Anda di halaman 1dari 10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rice (1984) cit. Raden et al. (2008) mendefinisikan alelopati adalah sesuatu yang
pengaruhnya berbahaya atau menguntungkan dari tanaman termasuk mikroorganisme
terhadap tanaman lain melalui pelepasan bahan kimia ke lingkungan. Putnam (1988) cit. Raden
et al. (2008) menjelaskan bahwa pengaruh negatif alelopati tergantung dari konsentrasi bahan
kimia yang dikandungnya. Waller (1987) cit. Raden et al. (2008) menyatakan bahwa hasil
metabolit sekunder seperti terpenoid, phenol, alkaloid, asam lemak, steroid dan polyacetylene
dapat berfungsi sebagai alelokimia. Selanjutnya Inderjit (1996) cit. Raden et al. (2008)
menyatakan bahwa pelepasan alelokimia difasilitasi oleh berbagai proses seperti pelarutan dari
bagian sekitar tanaman, eksudat akar, batang, aktivitas mikroba, pembajakan residu tanaman
dalam tanah dan dekomposisi residu bahan kering.
Hasil praktikum tentang pengaruh alelopati terhadap pertumbuhan tanaman kacang
tanah (Arachis hypogaea) disajikan dalam bentuk tabel hasil uji DMRT dengan taraf
kepercayaan 5%, grafik, dan histogram. Percobaan di petridish disajikan dalam bentuk tabel
panjang akar dan jumlah biji berkecambah, grafik tinggi tanaman, grafik indeks vigor, histogram
gaya berkecambah, dan histogram rasio akar/tajuk. Sedangkan percobaan di rumah kaca
disajikan dalam bentuk tabel (jumlah daun, luas daun, dan panjang akar), grafik tinggi tanaman,
histogram bobot segar dan bobot kering akar, histogram bobot segar dan bobot kering tajuk,
dan histogram rasio akar/tajuk. Berikut ini penjelasan dari hasil praktikum pengaruh alelopati
terhadap perkecambahan dan pertumbuhan tanaman kacang tanah.
Tabel 1.1. Panjang Akar dan Jumlah Biji Berkecambah Kacang Tanah pada Perlakuan Alelopati
di Petridish

Perlakuan
Alelopati Panjang Akar (cm) Jumlah Biji Berkecambah

Kenikir 4.894 a 7.4 a

Tomat 3.542 a 7a

Kontrol 3.246 a 5.4 ab

Cengkeh 0.572 b 3b

CV 42.50537 39.78113

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil panjang akar dan jumlah biji
berkecambah pada kacang tanah di petridish. Perlakuan alelopati ekstrak kenikir, tomat, dan
kontrol tidak signifikan (tidak berbeda nyata) mempengaruhi panjang akar dan jumlah biji
berkecambah pada kacang tanah. Namun perlakuan alelopati dari ekstrak cengkeh
menghasilkan panjang akar dan jumlah biji berkecambah pada kacang tanah yang berbeda
nyata atau signifikan dengan perlakuan alelopati lainnya, hal ini disebabkan karena kandungan
senyawa alelokimia eugenol yang dikandung oleh cengkeh. Hal ini sesuai dengan penelitian
Hani dan Suryanto (2014) yang menyatakan bahwa tanaman cengkeh berpotensi
mengeluarkan zat yang bersifat alelopati, daun cengkeh mengandung minyak atsiri 1-4%
berupa senyawa eugenol. Senyawa eugenol signifikan menhambat pemanjangan akar dan
jumlah biji berkecambah pada perkecambahan benih kacang tanah yang dikecambahkan dalam
petridish. Namun perlakuan kontrol dengan air biasa tidak signifikan dengan perlakuan alelopati
kenikir dan tomat. Seharusnya air menghasilkan panjang akar dan jumlah biji berkecambah
yang paling besar dan paling signifikan dengan perlakuan alopati lain karena air tidak
mengandung senyawa toksik dan air membantu proses perkecambahan dengan imbibisi benih.
Hal tersebut disebabkan karena pemberian ekstrak alelopat kenikir dan tomat dalam jumlah
sedikit dan tidak pada benih kacang tanah tetapi pada kertas saring sehingga panjang akar dan
jumlah biji berkecambah perlakuan aleopati tidak berbeda nyata dengan kontrol.

