Anda di halaman 1dari 16

11.

Macan Kumbang
Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) atau macan kumbang adalah salah satu
subspesies dari macan tutul yang hanya ditemukan di hutan tropis, pegunungan dan kawasan
konservasi Pulau Jawa, Indonesia. Macan tutul ini memiliki dua variasi warna kulit yaitu
berwarna terang (oranye) dan hitam (macan kumbang). Macan tutul jawa adalah satwa
indentitas Provinsi Jawa Barat. Dibandingkan dengan macan tutul lainnya, macan tutul jawa
berukuran paling kecil, dan mempunyai indra penglihatan dan penciuman yang tajam.
Subspesies ini pada umumnya memiliki bulu seperti warna sayap kumbang yang hitam
mengilap, dengan bintik-bintik gelap berbentuk kembangan yang hanya terlihat di bawah
cahaya terang. Bulu hitam Macan Kumbang sangat membantu dalam beradaptasi dengan
habitat hutan yang lebat dan gelap. Macan Kumbang betina serupa, dan berukuran lebih kecil
dari jantan. Hewan ini soliter, kecuali pada musim berbiak. Macan tutul ini lebih aktif
berburu mangsa di malam hari. Mangsanya yang terdiri dari aneka hewan lebih kecil
biasanya diletakkan di atas pohon.
Macan tutul merupakan satu-satunya kucing besar yang masih tersisa di Pulau Jawa.
Frekuensi tipe hitam (kumbang) relatif tinggi. Warna hitam ini terjadi akibat satu alel resesif
yang dimiliki hewan ini. Sebagian besar populasi macan tutul dapat ditemukan di Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango, meskipun di semua taman nasional di Jawa dilaporkan
pernah ditemukan hewan ini, mulai dari Ujung Kulon hingga Baluran. Berdasarkan dari
hilangnya habitat hutan, penangkapan liar, serta daerah dan populasi dimana hewan ini
ditemukan sangat terbatas, macan tutul jawa dievaluasikan sebagai Kritis sejak 2007 di dalam
IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix I. Satwa ini dilindungi di Indonesia,
yang tercantum di dalam UU No.5 tahun 1990 dan PP No.7 tahun 1999
12. Meong Congkok
Kucing hutan yang di Jawa sering disebut sebagai meong congkok dan dalam bahasa
latin (ilmiah) dinamakan bengalensis, merupakan salah satu spesies kucing liar yang
dilindungi di Indonesia. Kucing hutan atau Prionailurus bengalensis, dalam bahasa Inggris
disebut sebagai leopard cat lantaran bulunyanya yang mempunyai totol-totol menyerupai
carak kulit macan tutul (leopard) meskipun secara taksonomi keduanya berbeda genus.
Kucing hutan bergenus Prionailurus sedang genus macan tutul adalah Panthera.
Leopard cat atau kucing hutan mempunyai daerah sebaran yang luas meliputi India,
Afghanistan, Nepal, Pakistan, Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Cambodia, Thailand,
Vietnam, Myanmar, Pilipina, Laos, Malaysia, Singapura, Indonesia (Jawa, Kalimantan,
Sumatera), hingga ke Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, Rusia, Taiwan, China, dan Hong
Kong. Habitat kucing hutan bervariasi, meliputi hutan tropis, semak belukar, hutan pinus,
semi-gurun, daerah pertanian, hingga daerah bersalju tipis. Kucing yang dilindungi ini
mampu hidup dihabitat dengan ketinggian mencapai 3.000 mdpl.
Ukuran tubuh kucing hutan hampir sama dengan kucing-kucing biasa (kucing
domestik; Felis silvestris catus). Kucing hutan yang ditemukan di Indonesia memiliki
panjang tubuh sekitar 46 cm dengan berat tubuh sekitar 2,2 kg dengan panjang ekor sekitar
separo dari panjang tubuhnya.
Warna bulu kucing hutan bervariatif menurut daerah hidupnya. Di saerah selatan
termasuk Indonesia cenderung berwarna dasar kuning kecoklatan, tetapi di daerah utara
(seperti Rusia dan Jepang) didominasi warna abu-abu-silver. Meong cangkok berasal dari
Jawa, Bali, Sumatra & kalimantan
13. Tringgiling

