2613 5293 1 SM PDF
2613 5293 1 SM PDF
ABSTRAK
Perikanan budidaya di Indonesia sangat beragam macamnya. Akan tetapi, pesatnya perkembangan
budidaya belum ditunjang dengan biosecurity yang tepat. Penyakit merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi usaha budidaya perikanan dan menimbulkan kerugian. Salah satu penyebab penyakit
adalah bakteri Aeromonas hydrophila. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk menghindari
serangan bakteri tersebut adalah penggunaan anti bakterial yang bersifat alami dan efektif untuk
membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri, ramah lingkungan serta mudah terurai di
perairan, salah satunya senyawa metabolit sekunder dari tumbuhan mangrove. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peranan senyawa metabolit sekunder tumbuhan mangrove terhadap
infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan mas (Cyprinus carpio L.). Penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi FPIK Universitas Padjadjaran dari bulan Mei sampai
November 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode eksplorasi di
laboratorium. Penelitian ini menghasilkan ekstrak daun mangrove sebanyak 127,6 gram padatan dengan warna
hijau tua dan uji kandungan senyawa metabolit sekunder mengandung senyawa flavonoid dan saponin. Sedangkan
untuk uji antibakteri Aeromonas hydrophila secara in vitro dengan menggunakan media agar TSA
menghasilkan zona daya hambat sebesar 17,02 mm pada konsentrasi 20.000 ppm.
Kata kunci : Bakteri Aeromonas hydrophila, Cyprinus carpio L, flavonoid, mangrove, dan saponin
ABSTRACT
Aquaculture in Indonesia is very diverse kinds. However, rapid development of aquaculture has not
been supported with appropriate biosecurity. Disease is one critical factor that affect aquaculture
business. Bacteria are the most abundant microorganisms existence. One of the pathogen bacterial is
Aeromonas hydrophila. To avoid bacterial attack, one alternative that can be done is the use of other
anti-bacterial which are natural and effective way to kill and inhibit bacteria growth, environmentally
friendly and easy to decompose in water. Utilization of materials from nature, one of which is known
to contain anti-bacterial compound is a mangrove plant. Mangroves have excellent potential,
especially as the object of research, sources of drugs and antibacterial compounds. The research aims
was to know the role of secondary metabolites from mangrove plant against bacterial infections
Aeromonas hydrophila in Commonfish (Cyprinus carpio). The research was conducted in the
Laboratory of Biotechnology FPIK University of Padjadjaran, May through November 2011. The
results of mangrove leaf extract as much as 127.6 grams of solids with a dark green color and the test
content of secondary metabolites of mangrove leaf extract contains flavonoids and saponins.
Meanwhile, to test the in vitro antibacterial A.hydrophila using TSA agar inhibitory power
generating zone of 17.02 mm at a concentration of 20,000 ppm.
Key words: Aeromonas hydrophila, Cyprinus carpio L, flavonoids, mangrove, and saponins
1
Yeni Mulyani, Eri Bachtiar, dan M. Untung Kurnia A
2
Jurnal Akuatika Vol. IV No. 1/ Maret 2013 (1-9)
ISSN 0853-2523
yang ditimbulkan terhadap lingkungan Secara umum hutan mangrove dapat
sekitarnya, ikan yang bersangkutan dan didefinisikan sebagai suatu tipe ekosistem
manusia yang mengkonsumsinya. hutan yang tumbuh di suatu daerah pasang
Untuk menghindari serangan bakteri surut (pantai, laguna, muara sungai) yang
tersebut, salah satu alternatif yang dapat tergenang pasang dan bebas pada saat air laut
dilakukan adalah penggunaan anti bakterial surut dan komunitas tumbuhannya mempunyai
lain yang bersifat alami dan efektif untuk toleransi terhadap kadar garam (salinitas) air
membunuh dan menghambat pertumbuhan laut. Tumbuhan yang hidup di ekosistem
bakteri, ramah lingkungan dan mudah terurai mangrove adalah tumbuhan yang bersifat
di perairan. halophyte. Jenis-jenis tumbuhan yang hidup di
Pemanfatan bahan-bahan dari alam, hutan mangrove antara lain : Avicenniaceae,
yang salah satunya diketahui mengandung Combretaceae, Arecaceae, Rhizophoraceae,
senyawa anti bakterial adalah tumbuhan dan Lythraceae.
