Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

Transisi Epidemiologi, Epidemiologi Penyakit Menular


dan Penyakit tidak Menular

Disusun Oleh :

Kelas Reguler IB Fisioterapi

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Transisi Epidemiologi ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan
khususnya mengenai islam, ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun metode yang kami ambil
dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai
karya tulis yang bersumber dari orang-orang yang berkompeten dalam tema makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca. Kami menyadari
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Bekasi, September 2017

Penyusun
Daftar Isi
BAB II
PEMBAHASAN
Transisi Epidemiologi
1. Teori Transisi Epidemiologi

Bustan (2012) menggambarkan transisi epidemiologi adalah terjadinya


perubahan distribusi dan faktor-faktor penyebab terkait yang melahirkan
masalah epidemiologi baru yang ditandai dengan perubahan pola frekuensi
penyakit. Tabel berikut menggambarkan estimasi penyebab penyakit pada tahun
2020.

Tabel 1. Estimasi 12 Besar Penyebab Kematian Dunia pada Tahun


2020 (Bustan, 2012)

No. Kausa tahun 1990 Kausa tahun 2020


1 Penyakit jantung iskemik Penyakit jantung iskemik
2 Penyakit cerebrovascular Penyakit cerebrovascular
3 Lower respiratory infection Obstruksi pulmonal kronik
4 Diare Lower respiratory infection
5 Kelainan perinatal Kanker trachea, bronchus, paru
6 Obstruksi pulmonal kronik Kecelakaan lalu lintas
7 Tuberkulosis Tuberkulosis
8 Measles Kanker lambung
9 Kecelakaan lalu lintas HIV
10 Kanker trachea, bronchus, paru Trauma
11 Malaria Diare
12 Sirosis hati Sirosis hati

Sementara menurut Noor (2008) pada transisi epidemiologi akan terjadi


pergeseran pola penyakit dan pola penyebab penyakit dalam masyarakat yang
ditandai dengan menurunnya angka kematian penyakit menular tertentu dan
meningkatnya angka penyakit tidak menular.

Paparan yang cukup lengkap tentang transisi epidemiologi disampaikan oleh


Omran (2005) dalam publikasi berjudul The Epidemiologic Transition: A Theory
of the Epidemiology of Population Change. Menurut Omran, teori transisi
epidemiologi memusatkan kajian pada perubahan yang kompleks pada pola
kesehatan dan penyakit, serta pada interaksi antara pola sehat/penyakit dengan
demografi, determinan sosial ekonomi dan konsekuensinya. Transisi epidemiologi
berjalan secara paralel/bersamaan dengan transisi demografis dan transisi teknologi
di negara-negara berkembang.

Dalam paparannya, Omran (2005) menyebutkan setidaknya 5 dalil yang


perlu dipahami dalam transisi epidemiologi:

1. Angka kematian merupakan faktor penentu dalam dinamika kependudukan.


Hasil studi demografi membuktikan bahwa angka kematian menentukan
perkembangan populasi suatu negara;

2. Selama transisi epidemiologi berlangsung, perubahan panjang terjadi pada


angka kematian dan pola penyakit, dimana penyakit menular secara
berangsur-angsur digantikan oleh penyakit degeneratif dan penyakit akibat
manusia sebagai penyakit yang memiliki angka kesakitan tinggi dan sebagai
penyebab utama kematian. Pola perubahan angka kematian penyakit
dibedakan dalam tiga tahap :

a. Masa wabah sampar dan kelaparan (the age of pestilence and famine),
yang ditandai dengan:

Angka kematian tinggi dan berfluktuasi, yang akhirnya menghambat


kelangsungan pertumbuhan penduduk; dan
Angka harapan hidup rendah dan bervariasi, berkisar antara 20-40
tahun

b. Masa penyusutan pandemi (the age of receding pandemics), yang


ditandai dengan:
Angka kematian berangsur turun, dan terjadi tingkat penurunan
epidemik;

Pertumbuhan penduduk terus berlangsung dan mulai terjadi pola


eksponensial; dan

Angka harapan hidup meningkat dan stabil pada usia 30-50 tahun

c. Masa penyakit degeneratif dan penyakit akibat ulah manusia (the age of
degenerative and man-made disease), yang ditandai dengan:

Angka kematian berlangsung turun dan terkadang stabil mendekati


level terendah;

Angka harapan hidup meningkat secara bertahap hingga usia 50


tahun; dan

Angka kesuburan (fertility) turut menjadi faktor krusial pada


pertumbuhan penduduk.

Penyebab utama terjadinya transisi penyakit menular kepada penyakit


degeneratif antara lain:

- Faktor ekobiologi, yang memperlihatkan adanya keseimbangan yang


rumit antara agen penyakit, tingkat kerusakan lingkungan, dan
resistensi host.

