Anda di halaman 1dari 11

Tempat : ICDF

Waktu : 07.00-10.00
Hari, Tanggal : Selasa, 04 Oktober 2016

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK GREENHOUSE

PENGUKURAN SUHU DAN INTENSITAS CAHAYA DI


GREENHOUSE ICDF

Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
1. Roswangi Endah P F14130012
2. Binagusto Mochammad F14130021
3. M Irham Taufik Naution F14130111
4. Tio Hilmi A F14130115
5. Rizky Akbar M F14130130

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Rumah kaca (greenhouse) adalah sebuah bangunan yang terbuat dari kaca
atau plastik yang memudahkan sinar matahari masuk ke dalam rumah kaca tersebut,
sehingga kondisi lingkungan di rumah kaca dapat dimanipulasi agar tanaman di
dalamnya dapat berkembang optimal serta melindungi tanaman dari kondisi iklim
yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Akibatnya rumah kaca (greenhouse)
akan menjadi panas karena adanya radiasi elektromagnetik yang datang dari matahari
yang memanaskan tumbuhan, tanah, dan benda lainnya di dalam bangunan ini.
Pengembangan rumah kaca (greenhouse) untuk agribisnis hortikultura salah
satunya didasari pada keinginan pemenuhan kebutuhan produk pertanian yang
berkelanjutan tanpa kenal musim. Adanya greenhouse memungkinkan petani dapat
menanam suatu jenis tanaman hortikultura di luar musim yang ada, sehingga harga
jual produk tersebut dapat dijaga sehingga keuntungan yang didapatkan menjadi
optimal. Namun, rumah kaca (greenhouse) memerlukan peralatan untuk memonitor
dan mengontrol kondisi lingkungan agar dapat memberikan produk hasil yang
optimal. Lingkungan yang dikontrol adalah di antaranya temperatur dan kelembaban
udara serta kontrol distribusi air dan pupuk. Kebutuhan terhadap sistem monitor dan
kontrol lingkungan ini yang menyebabkan bangunan greenhouse tergolong bangunan
yang mahal, sehingga menjadi kendala dalam mengimplementasikan greenhouse ini
untuk agribisnis holtikultura.
Usaha pengendalian intensitas cahaya, suhu, dan kelembapan dalam rumah
kaca (greenhouse) membutuhkan suatu perangkat tambahan. Perangkat tambahan
untuk mengendalikan intensitas cahaya yaitu penutup atau tirai. Perangkat tambahan
ini bekerja berdasarkan keluaran yang didapat oleh suatu sensor. Sensor yang
digunakan untuk mengetahui jumlah intesitas cahaya dan menjaga intensitas cahaya
yang masuk kedalam rumah kaca (greenhouse) yaitu sensor LDR (sensor intensitas
cahaya). Dengan adanya perangkat pengendalian intensitas cahaya, suhu, dan
kelembapan pada rumah kaca ini diharapkan akan memaksimalkan pemanfaatan
rumah kaca (greenhouse) sebagai media untuk membudidayakan tanaman, sehingga
tanaman dapat mengalami perkembangan yang baik serta menghasilkan produksi
yang baik pula.

Tujuan

Mengetahui intensitas cahaya dan suhu pada greenhouse pembibitan jambu


biji varietas Kristal di ICDF.

