BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya meningkatkan kualitas SDM seharusnya dimulai sedini
mungkin sejak janin dalam kandungan. Masa kehamilan merupakan
periode yang sangat menentukan kualitas SDM di masa depan, karena
tumbuh kembang anak sangat ditentukan sejak masa janin dalam
kandungan. Bila keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil baik, maka
besar peluang janin yang dikandungnya akan baik dan keselamatan ibu
sewaktu melahirkan akan terjamin. Ibu hamil adalah salah satu
kelompok yang paling rawan terhadap masalah gizi. Masalah gizi yang
dialami ibu hamil sebelum atau selama kehamilan dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Masalah gizi yang dialami
ibu hamil seperti kekurangan energi kronis (KEK), anemia, dan kurang
yodium (Mawaddah dan Hardinsyah, 2008).
Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru suatu
periode pertumbuhan. Kondisi kesehatan di masa lampau sekaligus
keadaan kesehatan ibu saat ini merupakan landasan suatu kehidupan
baru (Bobak et al, 2004). Kehamilan menyebabkan meningkatnya
metabolisme energi. Karena itu, kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
akan meningkat dari sebelumnya. Peningkatan energi dan zat gizi
tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Pertambahan besarnya organ kandungan, serta perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang
diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna
(Rahmaniar, 2003).
Kebutuhan nutrisi selama kehamilan meningkat untuk nutrisi
tertentu. Untuk memenuhi tuntutan gizi yang tinggi selama kehamilan,
seorang wanita harus hati-hati dalam membuat pilihan makanan.
Kebutuhan energi bervariasi dengan perkembangan kehamilan. Dalam
trimester pertama, wanita hamil tidak memerlukan energi tambahan,
tetapi saat kehamilan berlanjut, kebutuhan energinya meningkat. Wanita
hamil membutuhkan tambahan 340 kalori setiap hari selama trimester
kedua dan tambahan 450 kalori setiap hari selama trimester ketiga
(DeBruyne et al, 2008)
Kualitas bayi yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh keadaan
gizi ibu sebelum dan selama mengandung. Apabila status gizi ibu buruk,
baik sebelum dan selama kehamilan akan menyebabkan bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR). Selain itu akan mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir
mudah terinfeksi, abortus dan sebagainya (Supariasa, 2002).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan
dimana status gizi seseorang buruk disebabkan karena kurangnya
konsumsi pangan sumber energi yang mengandung zat gizi makro yang
berlangsung lama atau menahun (Rahmaniar et al, 2011)..Selanjutnya,
Depkes (2002) menyatakan bahwa kurang energi kronis pada kehamilan
telah banyak diketahui memberikan dampak negatif pada ibu hamil serta
kepada janin yang dikandungnya. Salah satu dampak negatif yang sangat
menonjol adalah risiko kematian ibu saat melahirkan dan bayi lahir
dengan berat badan rendah. Ibu hamil yang menderita KEK dan anemia
mempunyai risiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka
mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan
BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, dan pasca persalinan yang
sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Bayi
yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam
tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat
mengganggu kelangsungan hidupnya (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).
Nutrisi merupakan satu dari banyak faktor yang ikut
mempengaruhi asil akhir kehamilan. Status nutrisi dipengaruhi oleh
banyak faktor. Faktorfaktor yang membuat nutrisi seorang wanita
berisiko, seperti kemiskinan, kurang pendidikan, lingkungan yang buruk,
kebiasaan makan yang aneh, dan kondisi kesehatan yang buruk akan
terus berpengaruh pada status gizi dan pertumbuhan serta perkembangan
janin. Ibu hamil dengan status gizi buruk perlu mendapat perawatan
khusus (Bobak et al, 2004).
Pendidikan merupakan salah satu ukuran yang digunakan dalam
status sosial ekonomi. Pada perempuan, semakin tinggi tingkat
pendidikan, semakin rendah angka kematian bayi dan ibu (Timmreck,
2005). Dalam penelitian Kartikasari (2012) menyebutkan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin mudah menerima
konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan. Lebih
lanjut dikatakan bahwa pendidikan ibu mempengaruhi status gizi ibu
hamil karena tingginya tingkat pendidikan akan ikut menentukan atau
mempengaruhi mudah tidaknya seseorang menerima informasi tentang
gizi. Orang dengan pendidikan yang tinggi semakin besar peluangnya
untuk mendapatkan penghasilan yang cukup dan pada gilirannya nanti
berkesempatan untuk hidup dalam lingkungan yang baik dan sehat
(Khomsan, 2006).