- Faktor sosioekonomi, politik, dan budaya, antara lain standar hidup,


perilaku sehat, dan higiene & nutrisi.
- Medis dan kesehatan masyarakat, yakni ukuran upaya preventif dan
kuratif tertentu yang digunakan untuk memerangi penyakit, meliputi
peningkatan sanitasi secara umum, imunisasi,
3. Selama berlangsungnya transisi epidemiologi, perubahan pola kesehatan
dan penyakit yang paling mendalam terjadi pada anak-anak dan wanita usia
muda. Hal ini kemungkinan disebabkan tingkat kerentanan kelompok ini
paling tinggi terhadap penyakit infeksi dan penyakit defisiensi.

4. Perubahan pola sehat dan penyakit yang terjadi selama transisi


epidemiologi berhubungan erat dengan transisi demografi dan transisi
sosial-ekonomi, yang menggambarkan kompleksitas dalam era modern.
Interaksi antara transisi epidemiologi dengan transisi demografis turut
berkontribusi pada pertumbuhan penduduk. Penurunan angka kematian
selama transisi epidemiologi, memperlebar demographic gap (jarak
demografis) antara tingkat kelahiran dengan tingkat kematian.

Interaksi antara transisi epidemiologi dengan transisi sosial-ekonomi


berlangsung kompleks. Penurunan angka kematian dan angka kejadian
penyakit menular cenderung akan menambah efaktivitas tenaga kerja yang
pada akhirnya meningkatkan produktivitas ekonomi.

5. Variasi yang khas pada pola, kecepatan, dan determinan penyakit, serta
perubahan populasi, menghasilkan tiga model dasar transisi epidemiologi yaitu
model klasik, model akselerasi, dan model kontemporer.
a. Model klasik (transisi klasik)

Disebut juga model transisi epidemiologi western/barat, terjadi di negara-


negara Eropa Barat. Karakteristik model ini adalah:

- Terjadi penurunan yang bertahap dan progresif pada angka kematian


dan angka kesuburan. Angka kematian turun dari 30 per 1000
populasi menjadi kurang dari 10 per 1000. Sementara angka
kesuburan turun dari sekitar 40 per 1000 menjadi kurang dari 20 per
1000 populasi;
- Dipengaruhi oleh transisi sosio-ekonomik, yang ditandai dengan
revolusi sanitasi (pada akhir abad 19) serta perkembangan medis dan
kesehatan masyarakat (pada abad 20).

- Pada fase terakhir transisi klasik, penyakit degeneratif dan penyakit


akibat ulah manusia mendominasi penyebab kematian dan kesakitan,
dibanding penyakit menular.

b. Model Akselerasi (transisi dipercepat)

Disebut juga model transisi epidemiologi yang dipercepat, terjadi di


negara Jepang, Eropa Timur, dan Uni Sovyet. Karakteristik model ini
antara lain:

- Terjadinya penurunan angka kematian sangat cepat, mencapai angka


10 per 1000 populasi. Jangka waktu penurunannya lebih cepat
dibanding transisi klasik.

- Penurunan angka kesuburan (fertilitas) yang tinggi namun tidak cepat.


Penurunan ini disebabkan oleh aspirasi masyarakat untuk
menurunkan kesuburuan. Tindakan aborsi memegang peranan penting
dalam penurunan angka kesuburan, terutama di Jepang;

c. Model Kontemporer (transisi tertunda/delayed)

Disebut juga model transisi epidemiologi yang tertunda, umumnya terjadi


di negara-negara Amerika Latin, Afrika, Asia. Karakteristik model ini:

- Terjadi penurunan angka kematian yang nyata

- Penurunan fertilitas yang lamban

2. Penyebab Transisi Epidemiologi


Beberapa literatur dan buku menerangkan beberapa penyebab terjadinya
transisi epidemiologi. Noor (2008) menyatakan transisi epidemiologi
dipengaruhi oleh transisi demografi, transisi sosial dan ekonomi, serta transisi
lingkungan.

Dikaitkan dengan konsep Trias Epidemiologi, maka kejadian transisi


epidemiologi disebabkan oleh perubahan pada faktor Host dan Environment
dibandingkan oleh Agen. Perubahan tersebut antara lain:

a. Perubahan pada Host

1. Perubahan struktur masyarakat

Telah terjadi perubahan struktur dalam masyarakat, dari yang sebelumnya


bersifat agraris beralih ke masyarakat industri. Perubahan ini menyebabkan
penurunan penularan penyakit menular akibat sanitasi yang lebih baik.
Namun pada saat yang sama menimbulkan risiko penyakit baru yaitu
kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja. Umumnya masyarakat industri
identik dengan peningkatan penghasilan

yang menyebabkan perubahan gaya hidup tidak sehat (merokok, alkohol,


kurang gerak, narkoba). Perubahan lainnya adalah masyarakat lebih
konsumerisme, sehingga kebutuhan hidup tidak merasa terpenuhi.
Akibatnya masyarakat lebih disibukkan dengan mencari tambahan
penghasilan, yang secara tidak langsung menyebabkan peningkatan stres.

