara lain:

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-2

1. Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang
dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap diam.
Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar I.1.2.

Gambar I.2.2. Fenomena fixed bed Pada kondisi partikel padatan tetap diam
2. Fenomena minimum or incipient fluidization yang terjadi ketika laju alir fluida
mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Pada kondisi ini
partikel-partikel padat mulai terekspansi. Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar I.1.3.

Gambar I.2.3. Fenomena minimum or incipient fluidization


3. Fenomena smooth or homogenously fluidization terjadi ketika kecepatan dan
distribusi aliran fluida merata, densitas dan distribusi partikel dalam unggun sama atau
homogen sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan seragam. Kondisi ini
ditunjukkan pada Gambar I.2.4.

Gambar I.2.4. Fenomena smooth or homogenously fluidization


4. Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembung gelembung pada
unggun terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel tidak homogen. Kondisi ini
ditunjukkan pada Gambar I.2.5.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-3

Gambar I.2.5. Fenomena bubbling fluidization


5. Fenomena slugging fluidization yang terjadi ketika gelembung-gelembung besar yang
mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikel-partikel padat. Pada
kondisi ini terjadi penorakan sehingga partikel-partikel padat seperti terangkat.
Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar I.2.6.

Gambar I.2.6. Fenomena slugging fluidization


6. Fenomena chanelling fluidization yang terjadi ketika dalam ungggun partikel padatan
terbentuk saluran-saluran seperti tabung vertikal. Kondisi ini ditunjukkan pada
Gambar I.2.7.

Gambar I.2.7. Fenomena chanelling fluidization


7. Fenomena disperse fluidization yang terjadi saat kecepatan alir fluida melampaui
kecepatan maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini sebagian partikel akan terbawa
aliran fluida dan ekspansi mencapai nilai maksimum. Kondisi ini ditunjukkan pada
Gambar I.2.8.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-4

Gambar I.2.8. Fenomena disperse fluidization


Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. laju alir fluida dan jenis fluida
2. ukuran partikel dan bentuk partikel
3. jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
4. porositas unggun
5. distribusi aliran,
6. distribusi bentuk ukuran fluida
7. diameter kolom
8. tinggi unggun. (Fee, 214-217)

Pressure drop

Pressure drop yang melalui fix bed pada ukuran partikel seragam dapat dihubungkan
dengan persamaan Ergun, hal ini menunjukkan keadaan static bed pada gambar.1.2-2.
Persamaan Ergun untuk penurunan tekanan adalah:
P = 150 V o (1 ) 2 + 1,75 V o 2 (1) (2)

L S D p
2 2
3 s D p 3

dimana,
P = penurunan tekanan pada bed
L = panjang bed
= viskositas
s = sphericity
= superficial velocity
Vo
Dp = diameter partikel

= porositas ( void fraction )


= densitas

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-5

Persamaan Ergun yang umum digunakan adalah sebagai berikut :

(3)

Dua hasil sederhana, masing-masing didapatkan dengan mengabaikan satu atau istilah
lain dalam persamaan Ergun juga dapat digunakan. Salah satunya adalah persamaan Kozeny-
Carman, yang digunakan untuk aliran dengan kondisi yang tidak terlalu vioscous. (Re,p <20)

Penurunan tekanan pada persamaan (2) dapat direpresentasikan dua faktor, viskositas dan
energi kinetik. Pada bilangan reynold rendah < 20 penurunan tekanan dapat dituliskan sebagai
berikut :
P = 150 V o (1 ) 2 (4)
L S 2 D 2 3
p

Yang lainnya adalah persamaan Burke-Plummer, digunakan ketika efek viskos tidak sepenting
inersia. (Re,p >1000) maka fp = 1,75

Sedangkan untuk bilangan reynold > 1000

P = 1,75 V o 2 ( 1 ) (5)
L s Dp 3

Jika partikel-partikel itu cukup kecil, aliran di dalam saluran-saluran di antara


partikel-partikel dalam bed itu akan bersifat laminer, dan penurunan tekanan akan sebanding

dengan superficial velocity V o , pada persamaan Kozeny-Carman :


P gc s 2 Dp 2 3
= 150 (6)
2
LVo (1 )
(Geankoplis, 121-135)

Kecepatan Fluidisasi Minimum


Jika kecepatan alir yang melalui fluidized bed menurun maka perubahan tekanan
hampir sama dan tinggi bed akan turun. Tetapi tinggi bed akhir lebih tinggi dibanding tinggi
bed awal karena partikel yang terendapkan dari keadaan fluidisasi tidak terikat kuat seperti
keadaan awal. Untuk mengukur kecepatan fluidisasi minimum, vmf , adalah dengan

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-6

menaikkan perlahan kecepatan fluida hingga bed terangkat. Harga vmf dapat diperoleh dari
perpotongan grafik perubahan tekanan pada fixed bed dan fluidized bed.
Hubungan antara tinggi bed (L), dan porositas ( ), melingkupi luas penampang bed
yang sama (A). Karena total volume dari solid jika mereka berdiri sendiri sama dengan hasil
(1)
dari L.A(1- ) maka
L1 A(1 1 ) L2 A(1 2 ) (7)
L1 1 2 (8)
L2 1
1

dimana L1 adalah tinggi bed dengan porositas 1 dan L2 adalah tinggi bed dengan porositas
2.

