Anda di halaman 1dari 20

Teori Investasi Dalam Ekonomi Makro

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Makro

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4

Desiana Putri Wardhani


Niti Setianingrum
Yulita Erika
Intan Triandani
Nuning Nuraeni

PROGRAM STUDI D3 SEKRETARI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Berikut ini, penulis mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul Teori Investasi
Dalam Ekonomi Makro Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
informasi mengenai teori investasi dan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah dari Pengantar
Ilmu Ekonomi II. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak maka tantangan itupun dapat teratasi.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini terutama kepada Pak Diyanta Sembaya selaku dosen
dari mata kuliah dari Pengantar Ilmu Ekonomi II.. Semoga atas bantuannya mendapat balasan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Segala bentuk kritik, saran, usulan, dan lain sebagainya yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap karya tulis ini bisa
memberikan tambahan pengetahuan mengenai investasi di Indonesia.

Jakarta, Oktober 2016

Penulis

2
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4


1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 6
2.1 Definisi Investasi ........................................................................................................................... 6
2.2 Jenis-Jenis Pengeluaran Investasi ................................................................................................. 8
2.3 Kriteria Investasi ......................................................................................................................... 12
2.4 Sumber-Sumber Dana Investasi .................................................................................................. 12
2.4.1 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ........................................................................ 12
2.4.2 Penanaman Modal Asing (PMA) ........................................................................................ 14
BAB III ....................................................................................................................................................... 17
PENUTUP .................................................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seseorang yang masih muda, berpenghasilan tinggi, dan belum menikah, dapat saja
menghabiskan seluruh penghasilannya saat ini. Dengan uangnya, dia dapat saja pergi jalan-jalan,
jajan, dan melakukan kegiatan konsumtif lainnya. Tetapi bila dia merencanakan sebuah keluarga,
sebagian penghasilan (sumber daya) harus disishkan untuk persiapan pernikahan. Setelah
memiliki anak, mungkin penghasilan dan kekayaannya makin besar. Namun demi masa depan
anaknya, dia pun harus makin rajin menyimpan uangnya.
Kita pun demikian, memilih kuliah dahulu ketimbang langsung kerja! Tentunya dengan
perhitungan bahwa dengan kuliah selama tiga sampai empat tahun, dalam jangka panjang akan
menghasilkan pendapatan puluhan atau ratusan bahkan mungkin ribuan kali lipat daripada
penghasilan berdasarkan ijazah SMA.
Keputusan menunda konsumsi sumber daya atau sebagian penghasilan demi
meningkatkan kemampuan menambah atau menciptakan nilai hidup (penghasilan dan atau
kekayaan) di masa mendatang merupakan investasi. Dalam bahasa yang lebih filosofis, segala
sesuatu yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menciptakan atau menambah nilai
kegunaan hidup adalah investasi. Jadi, investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga
nonfisik, terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan investasi?
2. Jenis investasi
3. Apa saja jenis-jenis pengeluaran investasi?
4. Apa saja kriteria investasi?
5. Darimana saja sumber-sumber dana investasi?

4
1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui definisi investasi, jenis-jenis
pengeluaran investasi, kriteria investasi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju investasi serta
mengetahui sumber-sumber dana investasi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Investasi


Pengertian investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak
dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). (Wikipedia)

Pengertian investasi menurut Sadono Sukirno: Investasi dapat diartikan sebagai


pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli
barang-barangmodal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambahkemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. (Sadono
Sukirno, 1997: 107).
Taswan dan Soliha (2002:168) mendefinisikan investasi dapat dilakukan oleh individu
maupun badan usaha (termasuk lembaga perbankan) yang memiliki kelebihan dana. Investasi
dapat dilakukan baik di pasar uang maupun di pasar modal ataupun ditempatkan sebagai kredit
pada masyarakat yang membutuhkan.
Sedangkan definisi investasi menurut Sunariyah (2003:4)Investasi adalah suatu
penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama
dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.
Pengertian investasi menurut Husnan (1996:5) menyatakan bahwa: Proyek investasi
merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa
ataupun proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang. Pada umumnya
manfaat ini dalam bentuk nilai uang.Sedang modal, bisa saja berbentuk bukan uang, misalnya
tanah, mesin, bangunan dan lain-lain.
Pengertian investasi menurut Kasmir dan Jakfar (2012), investasi dapat diartikan
sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang
dalam berbagai bidang usaha. Penanaman modal yang ditanamkan dalam arti sempit berupa
proyek tertentu baik bersifat fisik atau pun non fisik, seperti proyek pendirian pabrik, jalan,
jembatan, pembangunan gedung dan proyek penelitian, dan pengembangan.

