OSLER
Oleh :
Anita, S.Ked / 09711337
Pembimbing :
dr. Hj. Anisa Renang Y., M.Sc., Sp.KJ
Penguji :
dr. Hj. Anisa Renang Y., M.Sc., Sp.KJ
I. Identitas Pasien
I. Identitas pasien
Nama : Sdr. M
Usia : 34 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Tegalwoso, Klaten
Agama : Katolik
Pendididikan : STM
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku : Jawa
Status : Belum menikah
Tanggal masuk : 3 Juli 2015
II. Anamnesis
Anamanesis dilakukan terhadap pasien sendiri dan alloanamnesis pada tanggal 5 Juli
2015. Alloanamnesis dilakukan via telpon yang diperoleh dari :
Narasumber 1 Narasumber 2
Nama Ny. M Tn. S
Usia 40 tahun 45 tahun
Pendidikan SMP STM
Alamat Tegalrejo, Klaten Tegalrejo, Klaten
Pekerjaan Ibu rumah tangga Buruh tani
Hubungan Kakak kandung Kakak ipar
dengan pasien
A. Keluhan Utama :
Menarik diri
B. Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 1 tahun yang lalu, pasien menunjukkan perubahan perilaku berupa
tampak bingung, bicara lamban, tidak mau melakukan aktivitas dan sulit tidur.
Karena keluhan ini pasien dibawa oleh keluarganya ke poli jiwa RSJD Soedjarwadi
Klaten. Pasien rutin minum obat dan konrol ke poli jiwa. Setelah obat habis, pasien
tidak pernah kontrol lagi. Keluhan tersebut pertama kali muncul saat pasien diajak
oleh temannya untuk bekerja di Jakarta, sehingga pasien yang awalnya bekerja di
sebuah pabrik di Klaten, karena tergiur untk bekerja di Jakarta, pasien keluar dari
pabrik tempatnya bekerja. Setelah pasien keluar dari tempatnya bekerja, temannya
justru bekerja di Solo. Karena pasien sudah terlanjur keluar dari tempatnya bekerja,
pasien tampak sedih dan mulai menunjukkan perubahan perilaku. Setelah kontrol di
poli jiwa, pasien mulai menunjukkan perubahan, tidak bingung lagi dan mulai mau
melakukan aktivitas dan mencari pekerjaan. Pasien memutuskan mencari pekerjaan di
Jakarta, sehingga pasien idak kontrol lagi dan mulai putus obat. Pasien tinggal di
Jakarta selama kurang lebih 2 bulan, namun pasien tak kunjung mendapatkan
pekerjaan, sehingga pasien memutuskan untuk kembali ke Klaten untuk mencari
pekerjaan. Saat mulai mencari pekerjaan di Klaten pasien merasa putus asa karena
tidak kunjung mendapat pekerjaan.
Sejak 3 hari SMRS, pasien tampak bingung, lebih banyak diam, semakin sulit
diajak komunikasi, merasa takut tidur sendiri, tidak mau makan, tidak mau keluar
kamar, merasa mudah lelah, tidak percaya diri, merasa hidupnya sia-sia, tidak mau
beraktivitas, tidak mau mandi. Tidak didapatkan ide bubuh diri. Pasien merasa takut
karena mendengar suara yang mengatakan ingin membunuh dirinya pasien juga
merasa bersalah kepada ibunya karena sudah lama tidak bekerja dan malas beribadat
ke gereja. Karena peningkatan gejala tersebut pasien dimondokkan ke RSJD
Soedjarwadi Klaten.
E. Riwayat Keluarga
F.