2. Perubahan struktur demografis

Perubahan ini disebut juga transisi demografis. Perubahan tersebut


ditandai dengan terjadinya penurunan proprosi usia anak muda dan
peningkatan jumlah penduduk usia lanjut. Keberhasilan program
Keluarga Berencana (family planning) ikut menyumbang perubahan ini.
Namun Noor (2008) menyatakan berdasarkan hasil Trend Assessment
Study yang dilakukan Balitbangkes, akan terjadi penurunan proporsi
Balita, dan terjadi peningkatan proporsi usia remaja, produktif, dan lanjut
usia.

3. Perubahan status pekerjaan

Penyebab utama perubahan ini adalah terjadinya pergeseran status pekerjaan


pada wanita akibat emansipasi dan kesetaraan jender. Pergeseran ini akan
menyebabkan perubahan pada pola asuh anak yang lebih dipercayakan
kepada babby sitter dibanding kepada keluarga.

4. Perubahan pola pikir tentang kesehatan

Perubahan ini sejalan dengan arus perkembangan globalisasi, teknologi,


komunikasi, dan segala bentuk modernisasi, yang menandai dimulainya
era baru dalam kesehatan masyarakat (new era of public health).

5. Perubahan mobilitas penduduk

Dengan semakin majunya komunikasi dan informasi maka mobilitas


penduduk meningkat yang berdampak pada penularan penyakit tertentu
atau penyakit baru pada masyarakat. Mobilitas juga ditandai dengan
makin berkurangnya aktifitas penduduk karena pengaruh teknologi dan
otomatisasi, yang berisiko pada penyakit degenerasi.

6. Perubahan nilai sosial dalam masyarakat

Antara lain perubahan dalam menilai lembaga perkawinan yang lebih


dilandasi oleh keinginan berteman dan bersosial dibanding untuk
kesehatan reproduktif. Perubahan menjadi masyarakat yang
individualistis menyebabkan angka kejahatan lebih tinggi akibat
masyarakat akan lebih survive dan mencari jalan selamat sendiri.

b. Perubahan pada Environment (lingkungan)

1. Perubahan sanitasi lingkungan


Perubahan ini terjadinya khususnya disebabkan oleh penyediaan air yang
bersih, sehingga penularan penyakit melalui air (waterborne disease)
berkurang. Namun di wilayah lain terjadi pula kesulitan akan air bersih
karena perubahan iklim, yang rawan menimbulkan penyakit menular
seperti kolera dan muntaber. Kepadatan penduduk juga berpengaruh pada
sanitasi lingkungan yang buruk. Beberapa penyakit timbul akibat
masalah-masalah sanitasi dasar yang rendah seperti: ISPA, infeksi
saluran penceraan, TBC, dan berbagai infeksi parasit.

2. Peningkatan pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan ikut berperan dalam pemberantasan penyakit infeksi


dan meningkatkan umur harapan hidup (life expectancy).

3. Akibat dari Transisi Epidemiologi


Transisi epidemiologi akan mengakibatkan kondisi-kondisi sebagai

berikut:

a. Gangguan bersamaan pada penyakit menular, yaitu masih ditemukan


penyakit menular di daerah pedesaan (rural) dan pemukian kumuh
perkotaan, serta masih ditemukan penyakit menular lama dan timbulnya
penyakit menular baru

b. Masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi yang berkaitan dengan penyakit
infeksi dan kemiskinan, serta masalah gizi lebih (over nutrition).

c. Gangguan kesehatan pada masyarakat jompo akibat meningkatnya umur


harapan hidup.

d. Kecenderungan perubahan pola penyakit dari penyakit menular yang mudah


disembuhkan ke penyakit tidak menular yang kronis dan sulit

disembuhkan.
Di Indonesia, transisi epidemiologi mengakibatkan berbagai kejadian
yang tidak terpikirkan sebelumnya, antara lain:

1. Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular

Keadaan ini ditandai dengan munculnya empat besar penyakit tidak menular
penyebab kematian yakni cardiovascular, cancer, diabetes, dan penyakit paru
obstruksi kronis. Di era JKN, dana BPJS Kesehatan mengalami defisit
disebabkan prevalensi penyakit tidak menular antara lain stroke, jantung,
kanker, dan gagal ginjal.

2. Swastanisasi di bidang pelayanan kesehatan

Transisi epidemiologi juga menyebabkan kesadaran akan pentingnya


menyediakan pelayanan kesehatan yang lebih banyak sehingga terjadi
pemerataan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang semula
disediakan oleh pemerintah berangsur-angsur dilayani oleh swasta dengan
kualitas pelayanan yang lebih baik. Swastanisasi bukan hanya dalam
pelayanan kesehatan, tetapi juga dalam program kesehatan lainnya, antara
lain pengelolaan sampah, penyediaan air bersih, dan abatisasi (pencegahan
DBD).