mangrove. Tumbuhan ini mengandung Rhizophoraceae merupakan salah satu
senyawa bioaktif seperti flavonoid, steroid, tumbuhan pantai, terdiri atas 20 genus dan 110
fenol hidrokuinon dan tanin yang aktif sebagai spesies. Genus yang populer adalah
bahan antimikroba. Menurut (Naiborhu 2002) Rhizophora disamping Bruguiera dan Ceriops,
menyatakan bahwa tumbuhan mangrove yakni merupakan salah satu sumber yang
Sonneratia caseolaris (L) berupa ekstrak mengandung senyawa metabolit sekunder
kelopak dan buah ini mampu membunuh dan (Hogarth 1999). Secara fitogeografis,
menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio Rhizophoraceae merupakan tumbuhan yang
harveyi. Menurut Bachtiar (2010) menyatakan tumbuh di daerah tropis dan sub tropis
bahwa hasil identifikasi senyawa metabolit (Seanger 2002).
sekunder dari tumbuhan mangrove jenis Beberapa senyawa metabolit sekunder
Rhizophora dan Avicennia yang ada di diantaranya adalah alkaloid, terpenoid,
Kabupaten Ciamis mengandung senyawa flavonoid, steroid dan lain-lain. Senyawa
flavonoid dan saponin. flavonoid yang telah berhasil diisolasi dari
Indonesia adalah negara yang berbagai tumbuhan diketahui mempunyai
mempunyai ekosistem hutan mangrove terluas aktivitas biologi yang menarik, seperti bersifat
di dunia dengan luas sekitar 3,8 juta hektar, sitotoksik terhadap sel kanker, menghambat
diikuti Brazil, Australia, Nigeria, dan Mexico. pelepasan histamin, anti inflammantory, anti
Indonesia memiliki sekitar 40% dari total jamur dan anti bakteri.
hutan mangrove di dunia, dan dari jumlah itu Tumbuhan mangrove diketahui
sekitar 75% berada di Papua (Pyrrho 2010). merupakan salah satu sumber senyawa
3
Yeni Mulyani, Eri Bachtiar, dan M. Untung Kurnia A
metabolit sekunder disamping sebagai amoniak 0,05 M, digerus kembali dan disaring
penghasil kayu untuk bahan bangunan, dan kedalam tabung reaksi, ditambah 0,5 ml/10
juga banyak digunakan sebagai obat tetes asam sulfat 2 N, kocok dan biarkan
tradisional. Bertitik tolak dari hal di atas terjadi dua lapisan. Ambil lapisan asam sulfat
tumbuhan mangrove berpotensi sebagai dan masukkan kedalam tabung reaksi dan
sumber senyawa antibakteri Aeromonas kemudian tambahkan satu tetes pereaksi
hydrophila pada ikan mas (Cyprinus carpio meyer. Terbentuknya endapan putih
L.). menandakan positif alkaloid.
4
Jurnal Akuatika Vol. IV No. 1/ Maret 2013 (1-9)
ISSN 0853-2523
2.3.4. Uji Triterpenoid Dan Steroid 2. Pembuatan konsentrasi mangrove.
Lapisan kloroform dari uji flavonoid 3. Perendaman kertas saring dengan
diambil sedikit kemudian dimasukkan ke mangrove selama 24 jam.
dalam plet tetes dan biarkan sampai kering. 4. Sebanyak 0,5 mililiter biakan murni
Tambahkan satu tetes asam asetat anhidrida bakteri Aeromonas hydrophila
8
dan satu asam sulfat pekat (Pereaksi kepadatan 10 cfu/ml dimasukkan ke
Liebermann Burchard). Terbentuknya warna dalam cawan petri yang telah berisi
merah menandakan positif untuk senyawa TSA beku secara aseptik, kemudian
triterpenoid dan terbentuknya warna biru atau digoyang-goyangkan ke kiri dan ke
ungu positif untuk senyawa steroid. kanan secara seimbang.