Trenggiling biasa (Manis javanica syn. Paramanis javanica) adalah wakil dari ordo
Pholidota yang masih ditemukan di Asia Tenggara. Hewan ini memakan serangga dan
terutama semut dan rayap. Trenggiling hidup di hutan hujan tropis dataran rendah.
Trenggiling kadang juga dikenal sebagai anteater.

Bentuk tubuhnya memanjang, dengan lidah yang dapat dijulurkan hingga sepertiga panjang
tubuhnya untuk mencari semut di sarangnya. Rambutnya termodifikasi menjadi semacam
sisik besar yang tersusun membentuk perisai berlapis sebagai alat perlindungan diri. Jika
diganggu, trenggiling akan menggulungkan badannya seperti bola. Ia dapat pula
mengebatkan ekornya, sehingga "sisik"nya dapat melukai kulit pengganggunya.

Trenggiling terancam keberadaannya akibat habitatnya terganggu serta menjadi obyek


perdagangan hewan liar. Nama latin trenggiling yaitu Manis javanica yang berasal dari
bahasa latin Manes yang berarti jiwa kematian atau hantu pada kepercayaan bangsa Romawi.
Penamaan ini dikarenakan hewan ini hidup di malam hari dan memiliki bentuk fisik yang
aneh. Javanica berasal dari asal binatang ini ditemukan yaitu di kepulauan jawa.
14. Jelarang
Jelarang hitam (Ratufa bicolor) atau tupai kerawak hitam (kurang tepat) adalah
sejenis bajing besar dengan rambut berwarna hitam dengan hiasan putih di bagian bawah
kepala dan ekor yang panjang, lebih panjang daripada rata-rata anggota keluarga Sciuridae
lainnya. Hewan ini dapat dijumpai di hutan-hutan Asia Tropis dan Subtropis, mulai dari India
hingga bagian selatan Cina serta wilayah barat Indonesia. Hewan yang dapat mencapai
panjang 1 m ini dilindungi oleh undang-undang di Indonesia.

Jelarang (Ratufa bicolor) memang pantas disebut bajing raksasa. Jelarang termasuk
anggota bajing pohon (tree squirrel) atau bajing dari genus Ratufa yang mempunyai ukuran
besar. Panjang tubuhnya antara 35- 60 cm. Ditambah ekornya, panjangnya bisa mencapai 120
cm. Jelarang sang bajing raksasa dan terbesar dalam bahasa latin disebut Ratufa bicolor.
Sedangkan dalam bahasa Inggris hewan ini disebut sebagai Black Giant Squirrel atau Giant
Squirrel Malaya. Selain ukurannya yang raksasa jelarang dikenali dengan ekornya yang super
panjang. Selain itu binatang ini mempunyai bulunya yang berwarna coklat tua hingga hitam
dengan bagian bawah (perut dan dada) berwarna putih.

Jelarang berasal dari Jawa, Sumatra & Kalimantan dan merupakan hewan diurnal
(beraktifitas di siang hari) dan arboreal. Meskipun terkadang binatang ini juga turun dari
pepohonan untuk mencari makanan di tanah. Binatang soliter ini menyukai biji-bijian, daun
dan buah-buahan sebagai makanan favoritnya. Populasi jelarang (Ratufa bicolor) tidak
diketahui dengan pasti, namun diduga populasi secara global telah mengalami penurunan
yang signifikan. Selama 10 tahun terakhir mengalami penurunan populasi sekitar 30 %.
Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Rodentia;
Famili: Sciuridae; Genus: Ratufa; Spesies: Ratufa bicolor (Sparrman, 1778).
15. Banteng
Banteng atau tembadau (dari bahasa Jawa, banng), Bos javanicus, adalah hewan yang
sekerabat dengan sapi dan ditemukan di Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam,
Kalimantan, Jawa, and Bali. Banteng dibawa ke Australia Utara pada masa kolonisasi
Britania Raya pada 1849 dan sampai sekarang masih lestari. Terdapat tiga anak jenis banteng
liar: B. javanicus javanicus (di Jawa, Madura, dan Bali), B. javanicus lowi (di Kalimantan,
jantannya berwarna coklat bukan hitam), dan B. javanicus birmanicus (di Indocina). Anak
jenis yang terakhir digolongkan sebagai Terancam oleh IUCN.