3. Upaya promotif dan preventif menjadi prioritas utama

Transisi epidemiologi menghasilkan kesadaran bahwa upaya peningkatan


dan pencegahan kesehatan memberikan keuntungan lebih besar dibanding
upaya pengobatan dan pemulihan. Di Indonesia hal ini sudah dicanangkan
pemerintah dengan program-program yang mengarah ke promotif dan
preventif, seperti: alokasi anggaran kesehatan yang lebih besar ditujukan
untuk upaya pencegahan, promosi Perilaku Hidup Besih dan Sehat (PHBS),
dan sebagainya.

4. Hubungan Transisi Demografi, Epidemiologi, dan Kesehatan


Perubahan pola penyakit bukan hanya disebabkan oleh transisi
epidemiologi saja, melainkan juga ada transisi yang terjadi pada kependudukan
atau transisi demografi. Menurut Last (2001), transisi demografis adalah
penurunan angka kesuburan (termasuk angka kematian) pada suatu negara, yang
sebelumnya dianggap sebagai akibat perubahan teknologi dan industrialisasi,
namun kemudian kemungkinan disebabkan oleh makin banyaknya wanita yang
melek huruf dan perubahan status wanita.

Teori transisi demografis pada negara maju dalam Noor (2008)

dijelaskan sebagai berikut:

Pada awal pembangunan keadaan negara maju adalah

- Fertilitas dan mortalitas agak stabil dan angkanya cukup tinggi

- Pertumbuhan penduduk agak stabil, karena angka kematian tinggi


diimbangi angka kelahiran yang tinggi

Pada perkembangan dan kemajuan status ekonomi, keadaannya menjadi:

- Angka kematian mulai turun dan diikuti penurunan fertilitas, yang pada
akhir transisi keduanya akan menjadi stabil. Keadaan ini menghasilkan
Net Reproductive Rate (NRR) = 1.

- Pada pasca transisi, akhirnya NRR menjadi < 1

Teori transisi demografis di negara maju tidak sesuai dengan keadaan di


negara berkembang, termasuk Indonesia, dalam hal:

a. Penurunan angka kematian di negara berkembang lebih cepat dibanding negara


maju, karena salah satu penyebabnya negara berkembang tidak harus menunggu
peningkatan status sosial ekonomi supaya menghasilkan teknologi yang sudah
ada di negara maju (teknologi diimpor dalam bentuk sudah jadi dari negara
maju) seperti imunisasi, antibiotika dan sebagainya.
b. Penurunan fertilitas cukup cepat dan tidak perlu menunggu kenaikan status
ekonomi, yang disebabkan oleh keberhasilan program Keluarga Berencana
(family planning).

Model lainnya menyebut bahwa tidak hanya transisi epidemiologi dan


transisi demografi saja yang mengalami perubahan, tetapi juga pada status gizi
yang merubah perilaku dan menghasilkan gaya hidup modern.

Transisi demografis Gaya hidup

Balita Manula tradisional

Transisi epidemiologis
Transisi Perilaku

PM PTM

Transisi gizi Gaya hidup

Gizi kurang Gizi lebih Modern

Gambar 1. Transisi Demografis, Epidemilogis, dan Perilaku


(Diolah dari: Bustan, 2012)

Penyakit Menular

1.1 Pengertian penyakit menular


Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang dapat
ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung
maupun perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agent atau
penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host/ inang
(penderita)

1.2 Karaktersitik Penyakit Menular


Karakteristik utama penyakit menular adalah sebagai berikut.
1.Penyakit-penyakit tersebut sangat umum terjadi di masyarakat
2.Beberapa penyakit dapat menyebabkan kematian atau kecacatan
3.Beberapa penyakit dapat menyebabkan epidemik.
4.Penyakit-penyakit tersebut sebagian besar dapat dicegah dengan intervensi
sederhan.
5.Penyakit-penyakit tersebut banyak menyerang bayi dan anak-anak

1.3 Jenis Penularan Penyakit Menular

Jadi Penyakit menular adalah penyakit yang menyerang manusia yang


bisa mengalami perpindahan penyakit ke manusia lain dengan cara tertentu.
Secara garis besar cara penularan penyakit menular dapat dikelompokkan
menjadi 3, yaitu :

1. Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit)