0.30

0.25
Tinggi Tanaman (cm)

0.20

0.15

0.10

0.05

0.00
1 2 3 4 5 6 7
Hari

control cloves marygold tomatoes

Gambar 1.1. Grafik Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada Perlakuan Alelopati di Petridish
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui perbedaan tinggi tanaman pada kecambah
kacang tanah di petridish dari perlakuan alelopat dan kontrol. Tinggi tanaman kecambah
kacang tanah paling tinggi dihasilkan pada perlakuan alelopati ekstrak kenikir sedangkan tinggi
tanaman paling rendah pada perlakuan cengkeh. Tinggi tanaman paling tinggi seharusnya
dihasilkan pada perlakuan kontrol karena disiram air biasa dan tidak mengandung senyawa
toksik. Namun perlakuan kontol menhasilkan tinggi tanaman kacang tanah lebih rendah
daripada perlakuan alelopati ekstrak kenikir dan tomat. Hal ini disebabkan karena pemberian
ekstrak alelopat kenikir dan tomat dalam jumlah sedikit dan tidak pada benih kacang tanah
tetapi pada kertas saring sehingga tinggi tanaman kacang tanah perlakuan aleopati kenikir dan
tomat lebih tinggi daripada kontrol. Perlakuan alelopat ekstrak cengkeh menghasilkan tinggi
kecambah paling rendah karena senyawa eugenol pada cengkeh sangat menghambat
perkecambahan dan menghambat pemunculan plumula pada kacang tanah.

0,003

0,002
Indeks Vigor

0,002

0,001

0,001

0,000
1 2 3 4 5 6 7
Hari

control cloves marygold tomatoes

Gambar 1.2. Grafik Indeks Vigor (IV) Kacang Tanah pada Perlakuan Alelopati di Petridish
Kecepatan kecambah suatu benih dapat dinyatakan dengan indeks vigor yang
mengekspresikan jumlah benih yang berkecambah pada interval satu hari setelah
dikecambahkan. Vigor benih merupakan kemampuan benih untuk tumbuh normal pada
keadaan lingkungan yang sub optimal. Pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan
tingkat produksi, artinya dari benih yang bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi
yang tinggi. Vigor benih yang tinggi dicirikan antara lain tahan disimpan lama, tahan terhadap
serangan hama penyakit, cepat dan merata tumbuhnya serta mampu menghasilkan tanaman
dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang sub
optimal. Rendahnya vigor pada benih dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor
genetis, fisiologis, morfologis, sitologis, mekanis dan mikrobia (Sutopo, 1984). Berdasarkan
garfik indeks vigor diatas dapat diketahui bahwa perlakuan alelopat ekstrak kenikir
menghasilkan indeks vigor kacang tanah paling tinggi sedangkan perlakuan alelopat cengkeh
menghasilkan indeks vigor kacang tanah paling rendah. Benih kacang tanah serempak
berkecambah pada hari ke-3 setelah itu menurun. Seharusnya perlakuan kontrol menghasilkan
indeks vigor paling tinggi karena disiram air biasa dan tidak mengandung senyawa toksik yang
menghambat perkecambahan kacang tanah. Hal ini disebabkan karena pemberian ekstrak
alelopat kenikir dan tomat dalam jumlah sedikit dan tidak pada benih kacang tanah tetapi pada
kertas saring sehingga indeks vigor kacang tanah pada perlakuan aleopati kenikir dan tomat
lebih tinggi daripada perlakuan kontrol. Perlakuan alelopat ekstrak cengkeh menghasilkan
indeks vigor paling rendah karena senyawa eugenol pada cengkeh sangat menghambat
perkecambahan benih kacang tanah.
120
88

Gaya Berkecambah (%)


100
78
70
80
52
60

40

20

0
CONTROL CLOVES MARYGOLD TOMATOES
Perlakuan

Gambar 1.3. Histogram Gaya Berkecambah (GB) Kacang Tanah pada Perlakuan Alelopati di
Petridish
Daya tumbuh atau daya berkecambah adalah jumlah benih yang berkecambah dari
sejumlah benih yang dikecambahkan pada media tumbuh optimal pada waktu yang telah
ditentukan, dan dinyatakan dalam persen. Persentase daya berkecambah merupakan jumlah
proporsi benih-benih yang telah menghasilkan perkecambahan dalam kondisi dan periode
tertentu. Gaya berkecambah dihitung dari jumlah biji kacang tanah yang berkecambah pada
hari ke-7 dibagi total biji yang dikecambahkan dikalikan 100%. Berdasarkan histogram diatas
dapat diketahui bahwa gaya berkecambah benih kacang tanah paling besar yaitu pada
perlakuan alelopati ekstrak tomat sebesar 88%, sedangkan gaya berkecambah paling rendah
yaitu perlakuan alelopati cengkeh sebesar 52%. Seharusnya perlakuan kontrol menghasilkan
gaya berkecambah paling besar karena disiram air biasa dan tidak mengandung senyawa
toksik yang menghambat perkecambahan kacang tanah. Hal ini disebabkan karena pemberian
ekstrak alelopat kenikir dan tomat dalam jumlah sedikit dan tidak pada benih kacang tanah
tetapi pada kertas saring sehingga gaya berkecambah kacang tanah pada perlakuan aleopati
kenikir dan tomat lebih besar daripada perlakuan kontrol. Perlakuan alelopat ekstrak cengkeh
menghasilkan gaya berkecambah paling rendah karena senyawa eugenol pada cengkeh
sangat menghambat perkecambahan benih kacang tanah sehingga total biji yang berkecambah
menjadi rendah.
12
8.01 a 8.26 a
10