Banteng dapat mencapai tinggi sekitar 1,6m di bagian pundaknya dan panjang badan
2,3 m. Berat banteng jantan biasanya sekitar 680 - 810 kg jantan yang sangat besar bisa
mencapai berat satu ton sedangkan betinanya lebih ringan. Banteng memiliki bagian putih
pada kaki bagian bawah dan pantat,punuk putih, serta warna putih disekitar mata dan
moncongnya, walaupun terdapat sedikit dimorfisme seksual pada ciri-ciri tersebut. Banteng
jantan memiliki kulit berwarna biru-hitam atau atau coklat gelap, tanduk panjang melengkung
ke atas, dan punuk di bagian pundak. Sementara, betinanya memiliki kulit coklat kemerahan,
tanduk pendek yang mengarah ke dalam dan tidak berpunuk.Di Jawa, Taman Nasional Ujung
Kulon, Taman Nasional Meru Betiri, Taman Nasional Bali Barat, Taman Nasional Alas
Purwo dan Taman Nasional Baluran menjadi pertahanan terakhir hewan asli Asia Tenggara
16. Anoa
Anoa adalah hewan endemik Sulawesi, sekaligus maskot provinsi Sulawesi
Tenggara.Berdasarkan letak persebarannya, hewan ini tergolong fauna peralihan. Sejak tahun
1960-an, anoa berada dalam status terancam punah.[4] Dalam lima tahun terakhir populasi
anoa menurun secara drastis.Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih
bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulit, tanduk dan dagingnya.