6
Berdasarkan teori ekonomi, investasi memiliki arti bahwa pembelian (produksi) dari
modal barang yang tidak di konsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang
produksi).
Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana
tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut
akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain
memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu
biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama. Analisis rencana investasi pada
dasarmya merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat
dilaksanakan dengan berhasil, atau suatu metode penjajakan dari suatu gagasan usaha/bisnis
tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan, sehingga
investasi tidak gagal dan dapat menghasilkan rate of return sesuai dengan yang diharapkan.

1.2.2 Jenis Investasi


Keputusan investasi dapat di lakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai
kelebihan dana. Menurut Sunariyah (2004:4) investasi dalam arti luas terdiri dari dua
bagian utama yaitu:
1. Investasi dalam bentuk aktiva rill (real asset) berupa aktiva berwujud seperti emas, perak,
intan, barang-barang seni dan real estate.
2. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga (financial asset) berupa surat Berharga yang
pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva rill yang di kuasai oleh entitas. Pilihan aktiva
financial dalam rangka invetasi pada sebuah entitas dapat di lakukan dengan dua cara:
a. Investasi langsung (direct investment)
investasi langsung dapat di artikan sebagai suatu pemilikan surat-surat berharga secara
langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go public dengan harapan akan
mendapatkan keuntungan berupa penghasilan dividend an capital gains.
b. Investasi tidak langsung (indirect investment)
investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharga yang di miliki di
perdagangkan kembali oleh perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara.

7
2.2 Jenis-Jenis Pengeluaran Investasi
Ada tiga jenis pengeluaran dalam investasi, yaitu :
1. Investasi Tetap Bisnis (Business Fixed Investment)
Mencakup peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses produksi.
Bagian terbesar dari pengeluaran investasi, yaitu kira-kira tiga perempat dari totalnya, adalah
investasi bisnis.Investasi tetap bisnis mencakup segala sesuatu dari mesin faks sampai pabrik,
dari komputer sampai mobil perusahaan.Model investasi tetap bisnis standar disebut model
investasi neoklasik (neoclassical model of investment).Model neoklasik mengkaji manfaat dan
biaya bagi perusahaan untuk memiliki barang-barang modal.Model ini menunjukkan bagaimana
tingkat investasi tambahan persediaan modal- dikaitkan dengan produk marjinal modal, tingkat
bunga, dan aturan perpajakan yang mempengaruhi perusahaan.
Untuk mengembangkan model ini, ada dua jenis perusahaan dalam perekonomian
(sebagai contoh).Perusahaan produksi (production firms) menghasilkan barang dan jasa dengan
menggunakan modal yang disewa.Perusahaan penyewaan (rental firms) membuat seluruh
investasi dalam perekonomian; perusahaan ini membeli modal dan menyewakannya kepada
perusahaan-perusahaan produksi. Kebanyakan perusahaan dalam perekonomian aktual
melaksanakan kedua fungsi itu: mereka memproduksi barang dan jasa, dan menginvestasikan
modal untuk produksi masa depan. Namun, analisa ini akan lebih sederhana jika memisahkan
kedua aktivitas ini dengan membayakan aktivitas tersebut dilakukan dalam perusahaan yang
berbeda.
2. Investasi Residensial (Residential Investment)
Mencakup rumah baru yang orang beli untuk tempat tinggal dan yang dibeli tuan
tanah untuk disewakan.
a. Ekuilibrium Saham dan Penawaran Aliran Investasi
Model ini terdiri dari dua bagian.Pertama, pasar untuk stok rumah yang telah ada
yang menentukan harga rumah ekuilibrium.Kedua, harga rumah yang menentukan aliran
investasi residensial.
Salah satu determinan permintaan rumah yang penting adalah tingkat bunga
riil.Banyak orang membuat pinjaman hipotek untuk membeli rumah mereka; tingkat bunga
adalah biaya pinjaman. Bahkan beberapa orang yang tidak harus meminjam untuk membeli

8
rumah akan merespon tingkat bunga tersebut, karena tingkat bunga adalah biaya oportunitas dari
memegang kekayaan dalam bentuk rumah dibanding menaruhnya di bank. Karena itu, penurunan
dalam tingkat bunga meningkatkan permintaan ruma, harga rumah, dan investasi residensial.