8
Rasio Akar/Tajuk

6 3.65 b

4 0.75 c

0
control cloves marygold tomatoes
-2
Perlakuan

Gambar 1.4. Histogram Rasio Akar/Tajuk Kacang Tanah pada Perlakuan Alelopati di Petridish
Rasio akar/tajuk merupakan perbandingan panjang akar dengan panjang tajuk setelah
tanaman tersebut dipanen. Rasio akar/tajuk tinggi artinya panjang akar lebih panjang daripada
panjang tajuk sebaliknya rasio akar/tajuk rendah artinya panjang akar lebih rendah daripada
panjang tajuk. Berdasarkan histogram diatas dapat diketahui bahwa rasio panjang akar/tajuk
kacang tanah paling besar dihasilkan pada perlakuan alelopati ekstrak kenikir, sedangkan
paling rendah pada perlakuan alelopati cengkeh. Perlakuan kontrol dan alelopat kenikir tidak
berbeda nyata atau tidak signifikan terhadap hasil rasio akar/tajuk, namun kedua perlakuan
tersebut signifikan terhadap perlakuan alelopati ekstrak tomat dan cengkeh. Perlakuan kontrol
dan kenikir memacu pertumbuhan akar yang lebih tinggi pada pertumbuhan atau akar muncul.
Seiring bertambahnya usia tanaman, rasio akar/tajuk menurun karena laju pertumbuhan tajuk
lebih tinggi dibandingkan akar. Pada perlakuan alelopati cengkeh didapatkan angka yang
mendekati nol karena senyawa alelopat cengkeh yaitu eugenol menghambat pemunculan dan
pertumbuhan akar, sehingga panjang tajuk lebih besar daripada panjang akar. Seharusnya
perlakuan kontrol menghasilkan rasio akar/tajuk paling besar karena perlakuan kontrol hanya
diberi air tanpa mengandung senyawa penghambat pertumbuhan akar dan tajuk. Tetapi dari
hasil praktikum menunjukkan bahwa perlakuan kontrol tidak berbeda nyata dengan perlakuan
alelopati kenikir. Hal ini disebabkan karena pemberian ekstrak kenikir dalam jumlah yang sedikit
dan tidak pada benih kacang tanah tetapi disiram pada kertas saringnya sehingga rasio
akar/tajuk perlakuan alelopati kenikir tidak beda nyata dengan kontrol.
Tabel 1.2. Jumlah Daun, Luas Daun, dan Panjang Akar Kacang Tanah
pada Perlakuan Alelopati di Rumah Kaca

Perlakuan Jumlah Daun Luas Daun Panjang Akar


Alelopati (cm) (cm)

