Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN


DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhikebutuhan guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes, 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Herdman, 2012).
Menurut Potter & Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
B. Etiologi
Menurut Depkes (2000: 20) penyebab kurang perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis, fisik dan mental yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri dan faktor herediter.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
5) Psikologis
Faktor perkembagan dimana keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
pasien sehingga perkembanan inisiatif terganggu, kemampuan realitas urun.
Pasien gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000), Faktorfaktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
2) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
3) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
4) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.
C. Jenis
Menurut Nanda-I (2012), jenis perawatan diri terdiri dari :
a. Defisit perawatan diri: Mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
b. Defisit perawatan diri: Berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian
dan berias untuk diri sendiri.
c. Defisit perawatan diri: Makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri.
d. Defisit perawatan diri: Eliminasi

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi


sendiri (Nurjannah, 2004:79)
D. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola Kadang Tidak


perawatan perawatan melakukan

diri diri kadang perawatan


seimbang tidak diri
Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri
Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
E. Proses terjadinya masalah

Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan
diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat
kebersihan diri, makan secara mandiri,berhias diri secara mandiri, dan toileting (
buang air besar [BAB]atau buang air kecil [BAK])secara mandiri (Yusuf, Rizky &
Hanik,2015:154).

F. Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a. Fisik
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi
kotor disertai mulut bau, penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak berdaya, rendah
diri dan merasa hina.
c. Sosial
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidakk mampu berperilaku sesuai norma, cara
makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat.
Tanda dan gejala defisit perawatan diri dapat dinilai dari pernyataan pasien
tentang kebrsihan diri, berdandan dan berpakaian, makan dan minum, BAB dan
BAK dan didukung dengan data hasil observasi :
1. Data Subjektif
Pasien mengatakan tentang :
- Malas mandi
- Tidak mau menggosok gigi
- Tidak mau memotong kuku
- Tidak mau berhias/berdandan
- Tidak bisa/tidak mau menggunakan alat mandi/kebersihan diri
- Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum
- BAB dan BAK sembarangan
- Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah BAB dan BAK
- Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar
2. Data Objektif
- Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang, tidak
menggunakan alat-alat mandi, tidak mandi dengan benar
- Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, pakaian tidak rapi,
tidak mempu berdandan, memilih, mengambul dan memakai pakaian,
memakai sandal, sepatu, memakau resleting, memakai barang-barang yang
perlu dalam berpakaian, melepas barang-barang yang perlu dalam
berpakaian.
- Makan dan minum sembarangan, berceceran, tidak menggunakan alat
makan, tidak mampu (menyiapkan makanan, memindahkan makanan ke alat
makan, memegang alat makan, membawa makanan dari piring ke mulut,
mengunyah, menelan makanan secara aman, menyelesaikan makan).
- BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri setelah BAB
dan BAK, tidak mampu (menjaga kebersihan toilet, menyiram tolet).
G. Akibat
Akibat dari defisit perawatan diri adalah gangguan pemeliharaan kesehatan.
Gangguan pemeliharaan kesehatan ini bentuknya bisa bermacam macam. Akibat dari defisit
perawat diri adalah sebagai berikut :
a. Kulit yang kurang bersih merupakan penyebab berbagai gangguan
macam penyakit kulit (kadas, kurap, kudis, panu, bisul, kusta, patek
atau frambosa, dan borok).
b. Kuku yang kurang terawat dan kotor sebagai tempat bibit penyakit
yang masuk ke dalam tubuh. Terutama penyakit alat alat pernapasan.
Disamping itu kuku yang kotor sebagai tempat bertelur cacing, dan
sebagai penyakit cacing pita, cacing tambang, dan penyakit perut.
c. Gigi dan mulut yang kurang terawat akan berakibat pada gigi
berlubang, bau mulut, dan penyakit gusi
d. Gangguan lain yang mungkin muncul seperti gastritis kronis (karenan
kegagalan dalam makan), penyebaran penyakit dari orofecal (karena
hygiene BAB/BAK sembarangan) (Wahit Iqbal, dkk.,2015:159).
Sedangkan menurut (tarwoto dan wartonah, 2010:117) akibatnya adalah :
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah : gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