Pada keadaan fluidisasi minimum berlaku:


P A Lmf A(1 mf )( p )g (9)
sehingga
P (1 )( )g (10)

L mf g
mf

dimana : P = perubahan tekanan


Lmf = tinggi bed pada fluidisasi minimum
mf = porositas bed pada fluidisasi minimum

p = densitas partikel solid


= densitas liquid

Untuk kasus partikel yang berukuran kecil dimana nilai Reynold number < 20 maka
variasi dari porositas atau tinggi bed dapat diestimasi sebagai berikut. Bagian pertama dari
persamaan (9) diabaikan untuk semua range kecepatan fluida sehingga.
' Dp2 ( p )g s2 3 K1 (11)
150 1 1

Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa porositas tidak konstan dan nilainya tergantung
dari kecepatan. Persamaan dapat mengestimasi harga porositas kurang dari 0,8 dan
dipergunakan untuk liquid
Persamaan untuk kecepatan minimum fluidisasi berlaku untuk liquid maupun gas
namun bentuk bed pada saat tersebut berbeda jauh antara liquid dan gas. Ketika fluidisasi
pasir dengan air, partikel bergerak saling menjauh dan gerakan mereka menjadi lebih aktif
seiring dengan kenaikan kecepatan namun rata-rata densitas bed pada kecepatan tersebut

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-7

adalah sama untuk semua bagian kolom. Hal ini disebut dengan partikel partikulat dan
diidentifikasikan dengan ekspansi bed yang besar namun sama pada kecepatan tinggi
Partikel solid yang terfluidisasi dengan udara biasanya melakukan fluidisasi aggregat
atau fluidisasi gelembung. Pada kecepatan superfisial yang lebih besar daripada kecepatan
fluidisasi minimum, keseluruhan gas melewati bed seperti rongga dimana hampir tidak ada
solid dan hanya ada sedikit fraksi dari aliran gas di antara rongga antar partikel. Partikel
bergerak lebih tidak beraturan dan didukung oleh fluida, namun ruang antara gelembung,
rongga kosong, adalah sama dengan awal fluidisasi. Ketidakberaturan bentuk bed disebabkan
oleh agregasi partikel dan istilah fluidisasi partikel dipergunakan. Tapi tidak ada bukti bahwa
partikel menyatu sehingga istilah fluidisasi gelembung lebih tepat untuk peristiwa ini.
Gelembung yang terbentuk berkelakuan seperti gelembung udara di air atau gelembung uap di
liquid mendidih.

Tingkah laku dari fluidized bed gelembung tergantung pada jumlah dan ukuran
gelembung gas yang sering kali susah diprediksikan. Ukuran rata-rata gelembung tergantung
pada bentuk dan ukuran distribusi dari partikel, tipe dari piring distribusi, kecepatan
superfisial, dan tinggi bed. Gelembung bersatu dan membesar saat mereka mencapai
fluidized bed dan ukuran maksimum dari gelembung bisa mencapai beberapa inchi. Jika
diameter kolom kecil dan bed yang dalam maka gelembung bisa membesar hingga memenuhi
penampang kolom.
Namun penjelasan mengenai liquid memberikan efek fluidisasi partikulat pada solid
dan gas memberikan efek fluidisasi gelembung tidaklah selalu tepat. Perbedaan densitas
merupakan parameter yang penting, dan solid yang berat dapat menyebabkan terjadinya
fluidisasi gelembung dengan air, serta gas dapat memberikan efek fluidisasi partikulat bila
tekanannya tinggi. Dan dapat juga pada solid yang mempunyai densitas tertentu, seperti
katalis penghancur, yang menjalani fluidisasi partikulat untuk range terbatas kemudian
fluidisasi gelembung pada kecepatan tinggi.
Untuk fluidisasi partikulat ekspansi yang terjadi adalah sama dan persamaan Ergun
yang digunakan pada fixed bed dapat digunakan untuk bed yang terekspansi. Asumsikan
aliran diantara partikel adalah laminar, sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut
150' 3 (12)
D2 ( p 1
)g 2
p s

Sedangkan untuk fluidisasi gelembung, ekspansi dari bed menjadi penting karena
adanya ruang akibat gelembung gas. Pada persamaan berikut gas mengalir melalui fase tak

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-8

beraturan diasumsikan sebagai kecepatan minimum fluidisasi dikalikan dengan fraksi bed
karena fase tak beraturan dan sisa aliran gas akan dibawa oleh gelembung.
' fbub (1 fb )'mf (13)

dimana
fb = fraksi bed akibat gelembung
ub = kecepatan rata-rata gelembung

Karena semua solid berada pada fase tak beraturan, tinggi dari bed yang terekspansi
dengan fraksi fase tak beraturan harus sama dengan tinggi bed dikalikan saat ini
LM L(1 fb ) (14)
Kombinasikan dengan persamaan (11) dan (12) menjadi
L ub 'mf
(15)
LM ub '

Ketika ub lebih besar daripada kecepatan, bed terekspansi dengan cepat walaupun kecepatan
tersebut lebih besar daripada kecepatan fliudisasi minimum.
Pada kecepatan fluida cukup tinggi, total drag force pada partikel bed akan menyamai dengan
gaya gravitasi yang dimiliki partikel dan partikel mulai melayang-layang (bed mulai
mengalami fluidisasi). Situasi ini dapat digambarkan dengan kesetimbangan gaya berikut:

(16)

dimana :

M = void fraction pada kecepatan fluidisasi


minimum A = cross-sectional area bed
p = particle density
g = gravitational constant
M = massa total packing/bed.
Kecepatan fluida minimum agar tetap terjadi fluidisasi sering disebut dengan incipient
velocity, V0M. incipient velocity dapat dihitung sebagai berikut:

(17)

Faktor pertama dari ruas kanan mengandung sphericity partikel dan bed porosity pada titik
awal fluidisasi. Faktor pertama ini sangat sensitif terhadap perubahan kedua nilai tersebut,
tetapi keduanya sulit diketahui dengan teliti.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-9

(18)
Bila partikel dianggap bola ( s=1) dan porositas M = 0.4 maka nilai faktor pertama adalah
0.00071, tetapi bila M =0.413 maka faktor pertama menjadi 0.0008.
Peneliti lain [D. Geldhart, "Types of Fluidization," Powder Technology, 7 (1973), 285-292;
Geldhart and Abrahamsen, Powder Technology, 19 (1978), 133-136] mengganti faktor
pertama dengan konstanta 0.0008 sehingga korelasi menjadi:

(19)

Perilaku bed muai (expanded bed)


Bila kecepatan fluida melebihi kecepatan fluidisasi minimum maka bed akan memuai.
Porositas bed dapat dikorelasikan secara empiris seperti yang diusulkan Richardson dan Zaki
[J.F. Richardson and W.N. Zaki, Trans. Inst. Chem. Engrs., 32, 35 (1954)] sebagai berikut:

(20)