Tiga Sifat Utama Aspek Penularan Penyakit Dari Orang Ke Orang
a. WaktuGenerasi (Generation Time)
Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa
kemampuan maksimal pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit.
Hal ini sangat penting dalam mempelajari proses penularan. Perbedaan
masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya
gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan
gejala yang terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu
masuknya unsur penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan
penyakit tersebut untuk menularkan kepada pejamu lain walau tanpa
gejala klinik / terselubung.
b. KekebalanKelompok (Herd Immunity)
Kekebalan kelompok adalah kemampuan atau daya tahan suatu
kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran unsur
penyebab penyakit menular tertentu didasarkan tingkat kekebalan
sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut.
Herd immunity merupakan factor utamadalam poses kejadian wabah di
masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penyakit
tertentu
c. AngkaSerangan (Attack Rate)
Adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam satu
satuan waktu tertentu dikalangan anggota kelompok yang mengalami
kontak serta memiliki resiko / kerentanan terhadap penyakit tersebut.
Angka serangan ini bertunjuan untuk menganalisis tingkat
penularan dan tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana tata cara dan
konsep keluarga, system hubungan keluarga dengan masyarakat serta
hubungan individu dalam kehidupan sehari-hari pada kelompok populasi
tertentu merupakan unit Epidemiologi tempat penularan penyakit
berlangsung.
2. Melalui Media Udara Penyakit yang dapat ditularkan dan menyebar secara
langsung maupun tidak langsung melalui udara pernapasan disebut sebagai air
borne disease.
3. Melalui Media Air Penyakit dapat menular dan menyebar secara langsung
maupun tidak langsung melalui air. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
air disebut sebagai water borne disease atau water related disease.

1.4 Kelompokutamapenyakitmenular

1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian sangat tinggi


2. Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat,
walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama
3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat
mewabah yang menimbulkan kerugian materi.

1.5 Komponen Proses PenyakitMenular


1. FaktorpenyebabPenyakitMenular
Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat sektor
yang memegang peranan pentingnya adalah:
a. Faktor penyebab / agent yaitu organism penyebab penyakit menular
b. Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources
c. Cara penularan khusus melalui mode of transmission
factor penyebabdikelompokandalam :
1. Kelompok arthropoda (serangga) seperti scabies, pediculosis
dll
2. Kelompok cacing / helminth baik cacing darah maupun cacing
perut
3. Kelompok protozoa seperti plasmodium, amuba, dll
4. Fungus / jamurbaikinimaupunmultiseluler
5. Bakteritermasukspirochaetamaupunricketsia
6. Virus dengankelompokpenyebab yang paling sederhana

1.6 Sumberpenularan:
1. Penderita, penderita dapat menularkan penyakit yang sedang dideritanya
kepada oranglain yang sehat, misalnya melaui udara ketika bersin,
pemakaian bersama jarum suntik, dll.
2. Binatangsakit, binatang yang sakit juga dapat menularkan penyakit kepada
manusia, melalui gigitan, air liur, maupun kotorannya.
3. Benda, seseorang dapat tertular suatu penyakit apabila seseorang
menggunakan benda secara bersama dengan orang yang terkena penyakit
tersebut. Contohnya pada pemakaian bersama jarum suntik olaeh seseorang
yang sehat dengan orang yang terinfeksi HIV, kemungkinan tertular
penyakit HIV bagi orang tersebut sangat besar.
1.7 Cara penularan:
1. Kontaklangsung(Direct contact), yaitu cara penularan penyakit karena
kontak antara badan dengan badan, antara penderita dengan orang yang
ditulari, misalnya : penyakit kelamin dan lain-lain.
2. Kontak tidak langsung (indirect contact), yaitu cara penularan dengan
perantara benda-benda kontaminasi karena telah berhubungan dengan
penderita. misalnya : pakaian dan lain-lain.
3. Melaluimakanan / minuman(Food borne infection) yaitu cara penularan suatu
penyakit melalui perantara makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi. Penyakit yang menular dengan cara ini biasanya penyakit
saluran pencernaan, misalnya : cacingan, demam tifoid dan lain-lainnya.
Cara penularan ini juga disebut sebagai "water borne diseases" dimana
kebanyakan masyarakat menggunakan air yang tidak memenuhi syarat
kesehatan untuk keperluan rumah tangga.
4. Melalui udara (air borne infections), yaitu cara penularan penyakit melalui
udara terutama pada penyakit saluran pernafasan. Seperti melalui debu
diudara yang sangat banyak mengandung bibit penyakit, seperti pada
penularan penyakit Tuberculosa. Dan melaui tetes ludah halus (Droplet
infections), penularan penykit dengan percikan ludah seperti pada pederita
yang sakit batuk atau sedang berbicara misalnya pada penyakit Diphtheri.

1.8 Contoh Penyakit Menular


1. Penyakit kulit
Ini adalah salah satu jenis penyakit menular yang banyak sekali
jenisnya, dan mudah menular dari satu orang ke orang lain. Penularan yang
paling sering terjadi adalah melalui kontak langsung atau kita menggunakan
barang yang juga dipakai oleh penderita, contohnya handuk, baju, dll.
Contoh : cacar air, kudis, panu, dll.