Harga
PH/P
Relatif Penawaran
Rumah, Penawaran
PH/P

Permintaa
n

Stok rumah, KH Aliran Investasi Residensial, IH


Gambar 2.1 Gambar 2.2
Pasar Rumah Penawaran Rumah Baru

Pada bagian (a) menunjukkan bagaimana harga relative rumah PH/P ditentukan
oleh penawaran dan permintaan terhadap stok rumah yang telah ada.Pada setiap titik waktu,
penawaran rumah adalah tetap.Stok ini ditunjukkan dengan kurva penawaran vertikal.Kurva
permintaan rumah miring ke bawah, karena harga yang tinggi menyebabkan orang-orang tinggal
di rumah yang lebih kecil, menumpang, atau bahkan kadang-kadang menjadi tunawisma.Harga
rumah disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Pada bagian (b) menunjukkan bagaimana harga relatif rumah menentukan
penawaran rumah baru.Perusahaan konstruksi membeli bahan dan mempekerjakan karyawan
untuk membangun rumah, lalu menjual rumah tersebut pada harga pasar.Biayanya bergantung
pada tingkat harga keseluruhan P (yang mencerminkan biaya kayu, batu bata, semen, dan lain-
lain), dan penerimaan mereka bergantung pada harga rumah PH. semakin tinggi harga relatif
rumah, semakin besar insentif untuk membangun rumah dan semakin banyak rumah
dibangun.Karena itu, aliran rumah baru investasi residensial bergantung pada harga
ekuilibrium yang ditetapkan di pasar rumah yang ada.

9
b. Perubahan Permintaan Rumah
Bila permintaan akan rumah bergeser, harga ekuilibrium rumah berubah, dan
perubahan ini akan mempengaruhi investasi residensial. Kurva permintaan akan rumah dapat
bergeser karena berbagai sebab seperti, booming ekonomi meningkatkan pendapatan nasional
dan juga permintaan terhadap rumah. Tingginya kenaikan populasi, bisa jadi diakibatkan
karena imigrasi, juga meningkatkan permintaan rumah.
c. Investasi Persediaan (Inventory Investment)
Investsai persediaan (mencakup barang-barang yang disimpan perusahaan di
gudang)pada saat yang sama dapat tidak bernilai apa-apa dan bisa memiliki signifikasi yang
besar. Investasi persediaan merupakan salah satu komponen pengeluaran terkecil, rata-rata
sekitar 1 persen dari GDP.Pada masa resesi, perusahaan berhenti mengganti kembali persediaan
mereka begitu barang dijual, dan investasi persediaan menjadi negatif.Pada resesi tipikal, lebih
separuh penurunan pengeluaran berasal dari penurunan investasi persediaan.
1. Alasan Menyimpan Persediaan
a. Pemerataan Produksi (Production Smoothing)
Salah satu kegunaan persediaan adalah untuk meratakan tingkat produksi
sepanjang waktu. Seperti, perusahaan yang mengalami booming dan penurunan penjualan secara
temporer.Selain menyesuaikan produksi barang pada kondisi mapan.Ketika penjualan rendah,
perusahaan memproduksi lebih banyak dari yang dijual dan menyimpan kelebihan barang itu
sebagai persediaan.Ketika penjualan tinggi, perusahaan memproduksi lebih sedikit dari yang
dijual dan menjual persediaannya.
b. Persediaan Sebagai Faktor Produksi (inventories as a Factor of Production)
Alasan menyimpan persediaan adalah persediaan membuat perusahaan
beroperasi secara efisien.Seperti, toko-toko eceran, dapat menjual barang-barang dagangan lebih
efektif jika mereka memiliki barang untuk ditunjukkan kepada pelanggan.Perusahaan
manufaktur menyimpan persediaan suku cadang untuk mengurangi waktu pada saat terhentinya
lini perakitan ketika mesin-mesin rusak. Dalam beberapa cara, hal ini dapat dipandang
persediaan sebagai factor produksi (inventories as a factor of production): Semakin besar
persediaan yang disimpan perusahaan, semakin besar output yang diproduksi.

10
c. Pencegahan kehabisan Barang (Stock-out Avoidance)
Menyimpan persediaan dapat menghindari kehabisan barang ketika penjualan
tiba-tiba melonjak.Perusahaan seringkali harus membuat keputusan produksi sebelum
mengetahui tingkat permintaan pelanggan. Contoh: penerbit harus memutuskan berapa banyak
buku baru yang harus dicetak sebelum mengetahui apakah buku itu akan popular. Jika
permintaan melebihi produksi dan tidak ada persediaan, barang akan habis selama satu periode,
serta perusahaan akan kehilangan penjualan dan laba.
d. Barang dalam Proses (Work in Process)
Beberapa barang mungkin membutuhkan beberapa tahap dalam produksi dan
karena itu, membutuhkan waktu.Ketika barang baru selesai sebagian, komponen-komponennya
dihitung sebagai bagian dari persediaan perusahaan.

