Anda di halaman 1dari 28

1

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

APLIKASI HUKUM TERMODINAMIKA

BAB I
PENDAHULUAN

Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah


fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan
dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal. Pada sistem
di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak
berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena
alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika
setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses
kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu
dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.
Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan
bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik. Hukum termodinamika
kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari
interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana
seseorang tidak tahu apa pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka
dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-
20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


2

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

BAB II
PEMBAHASAN

Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan. Sebuah
batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut
lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas sistem-lingkungan
dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan.
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan
lingkungan:
1. Sistem Terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan.
Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.
2. Sistem Tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi
pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup
di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan
lingkungan.
3. Sistem Terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan
lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut
permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan,
karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan
gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi
yang keluar dari sistem.
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem
ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.

Hukum Pertama Termodinamika

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


3

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi
dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang
disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum universal
dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu bentuk
perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama termodinamika ini berbunyi:
Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan jumlah energi
panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem
terhadap lingkungannya.
Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang melalui
eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling dapat
dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf Clausius pada 1850:
"Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut 'energi', yang diferensialnya sama dengan
jumlah kerja yang dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik."
Hukum kekekalan energi: Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dihancurkan/dihilangkan. Tetapi dapat ditransfer dengan berbagai cara. Aplikasi: Mesin-mesin
pembangkit energi dan pengguna energi. Semuanya hanya mentransfer energi, tidak
menciptakan dan menghilangkan.
Aplikasi :
ANALISIS TERMODINAMIKA SISTEM TERBUKA

Dalam persoalan yang menyangkut adanya aliran massa ke/dari sistem maka
sistemnya adalah sistem terbuka(control volume). Contohnya : water heater, radiator mobil,
turbin, kompressor, nozle dll. Tidak ada aturan mengenai bagaimana memilih sistem, tetapi yang
penting adalah pemilihan tersebut dapat memudahkan analisis. Misalkan akan dianalisis aliran
udara melalui nozle, maka pemilihan sistemnya adalah di dalam nozle. Lapis batas dari control
volume disebut control surface, dapat riil ataupun imajiner. Dalam kasus nozle misalnya, maka
permukaan dalam dari nozle adalah lapis batas yang riil, sedangkan daerah masuk dan
keluarnya aliran adalah lapis batas imajiner karena tidak ada bentuk fisik sesungguhnya. Control

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


4

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

volume dapat tetap (bentuk dan ukurannya) maupun dapat mengandung moving boundary.
Moving

Beberapa istilah Steady : tidak berubah terhadap waktu, lawan katanya unsteady/transient.
Uniform: tidak berubah terhadap tempat.

Flow work
Flow work adalah energi yang diperlukan untuk mendorong fluida masuk atau keluar dari control
volume,merupakan bagian dari energi yang dibawa oleh fluida.

Kita tinjau gambar di atas. Jika tekanan fluida P , luas penampang saluran A, maka gaya yang
bekerja pada elemen fluida oleh piston imajiner adalah : F = P A Untuk memasukkan seluruh
elemen fluida ke dalam control volume maka gaya akan bekerja masuk ke dalam control volume
: Wflow = F L = P A L = P V (kJ)

Dalam basis massa : wflow = P v (kJ/kg)

STEADY FLOW PROCESS

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


5

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Proses-proses yang dijumpai dalam sistem keteknikan sangat bervariasi, mulai dari
yang sangat sederhana sampai yang rumit. Dalam beberapa hal, proses yang rumit dapat
disederhanakan menjadi bagian yang sederhana(dengan pengandaian-pengandaian). Turbin,
kompresor dan nozle beroperasi untuk waktu yang lama dengan kondisi yang sama. Peralatan
seperti itu diklasifikasikan sebagai steady flow devices. Proses dari peralatan steady dapat
dianalisis dengan suatu idealisasi proses yang disebut steady flow process. Steady flow
process didefinisikan sebagai suatu proses di mana fluida mengalir dalam control volume secara
steady. Hal ini berarti bahwa property dapat berubah dari titik ke titik di dalam control volume
tetapi pada setiap titik selalu konstan selama proses.

Karakteristik steady flow process 1. Selama proses tidak ada property yang berubah
terhadap waktu. Jadi volume V, massa m dan total energi E konstan. Akibatnya boundary work
nol dan total massa dan energi yang masuk control volume sama dengan total massa dan energi
yang keluar control volume. Dengan kata lain selama proses kandungan enegi dan massa dari
kontrol volume tetap, tidak berubah terhadap waktu. 2. Selama proses sifat fluida di inlet dan
outlet tidak berubah terhadap waktu 3. Interaksi energi (berupa panas dan kerja) antara sistem
control volume dengan sekelilingnya tidak berubah terhadap waktu Proses dengan perubahan
sifat-sifat fluida secara periodik dapat dianalisis sebagai steady flow process.