2. Parainfluenza
Penyakit virus pernafasan ini menjadi penting karena penularannya
yang sangat cepat seperti halnya penyakit menular lewat pernapasan
lainnya. Pada umumnya penyakit ini terjadi oleh infeksi virus parainfluenza
saja gejalanya hanya ringan atau subklinis. Terdapat empat virus yang
terdapat dalam keluarga parainfluenza, yang ditandai dengan tipe 1-4 yaitu
virus mempunyai genom RNA helai-tunggal, tidak bersegmen dengan
pembungkus mengandung lipid yang berasal dari pertunasan melalui
membran sel. Bagian antigenik utama adalah tonjolan tonjolan protein
pembungkus yang menunjukkan sifat sifat hemaglutinasi (protein HN) dan
fusi sel ( protein F).
Virus parainfluenza menyebar dari saluran pernapasan oleh sekresi
yang teraerosol atau kontak tangan langsung denga sekresi. Pada umur 3th
anak anak biasanya mengalami infeksi tipe 1-3, tipe 3 bersifat endemik
dan dapat menyebabkan penyakit pada bayi sebelum umur 6 bulan, dan
dapat mengganggu sistem imun. Sedangkan pada tipe 1&2 lebih musiman
dan terjadi pada musim panas dan musim gugur, tipe 4 lebih sukar tumbuh.
Virus parainfluenza bereplikasi dalm epitel pernapasan tanpa bukti adanya
penyebaran sistemik, kecenderungan menimbulkan penyakit pada jalan
napas lebih besar pada laring, trakhea, bronkus, . Penghancuran sel pada
jalan napas atas dapat menyebbakan invasi bakteri dan menimbulkan
trakeitis bakteri. Obstruksi tuba eustachii dapat menyebabkan invasi bakteri
sekunder ruang telinga tengah dan otitis media akut.
3. Demam Berdarah
Cara penularannya melalui virus yang terdapat pada nyamuk Aighes
Aygepti yang menghisap darah organ.

4. Penyakit Kelamin
Cara penularannya melalui hubungan sex yang tidak sehat dan sering
berganti pasangan. Penyakit yang timbul bukan hanya menyerang alat
kelamin saja tetapi dapat menjalar ke organ lain.
5. HIV/AIDS
Virus yang berasl dari simpanse ini dapat merusak sistem imunitas,
tetapi virus ini tidak menimbulkan kematian. Tapi jika virus HIV mengenai
penyakit lain seperti menyerang organ vital bias menimbulkan kematian.
Apabila sistem imun pada tubuh telah rusak resiko berbagai virus akan
masuk ke tubuhpun sangat besar dan tubuh akan rentan terhadap penyakit.

6 . TBC
Tuberculosis (TBC, MTB, TB) adalah penyakit yang disebabkan
oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Yang menyerang pada organ
paru paru, dan juga dapat menyerang pada organ lain. Bakteri yang
sekeluarga dengan bakteri mycobacterium tuberculosis ini juga dapat
menimbulkan infeksi dan memunculkan gejala yang mirip.
Bakteri ini ditularkan melalui udara (airborne), yaitu ketika penderita bersin
atau batuk dan bakteri akan keluar dan terhirup oleh orang sehat. Biasanya
penderita TBC akan diisolasi dikarenakan mudahnya penyebatran penyakit
TBC.

1.9 Cara-cara Pencegahan Penyakit Menular secara Umum

a. Mempertinggi nilai kesehatan.


Ditempuh dengan cara usaha kesehatan (hygiene) perorangan dan usaha
kesehatan lingkungan (sanitasi).
b. Memberi vaksinasi/imunisasi
Merupakan usaha untuk pengebalan tubuh. Ada dua macam, yaitu :
Pengebalan aktif, yaitu dengan cara memasukkan vaksin ( bibit penyakit
yang telah dilemahkan), sehingga tubuh akan dipaksa membuat antibodi.
Contohnya pemberian vaksin BCG, DPT, campak, dan hepatitis.
Pengebalan pasif, yaitu memasukkan serum yang mengandung antibodi.
Contohnya pemberian ATS (Anti Tetanus Serum).
c. Pemeriksaan kesehatan berkala
Merupakan upaya mencegah munculnya atau menyebarnya suatu penyakit,
sehingga munculnya wabah dapat dideteksi sedini mungkin. Dengan cara ini
juga, masyarakat bisa mendapatkan pengarahan rutin tentang perawatan
kesehatan, penanganan suatu penyakit, usaha mempertinggi nilai kesehatan,
dan mendapat vaksinasi.

Selain cara di atas, gaya hidup sehat merupakan cara yang terpenting untuk
mencegah penyakit.

Untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik agar terhindar dari
penyakit ada beberapa cara, antara lain :

1. Udara bersih, paru-paru pun sehat


Untuk terhindar dari gangguan pernapasan, hiruplah udara yang bersih dan
sehat. Caranya Tidak perlu repot mencari udara pegungungan, udara pagi
pun sangat baik bagi paru-paru Anda. Selain itu hindari pula udara tercemar,
seperti asap rokok, asap kendaraan atau debu. Bersihkan rumah dan ruangan
kerja secara teratur, termasuk perabot, kipas angin dan AC.

