Anda di halaman 1dari 4

TIPE-TIPE ECHOSOUNDER

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Penangkapan Ikan

Dita Amalia Heryan Putri

4443150012

5B

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2017
Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan
mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat
waktunya sampai echo kembali dari dasar air. Kegunaan dasar dari echosounder
yaitu menentukan kedalaman suatu perairan dengan mengirimkan tekanan
gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo
kembali dari dasar air. Data tampilan juga dapat dikombinasikan dengan
koordinat global berdasarkan sinyal dari satelit GPS yang ada dengan memasang
antena GPS (Parkinson, B.W., 1996)
Suatu sistem akustik adalah satu proses yang tidk bisa dipisah-pisahkan,
bekerjanya suatu komponen sistem akustik tergantung dari bekerjanya komponen
lain. Saat time base memicu transmitter untuk memancarkan sinyal listrik ke
transducer, maka segeralah transmitter bekerja. Kemudian transducer mengubah
sinyal listrik menjadi gelombang suara dan dipancarkan ke dalam air. Echo dari
target segera diterima bagian receiver transducer dan diubah kembali menjadi
sinyal listrik. Kekuatan echo ini kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk
echogram untuk dianalisa lebih lanjut. Satu siklus tadi merupakan satu sistem
akustik. Jenis dari sistem akustik dibedakan berdasarkan perbedaan dari beam
yang dipancarkan transducer. Sistem akustik tersbut diantarany adalah sistem
single beam, dual beam, split beam, dan quasi ideal beam (Manik et al., 2014).
Single beam Echosounder digunakan untuk membedakan benda di bawah air,
seperti ikan, rumput laut, dan dasar laut. Setiap target yang ditemukan memiliki
nilai backscatter yang berbeda. Distribusi untuk target strength harus diestimasi
secara statistik apabila dalam sebuah penelitian menggunakan single beam
echosounder. Untuk itu perlu dikembangkan algoritma dan diterapkan untuk
mendeteksi serta mengukur sinyal penerima (Manik et al., 2014). Echosounder
mengukur kedalaman air dengan mengirimkan pulsa akustik melalui transduser
dan mengambil gema yang memantul. Kedalaman dihitung dari waktu tempuh
dua arah dari kecepatan suara dalam air. Seperti kapal yang bergerak
menggunakan Single Beam Echo Sounder (SBES), dimana berulang kali
mengirim "ping" dasar laut dengan pulsa suara, menghasilkan hasil cetak
kedalaman bawah kapal, ini dikarenakan visi sisi terbatas dari SBES.
(Sathiskhumar et al, 2013)
Dual-beam Echosounder ialah echosounder yang terdiri dari elemen
transduser 73 diatur dalam empat konsentris lingkaran di sekitar satu elemen di
pusat. Jika semua unsur unsur yang digunakan sebagai salah satu transduser besar,
mereka membentuk sinar sempit. Tujuh pusat elemen dapat diatur secara
independen yang lain. Bila digunakan sendiri sebagai transduser yang lebih kecil,
pusat elemen bentuk berkas yang luas. Ukuran dari dua transducers adalah kaum
yang sempit berkas memiliki tiga sisi lobus untuk masing masing berkas yang
luas, dan nulls bertepatan (John et al, 2005). Seperti yang kita ketahui, dual beam
merupakan system echosounder yang memancarkan dua sinar. Cakupan sinar dari
dual-beam echosounder yaitu cakupan sinar yang luas dan cakupan sinar yang
sempit dalam satu transducer tunggal. Dual beam system memiliki poros akustik
yang selaras (Cotel. 1998).
Split-beam digunakan untuk mengamati gema individu ikan pada saat
bergerombol. Sinyal yang dipantulkan gema tersebut mulai dari 70-130 kHz.
Pemantulan sinyal tersebut digunakan sebagai emisi dari sistem split beam. Hal
ini memungkinkan untuk mendapatkan resolusi kisaran tinggi dengan sinyal pulsa
pantulan yang diperkecil (Ito et al, 2013). Transduser dari split-beam echosounder
biasanya dibagi menjadi empat kuadran, yang terdapat pada bagian depan,
belakang, samping kanan, dan samping kiri kapal. Transducer tersebut
memungkinkan untuk pengukuran sudut di sepanjang kapal. Ikan individu dapat
dilacak arah dan kecepatan geraknya menggunakan sistem insonification
(Carnero et al., 2014).

DAFTAR PUSTAKA:

Carnero, N.S., Perez, D.R., Zaragoza, N., Espinosa, V., Freire, J. 2014. Relative
Infaunal Bivalve Density Assessed From Split Beam Echosounder
Angular Information. Journal Of Oceanologia. 56 (3): 497-523.

Cotel, P. 1998. Manual Of Acoustics Theory And Application To The Biosonics


System For Target Strength Measurement. Agency For Agricultural
Research And Development Research Institute For Marine Fisheries.
Scientifc And Technical Document No. 37

Ito, M., Matsuo, I., Imaizumi, T., Akamatsu, T., Wang, Y., Nishimori. 2013.
Clustering Of Acoustic Fish Features Tracked By Broadband Split-Beam
Echosounder. Journal Of Proceedings Of Meeting On Acoustics.19 (1-3)
John, S. , MacLennan, D. 2005. Fisheries Acoustics Theory and Practice Second
Edition. Blackwell Science. Oxford UK.

Manik, H.M., Asep, M., Totok, H. 2014. Computation of Single beam Echo
Sounder Signal for Underwater objects Detection and Quantification.
International Journal of Advanced Computer Science and Application.
5(5): 94-97

Parkinson, B.W. (1996), Echosounder : Theory and Applications, chap.


1:Introduction and Heritage of NAVSTAR, the Global Positioning
System.pp. 3-28, American Institute of Aeronautics and Astronautics,
Washington,D.C
Sathiskumar, R., Gupta, T.V.S.P., Babu, M.A. 2013. Echo sounder for seafloor
object detection and classification. Journal of enginereeing computers and
applied sciences. 2(1):32-37.

Anda mungkin juga menyukai