Selanjutnya Khomsan (2006) mengatakan bahwa perempuan
yang bekerja diluar rumah dan mendapatkan penghasilan akan
meningkatkan pengaruhnya dalam alokasi pendapatan keluarga.
Pendapatan yang berasal dari perempuan berkorelasi erat dengan
semakin membaiknya derajat kesehatan keluarga. Dalam penelitian
Hermawan (2006) menunjukkan bahwa tingkat pendapatan mempunyai
hubungan yang nyata positif dengan status gizi ibu hamil. Hal ini berarti
semakin tinggi tingkat pendapatan, maka status gizi ibu hamil semakin
baik. Kekurangan gizi bisa terjadi akibat ketidaktahuan. Seseorang
mudah akses pangannya bisa saja memilih makanan yang kurang atau
tidak bergizi karena ketidaktahuannya. Tingkat pengetahuan gizi
seseorang akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam
pemilihan makanan. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan ibu yang
baik mengenai gizi dan kesehatan agar kebutuhan gizi selama hamil bisa
terpenuhi (Mawaddah dan Hardinsyah,2008).
Prevalensi wanita yang mengalami KEK adalah 15 47% di
hampir semua negara khususnya negara-negara berkembang seperti
Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar, Nepal, Srilangka dan Thailand.
Hal ini terjadi karena sebagian besar wanita yang mengalami
kekurangan energi disebabkan kurangnya asupan makanan yang
dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan mereka (WHO, 1997). Jika
dipertimbangkan dalam perspektif global, pencegahan kekurangan
energi kronis di kalangan perempuan di Negara-negara berkembang
harus diberi prioritas tinggi (Shaheen dan Lindholm, 2006). Di Indonesia
berdasarkan data Riskesdas (Kemenkes, 2013) prevalensi ibu hamil yang
mengalami KEK sebesar 24,2 %.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian
untuk melihat hubungan tingkat sosial ekonomi dengan kejadian kurang
energi kronis pada ibu hamil di Kabupaten Bantul, Kecamatan Sedayu.
1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan
kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) ibu hamil di Desa Silang jana,
Kabupaten Buleleng.
2. Tujuan Khusus
a. Pengertian kekurangan energi kronik (KEK)
b. Pengertian etiologi KEK
c. Pengertian lingkar lengkar atas
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronik (KEK)?
e. Pemberian gizi pada ibu hamil
f. Cara penilaian status gizi ibu hamil
g. Pengertian gizi untuk tumbuh kembang janin
h. Kepentingan gizi saat hamil
i. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK
j. Tinjauan kasus dan pembahasan pada pasien KEK
1.4. Manfaat
1. Bagi Dinas Kesehatan Buleleng.
Memberikan informasi tentang hubungan antara tingkat sosial
ekonomi dengan kejadian KEK Ibu hamil berdasarkan pengukuran
LILA sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
penanggulangan masalah gizi ibu hamil serta sebagai masukan bagi
perencanaan program gizi dalam penyusunan kebijakkan program gizi
yang akan datang.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang hubungan antara tingkat sosial
ekonomi dengan kejadian KEK ibu hamil. Khususnya kepada ibu hamil
itu sendiri serta pada perempuan seluruhnya untuk bisa lebih
memperhatikan kesehatannya pada masa kehamilan nanti.
3. Bagi Peneliti lain.
Menambah wacana dan keilmuan gizi bagi mahasiswa gizi pada
umumnya dan bagi peneliti pada khususnya serta dapat dijadikan salah
satu referensi untuk studi lebih lanjut bagi para peneliti lain yang tertarik
pada masalah KEK pada ibu hamil yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Etiologi
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi
yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat
gizi antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau
keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan
digunakan untuk tubuh (Helena, 2013).
Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin yang
dikandungnya yaitu meliputi:
a. Akibat KEK pada ibu hamil yaitu :
1) Terus menerus merasa letih
2) Kesemutan
3) Muka tampak pucat
4) Kesulitan sewaktu melahirkan
5) Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, sehingga
bayi akan kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui.
b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain :
1) Keguguran
2) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir rendah
(BBLR)
3) Perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya
kecerdasaan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)
4) Kematian bayi (Helena, 2013).
c. Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutukan protein
sebesa 910 gram dalam 6 bullan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12
gram protein sehari untuk ibu hamil.
d. Zat besi (FE)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah
untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sinesa darah
otot. Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan
zat besi. Jumlah zat besi yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat
meningkatnya volume darah adalah 500 mg.
e. Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah
sebesar 500 mg sehari.
f. Pemberian suplemen vitamin
Vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual dan di negara
dengan musim dingin yang panjang
g. Pemberian yodium pada daerah dengan endemic kretinisme
(Kusmiyati, 2008)
2.9.2 Pendapatan
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan.
Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen hingga 80
persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya
pendapatan tersebut 70-80 persen energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan
penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh sumber energy lainnya seperti
lemak dan protein. Pendapatan yang meningkat akan menyebabkan semakin
besarnya total pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran untuk pangan
(Djamilah, 2008).
Hasil penelitian Sadli (2011) tentang Hubungan Pengetahuan, Penghasilan
Keluarga Dan Budaya Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu
Hamil didapatkan bahwa 67,2% responden mempunyai pengetahuan yang baik,
67,2% berpenghasilan < Rp. 450.000,-, 50,7% budaya responden baik dan 37,3%
mengalami KEK. Didapatkan kesimpulan ada hubungan antara pengetahuan,
penghasilan dan budaya dengan kejadian KEK.
Ketersediaan pangan artinya pangan tersedia dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga baik jumlah, mutu, dan
keamanannya. Ketersediaan pangan mencakup kualitas dan kuantitas bahan
pangan untuk memenuhi standart energy bagi individu agar mampu menjalankan
aktifitas sehari-hari (Dinkes Propsu, 2006).
Upah Minimum Provinsi (disingkat UMP) adalah upah minimum yang berlaku
untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi. Dahulu Upah Minimum Provinsi
dikenal dengan istilah Upah Minimum Regional Tingkat I. Dasar hukum penetapan
UMP adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun
2013 tentang Upah Minimum. UMP ditetapkan oleh gubernur dengan
memperhatikan rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi. Untujk daerah
Provinsi Aceh upah minimum tahun 2014 sebanyak Rp 1,750,000 (UMP, 2014).
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat.
Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara
rutin, merencanakan persalinan di tenaga esehatan dan melakukan persiapan
lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal,
membuat tabungan persalinan, kehamilan dan proses persalinan pun dapat
berjalan dengan baik (Maulana, 2008).
DAMPAK
PENYEBAB
LANGSUNG
PENYEBAB
T. LANGSUNG
MASALAH
Di Masyarakat
Akar Masalah
(Nasional)
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil
dikutip dari Soekirman (2000) dan UNICEF (1998).
PENGETAHUAN
PENDAPAT
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU
HAMIL
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
I. PENGKAJIAN
A. IDENTTAS PASIEN IDENTITAS SUAMI
1. Nama : Ny. D 1. Nama : Tn. W
2. Umur : 22 Tahun 2. Umur : 25 Tahun
3. Agama : Hindu 3. Agama : Hindu
4. Suku Bangsa : Bali/Indonesia 4. Suku Bangsa :
Bali/Indonesia
5. Pendidkan : SMA 5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Banjar Kajanan, Desa Silangjana
b. HPL
15 Agustus 2015
c. Gerakan Janin
Ibu mengatakan sudah merasakan gerakan janin
d. Vitamin / jamu yang dikomsumsi
Ibu mengatakan mengkonsumsi vitamin dari bidan
e. Keluhan keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan mual muntah dan pusing
Trimester II : Ibu mengatakan sering pusing, badan lemas, nafsu
makan berkurang, dan cepat lelah saat beraktifitas.
f. ANC : 2 kali, di bidan
g. Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang tablet Fe di bidan.
h. Imunisasi TT
Ibu mengatakan pernah imunisasi TT satu kali pada saat sebelum menikah
i. Kekhawatiran khusus
Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya
4. Riwayat penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan merasakan pusing, badan lemas dan cepat lelah.
b. Riwayat Penyakit Sistematik
1) Jantung
Ibu mengataka tidak berdebar debar pada dada kiri dan tidak mudah
lelah saat beraktifitas.