STEADY FLOW DEVICES 1.

Nozle dan diffuser

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


6

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Nozle : menambah kecepatan fluida Difuser : menaikkan tekanan fluida dengan


menurunkan kecepatan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

1. Q 0. Laju perpindahan panas antara fluida yang mengalir di dalam nozle atau difuser
dengan sekeliling biasanya sangat kecil walaupun tidak diisolasi. Hal ini karena
kecepatan fluida cukup tinggi sehingga tidak cukup waktu untuk terjadi transfer panas.
Oleh sebab itu jika tidak ada data mengenai transfer panas, prosesnya dianggap
adiabatik

2. W 0 Kerja di dalam nozle dan difuser nol karena hanya berupa bentuk penampang
saluran.

3. ke 0. Pada waktu fluida melewati nozle aatau difuser terjadi perubahan kecepatan
yang besar sehingga perubahan energi kinetik harus diperhitungkan dalam analisis.

4. pe = 0. Biasanya tidak terdapat perbedaan elevasi, sehingga faktor energi potensial


dapat diabaikan.

Turbin dan kompresor

Di dalam steam power plants peralatan yang menggerakkan generator adalah turbin.
Fluida masuk kedalam turbin dan menggerakkan sudu-sudu sehingga memutar poros. Kerja
yang dihasilkan turbin adalah positif karena dilakukan oleh fluida. Kompresor adalah alat untuk
menaikkan tekanan fluida, seperti juga pompa dan fan. Fan menaikkan tekanan untuk
menggerakkan udara sekitar. Kompresor untuk menaikkan tekanan gas menjadi tekanan yang

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


7

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

sangat tinggi. Pompa sama seperti kompresor tetapi untuk fluida cair. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan

1. Q 0. Laju perpindahan panas kecil dibandingkan dengan kerja poros kecuali ada
pendinginan, sehingga dapat diabaikan kecuali ada pendinginan.

2. W 0. Pada persoalan ini pasti ada kerja poros. Pada turbin berupa daya output, pada
pompa dan kompresor berupa daya input.

3. ke 0. Perubahan kecepatan fluida biasanya hanya menyebabkan perubahn energi


kinetik yang tidak signifikan kecuali pada turbin.

4. pe = 0. Perubahan energi potensial biasanya kecil sehingga dapat diabaikan.

Throttling valves

Proses throttling terjadi bila aliran fluida mengalami kehilangan tekanan sewaktu
melewati hambatan. Throttling valve menyebabkan penurunan tekanan (pressure drops) di
dalam fluida. Pressure drops biasanya diikuti penurunan temperatur yang besar. Pada throttling
valve biasanya diasumsikan adiabatik (q 0) karena tidak cukup waktu dan daerah untuk
terjadinya perpindahan panas. Faktor kerja juga tidak ada (w 0). Perubahan energi potensial
sangat kecil sehingga bisa diabaikan (pe 0). Meskipun kecepatan keluar lebih besar dari
kecepatan masuk tetapi dalam banyak kasus perubahan energi kinetik tidak signifikan (ke
0).

Sehingga persamaan kekekalan energi menjadi : h2 h1 (kJ/kg) (4.20) u2 + P2 v2 =


u1 + P1 v1 atau energi dalam + flow enegi = konstan Enthalpy pada inlet dan exit sama, disebut
proses isenthalpic. Jika flow work naik (P2v2 > P1v1) maka energi dalam akan turun dan diikuti

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


8

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

turunnya temperatur. Jika flow work turun (P2v2 < P1v1) maka energi dalam dan temperatur
naik.

Heat exchanger

Merupakan perlatan untuk menukar kalor. Di dalam heat exchanger tidak ada interaksi
kerja (w = 0) dan perubahan energi kinetik serta energi potensial diabaikan (ke 0, pe 0).
Perpindahan panas tergantung bagaimana memilih control volumenya. Jika seluruh bagian
dipilih sebagai control volume maka tidak terjadi perpindahan panas (Q 0). Tetapi jika hanya
satu fluida yang dipilih sebagai control volume maka ada perpindahan panas dari satu fluida ke
fluida yang lain (Q 0).