2. Model Percepatan Persediaan


Model percepatan persediaan mengasumsikan bahwa perusahaan menyimpan
persediaan yang proposional terhadap tingkat output perusahaan. Alasannya, ketika output
tinggi, perusahaan-perusahaan manufaktur memerlukan lebih banyak bahan serta persediaan
yang disimpan, dan mereka memiliki lebih banyak barang dalam proses. Ketika perekonomian
mengalami masa booming, perusahaan-perusahaan eceran ingin memiliki lebih banyak barang
dagangan yang akan ditunjukkan kepada pelanggan. Jadi, jika N adalah persediaan
perekonomian dan Y adalah output, maka
N = Y,
Dimana adalah parameter yang menunjukkan berapa banyak persediaan yang akan
disimpan perusahaan sebagai proporsi output. Investasi persediaan I adalah perubahan dalam
persediaan N. karena itu,
I = N = Y.
Model percepatan memprediksi bahwa investasi persediaan adalah proporsional
terhadap perusahaan output. Ketika output naik, perusahaan ingin menyimpan lebih banyak
persediaan, sehingga investasi persediaan tinggi. Ketika output turun, perusahaan ingin
menyimpan lebih sedikit persediaan, sehingga mereka membiarkan persediaan turun, dan
investasi persediaan negatif.

11
Model ini disebut model percepatan karena variable Y adalah tingkat di mana
perusahaan memproduksi barang, maka Y merupakan percepatan produksi.Model ini
menyatakan bahw investasi persediaan bergantung pada apakah perekonomian tumbuh dengan
cepat atau melambat.

3. Investasi Persediaan (Inventory Investment)


Mencakup barang-barang yang disimpan perusahaan di gudang, termasuk bahan-
bahan dan persediaan, barang dalam proses, dan barang jadi.Merupakan komponen terkecil dari
pengeluaran yakni sekitar 1 persen.

2.3 Kriteria Investasi


Kriteria investasi bermanfaat dalam melakukan pengukuran manfaat atau keuntungan
yang akan diperoleh jika melakukan investasi terhadap suatu usaha. Banyak orang yang
menanggung rugi karena tidak melakukan perhitungan atau tidak mengukur terlebih dahulu
tingkat visibilitas dan share profit serta management risk-nya ketika melakukan investasi.
Ada banyak kriteria investasi yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat investasi,
dimana kriteria tersebut dapat membantu untuk melihat apakah investasi tersebut dapat
memungkinkan dan menguntungkan atau tidak. Kriteria investasi merupakan sebuah metode
analisis yang dipakai untuk memperhitungkan antara biaya yang dikeluarkan dengan
kemanfaatan yang akan diperoleh selama investasi tersebut dilakukan.

2.4 Sumber-Sumber Dana Investasi


Kendati banyak sumber-sumber pendanaan investasi, namun pada umumnya sumber dana
investasi hanya di lihat melalui:
1. Investasi oleh masyarakat swasta nasional/Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
2. Investasi oleh pihak Asing/Penanaman Modal Asing (PMA)

2.4.1 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)


Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal

12
dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Ketentuan mengenai Penanaman Modal
diatur didalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Penanam modal
Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan warga negara Negeri, Badan Usaha Negeri, dan
Pemerintah Negeri yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia.

Perusahaan penanaman modal negeri mendapatkan fasilitas dalam bentuk:


1. Pajak penghasilan melalui netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman
modal yang dilakukan dalam waktu tertentu.
2. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau
peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri.
3. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku dan bahan penolong untuk
keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu.
4. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal
atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di
dalam negeri selama jangka waktu tertentu.
Kriteria perusahaan PMDN Negeri yang mendapatkan fasilitas antara lain:
1. Menyerap banyak tenaga kerja
2. Termasuk skala prioritas tertinggi
3. Melakukan alih teknologi
4. Melakukan industri pionir
5. Menjaga kelestarian lingkungan hidup

Faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN):


1. Potensi dan karakteristik suatu daerah
2. Budaya masyarakat
3. Pemanfaatan era otonomi daerah secara proposional
4. Peta politik daerah dan nasional
5. Kecermatan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan lokal dan peraturan
daerah yang menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia bisnis dan investasi