H. Mekanisme koping

1. Regresi
2. Penyangkalan
3. Isolasi sosial, menarik diri
4. Intelektualisasi (Mukhripah & Iskandar, 2012:153).
Sedangkan menurut (Stuart & Sundeen, 2000) didalam didalam (Herdman
Ade, 2011:153-154) mekanisme koping menurut penggolongannya dibagi
menjadi 2 yaitu :
a. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukund fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajar mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatn diri secara mandiri.
b. Mekanisme koping maladaptif
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.

I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dengan defisit perawatan diri menurut (Herdman Ade, 2011:154)
adalah sebagai berikut :
i. Meningkatan kesadaran dan kepercayaan diri
ii. Membimbing dan menolong klien perawatan diri

iii. Ciptakan lingkungan yang mendukung

iv. BHSP (bina hubungan saling percaya)

J. Pohon Masalah

Diagnosa keperawatan
Defisit Perawatan Diri : Kebersihan diri (Mandi) , berdandan , makan, BAB/BAK
(Yusuf, Rizky & Hanik,2015:155).

Rencana Asuhan Keperawatan


Defisit perawatan diri merupakan core probem atau diagnosa utama dalam pohon
masalah di atas, berikut ini adalah rencana asuhan keperawatan dari defisit
perawatan diri menurut (Kelliat,2006)
A. Pengkajian
Data Subyektif
- Klien mengatakan dirinya malas mandi
- Klien mengatakan malas makan
- Klien mengatakan tidak tahu cara membersihkan WC setelah bab/bak
Data Obyektif
- Ketidakmampuan mandi dan membersihkan diri ; kotor, berbau
- Ketidakmampuan berpakaian; pakaian sembarangan
- Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri : BAB atau BAK sembarangan

B. Pohon Masalah
Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit perawatan diri Core Problem

Isolasi sosial

C. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri
2. Isolasi sosial
D. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri.
Tujuan : Pasien mampu
a. Membina hubungan saling percaya
b. melakukan kebersihan diri secara mandiri
c. melakukan berhias/berdandan secara baik
d. melakukan makan dengan baik
e. melakukan bab/bak secara mandiri
Tindakan keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya dgn menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik :
- Sapa pasiendengan ramah, baik verbal maupun non verbal
- Perkenalkan diri dengan sopan
- Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang di sukai pasien
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Jujur dan menepati janji
- Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa adanya
- Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar pasien

2) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri


Untuk melatih klien dalam menjaga kebersihan diri, perawat dapat melakukan
tahapan tindakan yang meliputi :
a) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d) Pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
3) Membantu pasien berdandan / berhias
Untuk pasien laki-laki membantu meliputi :
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Bercukur
Untuk pasien wanita, membantu meliputi :
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Berhias
4) Melatih pasien makan dan minum secara mandiri
- Menjelaskan kebutuhan makan perhari dewasa 2000-2200 kalori
- Menjelaskan cara makan dan minum
- Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan dan minum setelah makn
dan minum
- Mempraktekkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
5) Mengajarkan klien melakukan bab/bak secara mandiri
a. Menjelaskan tempat bab.bak yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah bab/bak
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat bab dan bak
d. Mempraktekkan bab dan bak dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa


Herdman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika. Iqbal
Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.

Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN


(Basic Course). Yogyakarta: EGC.

Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa : Edisi 2.


Jakarta: EGC.

Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika


Aditama.

Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:


Momedia.

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Medika.
Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 : PENGKAJIAN DAN MELATIH CARA MENJAGA
KEBERSIHAN DIRI : MANDI, MENCUCI RAMBUT, SIKAT GIGI, POTONG KUKU

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :

- Klien mngatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju.