http://riyanto04.wordpress.com

Hukum Kedua Termodinamika


Gambar di bawah ini memperlihatkan dua sistem yang berbeda, masing-masing
dilingkungi oleh dinding adiabatik. Pada gambar (a) sebuah benda yang suhunya
T1bersinggungan dengan benda lain (reservoir) yang suhunya T2 lebih tinggi daripada T1 maka
sesuai dengan hukum alam, sejumlah panas akan mengalir dari reservoir masuk ke dalam
benda pertama, sampai akhirnya dicapai keadaan seimbang, suhu benda pertama menjadi
sama dengan suhu reservoir. Seperti diketahui reservoir adalah benda yang karena ukurannya
besar atau karena mendapat masukkan energi panas dari sistem lain, maka walaupun sejumlah
panas mengalir ke luar atau masuk ke dalamnya, suhunya tidak berubah. Gambar

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


9

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

(a) sejumlah panas mengalir reservoar ( T2) ke benda dengan suhu T1 (T2 > T1 )
(b) gas pada bagian kiri mengalami ekspansi bebas saat diafragme /penyekat dihilangkan
Proses di atas terjadi secara spontan dan irreversibel. Keadaan awal, kedua benda
mempunyai suhu yang berbeda, setelah bdisentuhkan dan mencapaui keseimbangan , maka
keadaan akhirnya benda mempunyai suhu yang sama dengan suhu reservoar. Jika sistem ingin
dikembalikan lagi ke keadan semula, dimana benda kembali mempunyai suhu T1 yang lebih
rendah, tidaklah mungkin terjadi. Andaikata proses ini dapat berlangsung maka hal ini sama
sekali tidak bertentangan dengan hukum pertama, yang tidak lain adalah hukum kekekalan
tenaga.
Tetapi ternyata sesuai dengan pengalaman proses itu tidak pernah terjadi, walaupun
jumlah tenaganya tetap saja, karena sistem itu dilingkungi dengan dinding adiabatik. Mengapa
tidak dapat tertjadi ? Pada gambar (b) dilukiskan suatu bejana yang terbagi oleh dua diafragma.
Bagian kiri berisi sejumlah gas dan bagian kanan hampa. Jika diafragma dirobek, maka
sejumlah molekul gas dari bagian kiri akan bergerak memasuki bagian kanan sampai akhirnya
dicapai keadaan seimbang dengan kedua bagian mempunyai tekanan yang sama.
Proses inipun tak dapat berlangsung ke arah sebaliknya. Dari keadaan seimbang
dengan molekul-molekul gas menempati kedua bagian dengan tekanan yang sama kemudian
sejumlah molekul bergerak ke kiri sampai akhirnya bagian kanan menjadi hampa. Andaikata hal
ini dapat terjadi maka inipun tidak bertentangan dengan hukum pertama. Peristiwa ini dikenal
dengan peristiwa ekspansi bebas, dimana dalam hal ini walaupunvolume sistem bertambah,
sistem dikatakan tidak melakukan usaha. Dari kedua peristiwa itu timbul pertanyaan mengapa
suatu peristiwa yang sebenarnya tidak bertentangan dengan sesuatu hukum tetapi tidak juga
dapat terjadi.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


10

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Di alam ternyata ada peristiwa-peristiwa yang terjadi secara spontan ke satu arah saja..
Menghadapi kenyataan seperti ini maka haruslah diambil kesimpulan bahwa pastilah ada satu
hukum alam lain di luar hukum pertama termodinamika dan yang tak dapat dijabarkan dari
hukum pertama itu lagipula dapat menentukan ke arah mana proses alami itu akan terjadi.
Hukum ini selanjutnya akan disebut kedua termodinamika. Penyusunan hukum kedua ini tidak
lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran sistem yang merupakan fungsi keadaan.
Ternyata orang yang menemukannya adalah Clausius dan besaran itu disebut entropi. Hukum
kedua ini dapat dirumuskan sbb.:
Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi tidak
mungkin terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka entropi
system tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah.
Lebih lanjut, jika suatu sistem terisolasi dalam keadaan demikian rupa sehingga
entropinya maksimum, maka sistem itu dalam keadaan seimbang. Hal ini disebabkan karena
setiap proses yang akan terjadi berkaitan dengan penurunan entropi, sehingga tidak mungkin
terjadi. Dengan perkataan lain, syarat untuk keseimbangan ialah bahwa entropinya harus
maksimum. Pernyataan di atas hanya berlaku untuk sistem yang terisolasi. Jadi mungkin saja
bahwa suatu sistem yang tak terisolasi akan menjalani proses yang berkaitan dengan
penurunan entropi. Namun selalu dapat diketemukan bahwa entropi sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem itu naik paling sedikit dengan jumlah yang sama dengan penurunan
entropinya.