13
Syarat-syarat Penanaman Modal Dalam Negeri:
a. Permodalan: menggunakan modal yang merupakan kekayaan masyarakat Indonesia
(Pasal 1, Ayat 1, UU No. 6 Tahun 1968) baik langsung maupun tidak langsung
b. Pelaku Investasi: negara dan swasta. Pihak swasta dapat terdiri dari orang dan atau
badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia
c. Bidang usaha: semua bidang yang terbuka bagi swasta, yang dibina, dipelopori atau
dirintis oleh pemerintah
d. Perizinan dan perpajakan: memenuhi perizinan yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah. Antara lain: izin usaha, lokasi, pertanahan, perairan, eksplorasi, hak-hak
khusus, dll
e. Batas waktu berusaha: merujuk kepada peraturan dan kebijakan masing-masing
daerah
f. Tenaga kerja: wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia, kecuali apabila
jabatan-jabatan tertentu belum dapat diisi dengan tenaga bangsa Indonesia.
g. Mematuhi ketentuan UU ketenagakerjaan (merupakan hak dari karyawan)
Penanaman modal dalam negeri memberikan peranan dalam pembangunan ekonomi di
negara-negara sedang berkembang, hal ini terjadi dalam berbagai bentuk.Modal Investasi mampu
mengurangi kekurangan tabungan dan melalui pemasukan peralatan modal dan bahan mentah,
dengan demikian menaikkan laju pemasukan modal.Selain itu tabungan dan investasi yang
rendah mencerminkan kurangnya modal di negara keterbelakangan teknologi.Bersamaan dengan
modal uang dan modal fisik, modal investasi yang membawa serta keterampilan teknik, tenaga
ahli, pengalaman organisasi, informasi pasar, teknik-tekink produksi maju, pembaharuan produk
dan lain-lain.Selain itu juga melatih tenaga kerja setempat pada keahlian baru. Semua ini pada
akhirnya akan mempercepat pembangunan ekonomi negara terbelakang.

2.4.2 Penanaman Modal Asing (PMA)


Dalam literatur ekonomi makro, investasi asing dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu
investasi portofolio dan investasi langsung atau foreign direct investment (FDI). Investasi
portofolio ini dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti saham dan
obligasi. Sedangkan investasi langsung yang dikenal dengan Penanaman Modal Asing (PMA)

14
merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi
perusahaan.
Penanaman Modal di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007
tentang Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan Penanaman
Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik
Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing
sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Pasal 1 Undang-
Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal).
Perusahaan Penanaman Modal Asing mendapatkan fasilitas dalam bentuk:
1. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingkat tertentu
terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu;
2. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau
peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri;
3. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk
keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu;
4. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal
atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di
dalam negeri selama jangka waktu tertentu;
5. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat; dan
6. Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu, pada
wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.

Kriteria Perusahaan Penanaman Modal Asing yang mendapatkan fasilitas antara lain
sebagai berikut:
1. Menyerap banyak tenaga kerja
2. Termasuk skala prioritas tinggi
3. Termasuk pembangunan infrastruktur
4. Melakukan alih teknologi
5. Melakukan industri pionir
6. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain yang
dianggap perlu

15
7. Menjaga kelestarian lingkungan hidup
8. Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi
9. Bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi
10. Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi
didalam negeri.
Dibanding dengan investasi portofolio, Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak
mempunyai kelebihan, diantaranya sifatnya permanen (jangka panjang), banyak memberikan
andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen, dan membuka lapangan kerja
baru.Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang mengingat terbatasnya
kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja. Sedangkan, dalam investasi
portofolio, dana yang masuk ke perusahaan yang menerbitkan surat berharga (emiten), belum
tentu membuka lapangan kerja baru.
Selama ini investor domestik di negara yang sedang berkembang enggan melakukan
usaha yang beresiko tinggi seperti eksploitasi sumber-sumber daya alam yang belum
dimanfaatkan dan membuka lahan-lahan baru, maka hadirnya investor asing akan sangat
mendukung merintis usaha dibidang-bidang tersebut. Adanya pengadaan prasarana negara,
pendirian industri-industri baru, pemanfaatan sumber-sumber baru, pembukaan daerah-daerah
baru, akan membuka kecenderungan baru yaitu meningkatkan lapangan kerja. Sehingga tekanan
pendudukan pada tanah pertanian berkurang dan pengangguran dapat diatasi.Inilah keuntungan
sosial yang diperoleh dari kehadiran investor asing. Adanya transfer teknologi mengakibatkan
tenaga kerja setempat menjadi terampil, sehingga meningkatkan marginal produktifitasnya,
akhirnya akan meningkatkan keseluruhan upah riil. Semua ini menunjukkan bahwa modal asing
cenderung menaikkan tingkat produktifitas, kinerja dan pendapatan nasional.Dengan demikian,
kehadiran PMA bagi negara sedang berkembang sangat diperlukan untuk mempercepat
pembangunan ekonomi. Modal asing membantu dalam industrialisasi, pembangunan modal dan
menciptakan kesempatan kerja, serta keterampilan teknik.Melalui modal asing terbuka daerah-
daerah dan tergarap sumber-sumber baru. Resiko dan kerugian pada tahap perintisan juga
tertanggung, selanjutnya modal asing mendorong pengusaha setempat untuk bekerjasama. Dalam
jangka pendek atau menengah, investasi asing sangat menguntungkan dalam pertumbuhan
ekonomi.Investasi ini, dalam jangka pendek dapat mempengaruhi kesejahteraan ekonomi suatu
bangsa.