2. Banyak minum air putih


Air putih adalah yang terbaik dari minuman apapun. Biasakanlah minum air
putih 8-10 gelas per hari. Kebiasaan ini akan membantu menjaga kelancaran
fungsi ginjal dan saluran kemih. Upayakan untuk minum air hangat di
malam hari dan air sejuk (bukan air es) di siang hari. Tambahkan juga
sedikit perasan jeruk lemon atau jeruk nipis. Selain baik untuk menyegarkan
diri, minuman ini sekaligus membantu mengeluarkan toksin dari dalam
tubuh.

3. Konsumsi menu bergizi dan seimbang


Pilihlah menu dengan gizi yang cukup, seimbang, dan bervariasi. Perbanyak
konsumsi sayuran hijau dan buah yang mengandung banyak serat dan zat
gizi yang diperlukan tubuh serat. Sebisa mungkin hindari junk food dan
makanan olahan, serta kurangi konsumsi garam dan gula. Satu lagi, jangan
lupa sarapan pagi! Karena sarapan pagi dapat menunjang aktifitas kita
sepanjang hari.

4. Seimbangkan antara kerja, olahraga dan istirahat


Kerja keras tanpa istirahat sama sekali tidak ada untungnya bagi Anda.
Biasakan istirahat teratur 7-8 jam pada malam hari, dan jangan sering
begadang atau tidur terlalu malam. Cobalah menggunakan waktu senggang
untuk berolahraga ringan atau sekedar melemaskan otot-otot persendian.
Dengan berolahraga 2 3 kali per minggu, selama 30 45 menit, cukup
membuat tubuh bugar dan stamina prima.

5. Kontrol kerja otak


Otak, seperti halnya tubuh kita, dia juga butuh istirahat. Jangan terlalu
memberi beban terlalu banyak, karena otak pun memiliki memori yang
terbatas. Lakukan kegiatan di waktu senggang yang membuat otak bekerja
lebih santai, misalkan melakukan hobi yang menyenangkan, seperti melukis,
membaca novel terbaru atau hanya sekedar mendengarkan musik.

6. Jalani hidup secara harmonis


Manusia merupakan mikrokosmos yang harus mematuhi alam sebagai
makrokosmos jika ia ingin tetap sehat. Gunakan akal sehat, itu kuncinya,
jangan mengorbankan hidup dengan menuruti kesenangan diri lewat
kebiasaan hidup yang buruk dan beresiko. Misalkan, minum-minuman
keras, merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang. Cobalah untuk
menjalani hidup secara harmonis, sebisa mungkin perkecil resiko terjadinya
stres emosional atau psikis.

7. Gunakan suplemen gizi


Hanya jika perlu, tubuh kita memerlukan antioksidan (beta-karoten),
vitamin C, vitamin E, dan selenium. Semua zat ini dibutuhkan oleh tubuh
untuk meningkatkan vitalitas dan memperpanjang usia harapan hidup.
Untuk memperolehnya banyak cara yang bisa dilakukan.
Selain mengkonsumsi makanan segar, bisa juga dengan cara mengkonsumsi
suplemen kesehatan yang banyak dijual di pasaran. Sebaiknya, penggunaan
suplemen makanan lebih dianjurkan sebagai terapi alternatif saja dengan
mengutamakan jenis suplemen makanan yang sudah diteliti dan bermanfaat.

Penyakit Tidak Menular


1.1 Pengertian Penyakit tidak menular
Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit noninfeksi adalah suatu
penyakit yang tidak disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan adanya
masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Biasanya
penyakit ini terjadi karena pola hidup yang kurang sehat seperti merokok, faktor
genetik, cacat fisik, penuaan/usia, dan gangguan kejiwaan. Contohnya : sariawan,
batuk, sakit perut, demam, hipertensi, DM, obesitas, osteoporosis, depresi, RA,
keracunan, dsb.
Penyakit tidak Menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living
agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan
lingkungan sekitar (source and vehicle of agent).
Istilah PTM mempunyai kesamaan arti dengan :
a) Penyakit Kronik
Penyakit kronik dapat dipakai untuk PTM karena kelangsungan PTM
biasanya bersifat kronik/menahun/lama.
Namun ada pula PTM yang kelangsungannya mendadak/akut, misalnya ;
Keracunan.
b) Penyakit Non Infeksi
Sebutan penyakit non-infeksi dipakai karena penyebab PTM biasanya
bukan oleh Mikro-organisme.Namun tidak berarti tidak ada peranan
mikro-organisme dalam terjadinya PTM.
c) New Communicable Disease
Hal ini disebabkan PTM dianggap dapat menular; yaitu melalui Gaya
Hidup (Life Style). Gaya hidup dalam dunia modern dapat menular dengan
caranya sendiri. Gaya hidup di dalamnya dapat menyangkut Pola Makan,
Kehidupan Seksual, dan Komunikasi Global.
Contoh ; perubahan pola makan telah mendorong perubahan peningkatan
penyakit jantung yang berkaitan dengan makan berlebih yang
mengandung kolesterol tinggi.
d) Penyakit Degeneratif
Disebut juga sebagai penyakit degeneratif karena kejadiannya
berkaitan dengan proses degenerasi/ketuaan sehingga PTM banyak ditemukan
pada usia lanjut
1.2 KARAKTERISTIK PENYAKIT TIDAK MENULAR
Berbeda dengan penyakit menular, PTM mempunyai beberapa karakteristik
tersendiri seperti :
1. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu
2. Masa inkubasi yyang panjang
3. Bersifat Krinik (berlarut larut)
4. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis
5. Mempunyai variasi yang luas
6. Memerlukan biaya yang tinggi dalam pencegahan dan penanggulangannya
7. Faktor penyebab bermacam macam (Multicausal), atau bahkan tidak jelas.
1.3 Contoh Penyakit tidak menular
1) Penyakit Kanker
Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat ditakuti saat ini.
Kanker sebenarnya bukan penyakit atau rasa sakit. Sebenarnya adalah sebuah
nama untuk kelompok besar macam-macam perasaan tidak sehat dengan gejala-
gejala yang sama.
Faktor-faktor yang dapat membantu tumbuhnya kanker (tumor)