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa
total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring
dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material yang
dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu
ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi
energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


11

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Aplikasi: Kulkas harus mempunyai pembuang panas di belakangnya, yang suhunya lebih tinggi
dari udara sekitar. Karena jika tidak Panas dari isi kulkas tidak bisa terbuang keluar. Formulasi
Kelvin-Planck atau hukum termodinamika kedua menyebutkan bahwa adalah tidak mungkin
untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata
mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu tertentu seluruhnya
menjadi usaha mekanik. Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki
arah; dengan kata lain, tidak semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat dibalikkan
arahnya).
Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di atas salju, maka salju dibawah
tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh beruang tersebut. Akan tetapi beruang tersebut
tidak dapat mengambil kalor dari salju tersebut untuk menghangatkan tubuhnya. Dengan
demikian, aliran energi kalor memiliki arah, yaitu dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari
hukum kedua adalah studi tentang mesin kalor. Mesin kalor adalah sebutan untuk alat yang
berfungsi mengubah energi panas menjadi energi mekanik.
Dalam mesin mobil misalnya, energi panas hasil pembakaran bahan bakar diubah
menjadi energi gerak mobil. Tetapi, dalam semua mesin kalor kita ketahui bahwa pengubahan
energi panas ke energi mekanik selalu disertai pengeluaran gas buang, yang membawa
sejumlah energi panas. Dengan demikian, hanya sebagian energi panas hasil pembakaran
bahan bakar yang diubah ke energi mekanik. Contoh lain adalah dalam mesin pembangkit
tenaga listrik; batu bara atau bahan bakar lain dibakar dan energi panas yang dihasilkan
digunakan untuk mengubah wujud air ke uap. Uap ini diarahkan ke sudu-sudu sebuah turbin,
membuat sudu-sudu ini berputar. Akhirnya energi mekanik putaran ini digunakan untuk
menggerakkan generator listrik.

Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas tentang hukum


Termodinamika yaitu Hukum I Termodinamika. Hukum I Termodinamika menyatakan
bahwa energi adalah kekal. Ada beberapa proses yang dapat dibayangkan yang
menunjukkan perubahan energi tetapi tidak tampak terjadi di alam. Sebagai contoh, bila

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


12

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

benda yang panas disentuhkan dengan benda yang dingin maka akan terjadi aliran panas
dari benda yang panas ke benda yang dingin, tidak pernah sebaliknya secara sendirinya
tanpa memasukkan kerja dalam bentuk apapun. Hukum I Termodinamika tidak membatasi
kemanapun kita untuk mengubah kerja menjadi kalor atau sebaliknya kalor menjadi kerja
asalkan hukum kekekalan energi terpenuhi. Pada kenyataannya kerja seluruhnya dapat
diubah menjadi kalor tetapi kalor tidak seluruhnya dapat diubah menjadi kerja.
Selanjutnya, pada pembahasan sekarang akan dibahas tentang Hukum II
termodinamika. Dalam membahas tentang Hukum II Termodinamika, yang dibahas
tentang proses reversibel dan proses irreversibel, mesin kalor, siklus carnot, mesin
pendingin, hukum II termodinamika, dan entropi. Tetapi, dalam pembahasa kali ini kita tidak
akan membahas tentang entropi.

Proses Reversibel dan Proses Irreversibel

Bila kita meninjau sebuah sistem yang khas dalam kesetimbangan


termodinamika dengan massa M dari suatu gas ideal yang dibatasi dalam sebuah susunan
silinder pengisap dengan volume V, tekanan P serta temperatur T. Dalam kesetimbangan
maka variabel-veriabel tersebut tetap konstan terhadap waktu. Dimisalkan bahwa silinder
tersebut dinding-dindingnya adalah isolator panas yang ideal dan alasnya adalah
penghantar panas yang ideal ditempatkan pada sebuah reservoir besar yang
dipertahankan pada temperatur T sama seperti gambar 1. Kemudian keadaan sistem
tersebut diubah dengan T adalah sama tetapi volume V direduksi sebesar setengah volume
awalnya.

1. Proses Irreversibel (Proses Tak Terbalikkan)

Apabila kita menekan pengisap tersebut dengan sangat cepat sampai kembali
lagi ke kesetimbangan dengan reservoir, selama proses ini gas bergolak dan tekanan serta
temperaturnya tidak dapat didefinisikan secara tepat sehingga grafik proses ini tidak dapat
digambarkan sebagai sebuah garis kontinu dalam diagram P-V karena tidak diketahui

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


13

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

berapa nilai tekanan atau temperatur yang akan diasosiasikan dengan volume yang diberikan.
Proses inilah yang dinamakan proses irreversibel.