TINJAUAN PUSTAKA
Budidaya tanaman dalam greenhouse merupakan terobosan baru bagi dunia
pertanian dewasa ini. Teknik budidaya ini dalam penerapannya memerlukan
pemikiran dan perhitungan yang cermat, terutama pada desain rumah tanaman.
Menurut Soeseno (1985), dengan menggunakan rumah tanaman, suhu, kelembaban,
cahaya dan keperluan lain dari tanaman dapat diatur, sehingga tanaman dapat tetap
menghasilkan di luar musimnya.
Greenhouse didefinisikan sebagai bangunan tertutup yang transparan untuk
menumbuhkan atau melindungi tanaman atau istilah lain didefinisikan sebagai sebuah
bangunan yang dapat menyediakan kondisi optimal untuk menumbuhkan tanaman
secara memuaskan sepanjang tahun. Faktor yang berpengaruh seperti suhu, sinar
matahari, kelembaban, dan udara disediakan , dipertahankan dan didistribusikan
secara merata dalam greenhouse pada level yang optimal. Greenhouse yang baik,
terutama dalam konstruksinya, bertujuan untuk membuat kondisi cuaca yang
diperlukan dan dikendalikan sedapat mungkin sehingga tanaman dapat tumbuh
sepanjang tahun secara optimal. Untuk tujuan ini disyaratkan dalam pembuatan
greenhouse adalah mempunyai transmisi cahaya yang tinggi, konsumsi panas yang
rendah, ventilasi yang cukup dan efisien, struktur yang kuat, konstruksi, dan biaya
operasional yang murah (Falah, 2006)
Menurut Nelson (1981), istilah greenhouse digunakan untuk menyatakan
sebuah bangunan yang memiliki struktur atap dan dinding yang bersifat tembus
cahaya, sehingga tanaman tetap memperoleh cahaya matahari dan terhindar dari
kondisi iklim yang tidak menguntungkan. Kondisi iklim yang tidak menguntungkan
antara lain: curah hujan yang deras, tiupan angina yang kencang atau keadaan suhu
yang terlalu rendah atau terlalu tinggi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Pemilihan bentuk greenhouse yang digunakan pada suatu lahan pertanian
tergantung pada keadaan lingkungan dan jenis tanaman yang dibudidayakan (Walls,
1993).
Bentuk-bentuk greenhouse yang telah umum digunakan antara lain bentuk
yang menempel pada bangunan yang sudah ada, berdiri sendiri (single-span
greenhouse) dengan kemiringan atap yang sama, atau dengan kemiringan atap yang
berbeda yang disesuaikan dengan kemiringan lahan, dan ada yang terdiri dari dua
atau lebih greenhouse (multi-span greenhouse) yang berhubungan satu dengan yang
lainnya (Nelson, 1981).
Bentuk greenhouse yang umumnya digunakan di negara Amerika adalah
venlo house, vinery house, mansard. Sedangkan bentuk greenhouse yang digunakan
di negara Eropa adalah bentuk arch, standard peak, quonset, dan cold frame (Hanan et
al.,1978).
Di Indonesia lebih banyak ditemukan greenhouse dengan bukaan pada bagian
atap. Bentuk seperti ini lebih cocok untuk penggunaan di negara-negara tropis,
dengan pertimbangan bahwa di daerah tropis penerimaan sinar matahari relatif
banyak sehingga bentuk ruang harus memungkinkan sirkulasi udara berlangsung
lebih lancer (Megasari, 2006).
Selain greenhouse dengan bukaan pada bagian atap, di Indonesia juga banyak
dikembangkan juga konstruksi rangka greenhouse bentuk tunnel. Tunnel memiliki
bentuk rangka semi sirkular atau parabolic arch (lengkungan parabolik). Jenis rangka
seperti ini jarang digunakan untuk iklim tropis seperti Indonesia, karena bentuk
tunnel merupakan pengumpul panas yang baik. Dengan iklim tropisnya, Indonesia
merupakan negara yang memiliki radiasi matahari yang melimpah sepanjang tahun.
Untuk menambah laju ventilasi pada bangunan biasanya bukaan pada atap bangunan
yang berfungsi sebagai ventilasi bangunan (Megasari, 2006).
METODOLOGI
Alat dan Bahan
1. PE Paranet
2. Lux meter
3. Metreran