Ada dua spesies anoa, yaitu: Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa dataran rendah
(Bubalus depressicornis). Kedua jenis ini tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia.
Keduanya juga termasuk jenis yang agresif dan sulit dijinakkan untuk dijadikan hewan ternak
(domestikasi). Kedua jenis ini dibedakan berdasarkan bentuk tanduk dan ukuran tubuh. Anoa
dataran rendah relatif lebih kecil, ekor lebih pendek dan lembut, serta memiliki tanduk
melingkar. Sementara anoa pegunungan lebih besar, ekor panjang, berkaki putih, dan
memiliki tanduk kasar dengan penampang segitiga.Penampilan mereka mirip dengan kerbau,
dengan berat berat tubuh 150-300 kilogram dan tinggi 75 centimeter. Saat ini konservasi anoa
difokuskan pada perlindungan terhadap kawasan hutan dan penangkaran Banyak yang
menyebut anoa sebagai kerbau kerdil.
17. Kambing Hitam
Kambing hitam merupakan binatang memamah biak yang berukuran sedang. Kambing
ternak (Capra aegagrus hircus) adalah subspesies kambing liar yang secara alami tersebar di Asia
Barat Daya (daerah "Bulan sabit yang subur" dan Turki) dan Eropa. Kambing liar jantan maupun
betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar. Umumnya,
kambing mempunyai janggut, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berrambut lurus
dan kasar. Panjang tubuh kambing liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,3 meter - 1,4 meter,
sedangkan ekornya 12 sentimeter - 15 sentimeter. Bobot yang betina 50 kilogram - 55 kilogram,
sedangkan yang jantan bisa mencapai 120 kilogram. Kambing liar tersebar dari Spanyol ke arah timur
sampai India, dan dari India ke utara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang disukainya adalah
daerah pegunungan yang berbatu-batu. Kambing sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000
hingga 9000 tahun yang lalu. Di alam aslinya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor. Dalam
pengembaraannnya mencari makanan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang
paling tua, sementara kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan. Waktu aktif
mencari makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan
dedaunan. Kambing hitam Sumatera (Capricornis sumatraensis sumatraensis) adalah jenis
kambing hutan yang hanya terdapat di hutan tropis pulau Sumatra. Populasinya sudah
semakin terdesak akibat perambahan hutan secara liar.
18. Rusa
Rusa, sambar, atau menjangan (Bahasa Inggris: deer) adalah hewan mamalia
pemamah biak (ruminan) yang termasuk familia Cervidae. Salah satu ciri khas rusa adalah
adanya antler (tanduk rusa), dan bukan tanduk, yang merupakan pertumbuhan tulang yang
berkembang setiap tahun (biasanya pada musim panas) terutama pada rusa jantan (walaupun
ada beberapa pengecualian). Ada sekitar 34 spesies rusa di seluruh dunia yang terbagi
menjadi dua kelompok besar: kelompok rusa dunia lama yang termasuk subfamilia
Muntiacinae dan Cervinae; serta kelompok rusa dunia baru, Hydropotinae dan Odocoilinae.
Bobot rusa umumnya berkisar 30-250 kilogram (70 hingga 600), meskipun Pudu Utara
rata-rata 10 kilogram (20 lb) dan Moose rata-rata 431 kilogram (1.000 lb). Mereka umumnya
memiliki luwes, badan kompak dan panjang, kaki kuat cocok untuk medan hutan kasar. Rusa
juga jumper yang sangat baik dan perenang. Rusa ruminansia , atau kunyahan-pengunyah,
dan memiliki empat bilik perut.
Rusa (Axis kuhlii) adalah sejenis rusa yang saat ini hanya ditemukan di Pulau
Bawean di tengah Laut Jawa, Secara administratif pulau ini termasuk dalam Kabupaten
Gresik, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Spesies ini tergolong langka dan diklasifikasikan
sebagai "terancam punah" oleh IUCN. Populasinya diperkirakan hanya tersisa sekitar 300
ekor di alam bebas. Rusa Bawean hidup dalam kelompok kecil yang biasanya terdiri atas rusa
betina dengan anaknya atau jantan yang mengikuti betina untuk kawin. Mereka tergolong
hewan nokturnal atau aktif mencari makan di malam hari
19. Kancil
Pelanduk atau kancil adalah nama umum bagi sekelompok hewan menyusui
(mamalia) berkuku genap yang tergolong ke dalam marga Tragulus. Pelanduk adalah
anggota keluarga Tragulidae, berkerabat dekat dengan kijang dan rusa.

Nama ilmiah marga ini, Tragulus, berasal dari gabungan dua kata. Yakni tragos, dari bahasa
Yunani yang berarti kambing, dan akhiran ulus dari bahasa Latin yang berarti kecil. Ini
sesuai dengan keadaan tubuhnya yang kecil, yang pada usia dewasa ukurannya kurang lebih
sama dengan kelinci. Pelanduk berhabitat di hutan hujan tropis Asia Tenggara, termasuk
Indonesia, dan hewan ini termasuk salah satu ungulata terkecil di dunia. Dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai mouse-deer atau chevrotain; kata yang akhir ini sebetulnya dipinjam
dari bahasa Perancis. Kancil berasal dari Jawa, Sumatra dan kalimantan.
20. Badak Jawa
Badak jawa, atau badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota
famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini masuk ke genus
yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja.
Badak ini memiliki panjang 3,13,2 m dan tinggi 1,41,7 m. Badak ini lebih kecil daripada
badak india dan lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya
lebih sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya. Badak ini
pernah menjadi salah satu badak di Asia yang paling banyak menyebar. Meski disebut "badak
jawa", binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di seluruh Nusantara,
sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis,
dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun
binatang. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi. Populasi 40-50 badak
hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia.
Populasi badak Jawa di alam bebas lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien,
Vietnam dengan perkiraan populasi tidak lebih dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya
populasi badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga
pada pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di pasar
gelap. WWF Indonesia mengusahakan untuk mengembangkan kedua bagi badak jawa karena
jika terjadi serangan penyakit atau bencana alam seperti tsunami, letusan gunung berapi
Krakatau dan gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah. Selain itu, karena
invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan sumber, maka
populasinya semakin terdesak. Kawasan yang diidentifikasikan aman dan relatif dekat adalah
Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang pernah menjadi habitat badak
Jawa.
21. Kasuari
Casuarius adalah salah satu dari dua genus burung di dalam suku Casuariidae. Genus
ini terdiri dari tiga spesies kasuari yang berukuran sangat besar dan tidak dapat terbang.