2. Proses Reversibel (Proses Terbalikkan)

Apabila kita menekan pengisap dengan sangat lambat sehingga tekanan, volume,
dan temperatur gas tersebut pada setiap waktu adalah kuantitas-kuantitas yang dapat
didefinisikan secara tepat. Mula-mula sedikit butiran pasir dijatuhkan pada pengisap dimana
kemudian volume sistem akan direduksi sedikit dan T akan naik serta terjadi penyimpangan
terhadap kesetimbangan yang sangat kecil. Sejumlah kecil kalor akan dipindahkan ke
reservoir dan dalam waktu singkat sistem akan mencapai kesetimbangan baru dengan T
adalah sama dengan T reservoir. Peristiwa ini diulakukan berulang-ulang sampai akhirnya kita
mereduksi volume menjadi setengah kali volume awalnya. Selama keseluruhan proses ini,
sistem tersebut tidak pernah berada dalam sebuah keadaan yang berbeda banyak dari
sebuah keadaan kesetimbangan. Proses inilah yang dinamakan proses reversibel.
Proses reversibel adalah sebuah proses yang dengan suatu perubahan diferensial di dalam
lingkungannya dapat dibuat menelusuri kembali lintasan proses tersebut.
Pada praktiknya semua proses adalah irreversibel tetapi kita dapat mendekati
keterbalikan (reversibel) sedekat mungkin dengan membuat perbaikan- perbaikan eksperimen
yang sesuai. Proses yang betul-betul reversibel adalah suatu abstraksi sederhana yang
berguna dalam hubungannya dengan proses riel adalah serupa seperti hubungan abstraksi
gas ideal dengan gas riel. Pada proses reversibel juga terjadi proses isotermal, kerena kita
menganggap bahwa T gas berbeda pada setiap waktu hanya sebanyak diferensial dT dari
T konstan reservoir dimana silinder berdiam. Volume gas tersebuat juga dapat direduksi
secara adiabatikr dengan memindahkan silinder dari reservoir kalor dan menaruhnya pada
sebuah tempat yang tidak bersifat sebagai penghantar. Dalam proses adiabatikr tidak ada
kalor yang masuk ataupun keluar dari sistem. Proses adiabatikr dapat merupakan proses
reversibel atau irreversibel, dimana proses reversibel kita dapat menggerakkan pengisap
sangat lambat dengan cara pembebanan pasir dan proses yang irreversibel kita dapat
menyodok pengisap dengan sangat cepat ke bawah.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


14

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Selama proses kompresi adiabatik temperatur gas akan naik karena dari Hukum I
Termodinamika bila Q = 0 maka besarnya usaha W untuk mendorong pengisap ke bawah
harus muncul sebagai suatu pertambahan energi dalam sebesar U. W akan bernilai
berbeda untuk kecepatan yang berbeda dari pendorongan pengisap tersebut ke bawah
yang diberikan oleh PdV yaitu luas daerah di bawah kurva pada diagram P V (hanya untuk
proses reversibel untuk P tetap). U dan T tidak akan sama baik untuk proses reversibel
ataupun irreversibel.

Mesin Kalor

Sebelum kita membahas tentang siklus Carnot dan Hukum Kedua


Termodinamika maka terlebih dahulu membahas tentang mesin kalor. Bagi kita adalah
mudah untuk menghasilkan energi termal dengan melakukan kerja. Contohnya adalah
dengan menggosokkan telapak tangan dengan cepat maka tangan akan terasa panas.
Namun untuk mendapatkan kerja dari energi termal lebih sulit, dan penemuan alat yang
praktis untuk melakukan hal ini terjadi sekitar tahun 1700 dengan pengembangan mesin
uap (mesin kalor). Ide-ide yang mendasari mesin kalor adalah bahwa energi mekanik dapat
diperoleh dari energi termal ketika kalor dibiarkan mengalir dari temperatur tinggi ke
temperatur rendah. Dalam semua mesin kalor pengubahan energi panas ke energi mekanik
selalu disertai dengan pengeluaran gas buang yang membawa sejumlah energi panas.