2) Ginjal
Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit perut bagian bawah dan
tidak merasa sakit saat berkemih.
3) Asma
Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.
4) TBC
Ibu mengatakan tidak pernah batuk yang berkepanjangan lebih dari
2 minggu.
5) Hepatitis
Ibu mengatakan kuku, mata, kulit tidak terlihat kuning dan urine
berwarna kuning.
6) DM
Ibu mengatakan tidak mudah lapar, haus dan tidak sering BAK
dimalam hari.
7) Hipertensi
Ibu mengatakan tidak pernah tensinya lebih dari 140/90 mmHg.
8) Epilepsi
Ibu mengatakan tidak pernah merasakan kejang sampai keluar busa
dari mulut.
9) Lain lain
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit lain seperti HIV/AIDS
atau PMS
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak
ada riwayat penyakit menurun (hipertensi, DM, hepatitis) dan menular
(hepatitis, TBC)
d. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak
ada riwayat keturunan kembar.
e. Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun.
5. Riwayat perkawinan
a. Status pernikahan : Sah, Kawin : Satu kali
b. Kawin I : Umur 21 tahun dengan suami umur 24 tahun. Lamanya 1
tahun.
6. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun
7. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Tidak ada karena pasien hamil pertama kali
8. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi sedang nasi,
lauk tahu, tempe dan sayur. Minum air putih 6-7 gelas sehari
2) Selama hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi kecil
dikarenakan adanya rasa mual dan muntah, menu nasi piring, lauk tahu
tempe, dan sayur. Minum 7-8 gelas sehari
b. Pola eliminasi
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari. BAK 3- 4 kali
sehari konsistensi feses lembek,warna urine kuning jernih.
2) Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari. BAK 5- 6 kali sehari
konsistensi feses lembek,warna urine kuning jernih.
c. Aktifitas
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga
sendirian.
2) Selama hamil : Ibu mengatakan pekerjaan rumah dibantu dengan
suami.
d. Istirahat/Tidur
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang 1 jam. Tidur malam 8-
9 jam
2) Selama hamil : Ibu mengatakan kadang tidur siang 1 jam. Tidur
malam 7-8 jam.
e. Pola seksualitas
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan 2 kali dalam seminggu dan tidak ada
keluhan.
2) Selama hamil : Ibu mengatakan 1 kali dalam seminggu dan tidak ada
keluhan.
f. Personal Hygiene
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali
sehari, ganti pakaian dalam 2 kali sehari.
2) Selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali
sehari, ganti pakaian dalam 2 kali sehari.
g. Psikososial budaya
1) Perasaan tentang kehamilan ini : Ibu mengatakan senang dan cemas
dengan keadaan yang dialami.
2) Kehamilan ini direncanakan/tidak : Ibu mengatakan direncanakan
3) Jenis kelamin yang diharapkan : Ibu mengatakan laki-laki dan
perempuan sama saja.
4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Ibu mengatakan sangat
mendukung
5) Keluarga yang tinggal serumah : Ibu mengatakan tinggal sendiri
dengan suami.
6) Pantangan makanan : Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan
apapun.
7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan : Ibu mengatakan mitoni pada
kehamilan.
h. Penggunaan obat-obatan/rokok
Ibu mengatakan ibu dan suami tidak menggunakan obat-obatan dan
tidak merokok.
d. Ektremitas
1) Atas : Lengkap, jari tangan kanan dan kiri
2) Bawah
a) Varices : Tidak ada
b) Oedema : Tidak ada
c) Reflek Patella : Tidak dilakukan
d) Kuku : Bersih, berwarna merah muda
B. MASALAH
1. Ibu cemas dengan keadaannya dan khawatir dengan keadaan bayinya.
2. Ibu kurang pengetahuan tentang gizi ibu hamil.
C. KEBUTUHAN
1. Berikan support mental pada ibu.
2. Memberi pengetahuan pada ibu tentang gizi ibu hamil.
V. PERENCANAAN
Tanggal: 10 Oktober 2016 Pukul: 10.10 WIB
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. Beri pendidikan kesehatan tentang ibu hamil dengan kekurangan
energy kronis.
