Contoh Isi Laporan Fieldtrip DPT
Contoh Isi Laporan Fieldtrip DPT
PENDAHULUAN
Field Trip adalah sebuah perjalanan lapangan atau ekskursi, yang dikenal
sebagai perjalanan sekolah. Pengertian lainnya field trip adalah perjalanan oleh
sekelompok orang ke tempat yang jauh dari lingkungan yang normal mereka.
Tujuan perjalanan biasanya pengamatan untuk penelitian pendidikan, non-
eksperimental atau untuk menyediakan siswa dengan pengalaman luar kegiatan
sehari-hari.
Field trip yang dilakukan adalah untuk mengetahui cara budidaya
tanaman khususnya tanaman kubis yang terdapat di Desa Krajan, Sumber
Brantas. Para petani di desa ini menanam tanaman holtikura yang mayoritas
tanamanya adalah sayuran.
Dalam kegiatan fieldtrip ini, kami diutamakan untuk melakukan
observasi pada tanaman kubis dan melakukan interview kepada petani kubis di
desa Krajan, Sumber Brantas. Petani kubis di Desa Krajan menggunakan
pestisida sintetis untuk pengendalian hama yang terdapat pada lahan tanaman
kubis.
Setelah melakukan observasi dan interview kepada petani kubis di daerah
Sumber Brantas, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui budidaya tanaman
kubis dengan baik dan benar dengan tidak merusak lingkungan sekitar dan
mendapatkan produktifitas yang optimum dengan pengendalian hama yang
tepat.
.
1
1.2 Tujuan
a. Untuk mengamati secara langsung keadaan lahan kubis di Desa Krajan,
Sumber Brantas.
b. Untuk mengetahui komoditas yang terdapat pada lahan kubis.
c. Untuk mengetahui jenis penggunaan lahan yang terdapat pada Desa Krajan,
Sumber Brantas.
d. Memenuhi syarat kurikulum dalam mengikuti mata kuliah dasar
perlindungan tanaman.
1.3 Manfaat
a. Mahasiswa dapat mengetahui kegiatan para petani kubis di daerah Sumber
Brantas.
b. Mahasiswa dapat mengetahui ham yang biasa menyerang tanaman kubis.
c. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengamatan di lapangan dengan
teori yang telah dipelajari.
2
BAB II
Desa Sumber Brantas merupakan desa yang terletak di wilayah barat daya
lereng gunung arjuno yang merupakan daerah pegunungan dan mempunyai hamparan
lahan pertanian yang memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Penduduk desa
Sumber Brantas hampir keseluruhannya adalah petani yang pada umumnya
menghasilkan produk pertanian sayur mayur. Di desa Sumber Brantas terdapat mata
air sungai brantas yang mengalir ke 9 kabupaten di Jawa Timur.
Luas desa Sumber Brantas adalah sekitar 541,1364 Ha dengan batas wilayah
sebelah utara adalah hutan, sebelah timur adalah hutan gunung arjuno, sebelah
selatan adalah desa tulungrejo dan sebelah barat adalah hutan / gunung anjasmoro. Di
Sumber Brantas terdapat 3 dusun yaitu dusun lemah putih, dusun kerajan, dan dusun
jurangkali.
(Junaidi, 2012)
3
2.3 Penggunaan Lahan
Kecamatan Bumiaji Kota Batu merupakan salah satu daerah dataran tinggi
dan sangat berpotensi untuk lahan pertanian. Lahan di daerah ini sangat subur dan
cocok untuk ditanami tanaman sayuran, salah satunya adalah tanaman kubis.
Tanaman kubis cukup berpotensi untuk dibudidayakan di daerah ini didukung dengan
kemudahan dalam pemeliharaan dengan biaya yang tidak terlalu tinggi. Budidaya
kubis hanya terkendala penyakit yang berkembang dengan baik pada kelembaban
udara tinggi, sehingga pengenalian difokuskan pada penyakit tanaman, yakni busuk
hitam pada daun.