Dimana ut adalah terminal velocity untuk partikel bola dalam medium pem-fluidisasi.
Eksponen n tergantung pada kondisi aliran yaitu bilangan Reynolds pada kecepatan terminal.
NRe;p < 0:2 n = 4:65
0:2< N Re;p < 1:0 n = 4:35N 0:03
Re;p
1< N < 500 n = 4:45N 0:1
Re;p Re;p
NRe;p > 500 n = 2:39
Bilangan Reynolds pada persamaan diatas memerlukan diameter partikel, Dp, dan kecepatan
terminal, ut. Kecepatan terminal partikel dapat diukur dari percobaan terpisah atau
diperkirakan dengan korelasi berikut:
(21)

dimana CD menyatakan drag coefficient. Persamaan diatas dapat dihitung trial-and-error


antara CD dan NRe,p menggunakan grafik CD versus NRe,p.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-10

Gambar1.2.9 Grafik hubungan antara CD dan NRe

Gambar1.2.10 Grafik hubungan antara dan Vo


(Mc Cabe, 153-180)

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB II PERCOBAAN II-1

BAB II
PERCOBAAN

II.1 Variabel Percobaan


Pada percobaan ini mengunakan variabel berupa variasi flowrate yaitu 0,15; 0,2; 0,3;
0,35; 0,4; 0,45; 0,5; 0,55; 0,6; 0,65; 0,7; 0,75; 0,8; 0,85; 0,9; 1; 1,05; 1,2; 1,25; 1,3; 1,35;
1,4; 1,45; 1,5 liter/s untuk mengukur pressure drop dan tinggi sensor tekanan pada bed
setiap 1 cm untuk 1 hingga 18 cm untuk mengukur distribusi tekanan dalam fluids bed

II.2 Algoritma Percobaan


A. Pengaturan Awal
Mulai

Mengecek kondisi valve kompresor dalam keadaan tertutup.

Menyalakan perangkat alat fluidized bed dengan mencolokan ke listrik

Menutup valve VI (yang mengatur flowrate).

Membuka valve kompresor

Selesai
Gambar II.2.1 Diagram Alir Persiapan Awal Percobaan Solid-Gas Fluidization

B. Percobaan 1 : Mengukur Pressure Drop


Mulai

Mencatat flowrate dan tekanan yang dihasilkan

Menggeser sensor tekanan sepenuhnya hingga ke dasar bed

Mengatur flowrate hingga 0.15 L/sekon, menggunakan valve

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB II PERCOBAAN II-2

Meningkatkan kecepatan flowrate dari 0,15 L/sekon bertahap


dengan kelipatan 0.05 L/sekon hingga mencapai 1.5 L/sekon.

Melanjutkan mencatat flowrate dan tekanan yang dihasilkan

Menurunkan flowrate dari 1,5 L/sekon dengan kelipatan 0.05


L/sekon hingga mencapai flowrate=0.15 L/sekon

Membuat grafik pressure loss versus fluid velocity.

Selesai

Gambar II.2.2 Diagram Alir Percobaan 1 Solid-Gas Fluidization

C. Percobaan 2 : Mengukur Distribusi Tekanan dalam Fluid Beds

Mulai

Mengatur flowrate hingga 1 L/sekon, menggunakan valve VI.

Mencatat tekanan yang dihasilkan.

Menaikkan sensor tekanan hingga 18 cm dengan kelipatan 1


cm dan mencatat tekanan yang dihasilkan

Mengulangi langkah 1-3 denga flowrate yang berbeda yaitu


1,05; 1,1; 1,15; 1,2; 1,25 L/ sekon

Membuat grafik tekanan versus tinggi sensor dan


membandingkannya dengan teori.

Selesai

Gambar II.2.3 Diagram Alir Percobaan 2 Solid-Gas Fluidization

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB II PERCOBAAN II-3

II.3 Alat dan Bahan Percobaan


II.3.a Alat
1. Fluidization and Fluid Bed Heat Tranfer
2. Kompressor Udara

II.3.b Bahan
1. Pasir silika 100 mesh
II.4 Gambar Skema Alat

Gambar II.4.1 Gambar Skema Alat Percobaan Solid-Gas Fluidization

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB II PERCOBAAN II-4

II.5 Hasil Percobaan


Dari hasil percobaan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel II.5.1 Data Percobaan Pengukuran Pressure Loss
Keadaan Flow rate P-bottom P-above P tinggi Pengamatan
flowrate 3
(m /s) (cm H2O) (cm (cm bed (L) Visualisasi bed
H2O) H2O) (cm)
Naik 0,00015 0,6 0 0,6 2,3 Belum fluidisasi
0,0002 1 0 1 2,3 Belum fluidisasi
0,00025 1,4 0 1,4 2,3 Belum fluidisasi
0,0003 1,7 0 1,7 2,3 Bubbling
0,00035 2 0 2 2,3 Bubbling
0,0004 2,1 0 2,1 2,3 Bubbling
0,00045 2,2 0 2,2 2,3 Bubbling
0,0005 2,3 0 2,3 2,3 Bubbling
0,00055 2,4 0,1 2,3 2,4 Turbulen
0,0006 2,4 0,2 2,2 2,5 Turbulen
0,00065 2,4 0 2,4 2,5 Turbulen
0,0007 2,5 0 2,5 2,5 Turbulen
0,00075 2,5 0 2,5 2,6 Turbulen
0,0008 2,4 0,1 2,3 2,6 Turbulen
0,00085 2,5 0,3 2,2 2,8 Turbulen
0,0009 2,4 0,1 2,3 3 Turbulen
0,00095 2,4 0,1 2,3 3 Turbulen
0,001 2,5 0,1 2,4 3,1 Turbulen
0,00105 2,5 0,2 2,3 3,2 Turbulen
0,0011 2,5 0 2,5 3,3 Turbulen
0,00115 2,5 0,1 2,4 3,3 Turbulen
0,0012 2,4 0,1 2,3 3,4 Turbulen
0,00125 2,5 0,1 2,4 3,4 Turbulen
0,0013 2,5 0,1 2,4 3,4 Turbulen
0,00135 2,3 0,1 2,2 3,5 Turbulen
0,0014 2,5 0,2 2,3 3,5 Turbulen
0,00145 2,5 0,2 2,3 3,6 Turbulen
0,0015 2,5 0,1 2,4 3,6 Turbulen
Turun 0,00015 0,5 0 0,5 2,2 BED diam
0,0002 1 0 1 2,2 BED diam
0,00025 1,3 0 1,3 2,2 BED diam
0,0003 1,6 0 1,6 2,2 BED diam
0,00035 1,9 0 1,9 2,2 Bubbling
0,0004 2 0 2 2,2 Bubbling
0,00045 2,2 0 2,2 2,3 Bubbling
0,0005 2 0 2 2,3 Bubbling
0,00055 2,1 0,2 1,9 2,3 Bubbling
0,0006 2,1 0,1 2 2,3 Bubbling