Daerah sebaran ketiga spesies ini adalah di hutan tropis dan pegunungan di pulau Irian.
Kasuari Gelambir-ganda adalah satu-satunya spesies burung kasuari yang terdapat di
Australia. Kasuari diperlengkapi tanduk di atas kepalanya, yang membantu burung ini
sewaktu berjalan di habitatnya di hutan yang lebat. Selain tanduk dikepalanya, kasuari
mempunyai kaki yang sangat kuat dan berkuku tajam. Burung kasuari betina biasanya
berukuran lebih besar dan berwarna lebih terang daripada jantan. Burung dewasa berukuran
besar, dengan ketinggian mencapai 170cm, dan memiliki bulu berwarna hitam yang keras dan
kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan terdapat dua buah gelambir berwarna merah pada
lehernya. Di atas kepalanya terdapat tanduk yang tinggi berwarna kecoklatan. Burung betina
serupa dengan burung jantan, dan biasanya berukuran lebih besar dan lebih dominan. Burung
Kasuari mempunyai kaki yang besar dan kuat dengan tiga buah jari pada masing-masing
kakinya. Jari-jari kaki burung ini sangat berbahaya karena diperlengkapi dengan cakar yang
sangat tajam. Seperti umumnya spesies burung-burung yang berukuran besar, burung Kasuari
Gelambir-ganda tidak dapat terbang.
22. Pelikan
Burung undan atau pelikan adalah burung air yang memiliki kantung di bawah
paruhnya, dan merupakan bagian dari keluarga burung Pelecanidae. Bersama burung pecuk,
pecuk ular, gannet, angsa batu, dan cikalang, mereka membentuk ordo Pelecaniformes.
Pelikan modern ditemukan di semua benua kecuali Antartika. Mereka hidup umumnya di
wilayah hangat, dan mereka tidak dijumpai di wilayah kutub, laut dalam, kepulauan samudra,
dan benua Amerika Selatan. Undan terkecil adalah undan cokelat (Pelecanus occidentalis)
dengan massa hanya 2,75 kg, panjang tubuh 106 cm dan lebar bentangan sayap maksimum
1,83 m. Pelikan terbesar saat ini adalah undan dalmasia (Pelecanus crispus) dengan massa
15 kg dan panjang 183 cm, dengan lebar bentangan sayap hingga 3,5 m. Undan australia
memiliki paruh terpanjang di antara burung lainnya. Pelikan adalah perenang yang baik,
dengan kaki mereka yang pendek dan kuat serta berselaput. Di Indonesia pelikan terdapat di
Sumatra.
23. Elang Jambul Hitam
Elang-alap Jambul hitam atau Accipiter trivirgatus menjadi salah satu burung
pemangsa yang diminati para pencinta burung. Elang-alap Jambul atau disebut juga sebagai
Elang Burik merupakan burung dari famili Accipitridae yang mulai langka dan dilindungi di
Indonesia. Meskipun dilindungi ternyata tidak menyurutkan para pencinta burung untuk
menjadikan Elang-alap Jambul sebagai hewan peliharaan. Elang-alap Jambul menjadi satu
dari sekitar 17 jenis burung Elang-alap (Accipiter sp.) yang mendiami Indonesia. Nama latin
hewan ini adalah Accipiter trivirgatus (Temminck, 1824). Dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai Crested Goshawk. Sedangkan di Indonesia, selain dinamai Elang-alap Jambul juga
disebut sebagai Elang Burik (Pontianak) dan Sikko (Jawa). Elang-alap Jambul atau Crested
Goshawk (Accipiter trivirgatus) berukuran cukup besar, sekitar 30-46 cm. Rentang sayapnya
mencapai 54-79 cm dengan berat tubuh dewasa berkisar antara 224-450 gram.
Tubuhnya terlihat tegap dengan jambul yang terlihat jelas sebagai ciri khasnya.
Burung Elang-alap Jambul jantan dewasa memiliki bulu berwarna coklat abu-abu pada
bagian atas tubuh dan garis-garis pada sayap dan ekor. Bulu bagian bawah tubuh berwarna
merah karat. Bulu dada bercoretan hitam serta memiliki garis hitam tebal yang melintang
pada bagian berut dan paha yang putih. Bulu di leher berwarna putih dengan strip hitam, serta
adanya dua strip kumis. Pada burung Elang-alap Jambul (Crested Goshawk) betina sedikit
berbeda dengan bulu bagian atas yang lebih pucat. Bulu bagian bawah berwarna coklat
dengan coretan dan garis-garis melintang.
24. Merak
Hewan yang memiliki sayap berwarna cerah ini, memang terkenal sebagai hewan yang
cantik dan anggun. Makanya, banyak kepercayaan menganggap merak sebagai simbol
kecantikan, kesetiaan, keabadian dan juga perdamaian. Tapi, ada beberapa hal yang nggak
kalah istimewa dari burung nasional negara India ini. Seperti fakta-fakta berikut. Hewan
merak terdapat di Jawa.