4
Kubis menyukai tanah yang sarang dan tidak becek. Meskipun relatif
tahan terhadap suhu tinggi, produk kubis ditanam di daerah pegunungan (400m
dpl ke atas) di daerah tropik. Di dataran rendah, ukuran krop mengecil dan
tanaman sangat rentan terhadap ulat pemakan daun Plutella xylostella.
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Bahan :
6
Menyiapkan alat sweepnet, plastik, dan kapas, serta bahan yaitu alkohol
7
Analisa Kerja
Pertama-tama menyiapkan alat sweepnet, plastik, dan kapas serta bahan yaitu
alkohol. Kemudian berkeliling di sekitar lahan pengamatan dengan membawa
sweepnet. Saat berkeliling, mengayunkan sweepnet ke kiri dan kanan kemudian
menutupnya dengan cara setiap 3 langkah diayunkan dengan kecepatan langkah yang
konstan. Kemudian mengambil serangga (hama) yang masuk dalam sweepnet.
Selanjutnya membius serangga dengan kapas yang telah diberi alkohol supaya
serangga pingsan dan memasukkan serangga ke dalam kantong plastik. Kemudian
membawa serangga ke laboratorium untuk melakukan pengamatan dan
mengidentifikasi dengan menggunakan buku Kunci Determinasi Serangga (KDS).
Terakhir, mencatat hasil pengamatan dan identifikasi serangga.
Metode yang dilakukan untuk mengamati penyakit pada tanaman kubis yang
terdapat pada lahan, yaitu dengan melihat dan mengamati keberadaan penyakit yang
dilihat dari tanda dan gejalanya secara langsung. Untuk alur kerjanya adalah sebagai
berikut
8
Analisis Kerja
Dalam pengamatan penyakit, kita perlu mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk pengamatan. Alat dan bahan tersebut adalah buku, bolpoin, kamera,
dan kertas kuisioner. Langkah pertama yang dilakukan yaitu melihat tanaman secara
dekat untuk melihat apakah ada tanda dan gejala penyakit yang ditimbulkan pada
tanaman kubis. Setelah menemukan tanda dan gejala penyakit yang ada pada tanaman
kubis, kemudian mengidentifikasi tanda dan gejala yang ditemukan. Dokumentasikan
hasil yang telah diidentifikasi dengan menggunakan kamera. Langkah terakhir,
klasifikasikan setiap tanda dan gejala penyakit yang ditemukan sampai menndapatkan
mikroorganisme penyebab tanda dan gejala penyakit yang ada.
Metode yang kami lakukan untuk mengamati musuh alami di desa Sumber Brantas
antara lain :
9
Analisis Kerja
Musuh alami adalah organisme yang ditemukan di alam yang dapat membunuh
serangga sekaligus melemahkan serangga, sehingga dapat mengakibatkan kematian
pada serangga, dan mengurangi fase reproduktif dari serangga. Berdasarkan
wawancara dengan narasumber, pada lahan kubis di desa Sumber Brantas, kecamatan
Bumiaji, Batu, pengamatan populasi musuh alami dilakukan dengan cara pengamatan
langsung. Berdasarkan hasil pengamatan kami, tidak ditemukan adanya musuh alami.
Hal ini dikarenakan pada tanaman kubis dilakukan penyemprotan pestisida kimia.
Penyemprotan pestisida kimia dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu, sehingga
musuh alami, serangga, dan hama mati.
10
Analisis Kerja
Dalam pengamatan pengelolahan tanah ini kami menyiapkan alat dan bahan
terlebih dahulu , lalu mewawancarai narasumber untuk dapat mengetahui langkah
selanjutnya dalam pengolahan tanah. Kemudian kami amati pola pengolahan tanah
tersebut dan dicatat di buku. Pengolahan tanah dilakukan dengan memakai cangkul.
Analisis kerja
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat tulis dan kuisioner. Setelah
sampai dilahan kubis langsung mulai mengadakan kegiatan wawancara kepada
narasumber untuk mendapatkan informasi mengenai ada atau tidaknya penggunaan
varietas tahan pada pertanian yang ada di Sumber Brantas.