Data objektif :

- Klien terlihat kotor, rambut tidak disisr, baju agak kotor, bau dan menolak
diajak mandi.

2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Keperawatan Diri
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
c. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat.
e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Menjelaskan kebersihan yang baik.
c. Membantu klien mempraktekkan cara kebersihan yang baik.
d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Komunikasi

a. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
Selamat pagi, Ibu. Perkenalkan nama saya Uci Sri Wahyuni. Saya biasa
dipanggil Uci. Saya perawat yang menjaga ibu pagi ini. Nama ibu siapa? Biasa
dipanggil siapa.
- Validasi
Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Tina pagi ini sudah mandi? Sudah berganti
baju? Menurut tina, apa tina cukup bersih sekarang?.
- Kontrak
Ibu, sekarang kita akan berbincang-bincang tentang pentingnya kebersihan.
Mau dimana kita berbincang-bincang/bagaimana kalau diruang kamar? Mau
berapa lama, tina? Bagaimana kalau 15 menit?.

b. Fase kerja
Masalah kebersihan diri
Berapa kali ibu mandi dalam sehari? Menurut ibu apa kegunaan mandi? Apa
alasan ibu sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut ibu apa manfaatnya kalau kita
menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang merawat diri dengan
baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa
menurut ibu yang bisa muncul? Sekarang apa saja alat untuk menjaga kebersihan
diri, seperti kalau kita mandi, cuci rambut, gosok gigi apa saja yang disiapkan?
Benar sekali, ibu perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun sikat gigi, odol,
shampo serta sisir. Wah bagus sekali, ibu bisa menyebutkan dengan benar.
Masalah berdandan
apa yang ibu lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja tina
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa tujuan kita sisiran dan
bedandan? Jadi bisakah ibu sebutkan alat yang digunakan untuk berdandan? Betul,
bagus sekali sisir, bedak dan lipstik.
Masalah makan dan minum
Berapa kali ibu makan sehari? Iya bagus ibu makan 3 kali sehari. Kalau
minum sehari berapa gelas bu? Betul, minum 10 gelas perhari. Apa saja yang
disiapkan untuk makan? Dimana ibu makan? Bagaimana cara makan yang baik
menurut ibu? Apa yang dilakukan sebelum makan? Apa pula yang dilakukan setelah
makan?
Masalah BAB dan BAK
Berapa kali ibu BAB sehari? Kalau BAK berapa kali? Dimana biasanya ibu
BAB/BAK? Bagaimana membersihkannya?
Kita sudah bicara tentang kebersihan diri, berdandan, berpakaian, makan dan
minum serta BAB dan BAK. sekarang bisakah ibu cerita bagaimana cara melakuakn
mandi, keramas dan gosok gigi. Ya benar pertama ibu bisa siram seluruh tubuh ibu
termasuk rambut lalu ambil shampo gosokkan pada kepala ibu sampai berbusa lalu
bilas sampai bersih.selanjutnya mabil sabun, gosokkan diseluruh tubuh secara
merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi ibu mulai dari
depan ke belakang. Bagus lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi
seluruh tubuh ibu sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Ibu bagus sekali
melakukannya. Selanjutnya ibu bisa pasang baju dan sisir rambutnya dengan baik

3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri, manfaat dan alat serta cara melakuakan kebersihan diri? Sekarang
coba ibu ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi? Apa saja alat untuk menjaga
kebersihan diri, bagaimana cara menjaga kebersihan diri? Bagus sekali ibu sudah
menjawabnya dengan benar. Bagaimana perasaan ibu setelah mandi? Coba lihat
dicermin, lebih bersih dan segar ya.
b. RTL
Baiklah ibu. Kalau mandi yang paling baik sehari berappa kali bu? Ya bagus
mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu. Nanti ibu
kemasukan ke jadwal ya bu. Jika ibu melakukanya secara mandiri makan ibu
menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau
teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu
mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu.
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara
berdandan. apakah ibu bersedia?
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu??
Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi
Assalamualaikum.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 : MELATIH CARA BERDANDAN SETELAH


KEBERSIHAN DIRI : SISIRAN, RIAS MUKA UNTUK PEREMPUAN.