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB II PERCOBAAN II-5

0,00065 2,1 0,1 2 2,3 Bubbling


0,0007 2,2 0 2,2 2,4 Bubbling
0,00075 2,3 0,2 2,1 2,4 Bubbling
0,0008 2,3 0,3 2 2,5 Bubbling
0,00085 2,3 0,2 2,1 2,7 Turbulen
0,0009 2,3 0,2 2,1 2,9 Turbulen
0,00095 2,3 0 2,3 3 Turbulen
0,001 2,3 0,1 2,4 3,1 Turbulen
0,00105 2,4 0,1 2,3 3,1 Turbulen
0,0011 2,4 0 2,4 3,1 Turbulen
0,00115 2,4 0,1 2,3 3,1 Turbulen
0,0012 2,4 0,1 2,3 3,2 Turbulen
0,00125 2,3 0,2 2,1 3,2 Turbulen
0,0013 2,4 0,1 2,3 3,4 Turbulen
0,00135 2,4 0,1 2,3 3,4 Turbulen
0,0014 2,4 0,1 2,3 3,5 Turbulen
0,00145 2,4 0,1 2,3 3,6 Turbulen
0,0015 2,5 0 2,5 3,7 Turbulen

Tabel II.5.2 Data Percobaan Distribusi Tekanan


Flowrate 1 1.05 1.1 1.15 1.2 1.25 1.3
L (m) P (cm H2O)

1 2.3 2.4 2.5 2.3 2.3 2.5 2.3


2 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.4 1.5
3 1 1 1 1 1 0.8 1
4 0 0 0 0 0 0.7 0
5 0 0 0 0 0 0.2 0
6 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB II PERCOBAAN II-6
Tabel II.5.3 Data Percobaan

Data
udara (kg/m3) 1,16366
(kg/ms) 1,87E-05
Diameter partikel
(m) 0,000149
Diameter Bed (m) 0,116556
Lm (tinggi awal) (m) 0,022
shape factor 0,75
partikel (kg/m3) 1522
g (m/s2) 9,8

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-1

BAB III
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil Perhitungan


Berdasarkan data yang diperoleh, didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut :

Tabel III.1.1 Perhitungan Analisis Faktor Friksi


Keadaan Flow rate fp - fp-
NRe p fp-Ergun Konzeny
flow rate 3 experiment
(m /s)
- Carman