2.3.5. Uji Saponin 5. Menempelkan kertas saring steril yang
Sebanyak 5 gram sampel dididihkan sudah direndam dengan mangrove
dalam 100 ml air selama 5 menit, kemudian dengan berbagai konsentrasi ke dalam
disaring dalam keadaan panas. Larutan cawan petri.
tersebut diambil sebanyak 10 ml kemudian 6. Cawan petri tersebut kemudian di
dikocok kuat secara vertical selama 10 detik. inkubasi pada suhu 27 oC selama 24
Adanya saponin ditandai dengan terbentuknya jam.
busa yang stabil setinggi 1-10 cm dan tidak 7. Melakukan pengamatan dan
kurang dari 10 menit dan tidak hilang pada pengukuran zona hambat dengan
penambahan satu tetes HCl 2 N. melihat zona bening dari setiap kertas
2.3.6. Uji In Vitro cakram dengan menggunakan jangka
Uji in vitro dilakukan untuk sorong.
mengetahui kemampuan dari tumbuhan Aktivitas zat antibakteri terhadap suatu
mangrove sebagai antibakteri dalam bakteri ditentukan oleh diameter zona
menghambat pertumbuhan Aeromonas hambat yang terbentuk. Semakin besar
hydrophila. Kemampuan dari tumbuhan diameter zona hambat maka dapat
mangrove dalam menghambat pertumbuhan diartikan semakin besar potensi yang
Aeromonas hydrophila diketahui dengan dimiliki oleh senyawa antibakteri
adanya zona bening di sekitar kertas cakram tersebut (dalam hal ini yang berasal
sebagai zona hambat bakteri, yang dihitung dari mangrove) untuk
dengan menggunakan jangka sorong. membunuh/menghambat pertumbuhan
Langkah-langkah uji in vitro adalah Aeromonas hydrophila.
sebagai berikut :
1. Sterilisasi alat dan bahan.
5
Yeni Mulyani, Eri Bachtiar, dan M. Untung Kurnia A
Pada uji alkaloid dengan menggunakan akan bereaksi membentuk endapan merah
pereaksi Mayer diperoleh hasil negatif dari merkurium(II) iodida. Jika kalium iodida yang
ekstrak daun mangrove Rhizopora sp. dan ditambahkan berlebih maka akan terbentuk
Avicennia sp. Jika hasil positif alkaloid pada kalium tetraiodomerkurat(II) (Svehla, 1990).
uji Mayer ditandai dengan terbentuknya Alkaloid mengandung atom nitrogen yang
endapan putih. Diperkirakan endapan tersebut mempunyai pasangan elektron bebas sehingga
adalah kompleks kalium-alkaloid. Pada dapat digunakan untuk membentuk ikatan
pembuatan pereaksi Mayer, larutan kovalen koordinat dengan ion logam
merkurium(II) klorida ditambah kalium iodida (McMurry, 2004). Pada uji alkaloid dengan
6
Jurnal Akuatika Vol. IV No. 1/ Maret 2013 (1-9)
ISSN 0853-2523
pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada membentuk buih dalam air yang terhidrolisis
alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ menjadi glukosa dan senyawa lainnya (Rusdi,
dari kalium tetraiodomerkurat(II) membentuk 1990).
kompleks kalium-alkaloid yang mengendap. 3.3. Hasil Uji In Vitro
Pada uji flavonoid terbentuk warna Uji in vitro dilakukan untuk
orange merah dalam ekstrak daun mangrove mengetahui kemampuan dari ekstrak daun
Rhizopora sp. dan Avicennia sp terdapat mangrove Avicennia.sp sebagai sumber
flavonoid. Hasil positif flavonoid ditandai antibakteri dalam menghambat pertumbuhan
dengan terbentuknya warna orange merah. Aeromonas hydrophila. Kemampuan dari
Diperkirakan karena terbentuknya garam senyawa flavonoid dalam menghambat
flavilium (Achmad, 1986). pertumbuhan Aeromonas hydrophila diketahui
Pada uji senyawa fenolik, triterpenoid dengan adanya zona bening di sekitar kertas
dan steroid diperoleh hasil negatif. Timbulnya cakram sebagai zona hambat bakteri, yang
busa pada uji saponin menunjukkan adanya dihitung dengan menggunakan jangka sorong
glikosida yang mempunyai kemampuan (Tabel 2).