Prosedur Kerja

Mulai

Ukur dimensi greenhouse

Pengukuran intensitas langsung

Pengukuran intensitas bagian tengah pangkal greenhouse

Pengukuran intensitas bagian tengah greenhouse

Pengukuran intensitas bagian ujung greenhouse

Selesai

Gambar 1. Prosedur kerja


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1 Data suhu di dalam greenhouse pembibitan jambu kristal di ICDF

Temperatur (oC)
Waktu
Titik 1 Titik 2 Titik 3
(menit)
BB BK BB BK BB BK
0 26.5 27 26 27 26.5 27
3 26 27 26.5 27 26.5 27
6 26.5 27.5 26.5 27 27 27.5
9 27 27.5 26.5 27.5 27 27.5
12 27 27.5 26.5 27.5 27.5 28

Tabel 2 Data intensitas cahaya di dalam greenhouse pembibitan jambu kristal di


ICDF

Waktu Intensitas Cahaya (Lux)


(menit) Titik 1 Titik 2 Titik 3
0 8500 4700 14700
3 8500 4700 14700
6 8700 5000 14700
9 8700 5000 15000
12 8700 5100 15000

Keterangan:
Titik 1 : Greenhouse bagian depan
Titik 2 : Greenhouse bagian tengah
Titik 3 : Greenhouse bagian belakang (tanpa paranet)
Tabel 2. Analisis Ekonomi Greenhouse
Harga per
Komponen Ukuran satuan Jumlah Harga Penyusutan
BIAYA TETAP
Greenhouse
Pipa Galvanis 4 inci 1040000 30 31200000
Paranet 10x10 m 250000 3 750000
screen net 10x10 m 250000 100 25000000
Upah bangun GH 15 hari 80000 5 6000000
baut 250 3000 750000
Total 63700000 3822000
Tanaman
Benih 800 1260 1008000 1008000
pupuk dan nutrisi 1231000 1231000
air 20 m3 * 12 bulan 5600 1344000 1344000
2 orang * 300
Tenaga kerja hari 25000 13000000 13000000
biaya pemeliharaan
GH 12bulan 300000 3600000 3600000
Biaya tidak tetap total 20183000

