Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERITONITIS
II.I Definisi
II.II Klasifikasi
c. Hiperlipidemik peritonitis
d. Talkum peritonitis
Bila telah terjadi peritonitis bakterial, suhu badan penderita akan naik
dan terjadi takikardia, hipotensi dan penderita tampak letargik dan syok.
Rangsangan ini menimbulkan nyeri pada setiap gerakan yang
menyebabkan pergeseran peritoneum dengan peritoneum. Nyeri subjektif
berupa nyeri waktu penderita bergerak seperti jalan, bernafas, batuk, atau
mengejan. Nyeri objektif berupa nyeri jika digerakkan seperti palpasi, nyeri
tekan lepas, tes psoas, atau tes lainnya.
5
BAB III
PERITONITIS TUBERKULOSIS
III.I Definisi
III.II Epidemiologi
III.III Anatomi
Dengan demikian:
III.IV Patogenesis
III.V Patologi
1. Bentuk eksudatif
Bentuk ini dikenal juga sebagai bentuk yang basah atau bentuk
dengan asites yang banyak. Gejala yang menonjol ialah perut
membesar dan berisi cairan (asites). Pada bentuk ini perlengketan
10
2. Bentuk adhesif
Disebut juga sebagai bentuk kering atau plastik dimana cairan tidak
banyak dibentuk. Pada jenis ini lebih banyak terjadi perlengketan.
Usus dibungkus oleh peritoneum dan omentum yang mengalami
reaksi fibrosis. Pada bentuk ini terdapat perlengketan-perlengketan
antara peritoneum dan omentum. Perlengketan yang luas antara
usus dan peritoneum sering memberikan gambaran seperti tumor,
kadangkadang terbentuk fistel.
3. Bentuk campuran
Gejala yang lebih rinci dapat dilihat pada table 2 dibawah ini :
III.VII Diagnosis
Pada tahun 1964 Paustian menentukan bahwa satu atau lebih dari
empat kriteria berikut harus dipenuhi untuk mendiagnosa adanya suatu
tuberkulosis abdominal (6):
III.VIII Laboratorium
III.X Pengobatan
III.XI Prognosis
BAB IV
KESIMPULAN
BAB V
DAFTAR PUSTAKA