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
- Klien mengatakan sudah mandi
- Klien mengatakan malas menyisir rambut
Data objektif :
- Klien terlihat lebih segar
- Klien rambut terlihat tidak disisir
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit perawatan diri.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Pasien dapat mengetahui pentingnya perawatan diri (Berdandan)
b. Pasien dapat mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri (Berdandan).
c. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri (Berdandani) dengan bantuan
perawat.
d. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri (Berdandan) secara mandiri.
e. Pasien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan
diri (Berdandan)
4. Tindakan Keperawatan.
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b) Menjelaskan cara berdandan yang benar.
c) Membantu pasien mempraktikkan cara berdandan yang benar dan
memasukkan dalam jadwal.
d) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah mandi?. Tampak
bersih sekali, rambut juga sudah disisir, kukunya sudah digunting yah? Bagus sekali.
Kalau gosok giginya bagaimana? Bagus sekali ternyata sudah ibu lakukan. Coba
saya lihat jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah melakukannya. Mandi 2 x sehari sudah
dilakukan dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah, keramas 2 minggu sekali
juga sudah mandiri, gunting kuku juga sudah 1 x seminggu, kalau ini masih dibantu
kemaren ya bu. Yang masih dibantu sama suster nanti ibu melakukannya sendiri.
c. Kontrak :
Topik :
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan latihan
berdandan. Apakah ibu bersedia?
Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, sebelum berdandan alat apa saja yang harus disiapkan? Ya
benar sekali sisir, bedak dan lipstik. Bagaimana cara ibu berdandan? Apakah
menyisir rmabut dulu? Bagaimana cara ibu menyisir? Sekarang sisir rambut dulu ya.
Bagus sekali coba lihat dikaca, sudah rapi? Apa kebiasaan ibu berdandan apakah ibu
memakai bedak? Lanjutka dengan merias muka, bagus . ibu tampak cantik. Apakah
ibu mau pakai lipstik? Iya pakainya tipis saja. Coba lihat dikaca cantik ya.

3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara berdandan? Lebih cantik dan
rapi ya? Bisa tina sebutkan lagi apa saja alat yang diperlukan untuk berdandan? Yah
bagus sekali. Sekarang coba sebutkan caranya bagaimana? Wah tina memang hebat.
b. RTL :
Baiklah ibu kita sudah melakukan berdandan kita masukan kedalam jadwal ya.
Berapa kali akan ibu lakukan? Dua kali sehari? Sehabis mandi yaa? Jadi tina bisa tulis
dijadwal harian setiap habis mandi, tina bisa langsung berdandan. Selanjutnya jangan
lupa untuk melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali
sehari juga, keramas 2 kali seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu, ganti baju dan
berdandan habis mandi
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang kebutuhan
dan latihan cara makan dan minum yang benar, apakah ibu bersedia?
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? ? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu. saya
permisi Assalamualaikum
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 3 : MELATIH CARA MAKAN DAN MINUM YANG
BAIK.

A. Proses Keperawatan.

1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
- klien mengatakan sudah mandi dan menyisir rambut
- klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan benar
Data objektif :
- klien terlihat lebih segar dan rambut terlihat rapi
- klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan benar.
- Klien terlihat berserakan ketika makan dan minum
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Pasien dapat mengetahui peralatan yang digunakan untuk makan.
b. Pasien dapat mengetahui cara-cara makan dan minum yang baik dan benar.
c. Pasien dapat melaksanakan makan dan minum yang baik dan benar dengan
bantuan perawat.
d. Pasien dapat melaksanakan cara makan dan minum yang baik secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan.
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b) Menjelaskan cara makan dan minum yang baik dan benar.
c) Membantu pasien mempraktikkan cara makan dan minum yang benar dan
memasukkan dalam jadwal.
d) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI
4. Fase Orentasi.
Salam Terapeutik.
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Hari ini saya lihat ibu sudah bersih ya,
rambut juga sudah disisir rapi, pakai bedak, kukunya sudah digunting, bajunya juga cantik.
Bagus sekali. Kalau gosok giginya bagaimana? Bagus sekali ternyata sudah ibu lakukan.
Coba saya lihat jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah melakukannya. Mandi 2 x sehari sudah
dilakukan dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah, keramas 2 minggu sekali juga sudah
mandiri, gunting kuku juga sudah 1 x seminggu, sudah dilakukan secara mandiri. Jadi tina
sudah bagus tentang kebersihan dirinya. Kalau berdandan dilakukan sama siapa bu? Oh
sudah sendiri bagus sekali. Kalau berpakaiannya bagaimana? Dilakukan sendiri, bagus sekali.

Kontrak :
Topik :
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan bicara tentang
kebutuhan makan dan minum, cara makan dan minum. Apakah ibu bersedia?
Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?
Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
5. Fase Kerja.
Baiklah ibu, sekarang kita akan diskusikan tentang kebutuhan makan pada
orang dewasa sepertin ibu dalam satu hari. Kebutuhan makan perhari dewasa untuk
perempuan antara 2000-2200 kalori dan untuk laku-laki antara 2400-2800 kalori
setiap hari. Biasanya pada orang dewasa membutuhkan semua itu didapat dari
makanan seperti makanan pokok untuk memberi rasa kenyang : nasi, jagung, ubi
jalar, singkong, dll selain itu perlu juga lauk seperti : lauk hewani berupa daging
ayam, ikan dll serta lauk nabati seperti kacang-kacangan, hasil olahan tahu, dan
tempe. Sayur diberikan untuk memberikan rasa segar dan melancarkan proses
menelan makanan, karena biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah : sayur dan
umbian, kacang-kacangan, buah dan susu sebagai pelengkap, akan lengkap ditinjau
dari kecukupan gizi serta minum 8-10 gelas (2500ml) sehari. Bagaimana tina apakah
sudah mengerti?
Kalau kita mau makan alatnya apa saja tina? Jadi harus ada gelas piring dan
sendok yah, sekarang piring gunanya untuk apa? Ya benar sekali untuk menaruh
makanan, selanjutnya sendok untuk apa? Kalau gelas disiapkan untuk apa? Bagus
sekali tina sudah bisa menjawab dengan benar, bagaimana kebiasaan sebelum , saat
maupun sudah makan? Makan dimeja makan ya? Sebelum makan kita harus cuci
tangan pakai sabun. Ya mari kita praktekkan.setelah itu duduk dan ambil makanan.
Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan tina yang pimpn. Bagus. Mari kita makan.
Saat makan kita harus mnyupakan makan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya mari kita
makan. Setelah kita mkan kita bereskan piring dan gelas yang kotor. Ya betul dan kita
akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus.
6. Terminasi.
- Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita belajar makan dan minum? Alat apa saja
yang kita gunakan untuk makan? Setelah makan pa saja yang kita lakuakan?.
- RTL :
Baiklah ibu kita sudah melakukan latihan cara makan dan minum kita masukan
kedalam jadwal ya. Berapa kali akan ibu mau makan? tiga kali sehari? Kalau pagi
jam berapa? Sianbg? Malam? Jadi tina bisa tulis dijadwal harian. Selanjutnya
jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi 2 kali sehari, gosok
gigi 2 kali sehari juga, keramas 2 kali seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu,
ganti baju dan berdandan habis mandi pagi dan sore.
- Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang BAB dan
BAK, apakah ibu bersedia?
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? ? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu.
saya permisi Assalamualaikum.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 4 : MELATIH BAB DAN BAK YANG BAIK.

A. Proses Keperawatan.

1. Kondisi Klien

Data subjektif :

- Klien mengatakan sudah mandi dan menyisir rambur


- Klien mengatakan sudah makan pagi dengan baik
- klien mengatakan tidak tahu cara BAB dan BAK yang baik dan benar.

Data objektif :

- Klien terlihat bersih dan segar. Rambut tersisir dengan rapi


- Klien terlihat BAK sembarangan.

2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Pasien dapat mengetahui cara-cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
b. Pasien dapat melaksanakan cara BAB dan BAK yang baik secara mandiri.

4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Menjelaskan cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Hari ini saya lihat ibu sudah bersih
ya, rambut juga sudah disisir rapi, pakai bedak, kukunya sudah digunting, bajunya
juga cantik. Bagus sekali. Kalau gosok giginya bagaimana? Bagus sekali ternyata
sudah ibu lakukan. Bagaimana makan dan minum hari ini? Jam berapa? Jam 8 ya.
Coba saya lihat jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah melakukannya. Mandi 2 x sehari
sudah dilakukan dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah, keramas 2 minggu
sekali juga sudah mandiri, gunting kuku juga sudah 1 x seminggu, sudah dilakukan
secara mandiri. Jadi tina sudah bagus tentang kebersihan dirinya. Kalau berdandan
dilakukan sama siapa bu? Oh sudah sendiri bagus sekali. Kalau berpakaiannya
bagaimana? Dilakukan sendiri, bagus sekali. Kalau makan dan minum masih dibantu
yah. Besok harus sudah melakukannya sendiri yah. Ibu bisa kan ibu pasti bisa karea
ibu hebat.
c. Kontrak :
Topik :
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan bicara tentang
cara BAB dan BAK. Apakah ibu bersedia?
Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?
Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, ibu BAB dan BAK dikamar mandi yah? Hati-hati pakaian jangan
sampai kena ya. Lalu jongkok diwc? Bagaimana cara ibu cebok? Bagus sebaiknya ibu
cebok yang bersih setelah BAB dan BAK. yaitu dengan menyiram air dari arah depan ke
belakang. Jangan terbalik ya. Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya kotoran
/tinja yang ada dianus kebagian kemaluan kita. Setelah tina selesei cebok, jangan lupa
tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja / air krncing itu tidak tersisa
dikaskus/ WC. Jika tina membersihkan membersihkan tinja/ air krncing seperti ini, berarti
tina ikut mencegah penyebaran kuman berbahaya yang ada pada kotoran / air kencing.
Setelah selesei membersihkan tinja/air kencing, tina perlu merapikan pakaian sebelum
keluar dari wc. Pastikan resleting sudah tertutup dengan rapi. Dan setelah itu jangan lupa
cuci tangan pakai sabun ya bu.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan cara BAB dan BAK? Apa
saja yang dilakukan saat BAB Dan BAK? Bagus sekali bu. Nahsekarang coba ibu
sebutkan cara perawatan diri yang telah kita pelajari dan latih? Bagus sekali.
b. RTL :
Baiklah ibu kita sudah melakukan latihan cara BAB dan BAK. masukan
kedalam jadwal ya. Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal yah bu,
mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari juga, keramas 2 kali seminggu, gunting
kuku 1 kali seminggu, ganti baju dan berdandan 2 kali sehari habis mandi pagi dan
sore, makan 3 kali sehari dan minum 8-10 gelas sehari. BAB dan BAK ditempatnya.
Bagaimana bu bisa dilakukan sesuai jadwal. Bagus sekali ibu mau mencoba
melakukannya
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang halusinasi,
apakah ibu bersedia?
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? ? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu.
saya permisi Assalamualaikum.

Anda mungkin juga menyukai