3. Beri pendidikan tentang gizi ibu hamil.
4. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup, yaitu : malam 8 jam dan siang 1-2
jam.
5. Anjurkan ibu untuk rutin melakukan pemeriksaan ke bidan.
6. Beri tablet Fe 500 mg 1 x 1, vit C 250 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x 1
tablet dan beritahu cara minumnya.
7. Beri ibu makanan tambahan berupa susu ibu hamil
8. Beritahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi.
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 12 Oktober 2016 Pukul:10.15WIB
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
pemeriksaan Lingkar Lengan Atas = 22 cm dan memberitahu ibu bahwa
ibu mengalami Kekurangan Energi Kronis.
2. Memberi pendidikan kesehatan tentang ibu hamil dengan kekurangan
energi kronis, yaitu keadaan dimana seorang wanita yang kekurangan
energi kronis yang sudah berlangsung lama ata menahun. Untuk dapat
mengetahui KEK dpat dilakukan pengukuran LILA, dan bila LILA
kurang dari 23,5 berarti wanita itu mengalami KEK.
3. Memberi pendidikan tentang gizi ibu hamil dimana wanita memerlukan
berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yangdiperlukan
dalam kedaan yang tidak hamil. Pemenuhan gizi pada ibu hamil dengan
prinsip menu seimbang yaitu meliputi karbohidrat (gandum, beras,
kentang, singkong), Protein (daging sapi, ayam, telur, susu, tempe), serat
(sayur dan buah-buahan), vitamin (vitamin A, B, C, dan D, mineral
kalsium, Fosfor, Fe), Cairan ( 2,5 3 Liter sehari).
4. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup, yaitu : malam 8 jam dan siang 1-2
jam dan mengurangi kerja yang berat seperti mencuci atau ngepel.
5. Menganjurkan ibu untuk rutin melakukan pemeriksaan ke bidan.
6. Memberi tablet Fe 500 mg 1 x 1, vit C 250 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x
1 sebanyak 10 tablet. Cara minumnya tablet Fe diminum bersamaan
dengan Vit C agar mempercepat penyerapan dan diminum terpisah
dengan Kalk dan juga hindari diminum bersamaan dengan kopi, teh atau
susu.
7. Beri ibu makanan tambahan berupa susu hamil
8. Beritahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi.
VII. EVALUASI
Tanggal: 15 Oktober 2016 Pukul:10.25 WIB
1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Ibu telah mengerti dan paham tentang pendidikan kesehatan ibu hamil
dengan kekurangan energi kronis.
3. Ibu telah mengerti dan paham tentang pendidikan kesehatan gizi ibu
hamil.
4. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup dan tidak bekerja terlalu berat.
5. Ibu bersedia untuk rutin melakukan pemeriksaan ke bidan.
6. Ibu bersedia minum obat yang telah diberikan dengan teratur.
7. Ibu telah diberikan makanan tambahan berupa susu hamil.
9. Ibu sudah mengetahui bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1
minggu
lagi.
CATATAN PERKEMBANGAN I
Tanggal: 20 Oktober 2016 Pukul:14.30WIB
S:
1. Ibu mengatakan rasa pusingnya sudah berkurang
2. Ibu mengatakan sudah minum obat yang diberikan bidan.
3. Ibu mengatakan lemas sudah berkurang
/4. Ibu mengatakan sudah meminum susu yang diberikan.
5. Ibu mengatakan sudah makan sesuai menu gizi seimbang 4 x sehari
dengan porsi sedang menu nasi piring, lauk tahu, tempe dan ikan,
minum 7 gelas air putih dan 1 gelas susu.
6. Ibu mengatakan cemas dengan keadaan kehamilanya.
O:
KU : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
TTV
TD :100/70 mmHg R : 20x/menit
N : 80 x/menit S : 360C
LILA : 22,5 cm
BB : 44 kg
Hb : 11 gr%
Inspeksi
1. Rambut : Kusam, tidak mudah rontok.
2. Muka : Tidak pucat.
3. Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih.
Palpasi
1. Kontraksi : Tidak ada kontraksi
2. Leopold I : TFU setinggi pusat, bagian fundus teraba
bulat, lunak,
tidak melenting (bokong)
3. Leopold II
Kanan :Teraba bagian keras memanjang
seperti papan (punggung).