Kontrol 8.4 a 2811.65 a 19.05 a

Cengkeh 6.9 a 2370.82 a 20.5 a

Kenikir 8.6 a 2943.54 a 19.61 a

Tomat 8.3 a 2817.5 a 21.45 a

CV 16.01 17.08 13.60

Tabel diatas merupakan tabel hasil uji DMRT 5% pada jumlah daun, luas daun, dan
panjang akar tanaman kacang tanah di rumah kaca. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
bahwa semua variabel hasil seperti jumlah daun, luas daun, dan panjang akar tanaman kacang
tanah di rumah kaca tidak berbeda nyata atau tidak signifikan antar perlakuan. Jumlah daun
tanaman kacang tanah tidak berbeda nyata pada semua perlakuan antara perlakuan alelopat
ekstrak cengkeh, kenikir, tomat, dan kontrol. Luas daun tanaman kacang tanah tidak berbeda
nyata pada semua perlakuan antara perlakuan alelopat ekstrak cengkeh, kenikir, tomat, dan
kontrol. Panjang akar tanaman kacang tanah tidak berbeda nyata pada semua perlakuan
antara perlakuan alelopat ekstrak cengkeh, kenikir, tomat, dan kontrol. Hal ini disebabkan
karena pemberian senyawa alelopat yang jumlahnya sedikit, pengaplikasian senyawa alelopat
hanya pada permukaan daun, dan kemungkinan tanaman saling terkena perlakuan pada
tanaman lain akibat terlalu rapatnya jarak antar polibag tanaman, atau efek yang diberikan oleh
masing-masing alelopat memberikan pengaruh yang sama terhadap pertanaman kacang tanah.
Aplikasi ekstrak alelopat seharusnya pada media tanah sehingga dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman karena ekstrak alelopat diserap oleh akar tanaman kacang tanah.
Namun aplikasi alelopat pada bagian tanaman yang salah tidak akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman secara signifikan misalnya disemprotkan pada bagian daun kacang
tanah. Alelopat yang disemprotkan pada daun menyebabkan daun kering dan mati namun tidak
mempengaruhi pemunculan tunas baru sehingga tanaman masih tetap mengalami pembelahan
sel dan tumbuh tunas baru.
14
12
Tinggi Tanaman (cm)

10
8
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10
Perlakuan

control cloves marygold tomatoes

Gambar 1.5. Grafik Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada Perlakuan Alelopati di Rumah
Kaca
Berdasarkan grafik tinggi tanaman kacang tanah diatas dapat diketahui bahwa
perlakuan alelopat ekstrak tomat menghasilkan tinggi kacang tanah paling tinggi dan
tinggi kacang tanah paling rendah dihasilkan pada perlakuan alelopat ekstrak cengkeh.
Seharusnya tinggi tanaman kacang tanah paling tinggi dihasilkan pada perlakuan kontrol
karena disiram air biasa pada polibag dan tidak mengandung senyawa toksik yang
menghambat pertumbuhan tanaman. Namun tinggi tanaman perlakuan kontrol lebih
rendah daripada perlakuan ekstrak kenikir dan tomat, hal ini disebabkan karena
pemberian ekstrak alelopat dalam jumlah sedikit, konsentrasi senyawa alelokimia rendah,
aplikasi pada permukaan daun, dan jarak polibag antar perlakuan relatif dekat sehingga
tanaman mendapat pengaruh dari perlakuan alelopat yang berbeda. Tinggi tanaman
kacang tanah paling rendah yaitu pada perlakuan alelopat cengkeh karena mengandung
senyawa alelokimia yaitu eugenol yang sangat efektif dan berpengaruh menghambat
pertumbuhan tinggi kacang tanah.
4
3.45 a 3.35 a
3.5
2.95 a
2.77 a
BS dan BK Akar (gr)
3
2.5
2
1.5
1 0.63 a 0.65 a 0.64 a
0.53 a
0.5
0
Control Cloves Marygold Tomatoes
Perlakuan

Fresh Weight Root Dried Weight Root

Gambar 1.6. Histogram Berat Segar (BS) dan Berat Kering (BK) Akar Kacang Tanah pada
Perlakuan Alelopati di Rumah Kaca
Berdasarkan histogram diatas dapat diketahui bahwa bobot segar dan bobot kering
akar kacang tanah tidak menunjukkan adanya perbedaan nyata atau perbedaan yang signifikan
antar perlakuan. Histogram diatas juga menunjukkan bahwa bobot segar jaraknya cukup jauh
dengan bobot kering yang dihasilkan mengindikasikan bahwa tanaman kacang tanah tersebut
lebih banyak menyerap dan menyimpan air dibandingkan asimilat hasil fotosintesis. Hal ini
disebabkan karena adanya gangguan fotosintesis akibat pengaruh pemberian senyawa alelopat
dan merupakan salah satu mekanisme tanaman untuk meminimalisir pengaruh negatif senyawa
alelopat. Bobot segar dan bobot kering akar kacang tanah paling besar dihasilkan pada
perlakuan alelopat ekstrak kenikir, sedangkan bobot segar dan bobot kering akar kacang tanah
paling rendah dihasilkan pada perlakuan alelopat ekstrak cengkeh. Seharusnya bobot segar
dan bobot kering akar kacang tanah paling besar yaitu perlakuan kontrol karena disiram air dan
tidak mengandung senyawa toksik yang menghambat pertumbuhan kacang tanah. Perbedaan
hasil tersebut disebabkan karena pemberian ekstrak alelopat dalam jumlah sedikit, konsentrasi
senyawa alelokimia rendah, aplikasi pada permukaan daun, dan jarak polibag antar perlakuan
relatif dekat sehingga tanaman mendapat pengaruh dari perlakuan alelopat yang berbeda.
Ekstrak cengkeh mengandung alelokimia eugenol yang sangat efektif menghambat
pertumbuhan kacang tanah.
9.00
7.36 a
8.00 7.33 a 7.32 a
7.00
BS dan BK Tajuk (gr)