0.00015 101.9245 0.043478261 0.106815305 3.626921 1.876921

0.00020 135.8994 0.043478261 0.100139348 3.157691 1.407691

0.00025 169.8742 0.043478261 0.089724856 2.876153 1.126153

0.00030 203.8491 0.043478261 0.075660841 2.688461 0.938461

0.00035 237.8239 0.043478261 0.065397125 2.554395 0.804395

0.00040 271.7988 0.043478261 0.052573158 2.453845 0.703845

0.00045 305.7736 0.043478261 0.043517346 2.37564 0.62564

0.00050 339.7485 0.043478261 0.03685128 2.313076 0.563076

0.00055 373.7233 0.083333333 0.214440583 2.240559 0.490559


NAIK

0.00060 407.6982 0.12 0.514650238 2.181692 0.431692

0.00065 441.673 0.12 0.478383868 2.148485 0.398485

0.00070 475.6479 0.12 0.429670885 2.120022 0.370022

0.00075 509.6227 0.153846154 0.788725117 2.082071 0.332071

0.00080 543.5976 0.153846154 0.6377582 2.061316 0.311316

0.00085 577.5724 0.214285714 1.460201351 2.022075 0.272075

0.00090 611.5473 0.266666667 2.624202068 1.989829 0.239829

0.00095 645.5221 0.266666667 2.355239529 1.977206 0.227206

0.00100 679.497 0.290322581 2.862212987 1.958883 0.208883

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-2

0.00105 713.4718 0.3125 3.102755559 1.94272 0.19272

0.00110 747.4467 0.333333333 3.729401435 1.928385 0.178385

0.00115 781.4215 0.333333333 3.275669344 1.920629 0.170629

0.00120 815.3964 0.352941176 3.422319803 1.90871 0.15871

0.00125 849.3712 0.352941176 3.291140797 1.902362 0.152362


NAI
K

0.00130 883.3461 0.352941176 3.042844672 1.896502 0.146502

0.00135 917.3209 0.371428571 3.014597448 1.887045 0.137045

0.00140 951.2958 0.371428571 2.93052849 1.882151 0.132151

0.00145 985.2706 0.388888889 3.135571408 1.874049 0.124049

0.00150 1019.245 0.388888889 3.057409338 1.869914 0.119914

0.00015 101.9245 1.11022E-16 1.48206E-45 3.712236 1.962236

0.00020 135.8994 1.11022E-16 1.66732E-45 3.221677 1.471677

0.00025 169.8742 1.11022E-16 1.38721E-45 2.927342 1.177342

0.00030 203.8491 1.11022E-16 1.18565E-45 2.731118 0.981118

0.00035 237.8239 1.11022E-16 1.03442E-45 2.590958 0.840958

0.00040 271.7988 1.11022E-16 8.3366E-46 2.485838 0.735838

0.00045 305.7736 0.043478261 0.043517346 2.37564 0.62564


TURUN

0.00050 339.7485 0.043478261 0.032044591 2.313076 0.563076

0.00055 373.7233 0.043478261 0.025158977 2.261888 0.511888

0.00060 407.6982 0.043478261 0.022253188 2.21923 0.46923

0.00065 441.673 0.043478261 0.018961297 2.183136 0.433136

0.00070 475.6479 0.083333333 0.126628401 2.135439 0.385439

0.00075 509.6227 0.083333333 0.105293434 2.109743 0.359743

0.00080 543.5976 0.12 0.263173417 2.073769 0.323769

0.00085 577.5724 0.185185185 0.89959788 2.032152 0.282152

0.00090 611.5473 0.24137931 1.776980498 1.998099 0.248099

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-3

0.00095 645.5221 0.266666667 2.355239529 1.977206 0.227206

0.00100 679.497 0.290322581 2.862212987 1.958883 0.208883

0.00105 713.4718 0.290322581 2.487940238 1.948936 0.198936

0.00110 747.4467 0.290322581 2.365465278 1.939894 0.189894

0.00115 781.4215 0.290322581 2.074067382 1.931638 0.181638

0.00120 815.3964 0.3125 2.375547225 1.91863 0.16863


TURU
N

0.00125 849.3712 0.3125 1.998930033 1.911884 0.161884

0.00130 883.3461 0.352941176 2.916059477 1.896502 0.146502

0.00135 917.3209 0.352941176 2.704055153 1.891076 0.141076

0.00140 951.2958 0.371428571 2.93052849 1.882151 0.132151

0.00145 985.2706 0.388888889 3.135571408 1.874049 0.124049

0.00150 1019.245 0.405405405 3.608065017 1.866673 0.116673

Tabel III.1.2 Perhitungan Minimum Fluidization Velocity


Flow rate V0M Experiment V0M Ergun V0M Geldhart
Naik 0.028116 5.69935E-06 0.01415

Turun 0.032802 9.07683E-50 0.01415

Tabel III.1.3 Perhitungan Terminal Velocity ( ut )

Keadaan NRe CD
2 ut (m/s)
flowrate CDNRe p

101.9245 2.144548 218.5821 1.089271

135.8994 1.608411 218.5821 1.257781

169.8742 1.286729 218.5821 1.406242


NAIK

203.8491 1.072274 218.5821 1.540461

237.8239 0.919092 218.5821 1.663888

271.7988 0.804206 218.5821 1.778772

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-4

305.7736 0.714849 218.5821 1.886672

339.7485 0.643364 218.5821 1.988727

373.7233 0.584877 218.5821 2.085795

407.6982 0.536137 218.5821 2.178541

441.673 0.494896 218.5821 2.267498

475.6479 0.459546 218.5821 2.353094

509.6227 0.42891 218.5821 2.435683

543.5976 0.402103 218.5821 2.515563

577.5724 0.37845 218.5821 2.592983

611.5473 0.357425 218.5821 2.668157

645.5221 0.338613 218.5821 2.741271

679.497 0.321682 218.5821 2.812485


NAIK

713.4718 0.306364 218.5821 2.881939

747.4467 0.292438 218.5821 2.949759

781.4215 0.279724 218.5821 3.016054

815.3964 0.268069 218.5821 3.080923

849.3712 0.257346 218.5821 3.144454

883.3461 0.247448 218.5821 3.206726

917.3209 0.238283 218.5821 3.267812

951.2958 0.229773 218.5821 3.327777

985.2706 0.22185 218.5821 3.38668

1019.245 0.214455 218.5821 3.444576

101.9245 2.144548 218.5821 1.089271


TURUN

135.8994 1.608411 218.5821 1.257781

169.8742 1.286729 218.5821 1.406242

203.8491 1.072274 218.5821 1.540461

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-5

237.8239 0.919092 218.5821 1.663888

271.7988 0.804206 218.5821 1.778772

305.7736 0.714849 218.5821 1.886672

339.7485 0.643364 218.5821 1.988727

373.7233 0.584877 218.5821 2.085795

407.6982 0.536137 218.5821 2.178541

441.673 0.494896 218.5821 2.267498

475.6479 0.459546 218.5821 2.353094

509.6227 0.42891 218.5821 2.435683

543.5976 0.402103 218.5821 2.515563

577.5724 0.37845 218.5821 2.592983

611.5473 0.357425 218.5821 2.668157


TURUN

645.5221 0.338613 218.5821 2.741271

679.497 0.321682 218.5821 2.812485

713.4718 0.306364 218.5821 2.881939

747.4467 0.292438 218.5821 2.949759

781.4215 0.279724 218.5821 3.016054

815.3964 0.268069 218.5821 3.080923

849.3712 0.257346 218.5821 3.144454

883.3461 0.247448 218.5821 3.206726

917.3209 0.238283 218.5821 3.267812

951.2958 0.229773 218.5821 3.327777

985.2706 0.22185 218.5821 3.38668

1019.245 0.214455 218.5821 3.444576

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-6
Tabel III.1.4 Perhitungan Bed Void Fraction

Keadaan v partikel tinggi bed p (pers. 15) NRe Richardson-Zaki


Flow rate (m/s) (m) (Pers. 10)