1. Virus-virus tertentu dianggap sebagai timbulnya kanker


2. Merokok membantu timbulnya kanker paru-paru dan timbulnya kanker
kerongkongan
3. alkohol dalam jumlah yang besar juga dapat menimbulkan kanker hati

2) Diabetus Melitus
Penyakit ini juga merupakan salah satu macam penyakit tidak menular adalah
penyakit yang berkaitan dengan kadar gula dalam darah yang tinggi, Sebagai
gambaran yang nyata dari seorang penderita diabetes yang tidak terawat, adalah
orang tersebut mengeluarkan sejumlah besar urine yang mengandung kadar gula
tinggi.
3) Penyakit Jantung
Macam-macam penyakit tidak menular lainnya adalah penyakit jantung.
Kebanyakan orang yang karena perasaanya sendiri mengira bahwa dia menderita
penyakit jantung adalah berjantung sehat. Jika orang tersebut diperiksa, mungkin
dapat ditemukan jantungnya berdenyut terlalu cepat, terlalu lambat atau kurang
teratur.

1.4 Pencegahan Penyakit Tidak Menular


4 Tingkat Pencegahan PenyakitTidak Menular
1. Pencegahan primordial dimaksudkan untuk memberikan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari
kebiasaan, gaya hidup dan faktor resiko lainnya. Upaya ini sangat komplek, tidak
hanya merupakan upaya dari kesehatan tapi multimitra.
2. Pencegahan tingkat pertama, meliputi :
Promosi kesmas, misal : kampanye kesadaran masyarakat, promosi kesehatan,
pendidikan kesmas.
Pencegahan khusus, misal : pencegahan ketrpaparan, pemberian kemoprevntif

3. Pencegahan tingkat kedua, meliputi :

Diagnosis dini, misal dengan melakukan screening


Pengobatan, kemoterapi atau tindakan bedah
4. Pencegahan tingkat ketiga, meliputi:
Rehabilitasi, misal perawatan rumah jompo, perawatan rumah sakit

Screening PenyakitTidak Menular


Screening atau penyaringan adalah usaha untuk mendeteksi/mencari penderita penyakit
tertentu tanpa gejala dalam masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu
test/pemeriksaan, yang secara singkat dan sederhana dapat memisahakan mereka yang
kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya didiagnosa dan dilanjutkan dengan
pengobatan. Screening ini sangat erat kaitannya dengan faktor resiko dari PTM.

Sebagian besar penyakit tidak menular dapat dicegah bila kita menghindari 4 faktor
risiko (perilaku) yang utama yaitu:

1. Pemakaian tembakau (merokok).


2. Kurangnya aktivitas fisik.
3. Konsumsi alkohol.
4. Diet yang tidak sehat.

Faktor Resiko :

Faktor resiko untuk timbulnya penyakit tidak menular yang bersifat kronis belum
ditemukan secara keseluruhan,
Untuk setiap penyakit, faktor resiko dapat berbeda-beda (merokok, hipertensi,
hiperkolesterolemia)
Satu faktor resiko dapat menyebabkan penyakit yang berbeda-beda, misalnya
merokok, dapat menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker larynx.
Untuk kebanyakan penyakit, faktor-faktor resiko yang telah diketahui hanya dapat
menerangkan sebagian kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti belum
diketahui
Faktor-faktor resiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan penyakit tidak
menular yang bersifat kronis antara lain :
Tembakau Aktivitas
Alkohol Stress
Kolesterol Pekerjaan
Hipertensi Lingkungan masyarakat
Diet sekitar
Obesitas life style
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai