DISUSUN OLEH :
IIN ARBAIN
(I1031151043)
FAKULTAS KEDOKTERAN
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
ANAMNESIS
Data Demografi
Umur
Umur klien merupakan faktor penting dalam mengkaji proses visual dan struktur
mata. Pada lansia insiden beberapa kondisi seperti galaukoma dan terbentuknya
katarak semakin meningkat. Meningkatnya keparahan miopia pada individu
berusia kurang dari 30 tahun dan presbiopia mulai terjadi pada usia dekade
keempat.
Jenis Kelamin
Jenis kelamin klien juga signifikan, misalnya oblasio retina lebih sering terjadi
pada pria.
Alamat
Alamat dan nomor telepon klien juga prlu untuk dicatat terutama jika klien harus
menjalani perawatan tindat lanjut.
Riwayat Personal dan Keluarga
a) Riwayat Keluarga
Perawat perlu menanyakan adanya riwayat keluarga yang berhubungan dengan
masalah yag terdapat pada mata seperti trabismus, ambliopia, glaukoma,katarak
dan masalah retina seperti ablasio retina atau degenerasi makula.
b) Riwayat personal
Kecelakaan, cedera, pembedahan yang lalu. Klien juga ditanyakan tentang
kecelakaan, cedera, pembedahan dan adanya pukulan atau benturan yang terjadi
diwaktu yang lalu yang dapat menyebabkan keluhan pada saat ini. Perawat
mungkin perlu menanyakan lebih spesifik tentang riwayat pembedahan atau
prosedur laser karena klien tidak menggolongkan tindakan laser sebagai
tindakan pembedahan. Penting juga mengetahui olahraga klien, karena beberapa
cedera lebih sering terjadi akibat olahraga tertentu.
Kondisi medis sistemik. Perawat menanyakan pada klien tentang adanya kondisi
seperti diabetes militus, hipertensi, sistemik lupus, eritematosus, sarkoidosis,
penyakit menular seksual, anemi sel sabit, AIDS, sklerosis multipel yang dapat
terkena mata.
Medikasi. Klien juga ditanya tentang tipe medikasi yang sedang digunakan,
terutrama pada obat-obat yang penting untuk dicatat, meliputi dikongestan dan
antihistamin terhadap efek okuler. Beberapa klien sering menggunakan obat-
obat yang dijual bebas tanpa pertimbangan. Nama, kekuatan, dosis dan jadwal
pemberian dicatat untuk semua medikasi mata. Informasi ini penting karena
pengukuran TIO dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor ini. beberapa obat yang
diberikan secara sistemik mungkin dapat berefek okular yg bisa menyebabkan
beberapa gangguan dengan derajat yang bervariasi. Manivestasi klinis akibat
dari obat diantaranya pruritus, sensasi benda asing, kemerahan dan biasa keluar
air mata. Fotobopia dan berkembangnya gangguan yang sudah ada seperti
katarak dan glaukoma. Perawat menanyakan klien tentang alergi yang diketaui
klien terhadap medikasi khusus dan membedakan antara reaksi alergi dan efek
samping yang diharapkan.
Riwayat Diet
Perawat menanyakan tentang makanan yang dikonsumsi klien karena beberapa
masalah mata berhubungan dengan defisiensi bermacam-macam vitamin.
Kurangnya asupan vitamin biasanya terjadi akibat malnutrisi. Tanyakan pula
tentang penggunaan suplemen vitamin terutama pada klien dengan asupan
makanan yang tidak adekuat.
Jika terjadi cedera atau trauma mata, ajukan pertanyaan berikut. Kapan
terjadinya cedera dan berapa lama? Apa yang dilakukan klien saat terjadi cedera
tersebut? Jika terdapat benda asing, apa sumbernya? Adakah pertolongan pertama
yang dilakukan di tempat kejadian? Jika ada, tindakan apa yang akan dilakukan?.
Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi atau pencetus seperti penggunaan medikasi dapat menyebabkan
distres mata, misalnya klien hipertensi yang diturunkan tekanan darahnya secara
tiba-tiba dapat mengeluhkan adanya efek okular.
Perkiraan Durasi
Durasi atau lamanya masalah perlu diketahui untuk menguraikan manifestasi klinis
dan pola kejadiannya.
1) Kelainan Penglihatan
a) Penuruna tajam penglihatan
Dapat disebabkan oleh kelainan disembarang tempat disepanjang jalur
optik dan neurologik visual karena kelainan refleksi, ptosis, gangguan
media mata (edema kornea, katarak atau perdarahan dalam ruang
vitreus/ruang akueus), gangguan fungsi retina (makula, N. optikus atau
jalur visual intrakranial).
b) Aberasi penglihatan
Meliputi glare/halo (karena gangguan refraksi yanng tidak dikoreksi,
guratan pada lensa kaca mata, dilatasi pupil yang berlebihan dan media
mata yang keruh, edema kornea dan katarak), distorsi visual (karena aura
pada migrain, koreksi lensa yang kuat, lesi pada makula dan N. optikus),
kilatan/kedipan cahaya, penglihatan ganda/diplopia.
2) Kelainan Penampilan Mata
a) Keluhan mata merah: bedakan antara merah pada palpebra dan sekitar
mata atau pada bola mata (karena hermoragai subkonjungtiva atau
kongesti vaskuler konjungtiva, sklera/episklera akibat konjungtivis dan
keratitis atau iritis dan glaukoma akut).
b) Perubahan warna: ikterik dan bintik-bintik hiperpigmentasi pada iris atau
permukaan luar mata.
c) Lesi fokal pada permukaan mata: pterigium, ukuran pupil yang tidak
simetris.
d) Edema palpebra.
e) Perubahan posisi palpebra seperti ptosis
f) Penonjolan/tergesernya bola mata: eksoftalmus
3) Kelainan Sensai Mata
a) Nyeri dan pegal atau sakit mata
Nyeri mata dapat datang dari permukaan atau dari dalam bola mata.
Kerusakan epitel kornea menimbulkan nyeri yang tajam dan superfisial
atau sensai ada benda asing yang bertambah sakit apabila ada kedipan
mata. Glaukoma, iritis, endoftalmitis dan skleritis menimbulkan nyeri
bagian dalam dan bola mata sering sakit jika dipalpasi
b) Iritasi mata
Meliputi gatal (alergi), kering, perih, berpasir, berair mata, sekret dan
krusta.
2.