Efisiensi Termal Mesin Kalor

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


15

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Efisiensi maksimum sebuah pembangkit tenaga listrik yang beroperasi antara


temperatur TH = 750 K dan TL = 300 K adalah 60 persen jika menggunakan rumus efisiensi
mesin reversibel, tetapi aktualnya hanya sekitar 40 persen. Hal ini sebenarnya tidak begitu buruk
dan hal tersebut masih membutuhkan improvisasi untuk mendekati efisiensi mesin reversibel.
Mesin menyerap kalor sejumlah Q1 dari reservoir panas dengan temperatur tinggi (T1),

kalor yang diserap ini sebagian diubah menjadi kerja sebesar W dan sebagiannya lagi
dibuang sebagai kalor Q2 pada temperatur rendah (T2). Karena fluida kerja melalui suatu

proses siklus dimana dalam siklus berawal dari satu keadaan dan kembali ke keadaan
awalnya, sehingga sangat jelas bahwa U = 0. Sesuai dengan hukum pertama
termodinamika maka besarnya usaha W dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut.

U Q w (1)

0 Q1 Q2 W
W Q1 Q2 (2)
Dengan Q1 dan Q2 adalah besaran yang bernilai positif. Jika fluida kerjanya adalah

gas, maka usaha yang dilakukan fluida kerja untuk sebuah proses siklus sama dengan
luas yang dimuat siklus pada diagram P V. Efisiensi termal sebuah mesin kalor
merupakan perbandingan nilai antara usaha yang dilakukan dan kalor yang diserap dari
reservoir suhu tinggi selama satu siklus. Hubungan ini dapat dirumuskan dalam suatu
persamaan sebagai berikut.

(3)

Atau

(4)

Dengan adalah efisiensi mesin kalor

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


16

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Mesin Pendingin

Mesin pendingin adalah mesin kalor yang prinsip kerjanya terbalik dengan mesin kalor.
Mesin kalor mengambil kalor dari reservoir kalor bersuhu tinggi dan mengubahnya menjadi
kerja mekanik serta membuang kelebihannya ke reservoir suhu rendah. Tetapi mesin
pendingin mengambil panas dari reservoir suhu rendah kemudian kompresornya memberikan
input usaha mekanik dan kalor dibuang pada reservoir suhu tinggi.

COP Mesin Pendingin


COP mesin pendingin dan pompa kalor menurun ketika TL menurun. Berarti hal ini
memerlukan kerja untuk menyerap panas da media bertemepratur rendah. Ketika temperatur
ruang refrigerasi mendekati nol, jumlah kerja yang diperlukan untuk memproduksi jumlah
pendinginan tertentu akan mendekati tak terbatas dan COP-nya akan mendekati nol.

Sebagai contoh dari mesin pendingin adalah lemari es (kulkas) dan pendingin
ruangan atau AC. Dalam lemari es, bagian dalam peralatan bertindak sebagai reservoir
dingin, sedangkan bagian luar yang lebih hangat bertindak sebagai reservoir panas
(seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3). Kulkas mengambil kalor dari makanan yang
tersimpan dalam kulkas dan mengalirkan kalor ke udara di sekitar kulkas. Untuk dapat
mengalirkan kalor maka diperlukan energi listrik untuk melakukan usaha pada sistem
sehingga kalor dapat mengalir dari reservoir dingin ke reservoir panas. Maka dari itulah pada
saat kulkas bekerja permukaan-permukaan luar kebanyakan kulkas terasa hangat ketika

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


17

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

kita sentuh (kulkas menghangatkan udara di sekitarnya).


Dalam satu kali siklus panas Q2 masuk ke dalam mesin pendingin pada suhu T2.

Besarnya usaha W dilakukan pada mesin dan kalor Q1 dilepaskan ke reservoir suhu

tinggi T1, sehingga dapat ditulis dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.

atau
( 5)

`Efisiensi mesin pendingin () didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah kalor


yang diserap dengan usaha yang dilakukan pada sistem.

(6)

Dengan gas ideal sebagai fluida maka persamaan di atas dapat diubah menjadi
sebagai berikut.

(7)

Refrigeran adalah fluida kerja yang bersirkulasi dalam siklus refrigerasi. Refrigeran
merupakan komponen terpenting siklus refrigerasi karena refrigeran yang menimbulkan efek
pendinginan dan pemanasan pada mesin refrigerasi. ASHRAE (2005) mendefinisikan
refrigeran sebagai fluida kerja di dalam mesin refrigerasi, pengkondisian udara, dan sistem
pompa kalor. Refrigeran menyerap panas dari satu lokasi dan membuangnya ke lokasi yang
lain, biasanya melalui mekanisme evaporasi dan kondensasi.
Calm (2002) membagi perkembangan refrigeran dalam 3 periode: Periode pertama, 1830-
an hingga 1930-an, dengan kriteria refrigeran "apa pun yang bekerja di dalam mesin refrigerasi".
Refrigeran yang digunakan dalam periode ini adalah ether, CO2, NH3, SO2, hidrokarbon,
H2O, CCl4, CHCs. Periode ke- dua, 1930-an hingga 1990-an menggunakan kriteria refrigeran:
aman dan tahan lama (durable). Refrigeran pada periode ini adalah CFCs (Chloro Fluoro Carbons),

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


18

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

HCFCs (Hydro Chloro Fluoro Carbons), HFCs (Hydro Fluoro Carbons), NH3, H2O. Periode ke-tiga,
setelah 1990- an, dengan kriteria refrigeran "ramah lingkungan". Refrigeran pada periode ini adalah
HCFCs, NH3, HFCs, H2O, CO2.