16
BAB III

PENUTUP

Investasi adalah suatu kegiatan dimana investor menanamkan kekayaannya untuk


dijadikan modal usaha dengan maksud agar mendapatkan keuntungan yang besar.Dengan adanya
investasi tersebut, bisa memberikan andil bagi perkembangan negara.Dapat disimpulkan bahwa
investasi merupakan salah satu indikator penentu tingkat pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi suatu negara. Dengan kata lain, semakin tinggi nilai investasi dalam suatu negara maka
akan semakin tinggi pula pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dari negara yang
bersangkutan.
Didalam penanaman modal dalam negeri, penekanannya lebih kepada aspek
perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha milik negara, dan/atau pemerintah Negara
Indonesia yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia.
Sedangkan dalam penanaman modal asing penekanannya lebih kepada perseorangan warga
negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal
di wilayah negara Republik Indonesia, dengan kegiatan usaha-usaha atau jenis usaha terbuka
bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup
dan terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan modal asing atas bidang usaha
perusahaan diatur didalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010.
Dengan beberapa pertimbangan, maka dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia adalah
sebuah negara yang sedang berkembang, dan tentunya masih banyak dana-dana yang diperlukan
untuk melangsungkan hidupnya, salah satunya melalui Penanaman Modal Dalam Negeri dan
Penanaman Modal Asing. Dengan tersedianya modal yang mencukupi, diharapkan dapat menjadi
faktor utama yang berperan dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga
tujuan pembangunan nasional: masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera, dapat tercapai.
Ada tiga jenis pengeluaran dalam investasi, yaitu : 1).Investasi Tetap Bisnis (Business
Fixed Investment) Mencakup peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses
produksi. 2).Investasi Residensial (Residential Investment) Mencakup rumah baru yang orang
beli untuk tempat tinggal dan yang dibeli tuan tanah untuk disewakan. 3). Investasi Persediaan

17
(Inventory Investment) Mencakup barang-barang yang disimpan perusahaan di gudang, termasuk
bahan-bahan dan persediaan, barang dalam proses, dan barang jadi.
Kriteria investasi bermanfaat dalam melakukan pengukuran manfaat atau keuntungan
yang akan diperoleh jika melakukan investasi terhadap suatu usaha. Dalam mengukur atau
menilai investasi yang akan atau telah terjadi terdapat beberapa kriteria yang digunakan antara
lain, yaitu : 1).Payback Period waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat
dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. 2).Net Benefit/Cost Ratio
(B/C Ratio) perbandingan antara jumlah NPV positif dengan NPV negatif. 3).Net Present Value
(NPV sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. 4).Internal Rate of Return (IRR) nilai
tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol.

18
DAFTAR PUSTAKA

Salim HS dan Budi Sutrisno, 2008. Hukum Investasi di Indonesia. Penerbit PT Raja Grafinfo
Persada : Jakarta.

Utsman, Ali. Pengertian dan Jenis Investasi Menurut Pakar. 15 Maret 2015.
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-dan-jenis-investasi-menurut-pakar.html

hukumonline.com. Dinamika Hukum Investasi di Indonesia. 18 Oktober 2013.


http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt52609cd3246f4/dinamika-hukum-investasi-di-
indonesia

Parinduri. USU Institutional Repository. 2011


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22751/5/Chapter%20I.pdf

19
20

Anda mungkin juga menyukai