Kiri : Teraba bagian kecil-kecil janin
(ekstermitas)
4. Leopold III :Bagian terbawah janin teraba bulat,
keras, dan
melenting (kepala).
5. Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk
panggul.
6. TFU Mc Donald : 25 cm.
7. TBJ : TFU-12x155 (25-12)x155=2015 gram.
A:
Ny. D umur 22 tahun, G1P0A0 hamil 26+6 minggu, janin
tunggal, hidup, intra uteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi
kepala, bagian terbawah janin belum masuk panggul dengan
Kekurangan Energi Kronis.
P:
Tanggal: 20 Oktober 2016 Pukul:15.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemerikaan
2. LILA : 22,5 cm dan memberitahu ibu bahwa ibu
masih menderita KEK LILA ibu masih kurang dari 23,5 cm.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil
dengan nutrisi gizi seimbang.
4. Menganjurkan ibu untuk tetap tidak bekerja yang terlalu berat.
5. Memberi obat Fe 500 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x 1, Vit C 250 mg 1 x
1 10 tablet (masih sisa 3 tablet) dan menganjurkan ibu untuk
meminumnya teratur.
6. Memberi nutrisi susu hamil pada ibu dan ibu bersedia untuk meminum
susu teratur.
7. Memberiahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu
lagi.
Evaluasi
Tanggal: 20 Oktober 2016 Pukul:15.15 WIB
1. Ibu dan keluarga telah diberitahu kondisi dan keadaan ibu saat ini
KU : Sedang
TTV
TD : 100/70 mmHg R : 20x/menit
N : 80x/menit
S : 360C
LILA : 22,5 cm
2. Ibu bersedia untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan
nutrisi gizi seimbang.
3. Ibu bersedia untuk tetap tidak bekerja yang terlalu berat.
4. Ibu bersedia umtuk minum obat secara teratur Fe 500 mg 1 x 1, Kalk
250 mg 1 x 1, Vit C 250 mg 1 x 1 10 tablet dan menganjurkan ibu untuk
meminumnya teratur.
5. Ibu bersedia untuk memenuhi nutrisinya dengan minum susu hamil dan
ibu bersedia untuk meminum susu teratur.
6. Ibu telah mengetahui bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1
minggu lagi.
CATATAN PERKEMBANGAN II
Tanggal: 23 Oktober 2016 Pukul:14.00WIB
S:
1. Ibu mengatakan rasa pusingnya sudah berkurang
2. Ibu mengatakan selalu minum obat yang diberikan bidan dengan
teratur.
3. Ibu mengatakan lemas sudah berkurang
4. Ibu mengatakan sudah meminum susu yang diberikan.
5. Ibu mengatakan nafsu makanya sudah bertanbah makan 3 kali sehari
dengan porsi sedang
6. Ibu mengatakan sudah tidak terlalu cemas dengan kehamilanya.
O:
KU : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
TTV
TD : 100/80 mmHg R : 20x/menit
N : 90 x/menit S : 36,50C
LILA : 23 cm
BB : 45 kg
Inspeksi
1. Rambut : Bersih, tidak mudah rontok.
2. Muka : Tidak pucat.
3. Mata : Conjungtiva merah muda sklera
putih.
Palpasi
1. Kontraksi : Tidak ada kontraksi
2. Leopold I : TFU setinggi pusat, bagian fundus
teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong)
3. Leopold II
Kanan : Teraba bagian keras memanjang seperti papan (punggung).
Kiri : Teraba bagian kecil-kecil janin (ekstermitas)
4. Leopold III : Bagian terbawah janin teraba bulat,
keras, dan melenting (kepala).
5. Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk
panggul.
6. TFU Mc Donald : 26 cm.
7. TBJ : TFU-12x155 (26-12)x155=2170
gram.
A:
Ny.D umur 22 tahun, G1P0A0 hamil 27+6 minggu, janin
tunggal, hidup, intra uteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi
kepala, bagian terbawah janin
belum masuk panggul dengan Kekurangan Energi Kronis.