R-134 R-12
Gambar refrigeran

Perkembangan mutakhir di bidang refrigeran utamanya didorong oleh dua masalah


lingkungan, yakni lubang ozon dan pemanasan global. Sifat merusak ozon yang dimiliki oleh
refrigeran utama yang digunakan pada periode ke-dua, yakni CFCs, dikemukakan oleh Molina dan
Rowland (1974) yang kemudian didukung oleh data pengukuran lapangan oleh Farman dkk.
(1985).
Setelah keberadaan lubang ozon di lapisan atmosfer diverifikasi secara saintifik, perjanjian
internasional untuk mengatur dan melarang penggunaan zat-zat perusak ozon disepakati pada
1987 yang terkenal dengan sebutan Protokol Montreal. CFCs dan HCFCs merupakan dua
refrigeran utama yang dijadwalkan untuk dihapuskan masing- masing pada tahun 1996 dan 2030
untuk negara-negara maju (United Nation Environment Programme, 2000). Sedangkan untuk
negara-negara berkembang, kedua refrigeran utama tersebut masing-masing dijadwalkan untuk
dihapus (phased-out) pada tahun 2010 (CFCs) dan 2040 (HCFCs) (Powell, 2002). Pada tahun
1997, Protokol Kyoto mengatur pembatasan dan pengurangan gas-gas penyebab rumah kaca,
termasuk HFCs (United Nation Framework Convention on Climate Change, 2005).

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


19

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Powell (2002) menerangkan beberapa syarat yang harus dimiliki oleh refrigeran pengganti,
yakni:
1. Memiliki sifat-sifat termodinamika yang berdekatan dengan refrigeran yang hendak
digantikannya, utamanya pada tekanan maksimum operasi refrigeran baru yang
diharapkan tidak terlalu jauh berbeda dibandingkan dengan tekanan refrigeran lama
yang ber-klorin.
2. Tidak mudah terbakar.
3. Tidak beracun.
4. Bisa bercampur (miscible) dengan pelumas yang umum digunakan dalam mesin
refrigerasi.
5. Setiap refrigeran CFC hendaknya digantikan oleh satu jenis refrigeran ramah
lingkungan.

Sifat Refrigeran
1. Tekanan penguapan harus cukup tinggi
2. Sebaiknya refrigeran memiliki suhu pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat
dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi
volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi
3. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi, apabila tekanan
4. pengembunannya terlalu rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih
rendah, sehingga penurunan prestasi kondensor dapat dihindarkan, selain itu dengan
tekanan kerja yang lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih aman karena kemungkinan
terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan dan sebagainya menjadi lebih kecil.
5. Kalor laten penguapan harus tinggi, refrigeran yang mempunyai kalor laten penguapan
yang tinggi lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah
refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil
6. Volume spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup kecil, Refrigeran dengan
kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil (berat jenis yang

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


20

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

besar) akan memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume


langkah torak yang lebih kecil. Dengan demikian untuk kapasitas refrigerasi yang sama
ukuran unit refrigerasi yang bersangkutan menjadi lebih kecil.
7. Koefisien prestasi harus tinggi, dari segi karakteristik termodinamika dari
refrigeran, koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk
menentukan biaya operasi
8. Konduktivitas termal yang tinggi, konduktivitas termal sangat penting untuk
menentukan karakteristik perpindahan kalor
9. Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas, dengan turunnya
tahanan aliran refrigeran dalam pipa, kerugian tekanannya akan berkurang
10. Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak
menyebabkan korosi pada material isolator listrik
11. Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai,
jadi juga tidak menyebabkan korosi
12. Refrigeran tidak boleh beracun
13. Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak
14. Sebaiknya refrigeran menguap pada tekanan sedikit lebih tinggi dari pada tekanan
atmosfir. Dengan demikian dapat dicegah terjadinya kebocoran udara luar masuk sistem
refrigeran karena kemungkinan adanya vakum pada seksi masuk kompresor (pada
tekanan rendah).