Keterangan :
: perempuan
: laki-laki : menikah
: perempuan gangguan jiwa
: laki-laki meningga dunia
Status Psikiatri
a. Deskripsi umum
1. Kesan umum : Pasien laki-laki, tampak sesuai dengan
usianya dan perawatan diri cukup
2. Kesadaran : Kuantitatif : compos mentis
Kualitatif : berubah
3. Orientasi : tempat baik, waktu jelek, orang baik
4. Sikap dan tingkah laku : nonkooperatif, hipoaktif
5. Kognitif :
Daya konsentrasi : kurang
Daya ingat : jelek
Pikiran abstrak : jelek
6. Bentuk pikir :
a. derealistik (-)
b. dereistik (-)
c. autistik (-)
d. pikiran konkrit (-)
7. Isi pikir :
Pengalaman mistis (-)
Fobia (-)
Fantasi (-)
Ideas of Referense (-)
Obsesif Kompusif (-)
Waham
- Waham kebesaran : (-)
- Waham diancam : (-)
- Waham curiga : (-)
- Waham kejar : (-)
- Waham dosa (ide tentang dosa) : (+)
- Waham kendali : (-)
8. Progresi/arus pikir
a. Produktifitas pasien berbicara spontan, menjawab pertanyaan
pemeriksa dengan intonasi yang kurang baik dan bicara lamban
b. Kontinuitas pikiran
9. Inkoheren (-) Tangensial (-)
Neologisme (-) Blocking (-)
Irrelevan (-) Remming (+)
Sircumtansial (-) Logore (-)
Flight of idea (-) Asosiasi Longgar (-)
Magical thinking (-) Mutisme (-)
Streotipi (-)
10. Afek dan mood
1. Mood : sedih
2. Afek : depresif
3. Keserasian afek : appropriate
11. Hubungan jiwa : dapat
12. Perhatian : Dapat Ditarik Sulit Dicantum (DDSD)
13. Persepsi :
a. Halusinasi : (+)
Auditori (+), mendengar suara yang mengatakan
ingin membunuhnya
Visual (-)
Olfaktori (-)
b. Ilusi : (-)
14. Insight : derajat 1 (pasien menyangkal dirinya sakit)
15. Taraf dapat dipercaya : dapat
III. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos Mentis
Pemeriksaan tanda vital : TD 120/70 mmHg RR 20 kali/menit
HR 80 kali/menit Suhu : normal
Pemeriksaan sistem
Cerebrospinal : dalam batas normal
Kardiovaskular : dalam batas normal
Respirasi : dalam batas normal
Gastrointestinal : dalam batas normal
Urogenital : dalam batas normal
Muskuloskeletal : dalam batas normal
Status Neurologis : dalam batas normal
IV. Resume
Seorang laki-laki berusia 33 tahun, sejak 1 tahun yang lalu menunjukkan
perubahan perilaku berupa tampak bingung, bicara lamban, tidak mau melakukan
aktivitas dan sulit tidur. Karena keluhan ini pasien dibawa oleh keluarganya ke
poli jiwa RSJD Soedjarwadi Klaten. 3HSMRS, pasien tampak tampak bingung,
lebih banyak diam, semakin sulit diajak komunikasi, merasa takut tidur sendiri,
tidak mau makan, tidak mau keluar kamar, tidak mau beraktivitas, tidak mau
mandi. Karena peningkatan gejala tersebut pasien dimondokkan ke RSJD
Soedjarwadi Klaten.
Dari pemeriksaan psikiatri didapatkan pasien laki-laki, tampak sesuai
usia, peraatan diri cukup. Keasadaran secara kualitatif tampak compos mentis
dengan kualitas berubah. Perilaku pasien hipoaktif dan bersikap nonkoperatif.
Kognitif pasien jelek. Bentuk pikir pasien realistik dan terdapat waham bersalah,
dan halusinasi auditorik. Mood pasien sedih dengan afek depresif dan keserasian
antara mood dan afek appopriate. Orientasi tempat baik, orientasi waktu jelek
dan orang baik. Perhatian pasien dapat ditarik sulit dicantum, hubungan jiwa
dapat serta insight pasien derajat 1 karena pasien menyangkal dirinya sakit. Hasil
anamnesis dan pemeriksaan dapat dipercaya.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80
kali/menit. Pemeriksaaan sistem dalam batas normal.
a. Axis I :
F.32.2 Episode depresif berat dengan gejala psikotik
b. Axis II : Gangguan kepribadian cemas (menghindar)
c. Axis III : Belum ada diagnosis
d. Axis IV : Masalah pekerjaan
e. Axis V : GAF 60-51 gejala sedang, disabilitas sedang
VI. Terapi
a. Farmakoterapi
Anti depresan : Amitriptilin tablet 1 x 25 mg
Anti psikotik : Olanzapin tablet 2 x 5 mg
Periksa EKG dan Lab darah rutin
Konsul konsulen psikiatri
MRS bangsal flamboyan
Monitoring KU, Vital sign
b. Psikoterapi
Terapi berorientasikan pada keluarga/suportif sebagai terapi dengan
memberikan edukasi kepada keluarga untuk memberikan dukungan dan
bantuan dari keluarga agar pengobatan dapat dilakukan dengan optimal,
meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan, dan antisipasi efek
samping terapi. Perbaikan gejala dapat tercapai dengan baik.
Terapi Perilaku/behavioral untuk dapat mengenal dan dengan tepat dan
edukasi untuk selalu bersikap positif dan menceritakan segala keluhan
yang dirasakan kepada orang terdekat.
Terapi kelompok untuk meningkatkan peran sosial dan lebih komunikatif
dengan orang di sekitar tempat tinggal.