0.014058 0.023 0.043478261 101.9245 0.21177

0.018744 0.023 0.043478261 135.8994 0.213368

0.02343 0.023 0.043478261 169.8742 0.214876

0.028116 0.023 0.043478261 203.8491 0.216293

0.032802 0.023 0.043478261 237.8239 0.217627

0.037488 0.023 0.043478261 271.7988 0.218889

0.042174 0.023 0.043478261 305.7736 0.220086

0.04686 0.023 0.043478261 339.7485 0.221227

0.051546 0.024 0.083333333 373.7233 0.222318

0.056232 0.025 0.12 407.6982 0.223363

0.060918 0.025 0.12 441.673 0.224368

0.065604 0.025 0.12 475.6479 0.225337


NAIK

0.070291 0.026 0.153846154 509.6227 0.226863

0.074977 0.026 0.153846154 543.5976 0.229947

0.079663 0.028 0.214285714 577.5724 0.232882

0.084349 0.03 0.266666667 611.5473 0.235683

0.089035 0.03 0.266666667 645.5221 0.238364

0.093721 0.031 0.290322581 679.497 0.240936

0.098407 0.032 0.3125 713.4718 0.243408

0.103093 0.033 0.333333333 747.4467 0.245788

0.107779 0.033 0.333333333 781.4215 0.248085

0.112465 0.034 0.352941176 815.3964 0.250304

0.117151 0.034 0.352941176 849.3712 0.25245

0.121837 0.034 0.352941176 883.3461 0.25453

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-7

0.126523 0.035 0.371428571 917.3209 0.256548


NAIK 0.131209 0.035 0.371428571 951.2958 0.258507

0.135895 0.036 0.388888889 985.2706 0.260412

0.140581 0.036 0.388888889 1019.245 0.262265

0.014058 0.022 1.11022E-16 101.9245 0.21177

0.018744 0.022 1.11022E-16 135.8994 0.213368

0.02343 0.022 1.11022E-16 169.8742 0.214876

0.028116 0.022 1.11022E-16 203.8491 0.216293

0.032802 0.022 1.11022E-16 237.8239 0.217627

0.037488 0.022 1.11022E-16 271.7988 0.218889

0.042174 0.023 0.043478261 305.7736 0.220086

0.04686 0.023 0.043478261 339.7485 0.221227

0.051546 0.023 0.043478261 373.7233 0.222318

0.056232 0.023 0.043478261 407.6982 0.223363


TURUN

0.060918 0.023 0.043478261 441.673 0.224368

0.065604 0.024 0.083333333 475.6479 0.225337

0.070291 0.024 0.083333333 509.6227 0.226863

0.074977 0.025 0.12 543.5976 0.229947

0.079663 0.027 0.185185185 577.5724 0.232882

0.084349 0.029 0.24137931 611.5473 0.235683

0.089035 0.03 0.266666667 645.5221 0.238364

0.093721 0.031 0.290322581 679.497 0.240936

0.098407 0.031 0.290322581 713.4718 0.243408

0.103093 0.031 0.290322581 747.4467 0.245788

0.107779 0.031 0.290322581 781.4215 0.248085

0.112465 0.032 0.3125 815.3964 0.250304

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-8

0.117151 0.032 0.3125 849.3712 0.25245

0.121837 0.034 0.352941176 883.3461 0.25453

0.126523 0.034 0.352941176 917.3209 0.256548


TURUN

0.131209 0.035 0.371428571 951.2958 0.258507

0.135895 0.036 0.388888889 985.2706 0.260412

0.140581 0.037 0.405405405 1019.245 0.262265

III.2 Pembahasan
Percobaan Solid Gas Fluidization bertujuan untuk mengamati dan mengukur fluidisasi
tumpukan padat (solid bed) dan mengukur kehilangan tekanan pada tumpukan padatan (the
pressure loss across the bed).
Percobaan diawali dengan memeriksa dan memastikan alat fluidisasi dan kompresor udara
berjalan dengan baik. Pada alat fluidisasi, valve untuk mengatur flowrate udara diperiksa
untuk memastikan flowrate udara berubah-ubah. Pada kompresor udara, valve bukaan udara
diperiksa untuk memastikan udara yang dipakai cukup untuk percobaan.
Percobaan pertama bertujuan untuk mengukur pressure loss, dimana flowrate udara yang
digunakan berada pada range 0.15 sampai 1.5 liter per sekon dengan interval sebesar 0.05.
Flowrate udara dapat dibaca dan dikontrol pada alat fluidisasi bagian air flow control value.
Sedang pressure loss didapatkan dari selisih tekanan pada dasar bed dan pada ujung bed.
Pembacaan tekanan didapatkan dari alat fluidisasi bagian bed chamber pressure. Terdapat
dua kondisi flowrate yang digunakan, kondisi pertama yaitu flowrate udara secara bertahap
ditambahkan (flowrate naik) dan kondisi kedua yaitu flowrate udara secara bertahap
dikurangi (flowrate turun).
Percobaan kedua bertujuan untuk mengukur distribusi tekanan pada fluidized bed. Flowrate
udara yang digunakan berada pada range 1.0 hingga 1.3 liter per sekon dengan interval sebesar
0.05. Percobaan dilakukan dengan mengubah tinggi sensor tekanan bed dari 1 cm hingga 18 cm.
Pembacaan tekanan berdasarkan pengukuran pada bed chamber pressure.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data berupa tekanan pada dasar bed
(P-bottom), tekanan pada ujung bed (P-above), pressure drop, dan bed height untuk masing-
masing kondisi flowrate udara. Dari data tersebut dapat dihitung nilai friction factor untuk
masing-masing flowrate udara. Sebagai contoh, untuk kondisi flowrate naik, didapatkan bahwa
pada saat flowrate udara sebesar 0.15 hingga 0.30 L/s, nilai pressure drop-nya akan

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-9

semakin besar. Akan tetapi, ketika flowrate udara sebesar 0.35 hingga 1.50 L/s, nilai
pressure drop mulai cenderung konstan, berkisar 2.1 sampai 2.5 L/s. Data ini membuktikan
bahwa pada saat flowrate udara 0.15 hingga 0.30 L/s, bed masih berada dalam area packed
bed. Artinya, partikel bed masih cenderung tak bergerak dan tinggi bed masih konstan pada
2.3 cm. Dengan kata lain, bed masih belum terfluidisasi. Ketika flowrate udara 0.35 L/s,
bubbling mulai terlihat dan pressure drop mulai meningkat. Selanjutnya, pada saat flowrate
udara 0.40 hingga 1.50 L/s, partikel pasir mulai bergerak semakin cepat dan kemudian
bergerak seperti fluida atau telah terfluidisasi. Adanya fluidisasi juga ditunjukkan dengan
adanya kenaikkan tinggi bed ketika pressure drop konstan atau telah terfluidisasi.
Hubungan antara pressure drop dengan flowrate udara terlihat jelas pada gambar III.2.1.dan
hubungan antara flowrate dengan tinggi bed dapat terlihat pada gambar III.2.2.