P:
Tanggal: 23 Oktober 2016 Pukul:14.30 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemerikaan
2. LILA : 23 cm dan memberitahu ibu bahwa ibu masih menderita KEK
LILA ibu masih kurang dari 23,5 cm.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil
dengan nutrisi gizi seimbang.
4. Menganjurkan ibu untuk selalu memakan makanan tambahan seperti
roti, bubur kacang ijo, dan susu
5. Mengajarkan ibu cara mengolah masakan yang benar, yaitu memilih
sayuran yang masih segar, kemudian mencuci dengan bersih dan
memasaknya jangan terlalu lama karena vitaminya larut dalam air. Dan
memasak daging harus benar-benar matang.
6. Memberi obat Fe 500 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x 1, Vit C 250 mg 1 x
1 10 tablet (masih sisa 6) dan menganjurkan ibu untuk meminumnya
teratur.
7. Memberi nutrisi susu hamil pada ibu dan ibu bersedia untuk meminum
susu teratur.
8. Memberiahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu
lagi.
Evaluasi
Tanggal: 23 Oktober 2016 Pukul:15.15 WIB
1. Ibu dan keluarga telah diberitahu kondisi dan keadaan ibu saat ini
KU : Sedang
TTV
TD : 100/80 mmHg R:20x/menit
N : 90x/menit S:36,50C
LILA : 23 cm
2. Ibu bersedia untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan
nutrisi gizi seimbang.
3. Ibu bersedia untuk tetap tidak bekerja yang terlalu berat.
4. Ibu telah mengetahui cara mengolah masakan yang benar dan mau
melakukan sendiri.
5. Ibu bersedia umtuk minum obat secara teratur Fe 500 mg 1 x 1, Kalk
250 mg 1 x 1, Vit C 250 mg 1 x 1 10 tablet dan menganjurkan ibu untuk
meminumnya teratur.
6. Ibu bersedia untuk memenuhi nutrisinya dengan minum susu hamil dan
ibu bersedia untuk meminum susu teratur.
7. Ibu telah mengetahui bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1
minggu lagi.
B. PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari laporan kasus yang
membahas kendala atau hambatan selama melakukan Asuhan
Keperawatan pada klien. Kendala tersebut menyangkut kesenjangan
antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Dengan adanya kesenjangan
tersebut dapat dilakukan pemecahan masalah untuk perbaikan atau
masukan demi meningkatkan asuhan keperawatan. Setelah dilakukan
asuhan keperawatan pada Ny. D umur 22 tahun G1P0A0 dengan
Kekurangan Energi Kronis untuk membahas tentang kesenjangan yang
terdapat dalam tinjauan teori dengan kenyataan yang penulis temukan
sejak melakukan pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial,
antisipasi, rencana tindakan, implementasi data, evaluasi, penulis
uraikan sebagai berikut :
1. Pengkajian Pada Ny. D
Pengkajin penulis memperoleh data dari data subjektif dan data
objektif. Data subjektif diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien,
sedangkan data objektif diperoleh dari hasil pemeriksaan pasien secara
menyeluruh. Berdasarkan data subjektif yang diperoleh dari Ny. D yaitu
Ibu mengatakan datang ke Bidan desa untuk memeriksa kehamilan yang
pertama, dengan keluhan sering pusing, badan lemas, nafsu makan
berkurang dan cepat lelah saat beraktifitas dan dari hasil pemeriksaan
fisik didapat LILA 22 cm, rambut kusam, conjungtiva merah muda, TD
100/70 mmHg, berat badan 43 kg. Kurang energi kronis (KEK) adalah
keadaan dimana remaja putri mengalami kekurangan gizi (kalori dan
protein) yang berlangsung lama atau menahun. Istilah kurang energi
kronis (KEK) merupakan istilah lain dari kurang energi protein (KEP)
yang diperuntukkan pada wanita yang kurus dan lemah akibat kurang
energi yang kronis (WHO). Pada langkah ini penulis tidak menemukan
adanya kesenjangan antara teori dan praktik yang ada di lahan.