11
3.3.6 Pengamatan Penggunaan Pestisida
Metode yang dilakukan untuk mengamati penggunaan pestisida di
Sumber Brantas antara lain :
Analisis Kerja
Langkah pertama untuk mengamati pola penggunaan pestisida adalah
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, lalu mewawancarai narasumber
untuk mengetahui pola penggunaan pestisida. Setelah itu, mengamati pola
penggunaan pestisida dan mencatatnya. Pola penggunaan pestisida yang
digunakan adalah dengan pestisida Kimia.
12
BAB IV
4.1 Hasil
Nama
Gejala dan
Umum + Dokumentasi Ciri-Ciri Klasifikasi
Tanda
Nama
Ilmiah
Berukuran Daun
mikroskopis Kingdom: berlubang
Berwarna Animalia Memakan
kehijauan dan Filum: jaringan
terdapat bulu Arthropoda bagian
hitam tipis Kelas: permukaan
Tipe mulut: Insecta bawah daun
Plutella
menggigit Ordo: atau
xylostela
mengunyah Lepidoptera permukaan
(Ulat daun
Larva terdiri dari Famili: atas daun
kubis)
empat instar Yponomeutidae Serangan
Jika disentuh Genus: berat terjadi
bereaksi Plutella pada musim
ganas,menjatuhk Spesies: kemarau
an diri,dan Plutella pada umur
membentuk xylostella 5-8
benang sutera minggu.
13
4.1.2 Penyakit Yang Ditemukan
Nama Umum
Klasifikasi Gejala dan
+ Nama Dokumentasi Patogen
Patogen Tanda
Ilmiah
Kingdom:
Bacteria Bercak
Filum: kuning
Proteobacteria kecokelatan
Kelas: pada daun
Gamma Bagian
Proteobacteria tengah
Penyakit
Ordo: berwarna
Busuk Hitam
Bakteri Xanthomonada coklat lebih
Daun Kubis
Xanthomonas les gelap
(Xanthomonas
campestris Famili: Daun kubis
campestris)
Xanthomonada layu seperti
ceae tersiram air
Genus: panas
Xanthomonas Pertumbuha
Spesies: n daun muda
Xanthomonas terhambat
campestris
14
4.1.3 Musuh Alami Yang Ditemukan
Nama
Umum+ OPT yang
Dokumentasi Ciri-Ciri Klasifikasi
Nama diserang
Ilmiah
- - - - -
15
4.2.2 Pemanfaatan Musuh Alami
Menurut wawancara yang kami lakukan, kami mendapatkan
informasi bahwa Bapak Choirul Anwar dan Miftahul Ulum di Desa
Sumber Brantas tidak melakukan pengendalian menggunakan musuh
alami. Hal tersebut dikarenakan pemanfaatan musuh alami dianggap
belum cukup efektif untuk mengendalikan populasi hama. Bapak
Choirul Anwar salahsatu narasumber memaparkan bahwa petani-
petani lain di Desa Sumber Brantas menggunakan pengendalian
dengan pestisida. Menurut beliau, jika beliau menggunakan
pengendalian dengan musuh alami justru hama akan berpindah ke
lahannya (karena menghindari pestisida dari lahan lain) dan malah
akan menyerang komoditas yang ada di lahannya. Inilah mengapa
pengendalian murni dengan pestisida merupakan cara paling efektif
dalam menekan dan mengendalikn populasi hama pada komoditas.
Sumber: Bapak Choirul Anwar dan Bapak Miftahul Ulum
Desa Sumber Brantas kecamatan bumiaji
16
- Tidak berlakunya sifat ketahanan di daerah-daerah dengan kondisi
geografik yang berbeda.
17
4.3 Pembahasan
Perolehan data kami menunjukkan luas areal persawahan dari Bapak Khairul
Anwar adalah lahan tegal seluas 2 hektar dan sawah 3 hektar, total beliau memiliki 5
hektar lahan untuk pertanian. Namun dari lahan tegal milik Pak Khairul Anwar,
dibudidayakan tanaman kentang padahal komoditas tanaman yang kami amati ialah
kubis. Beliau menyebutkan bahwa produktivitas kubis yang kami amati adalah 3 ton/
hektar.