Total biaya 24005000


kapasitas GH 800 kg/tahun
biaya pokok 32700 Rp/kg

Pembahasan

Greenhouse merupakan salah satu fasilitas penanaman yang ada di ICDF


(International Cooperation and Development Fund) Cikarawang. Tanaman yang
ditanam di dalam greenhouse di ICFD IPB ada beberapa macam, seperti selada, kaila,
kangkung, bayam merah, bayam hijau, caisin, pakcoi, dan bibit jambu kristal.
Greenhouse yang diamati dan diukur pada praktikum ini adalah greenhouse yang
digunakan untuk melindungi bibit jambu kristal. Bibit jambu kristal dilakukan dalam
polybag atau tray untuk menjaga kelembaban. Sehingga dibutuhkan greenhouse
untuk menjaga bibit jambu kristal dari serangan hama dan curah hujan. Greenhouse
yang digunakan ini memiliki atap yang terbuat dari polyetilen dan terdapat paranet.
Sedangkan dindingnya terbuat dari screen dari kawat besi. Di dalam greenhouse
terdapat rak-rak untuk tempat tray. Suhu di dalam greenhouse dilakukan pengukuran
dengan menggunakan temometer bola basah dan bola kering dengan waktu
pengukuran setiap 3 menit. Pengukuran dilakukan pada 3 titik di dalam greenhouse
seperti data pada hasil diatas.
Syarat tumbuh tanaman selalu berkaitan dengan keadaan lingkungan, yaitu
kondisi iklim dan keadaan tanah. Ashari (1995) menjelaskan bahwa tanaman jambu
biji pada daerah tropik dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1 500 m di
atas permukaan laut, sedangkan ketinggian ideal untuk pertumbuhan dan produksi
adalah 3-500 m di atas permukaan laut (Cahyono 2010). Menurut literature, tanaman
jambu biji dapat tumbuh pada suhu antara 15-45 oC, namun hasil terbaik diperoleh
pada suhu 23-28 oC (Ashari 1995). Curah hujan optimum bagi pertumbuhan tanaman
jambu biji berkisar antara 1000-2000 mm tahun-1 (Paull dan Duarte 2012) dengan
kelembaban udara 30-50% (Balitbu 2014). Jambu biji memiliki adaptasi yang luas
terhadap jenis tanah, tetapi untuk pertumbuhan yang baik jambu biji menghendaki
tanah dengan tekstur liat berpasir, berstruktur gembur, mudah merembaskan air,
solum tanah dalam (1.5-10 m), memiliki daya menahan air cukup baik, tahan erosi,
dan banyak mengandung bahan organik, serta memilki pH antara 5.5-7.5 (optimal
pada pH 6.5), sedangkan untuk kedalaman air tanah berkisar 0.5-1.5 m (Cahyono
2010). Unsur cahaya harus mendapat perhatian serius karena hampir semua objek
agronomi berupa tanaman memiliki kegiatan fotosintesis yang memerlukan cahaya,
khusunya cahaya matahari. Pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lama
penyinaran (Jumin 2005). Tanaman jambu biji dapat tumbuh dengan baik dan
berproduksi maksimum, serta memiliki rasa buah yang manis memerlukan
penyinaran matahari langsung sepanjang hari (Cahyono 2010).
Pembibitan jambu Kristal di ICDF sesuai dengan literatur yaitu pada suhu 23-
28oC. Perawatan bibit juga dilakukan intensif sehingga bibit yang diperoleh adalah
kualitas unggul, sehingga dapat beradaptasi maksimal dengan media tanam. Pada
umumnya tanaman jambu biji dapat beradaptasi pada keadaan tanah yang luas
terhadap berbagai jenis tanah dengan tekstur dan struktur tanah yang beragam. tetapi
tanaman jambu menghendaki tanah yang liat berpasir dan struktur tanah yang
gembur, dimana tanah mudah merembeskan air, dan solum tanah 1,5 10 m. Dan
tanaman jambu dapat tumbuh pada tanah dengan keasaman (pH) berkisar antara 5,5
7,5. Namun, tanaman jambu dapat tumbuh secara optimal pada keadaan pH tanah 6,5.
Pada analisis ekonomi titik impa terjadi pada tahun ke-2 dan berdasarkan nilai NPV,
proyek greenhouse layak untuk tetap berjalan.

SIMPULAN

Syarat tumbuh tanaman selalu berkaitan dengan keadaan lingkungan, yaitu


kondisi iklim dan keadaan tanah. Pembibitan jambu Kristal di ICDF sesuai dengan
literatur yaitu pada suhu 23-28oC. Perawatan bibit juga dilakukan intensif sehingga
bibit yang diperoleh adalah kualitas unggul, sehingga dapat beradaptasi maksimal
dengan media tanam. Pada umumnya tanaman jambu biji dapat beradaptasi pada
keadaan tanah yang luas terhadap berbagai jenis tanah dengan tekstur dan struktur
tanah yang beragam.

DAFTAR PUSTAKA
Ashari S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta (ID): UI Pr.
[Balitbu] Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. 2014. Budidaya jambu biji.
[Internet]. [diunduh 2016 Oktober 10]. Tersedia pada:
http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/budidaya-jambu-biji/.
Cahyono B. 2010. Sukses Budi Daya Jambu Biji di Pekarangan dan Perkebunan.
Yogyakarta (ID): Andi Publisher.
Falah, M.A., 2006. Perspektif Pertanian dalam Lingkungan yang terkontrol.
INOVASI. http://io.ppijepang.org/old/article.php?id=148 (diakses pada 11
oktober 2016)
Hanan, J. J., W. D. Holley and K. L. Goldsberry. 1978. Greenhouse Management.
Springer-Verlag Berlin, New York.6 (XVII)
Megasari, D. 2006. Profil Iklim Mikro dan Konstruksi Greenhouse (Studi Kasus di
Bogor dan Cianjur). Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian, FATETA, IPB.
Bogor.
Nelson, P. V. 1981. Greenhouse Operation and Management. Reston Publishing
Company, Inc. Virginia.
Paull RE, Duarte O. 2012. Tropical Fruits Volume 2. London (UK): CAB
International.
Soeseno, Slamet. 1985. Bercocok Tanam Secara Hidroponik. PT Gramedia, Jakarta
(ID).
Walls, Ian G. 1993. The Complete Book of the Greenhouse. 5th ed. Ward Lock Ltd.,
London.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel analisis proyek greenhouse

Biaya
Tahun Manfaat B-C DF 10% Nilai sekarang
Investasi Pemeliharaan Produksi Total
1 Rp66,350,000.00 Rp0.00 Rp0.00 Rp66,350,000.00 Rp26,234,000.00 -Rp40,116,000 0.909091 -Rp36,469,090.91
2 Rp0.00 Rp3,600,000.00 Rp16,583,000.00 Rp20,183,000.00 Rp26,234,000.00 Rp6,051,000.00 0.826446 Rp5,000,826.45
3 Rp0.00 Rp3,600,000.00 Rp16,583,000.00 Rp20,183,000.00 Rp26,234,000.00 Rp6,051,000.00 0.751315 Rp4,546,205.86
4 Rp0.00 Rp3,600,000.00 Rp16,583,000.00 Rp20,183,000.00 Rp26,234,000.00 Rp6,051,000.00 0.683013 Rp4,132,914.42
5 Rp0.00 Rp3,600,000.00 Rp16,583,000.00 Rp20,183,000.00 Rp26,234,000.00 Rp6,051,000.00 0.620921 Rp3,757,194.93
6 Rp0.00 Rp3,600,000.00 Rp16,583,000.00 Rp20,183,000.00 Rp26,234,000.00 Rp6,051,000.00 0.564474 Rp3,415,631.75
7 Rp0.00 Rp3,600,000.00 Rp16,583,000.00 Rp20,183,000.00 Rp26,234,000.00 Rp6,051,000.00 0.513158 Rp3,105,119.77
8 Rp0.00 Rp3,600,000.00 Rp16,583,000.00 Rp20,183,000.00 Rp26,234,000.00 Rp6,051,000.00 0.466507 Rp2,822,836.16
9 Rp0.00 Rp3,600,000.00 Rp16,583,000.00 Rp20,183,000.00 Rp26,234,000.00 Rp6,051,000.00 0.424098 Rp2,566,214.69
10 Rp0.00 Rp3,600,000.00 Rp16,583,000.00 Rp20,183,000.00 Rp26,234,000.00 Rp6,051,000.00 0.385543 Rp2,332,922.44
11 Rp0.00 Rp3,600,000.00 Rp16,583,000.00 Rp20,183,000.00 Rp26,234,000.00 Rp6,051,000.00 0.350494 Rp2,120,838.59
12 Rp0.00 Rp3,600,000.00 Rp16,583,000.00 Rp20,183,000.00 Rp26,234,000.00 Rp6,051,000.00 0.318631 Rp1,928,035.08
13 Rp0.00 Rp3,600,000.00 Rp16,583,000.00 Rp20,183,000.00 Rp26,234,000.00 Rp6,051,000.00 0.289664 Rp1,752,759.16
14 Rp0.00 Rp3,600,000.00 Rp16,583,000.00 Rp20,183,000.00 Rp26,234,000.00 Rp6,051,000.00 0.263331 Rp1,593,417.42
15 Rp0.00 Rp3,600,000.00 Rp16,583,000.00 Rp20,183,000.00 Rp26,234,000.00 Rp6,051,000.00 0.239392 Rp1,448,561.29
NPV Rp4,054,387.09

Anda mungkin juga menyukai