2. Interpretasi Data
Dalam interpretasi data diperoleh diagnosa keperawatan Ny. D
umur 22 tahun G1P0A0 hamil 25+6 minggu, janin tunggal, hidup, intra
uteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian
terbawah janin belum masuk panggul dengan Kekurangan Energi
Kronis. Masalah yang muncul pada kasus ini adalah ibu merasa cemas,
panik dan takut dengan keadaan kehamilanya disebabkan ibu cepat lelah
saat beraktifitas, pusing, dan nafsu makan yang berkurang. Kebutuhan
yang diberikan pada ibu hamil Ny. D adalah memberikan informasi
tentang keadaan kehamilannya yaitu informasi tentang KEK (
Kekurangan Energi Kronis). Masalah yang muncul pada ibu hamil
dengan kekurangan energy kronis yaitu ibu merasa cemas dengan
keadaan kehamilanya dan ibu merasa kurang pengetahuannya tentang
gizi ibu hamil (Kristiyanasari, 2010). Pada langkah ini penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik yang ada di
lahan.
3. Diagnosa Potensial
Pada kasus Ny. D dengan kekurangan energi kronis dapat terjadi
diagnosa potensial yaitu resiko dan komplikasi pada ibu : anemia,
perdarahan, persalinan sulit dan terkena infeksi dan pada bayi : abortus,
bayi lahir mati, cacat bawaan, lahir dengan berat badan lahir rendah.
Setelah dilakukan penanganan tidak terjadi diagnosa potensial karena
adanya kerja sama yng baik antara petugas kesehatan dengan pasien.
Diagnosa potensial yang dapat ditimbulkan oleh ibu yang kekurangan
gizi dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain
terhadap Ibu : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah
secara normal dan mudah terkena infeksi. Terhadap Persalinan :
persalinan sulit dan lama, persalinan belum waktunya (prematur),
perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi
cenderung meningkat. Terhadap Janin : keguguran, abortus pada bayi,
bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,
afiksia intra partum, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
(Kristiyanasari, 2010). Pada langkah ini penulis tidak menemukan
adanya kesenjangan antara teori dan praktik yang ada di lahan.
4. Penanganan Segera
Tindakan antisipasi pada ibu hamil Ny. D dengan kekurangan
energi kronis adalah kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
makanan tambahan supaya kebutuhan ibu dan janin terpenuhi,
pemberian tablet besi dan pemberian terapi. Penanganan segera yang
dapat dilakukan pengukuran LILA, meningkatkan makanan yang yang
bergizi, makanan cukup dengan pedoman gizi seimbang, hidup sehat,
periksa kehamilan kepada petugas kesehatan (ANC) teratur
(Supariasa,dkk, 2012). Pada langkah ini penulis menemukan
kesenjangan antara teori dengan lahan praktik yaitu pemberian tablet
besi dikarenakan pasien mengalami anemia ringan.
5. Rencana Tindakan
Dalam langkah perencanaan pada kasus Ny. D dengan
kekurangan energi kronis yaitu beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan,
beri pendidikan kesehatan tentang ibu hamil dengan kekurangan energy
kronis, beri pendidikan tentang gizi ibu hamil, anjurkan ibu untuk
istirahat cukup, beri terapi obat (Fe 500 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x 1,
Vit C 250 mg 1 x 1), beri ibu makanan tambahan berupa susu ibu hamil,
beritahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi.
Perencanaanya meliputi : beri ibu informasi tentang makanan yang
cocok dengan ibu hamil, beri pengetahuan pada ibu tentang zat gizi
dalam makanan, pemberian makanan tambahan (Kristiyanasari, 2010),
anjurkan ibu untuk ANC teratur, pengukuran LILA, anjurkan ibu makan
makanan yang bergizi (Supriasa, dkk, 2012). Pada langkah ini penulis
menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan praktik yaitu
pemberian tablet besi dikarenakan pasien mengalami anemia ringan.
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini pelaksanaan dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat, pada langkah ini penulis menemukan
kesenjangan antara teori dengan lahan praktik yaitu pemberian tablet
besi dikarenakan pasien mengalami anemia ringan.
7. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 minggu
didapatkan : keadaan umum ibu baik, ibu mengerti tentang gizi yang
dibutuhkan ibu hamil, ibu bersedia mebgonsumsi tablet besi, ibu
mengerti tentang makanan tambahan pada ibu hamil, berat badan ibu
mengalami kenaikan dari 43 kg menjadi 46 kg, LILA bertambah dari 22
cm menjadi 23,5 cm, dan ibu bersedia ANC teratur.