Produktivitas kubis yang tinggi ini didukung oleh pengendalian hama yang
menurut data keterangan pak khairul, dilakukan menggunakan pestisida Kimia.
Pestisida yang digunakan adalah jenis insektisida berdosis 0,5 ml/l dan pestisida
berdosis 0,1 gram/ml yang disemprotkan setiap minggu, atau bahkan lebih intensif
saat musim hujan karena udara yang lembab mendukung pertumbuhan penyakit dan
jamur.
Keputusan untuk menggunakan pengendalian OPT melalui pestisida kimia
dinilai petani berdampak signifikan untuk menyelamatkan produktivitas kubis. Hal
ini karena karakteristik dari petisida kimia yang bereaksi cepat pada target dan
bersifat membunuh. Sehingga kerusakan akibat OPT dapat ditekan dan produktivitas
tetap tinggi.
Untuk nutrisi tanaman, petani kubis di wilayah Sumber Brantas menggunakan
kombinasi pupuk organik(kotoran ayam) 80% an pupuk kimia(Urea,TSP, dan KCl)
20%. Dengan kombinasi dua jenis pupuk ini tentu meningkatkan kualitas kubis yang
dihasilkan. Selain itu petani berusaha untuk mengembalikan biomassa semaksimal
mungkin ke dalam lahan pertanian dengan memanen kubis secara berkala.
18
4.4 Rekomendasi Praktikan
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Lahan pertanian di desa Sumber Brantas kecamatan Bumiaji Kota Batu
digunakan untuk menanam tanaman hortikultura. Sistem tanam yang dilakukan
adalah monokultur dengan merotasi tanaman. Komoditas vegetasi yang diamati di
daerah tersebut adalah tanaman kubis. Hama dan penyakit yang ditemukan pada
tanaman ini adalah ulat daun kubis (Plutella xylostela). Gejala daun tanaman yang
terserang ulat ini adalah daun berlubang, ulat memakan jaringan bagian permukaan
bawah daun atau permukaan atas daun serta serangan berat terjadi pada musim
kemarau pada umur 5 - 8 minggu. Sedangkan penyakit yang ditemukan pada tanaman
ini adalah bercak kuning kecoklatan pada daun kubis. Teknik pengendalian yang
dilakukan dengan menggunakan pestisida. Cara pengendalian ini dianggap paling
efektif karena dapat mengendalikan dan menekan serangan hama dan penyakit
dengan mudah. Selain itu di daerah tersebut belum ada yang menggunakan teknik
pengendalian dengan musuh alami sehingga jika ada satu yang menggunakan
pengendalian dengan musuh alami malah akan membuat hama berpindah ke
komoditas tersebut karena menghindari pestisida.
5.2 Saran
Fieldtrip seharusnya dilakukan secara terkoordinir agar jadwal yang telah
disusun dapat dijalankan sesuai timeline dan tidak sampai terjadi kesalahpahaman
pada saat terjun di lapang. Selain itu sebaiknya mahasiswa diajak praktik langsung ke
lapang agar dapat merasakan bagaimana seorang petani itu bekerja.
20
5.2.1 . Praktikum
o Jadwal jangan terlalu malam
o Materi yang akan di sampaikan mohon dipersiapkan
o Penentuan lab lebih terorganisasi lagi, supaya adik-adik praktikan tidak
membuang waktu dan tenaga
o Pengumuan spesimen sebaiknya jangan mendadak
o Spesimen yang dicari lebih fleksibel
5.2.2 Asisten
o Lebih meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap praktikan
o Lebih tanggung jawab lagi kepada praktikan
o Tegas, disiplin, dan pengertian
o Terima kasih atas seluruh perhatian, pengertian, dan bantuan mbak
o Lebih banyak tersenyum kepada semua orang
5.2.3 Fieltrip
o Lebih ditertibkan pemberian materi saat fieltrip, pengamatan, dan pengaturan
waktu
o Lebih efisien lagi dalam alokasi waktu
o Lebih bertanggung jawab lagi kepada praktikan
o Fieltrip lebih diperjelas dan terkoordinasi, sekaligus mempertimbangkan
keadaan cuaca
o Manajemen kegiatan mohon di persiapkan
o Pembagian tugas asisten mohon dibagi rata
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LAMPIRAN
Dokumentasi Fieldtrp
23
24
Kuisioner Fieldtrip
A. Profil Petani
1. Nama narasumber dan alamat (Informasi Lengkap Petani)
Miftahul Ulum dan Choirul Anwar, Desa Sumber Brantas, Kota Batu
B. Kegiatan Usahatani yang dilakukan
1. Macam / jenis komoditas yang dibudidayakan
Tanaman apa saja yang Bapak/Ibu budidayakan?