5.67 a
6.00
5.00
4.00
3.00
1.37 a
2.00 1.316 a 1.17 a 1.135 a
1.00
0.00
Control Marygold Tomatoes Cloves
Perlakuan

Fresh_Shoot Dry_Shoot

Gambar 1.7. Histogram Berat Segar (BS) dan Berat Kering (BK) Tajuk Kacang Tanah pada
Perlakuan Alelopati di Rumah Kaca
Berdasarkan histogram diatas dapat diketahui bahwa bobot segar dan bobot kering
tajuk kacang tanah tidak menunjukkan adanya perbedaan nyata atau perbedaan yang
signifikan antar perlakuan. Histogram diatas juga menunjukkan bahwa bobot segar jaraknya
cukup jauh dengan bobot kering yang dihasilkan mengindikasikan bahwa tanaman kacang
tanah tersebut lebih banyak menyerap dan menyimpan air dibandingkan asimilat hasil
fotosintesis. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan fotosintesis akibat pengaruh
pemberian senyawa alelopat dan merupakan salah satu mekanisme tanaman untuk
meminimalisir pengaruh negatif senyawa alelopat. Bobot segar dan bobot kering tajuk kacang
tanah paling besar dihasilkan pada perlakuan kontrol, sedangkan bobot segar dan bobot kering
tajuk kacang tanah paling rendah pada perlakuan alelopat ekstrak cengkeh. Perlakuan kontrol
yaitu tanaman disiram air tanpa mengandung senyawa toksik sehingga dihasilkan bobot segar
dan bobot kering tajuk paling besar. Ekstrak cengkeh mengandung senyawa alelokimia yaitu
eugenol yang sangat efektif menghambat pertumbuhan kacang tanah sehingga pada perlakuan
ini dihasilkan bobot segar dan bobot kering tajuk paling rendah karena pertumbuhan tanaman
kacang tanah terhambat dengan adanya eugenol pada cengkeh.
3
2.191 a
2.5
Rasio Akar/Tajuk
2
1.286 b 1.416 ab 1.363 ab
1.5

0.5

0
control cloves marygold tomatoes
Perlakuan

Gambar 1.8. Histogram Rasio Akar/Tajuk Kacang Tanah pada Perlakuan Alelopati di Rumah
Kaca
Rasio akar/tajuk merupakan perbandingan panjang akar dengan panjang tajuk setelah
tanaman tersebut dipanen. Rasio akar/tajuk tinggi artinya panjang akar lebih panjang daripada
panjang tajuk sebaliknya rasio akar/tajuk rendah artinya panjang akar lebih rendah daripada
panjang tajuk. Berdasarkan histogram diatas dapat diketahui bahwa rasio panjang akar/tajuk
kacang tanah di rumah kaca paling besar dihasilkan pada perlakuan alelopati ekstrak cengkeh,
sedangkan paling rendah pada perlakuan kontrol. Perlakuan alelopati cengkeh tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan alelopati kenikir dan tomat, namun
ketiga perlakuan alelopati tersebut sangat signifikan terhadap perlakuan kontrol dalam
menghasilkan rasio akar/tajuk. Perlakuan alelopati cengkeh memacu pertumbuhan akar yang
lebih tinggi pada pertumbuhan kacang tanah. Seiring bertambahnya usia tanaman, rasio
akar/tajuk menurun karena laju pertumbuhan tajuk lebih tinggi dibandingkan akar. Seharusnya
rasio akar/tajuk kacang tanah paling tinggi dihasilkan pada perlakuan kontrol namun hasil
histogram diatas menunjukkan rasio akar/tajuk paling rendah dihasilkan pada perlakuan kontrol.
Hal ini disebabkan karena pemberian alelopat dalam jumlah sedikit, disemprotkan pada
permukaan daun, dan jarak antar polibag relatif dekat sehingga memungkinkan tanaman
mendapat pengaruh dari perlakuan lain. Dalam hal ini berarti pemberian alelopat dapat
meningkatkan pertumbuhan panjang akar dan menghambat pertumbuhan panjang tajuk
sehingga rasio akar/tajuk besar pada perlakuan alelopat cengkeh. Ekstrak cengkeh
mengandung eugenol jika diaplikasikan pada permukaan daun atau tajuk maka pertumbuhan
tajuk terhambat sementara pemanjangan akar tetap berlangsung sehingga rasio akar/tajuk
menjadi besar.

Anda mungkin juga menyukai