Habitat burung merak ada di hutan dan hutan hujan yang banyak ditemukan di daerah
India, Pakistan, Sri Lanka, Asia Tenggara dan Afrika Tengah. Merak suka sekali
memakan biji-bijian, buah berry, daun, bagian bunga, serangga serta makhluk kecil.
Burung merak hidup berkelompok dan membentuk keluarga. Mereka tinggal di atas
pohon saat malam hari. Dan di siang hari, mereka lebih suka berjalan-jalan di tanah
dan bertengger di atas dahan pohon yang gundul.
Sayap yang indah pada merak ternyata hanya dimiliki oleh merak jantan, bukan
betina. Pasalnya, sayap indah ini digunakan oleh merak jantan untuk menarik
perhatian sang betina. Sementara itu, sang betina nggak punya bulu ekor yang panjang
supaya bisa bersembunyi dan bertelur dengan aman di balik semak-semak.
Karena kecantikannya, burung merak menjadi sasaran perburuan manusia. Akibatnya,
populasinya terus menurun dan bila dibiarkan bisa mengakibatkan kepunahan. Selain
untuk diambil bulunya, burung merak juga diburu untuk diambil dagingnya. Daging
merak dipercaya sebagai obat yang bisa menyembuhkan radang sendi.
25. Jalak
Jalak (Ingg. starling) adalah nama sekelompok burung pengicau dari suku
Sturnidae. Burung yang umumnya berukuran sedang (sekitar 20-25 cm), gagah, dengan
paruh yang kuat, tajam dan lurus. Berkaki panjang sebanding dengan tubuhnya. Bersuara
ribut, dan berceloteh keras, kadang-kadang meniru suara burung lainnya. Di alam, burung ini
kebanyakan bersarang di lubang-lubang pohon. Burung jalak relatif mudah dijinakkan.
Dalam kandang burung ini sangat aktif bergerak dan berkicau. Karena itu penggemar burung
kicau memelihara burung ini untuk melatih jenis burung kicau lain. Jalak terdapat di Bali

Anda mungkin juga menyukai