7
Yeni Mulyani, Eri Bachtiar, dan M. Untung Kurnia A
DAFTAR PUSTAKA
IV. KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Afrianto, E. Dan E. Liviawati. 1992.
Hasil ekstrak daun mangrove sebanyak Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 89 hlm.
127,6 gram padatan dengan warna hijau tua dan hasil
uji fitokimia senyawa metabolit sekunder ekstrak Angka S.L. 2001. Studi Karakterisasi dan
Pathologi Aeromonas hydrophila pada
daun mangrove dari Kabupaten Ciamis mengandung
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepenus).
senyawa flavonoid dan saponin. Sedangkan Makalah falsafat sains. Institut Pertanian
Bogor.
berdasarkan uji in vitro ekstrak mangrove
Avicennia.sp menghasilkan zona daya hambat Austin, B. Dan Austin, D. 1993. Bacterial
Fish Pathogens: Diseases of Farmed
dengan nilai 17,02 mm pada konsentrasi
and Wild Fish. Second Edition. Ellis
20.000 ppm. Hal tersebut berarti bahwa pada Horwood Limited, England. 545 pg.
konsentrasi 20.000 ppm ekstrak daun
Austin, B. Dan Austin, D. 1987. Bacterial
mangrove mampu menghambat pertumbuhan Fish Pathogens: Diseases of Farmed
and Wild Fish. Second Edition. Ellis
Aeromonas hydrophila sebesar 17,02 mm dan
Horwood Limited, England. 364 pg.
memiliki potensi sedang sebagai zat
Bachtiar, E. 2010. Identifikasi Senyawa
antibakteri.
Metabolit Sekunder Tumbuhan
4.2. Saran Mangrove Di Kabupaten Ciamis
Sebagai Sumber Senyawa Antibakteri
Sebaiknya perlu dilakukan penelitian
Pada Ikan.
lebih lanjut untuk penegasan kandungan kimia
Bullock, G.L. 1971. Identification of Fish
dengan menggunakan metode kromatografi
Pathogenic Bacterial in Diseases of
lapis tipis dan dilanjutkan dengan uji in vivo. Fishes. Book 2B: Sniezko, S.F and H.R.
Axelord (eds). TFH Publication.
Neptune, New Jersey. 239 pg.
UCAPAN TERIMA KASIH
Gasperz, V. 1991. Metode Perancangan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Percobaan Untuk Ilmu-ilmu Pertanian
Rektor Universitas Padjadjaran dan ketua dan Ilmu-ilmu Teknik Biologi. CV.
Armico, Bandung. 442 hal.
LPPM Unpad atas biaya yang diberikan
sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
8
Jurnal Akuatika Vol. IV No. 1/ Maret 2013 (1-9)
ISSN 0853-2523
Hogartth, Peter. J. (1999). The Biology of al_Biorealmbacteriaaeromonas_hydroph
Mangroves. Oxford University Press, ilaaeromonas.htm.
Oxford.
Suryati, D. Dan Ahmad. 1999. Ikan Mas
Holt, J.G., et al. 1998. Bergeys Manual of (Cyprinus carpio linn). http:// www.
Determinative Bacteriology. Williams kpel.or.id/TTGP/komoditi/MAS1.htm.
and Wilkins, Baltimore. 565 pg.
Sukadi F, 2004. Kebijakan Pengendalian
Kordi K dan Ghufron H. 2004. Hama dan Penyakit Ikan Dalam
Penanggulangan Hama Penyakit Ikan. Mendukung Akselerasi Pengembangan
PT. Rineka Cipta dan PT. Bima Perikanan Budidaya. Disampaikan Pada
Adiaksara. Jakarta. Seminar Nasional Penyakit Ikan dan
Udang di Universitas Jenderal
Lentera, T. 2002. Kiat Mengatasi Soedirman, Purwokerto.
Permasalahan Praktis Pembesaran Ikan
Mas Di Kolam Air Deras. Agro Media Pyrrho. (2010). Selamatkan Mangrove.
Pustaka. 79 hal. www.wikipidea.go.id