Gambar III.2.1 Grafik Hubungan antara Pressure Drop vs Velocity

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-10

Gambar III.2.2 Grafik Hubungan antara Bed Height vs Flowrate

Berdasarkan grafik III.2.1 dapat diketahui bahwa semakin tinggi velocity maka tekanan
yang ditimbulkan terhadap bed akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur dimana
tekanan akan berbanding lurus dengan flowrate dan velocity. Akan tetapi pada saat terjadi
fluidisasi minimum, maka pressure drop akan cenderung konstan. Pada grafik tidak terlihat
nilai konstan yang jelas, namun terlihat ada kecenderungan dimana perubahan pressure drop
tidak sangat signifikan. Hal ini dapat dikarenakan perbedaan letak dari sensor untuk
mengukur setiap tekanan, baik di atas maupun bawah, sehingga nilai pressure drop berubah
ubah dan tidak konstan.
Berdasarkan grafik III.2.2 dapat diketahui bahwa semakin tinggi flowrate maka partikel-
partikel bed akan semakin naik akibat tekanan. Hal ini disebabkan oleh pressure drop yang
meningkat ketika velocity dan flowrate ditingkatkan. Perbandingan ini sudah sesuai dengen
teori, mengingat pada teori bahwa ketika flowrate ditingkatkan, maka tinggi bed akan
meningkat, dengan kata lain berbanding lurus dengan flowrate.
Hasil dari analisa faktor friksi yang ada di tabel III.1.1 diatas dapat dilihat bahwa faktor
friksi pada percobaan memiliki kecenderungan meningkat bila flowrate ditingkatkan. Pada
flowrate yang lebih rendah terlihat nilai yang sangat kecil dan cenderung jauh dari pada
flowrate yang lebih tinggi. Secara umum, nilai dari percobaan lebih mendekati dengan
perhitungan melalui persamaan ergun,bila dibandingkan dengan hasil dari persamaan ergun
dan Konzeny-Carman. Namun tetap terdapat eror jika dibandingkan dengan analisa faktor
friksi menurut Ergun. Persamaan ergun sendiri memiliki nilai yang lebih besar daripada
persamaan Konzeny-Carman, dimana pada persamaan Konzeny-Carman, nilai faktor friksi <1

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-11

sedangkan ergun berada >1. Error yang terdapat bila dibandingkan dengan persamaan Ergun
masih dapat ditoleransi. Namun error ini terjadi dikarenakan ketidak akuratan pada saat
pengukuran tekanan dan tinggi bed. Sehingga memengaruhi hasil dari perhitungan faktor
friksi percobaan, dimana perhitungan ini menggunakan nilai dari pressure drop dan juga
tinggi bed.
Berdasarkan percobaan pertama, didapatkan hasil analisa bahwa sand bed mulai
terfluidisasi ketika Q=0,30 L/s untuk flowrate naik. Hal ini ditunjukan dengan berubahnya
pola permukaan bed yang mulai memiliki sifat seperti fluida, dalam hal ini seperti udara
(bubbling). Pada flowrate tersebut, kecepatan fluida dalam tabung ialah 0,028116 m/s.
Kecepatan fluida ini sering disebut sebagai minimum fluidization velocity. Namun bila
dibandingkan dengan hasil dari persamaan Ergun dan persamaan Geldhart, terdapat perbedaan
yang cukup signifikan. Apabila dibandingkan dengan persamaan Ergun, persamaan Ergun
-6
menghasilkan nilai Vom sebesar 5,899x10 m/s. Hasil percobaan dibandingkan hasil
perhitungan dengan persamaan Ergun memiliki error yang cukup besar yaitu sebesar 0,02811.
Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan persamaan Geldhart, nilai

Vom sebesar 0,01415 m/s, dan didapatkan error hasil eksperimen dan perhitungan dengan
Geldhart sebesar 0,013966.
Berdasarkan harga error tersebut, dapat dilihat bahwa hasil Vom eksperimen lebih
mendekati hasil perhitungan dengan persamaan Geldhart. Adanya perbedaan hasil perhitungan
antara Geldhart dengan Ergun disebabkan oleh perbedaan tinjauan perhitungan. Persamaan
Ergun menggunakan nilai void fraction (), sedangkan persamaan Geldhart langsung
mengganti nilai korelasi sebesar 0.0008.
Perbedaan nilai Vom juga terlihat pada pengukuran untuk flowrate naik dan flowrate turun.

Nilai Vom untuk flowrate naik adalah sebesar 0.028116214 m/s dan nilai V om untuk flowrate
turun adalah sebesar 0.032802249 m/s. Perbedaan juga terlihat pada nilai pressure drop-nya.

Untuk flowrate naik, pressure drop adalah sebesar 1.7 cm H2O, sedangkan untuk flowrate

turun, pressure drop adalah sebesar 1.9 cm H2O. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teoir yang
menyatakan bahwa pressure drop untuk flowrate udara naik akan lebih besar daripada
pressure drop untuk flowrate turun. Ketika flowrate udara ditingkatkan, maka diperlukan gaya
yang cukup untuk mendorong partikel pasir agar dapat bergerak atau terfludisasi. Gaya tersebut
adalah drag force. Agar partikel pasir dapat terfluidisasi, maka drag force yang dibutuhkan
harus sama besarnya dengan gaya gravitasi. Karena itulah tekanan yang diperlukan untuk

fluidisasi minimum cukup besar dibandingkan ketika flowrate udara diturunkan. Nilai Vom
berdasarkan dua kondisi percobaan menghasilkan nilai yang berbeda

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-12

-0.1.

dengan teori yang ada. Nilai Vom merupakan nilai dimana garis pressure drop terhadap
velocity untuk flowrate naik berpotongan dengan garis untuk flowrate turun. Adanya
perbedaan dengan teori disebabkan karena bubbling untuk kedua kondisi flowrate sulit
ditentukan secara presisi, mengingat bubbling pada bed juga tidak merata.
Dalam menentukan Cd atau drag coefficient, pada percobaan ini digunakan persaman (17),

dimana persamaan ini menggunakan korelasi antara bilangan Reynold (N Re) dengan densitas
partikel dan juga densitas udara. Tujuan penggunaan persamaan ini adalah untuk menghindari

trial and error dalam membaca dan mem-plot grafik antara Cd versus NRe. Berdasarkan
persamaan tersebut didapatkan bahwa nilai Cd sebesar 218.5821162. Penentuan paricle size
berdasarkan konversi dari mesh ke milimeter, dan penentuan sphericity berdasarkan asumsi
bahwa partikel bed berupa sand dan sesuai dengan Tabel 3.1.1 pada buku Geankoplis halaman
130, maka sphericity untuk sand adalah 0.75. (%ERROR MASIH BELUM TAU)

Dalam menentukan besar void fraction teori, digunakan persamaan (10), dimana pada
persamaan ini digunakan pangkat n yang bergantung pada bilangan Reynoldnya. Digunakan
dua pendekatan n pada perhitungan void fraction untuk kondisi flowrate naik dan kondisi

flowrate turun. Untuk NRe diantara 1 hingga 500, nilai n yang digunakan adalah 4.45Rep
Sedangkan untuk NRe lebih dari 500, digunakan nilai n sebesar 2.39.
Untuk percobaan mengukur distribusi tekanan dalam fluids bed , variabel yang digunakan
adalah sensor tekanan yaitu dengan menaikkan sensor tekanan setian kelipatan 1 cm dari 1 cm
hingga 18 cm dari dasar bed dengan flowrate yang tetap yaitu 1, 1,05; 1,1; 1,15 ;1,2 ;1,25 ; 1,3
L/s. kemudian mencatat tekanan yang dihasilkan serta tinngi pasir yang terfluidisasi didalam bed.
dari data yang dihasilkan maka dapat dibuat plot grafik hubungan antara tekanan melawan
ketinggian sensor tekanan. Pada grafik ini digunakan data pada flowrate 1,25 L/s.

