Anda di halaman 1dari 3

SMART RELIGION FOR YOUNG

Buka Pikiran, Kokohkan Keyakinan


27-29 Oktober 2017 Aula Bukit Tlekung, Batu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui
berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti
motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya. Secara garis
besar menurut Notoatmodjo (2005) domain tingkat pengetahuan (kognitif) mempunyai enam tingkatan,
meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi.
Cara-Cara Dalam Menemukan Pengetahuan Atau Kebenaran Secara Non-Ilmiah
1. Penemuan Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan Yaitu penemuan yang berlangsung tanpa disengaja. Dalam
sejarah manusia, secara kebetulan itu banyak juga yang berguna walaupun terjadinya tidak dengan cara
yang ilmiah, tidak disengaja,dan tanpa rencana.Cara ini tidak dapat diterima dalam metode keilmuan
untuk menggali pengetahuan atau ilmu.
2. Penemuan Coba Dan Ralat(Trial And Error)
Penemuan cobadan ralat terjadi tanpa ada kepastian akan berhasil atau tidak berhasil kebenaran
yang dicari. Memang ada aktivitas mencari kebenaran, tetapi aktivitas itu mengandung unsur spekulatif
atau untung-untungan. Penemuan dengan cara ini kerap kali memerlukan waktu yang lama, karena
memang tanpa rencana, tidak terarah, dan tidak diketahui tujuannya. Cara coba dan ralat ini pun tidak
dapat diterima sebagai cara yang ilmiah dalam usaha untuk mengungkapkan kebenaran.
3. Penemuan Melalui Otoritas Atau Kewibawan
Pendapat orang-orang yang memiliki kewibawaan, misalnya orang-orang yang mempunyai
kedudukan dan kekuasaan sering di terima sebagai kebenaran meskipun pendapat itu tidak didasarkan
pada pembuktian ilmiah. Pendapat itu tidak berarti tidak ada gunnya. Pendapat itu tetap berguna,
terutama alam merangsang usaha penemuan baru bagi orang-orang yang menyangsikannya. namun
demikian adakalanya pendapat itu ternyata tidak dapat dibuktika kebenarannya.
4. Penemuan Secara Spekulatif
Cara ini mirip dengan cara coba dan ralat. Seseorang yang menghadapi suatu masalah yang harus
dipecahkan pada penemuan secara spekulatif, mungkin sekali iamembuat alternatif pemecahan.
Kemudian memilih salah satu alternatif pemecahan, sekali pun tidak yakinbenar mengenai
keberhasilannya.
5. Penemuan Kebenaran Lewat Cara Berfikir Kritis Dan Rasional
Dalam menghadapi masalah, manusia berusaha menganalisisnya berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki untuk sampai pada pemecahan yang tepat.Cara berfikir yang ditempuh pada
tingkat permulaan dalam memecahkan masalah adalah dengan cara berpikir analitis dan cara berpikir
sintetis.
6. Penemuan Kebenaran Melalui Penelitian Ilmiah
Cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah yang dilakukan penelitian. Penelitian adalah
penyaluran hasrat ingin tahu pada manusia dalam taraf keilmuan.Penyaluran sampai pada taraf setinggi
ini disertai oleh keyakinan bahwa ada sebab bagi setiap akibat, sddan bahwa setiap gejala yang tampak
dapat dicari penjelasannya secara ilmiah. pada setiap penelitian ilmiah melekat ciri-ciri umum yaitu
pelaksanaannya yang metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang logis dan koheren. Artinya, di
tuntut adanya sistem dalam metode maupun dalam hasilnya.
SMART RELIGION FOR YOUNG
Buka Pikiran, Kokohkan Keyakinan
27-29 Oktober 2017 Aula Bukit Tlekung, Batu

Tidak semua pengetahuan yang disebut ilmu, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara
mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu
pengetahuan dapat disebut ilmu atau dikatakan ilmiah adalah :
1. Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan obyeknya atau didukung metodik fakta empiris;
2. Metodik, artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur
dan terkontrol;
3. Sistematik, artinya pengetahuan itu tidak disusun dalam suatu sistem di mana satu sama lain saling
berkaitan dan saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
4. Berlaku umum, artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau
beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh
hasil yang sama atau konsisten.
Pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah, diharapkan mempunyai karakteristik-
karakteristik tertentu yakni sifat rasional dan teruji, sehingga memungkinkan tubuh pengetahuan yang
disusun merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan. Dalam hal ini metode ilmiah menggabungkan
cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif dalam membangun tubuh dan pengetahuannya.
Cara berpikir deduktif adalah cara berpikir di mana kesimpulan ditarik dari suatu yang bersifat
umum. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang
dinamakan silogismus, yang disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang
mendukung silogismus disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis
mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif
berdasarkan kedua premis tersebut.
Cara berpikir induktif adalah cara berpikir yang menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari
pernyataan yang bersifat khusus atau individual. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun
argumentasi, yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah. Orang
yang berkecimpung dalam ilmu alamiah akan terbentuk sikap ilmiah yang antara lain ialah :
1. Sikap ingin tahu diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa
demikian? Apa saja unsur-unsurnya? Bagaimana kalau diganti dengan komponen yang lain? Dan
seterusnya.
2. Sikap kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan
bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca
sebelum menentukan pendapat untuk ditulis.
3. Sikap terbuka dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi
orang lain.
4. Sikap objektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi perasaan
pribadi.
5. Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan terima kasih
atas karangan orang lain, dan menganggapnya sebagai karya yang orisinal milik pengarangnya.
6. Sikap berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela fakta atas hasil
penelitiannya.
SMART RELIGION FOR YOUNG
Buka Pikiran, Kokohkan Keyakinan
27-29 Oktober 2017 Aula Bukit Tlekung, Batu

7. Sikap menjangkau ke depan dibuktikan dengan sikap futuristic, yaitu berpandangan jauh, mampu
membuat hipotesis dan membuktikannya dan bahkan mampu menyusun suatu teori baru.

Anda mungkin juga menyukai

  • ETIKA DAN KEPRIBADIAN Fix
    ETIKA DAN KEPRIBADIAN Fix
    Dokumen41 halaman
    ETIKA DAN KEPRIBADIAN Fix
    Mifroatin ShawolocketElforever
    Belum ada peringkat
  • RPP KD 1
    RPP KD 1
    Dokumen194 halaman
    RPP KD 1
    Mifroatin ShawolocketElforever
    Belum ada peringkat
  • RPP Dan Soal
    RPP Dan Soal
    Dokumen11 halaman
    RPP Dan Soal
    Mifroatin ShawolocketElforever
    Belum ada peringkat
  • LKS Reproduksi Tumbuhan
    LKS Reproduksi Tumbuhan
    Dokumen2 halaman
    LKS Reproduksi Tumbuhan
    Mifroatin ShawolocketElforever
    Belum ada peringkat
  • LKS Reproduksi Tumbuhan
    LKS Reproduksi Tumbuhan
    Dokumen2 halaman
    LKS Reproduksi Tumbuhan
    Mifroatin ShawolocketElforever
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal Protista
    Contoh Soal Protista
    Dokumen5 halaman
    Contoh Soal Protista
    Mifroatin ShawolocketElforever
    Belum ada peringkat
  • Soal
    Soal
    Dokumen2 halaman
    Soal
    Mifroatin ShawolocketElforever
    Belum ada peringkat