Lahan sawah : -
Jenis tanaman : -
Lahan tegal: Lahan seluas 5 hektar
Jenis tanaman: Kubis, Kentang, dan Wortel
Jumlah
Tanah Sakap (bagi
Jenis Lahan Sewa(ha) (ha)
milik(ha) hasil)
Sawah (ha) - - - -
Tegal (ha) 2 3 - 5
Pekarangan
- - - -
(ha)
Jumlah (ha) 2 3 - 5
25
Bagaimanakah sejarah penggunaan lahan di tempat tersebut? (apakah dari hutan
menjadi lahan budidaya atau yang lainnya?)
Ketika Bapak Miftahul Ulum dan Bapak Choirul Anwar mulai bertani di
lahan, lahan tersebut sudah berupa lahan pertanian.
Bagaimana sistem pengolahan lahan untuk kegiatan budidaya yang dilakukan?
Pengolahan tanah :
Pembajakan dan pencangkulan lapisan olah tanah
Pemupukan yang dilakukan (organik/an organik/pengembalian sisa panen/dsb):
Pupuk yang digunakan dominasi pupuk organik(kotoran ayam);
dipadukan dengan urea dan NPK
Penggunaan mulsa (jika ada):
...
Dan lainnya :
...
...
..
.
Atau lainnya??
26
C. Identifikasi OPT dan Musuh Alami serta Organisme Tanah di Lahan
Budidaya (Lahan Pengamatan)
Macam Hama dan Jumlah yang ditemukan atau biasa menyerang tanaman yang
dibudidayakan (rendah/sedang/tinggi): Ulat Daun Kubis
Macam Penyakit dan Tingkat Serangan atau biasa menyerang tanaman yang
dibudidayakan (rendah/sedang/tinggi): Busuk hitam pada daun
Macam Musuh Alami dan Jumlah populasi yang biasa ada pada tanaman yang
dibudidayakan (rendah/sedang/tinggi): tidak ada musuh alami
Jika ada, bagaimana pengaruh musuh alami terhadap lahan budidaya (hama/penyakit)
yang diamati atau terhadap agroekosistem tersebut?
...
27
D. Pengendalian OPT yang digunakan
Apakah dilakukan pemantauan terhadap populasi OPT yang ada? (jelaskan)
Ada pemantauan terhadap OPT setiap tiga hari
Pengendalian apa saja yang dilakukan pada populasi masing-masing OPT yang
ada (hama dan penyakit)?
a. Biologis (Musuh Alami):
b. Hayati :
c. Mekanis
- Kimia: Jenis dan dosis Pestisida yang digunakan?
Rizotin untuk hama, dengan dosis 0,5 ml/L
Paitin untuk penyakit, dengan dosis 0,1 g/L
- Bagaimana Penggunaannya? (Waktu/Cara/Frekuensi Aplikasi, dll)
Pestisida disemprotkan dengan power sprayer, diaplikasikan tiap minggu.
d. Kultur :
Bagaimanakah pengaruh pengolahan tanah yang dilakukan terhadap tingkat serangan
OPT yang ada?
Tidak ada
Apakah digunakan pengendalian OPT dengan penggunaan varietas tahan?
Jika Iya, varietas apa yang digunakan?
28
Bagaimana hasil yang didapatkan secara ekonomi dan efektifitasnya terhadap
pengendalian OPT yang ada?
29