Gambar III.2.3 Grafik Hubungan pressure loss vs height untuk Q = 1,25 L/s

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-13

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi jarak sensor tekanan dari
dasar bed, maka tekanan yang dihasilkan juga semakin rendah. Pada semua data juga dapat
dilihat bahwa ketika sensor melewati tinggi maksimum dari bed, nilai tekanan yang tercatat
akan menjadi sama dengan 0. Ini terjadi karena diatas dari bed tidak ada lagi tekanan yang
tercata yang diakibatkan oleh aliran udara yang dihasilkan. Maka ketika melewati tinggi
maksimum bed maka tekanan akan tercatat sama dengan 0. Secara umum, hasil data
percobaan sesuai dengan teori dimana L berbanding terbalik dengan P, semakin tinggi suatu
bed maka distribusi tekanan yang diterimanya akan semakin kecil, dan sebaliknya semakin
rendah posisi bed maka distribusi tekanan yang diterimanya akan semakin besar.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB IV KESIMPULAN IV-1

BAB IV
KESIMPULAN

Dari data dan hasil perhitungan dalam percobaan ini dapat disimpulkan :
1. Flowrate berbanding lurus dengan pressure drop, semakin tinggi flowrate maka
semakin tinggi pressure drop yang dihasilkan dan pressure drop akan
cenderung konstan pada saat telah terfluidisasi.
2. Minimum fluidization velocity untuk kondisi flowrate naik dan flowrate turun
tidak sama. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana nilai minimum fluidization
velocity untuk kedua kondisi adalah sama.
3. Ketinggian sensor berbanding terbalik dengan distribusi tekanan, semakin tinggi
sensor tekanan dari dasar bed maka semakin rendah tekanan yang ditimbulkan
terhadap bed.

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FTI-ITS


DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis, Christie J. 2003. Transport Processes and Separation Process Principles


th
(Includes Unit Operations). 4 edition. New Jersey: Prentice Hall.
(MINIMAL 4 DAFTAR PUSTAKA)
BOLEH DARI JURNAL RESMI

JIKA DIPEROLEH DARI WEBSITE, HARUS DARI WEB RESMI DENGAN


SUMBER TERPERCAYA (JANGAN DARI BLOG, WIKIPEDIA, DAN WEB LAIN
YANG TIDAK RESMI.
DAFTAR NOTASI

Notasi Keterangan Satuan


V Kecepatan minimum fluidisasi m/s
0M

VO Superficial velocity m/s

Void fraction -
p Void fraction percobaan -

S Sphericity -
Viskositas Kg/m.s
P Pressure drop Pa
A Luas penampang kolom 2
m
Densitas udara 3
udara kg/m
D Diameter kolom m
Dp Diameter partikel m
2
g Percepatan gravitasi m/s
L Tinggi bed M
LM Tinggi bed pada saat fluidisasi minimum m
M Void fraction pada saat fluidisasi minimum -
P Tekanan Pa
3
p Densitas partikel kg/m
Q Debit L/detik
APPENDIKS
1. Mengukur Pressure Drop
Analisa Faktor Friksi
a. Perhitungan Mencari Pressure Drop
P = Pbottom - Pabove
P = 0,6 - 0
P = 0,6 cm H2O
P= 58,8339
b. Perhitungan=Q Mencari Kecepatan

= ,,
= ,m/s
c. Perhitungan=udaramencariDv Reynolds Number

= , x ,x ,

= ,, x ^

d. Perhitungan=LM MenMcari Void Fraction

= LM L M

=,, =,
e. Perhitungan P mencariDp Faktor Friksi secara experiment

= v L
A-1
= , , x

,
x , x,, x , ,

= ,

= x + ,

Nre

f.Perhitungan mencari Faktor Friksi Menurut Ergun

,
= x , x , + ,

= ,
g. PerhitunganKonzenikarman mencari= Faktorx Friksi Menurut Konzeni karman

Nre
x ,
Konzeni karman = , x , Konzeni karman =
,
Kecepatan Minimum Fluidisasi
M g udara

h. Perhitungan Kecepatan Minimum Fluidisasi dengan persamaan 8 (menurut Ergun)


VoM = , , x , x , x ,

VoM = , , ^

VoM =
, x ^ m/s
i. Perhitungan KecepatangudaraMinimum Fluidisasi dengan persamaan 9 (menurut Geldhart)

VoM = ,
,
x , ,
VoM = , , ^

VoM = ,/

A-2
j. Perhitungan mencari drag coefficient
2 3
CDRe p= 4 Dp (P ) g
2
x ,
3 ,

2
CDRe p= 4 x 1,16366 x x 9,8
2
2
CDRe p=218,5821
, ^
2p
CD= (C D Re )
Rep
CD= 218,5821
101,9245
CD= 2,144548

Dp udara g

k. Perhitungan mencari Terminal Velocity

, , ,

= CD udar

= , ,

= , m/s

l. Perhitungan Mencari Bed void Fraction


= LM
Berdasarkan Percobaan (Persamaan 15)


=
LM


= , ,

A-3

= ,
Berdasarkan
Teori
(Persamaan 10)
Untuk
Rep> 500 ; n=2,39
-0,1
< 500 ; n= 4,45 Rep
v

1< Rep

=
,8 ut v
=
ut

= ,

,
,8
,

=
A-4

Anda mungkin juga menyukai