Sifat termofisik dari beberapa refrigeran disajikan pada tabel:


Refrigeran Tahun atmosferik ODP GWP
Karbon dioksida 50-200 0 1
Metana 12 + 3 0 21
R-11 50 +5 1.0 4000
R-12 120 1.0 8500
R-22 120 0.055 1700
R-502 13.3 0.283 5600
R-717 (Amonia) - 0 Tidak ada

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


21

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Pengalaman menunjukkan bahwa tidak ada satupun dari mesin-mesin yang dibicarakan
sebelumnya (mesin kalor dan mesin pendingin) mempunyai efisiensi 100%. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada satupun mesin-mesin tersebut yang mampu mengubah kalor seluruhnya
menjadi usaha. Dalam pembahasans sebelumnya mengenai hukum pertama termodinamika
ketidakmungkinan ini tidak disinggung sama sekali. Dalam membahas tentang hukum kedua
termodinamika, hal ini akan dibahas.

Mungkin dalam pikiran kita akan muncul pertanyaan, mungkinkah kalor mengalir dari
benda bersuhu rendah ke benda bersuhu dingin? Hukum kedua termodinamika mengabaikan
kemungkinan kalor dapat mengalir dari benda bertemperatur rendah ke benda bertemperatur
tinggi. Hal ini berarti bahwa, pada hukum kedua termodinamika arah proses menjadi perhatian,
dimana arah tersebut hanya dapat dibalik dengan adanya suatu usaha luar dari sistem.
http://www.scribd.com/doc/24264667/Hukum-II-Termodinamika
Hukum Ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses
akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan
bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Hukum suhu 0 Kelvin (-273,15 Celcius): Teori termodinamika menyatakan bahwa panas
(dan tekanan gas) terjadi karena gerakan kinetik dalam skala molekular. Jika gerakan ini
dihentikan, maka suhu material tsb akan mencapai 0 derajat kelvin.
Aplikasi: Kebanyakan logam bisa menjadi superkonduktor pada suhu sangat rendah,
karena tidak banyak keacakan gerakan kinetik dalam skala molekular yang menggangu aliran
elektron. http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/aplikasi-hukum-termodinamika.html
Entropi
Dalam pembicaraan tentang siklus Carnot Pasal 4.5, disebutkan bahwa Q2 adalah panas yang
masuk kedalam sistem dan Q1 panas yang keluar dari sistem. Ada faedahnya apabila masing-
masing diberi tanda yang berbeda. Panas yang masuk ke dalam sistem yaitu Q2 diberi tanda
positif dan panas Q1 yang keluar dari sistem diberi tanda negatif. Karena itu untuk siklus Carnot

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


22

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

(8)

Jika suatu siklus kecil beroperasi antara suhu T2 dan T1 dengan arus panas yang bersangkutan
Q2 dan Q1 , maka untuk siklus itu berlaku persamaan
Q1 Q2
0 (9)
T1 T2
Jika dijumlahkan untuk semua siklus, diperoleh
Qr
T
0 (10)

Indeks r digunakan untuk menunjukjkan bahwa proses itu reversibel.


Besaran Q seperti sudah dijelaskan, bukanlah fungsi keadaan, sehingga dQ bukan diferensial
d ' Qr
eksak. Tetapi adalah diferensial eksak yang untuk selanjutnya akan diberi lambang dS.
T
Besaran S ini disebut entropi yang adalah fungsi keadaan. Jadi
d ' Qr
dS (11)
T
Persamaan 11 dapat ditulis menjadi

dS 0 (12)

Satuan S dalam sistem SI atau MKS adalah J K-1. Entroipi adalah besaran ekstensif yang bila
dibagi dengan jumlah massa m atau jumlah mol n menjadi entropi jenis s.
S
s (13)
m
Menghitung Perubahan Entropi dalam Proses Reversibel.
Dalam proses adiabatik, dQ = 0, dan dalam proses adiabatik reversibel, ds = 0. Oleh
karena itu dalam setiap proses adiabatik reversibel, ds = 0 atau ini berarti bahwa entropi S tetap.
Proses demikian ini disebut pula sebagai proses isentropik.
Jadi dQr = 0 dan dS = 0
Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap, sehingga perubahan entropi

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


23

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

2 d ' Qr 1 2 Q
S 2 S1 d ' Qr r (14)
1 T T 1 T
Untuk melaksanakan proses semacam ini maka sistem dihubungkan dengan sebuah
reservoir yang suhunya berbeda. Jika arus panas mengalir masuk kedalam sistem, maka Qr
positif dan entropi sistem naik. Jika arus panas keluar dari sistem, Qr negatif dan entropi sistem
turun. Dalam kebanyakan proses suatu arus panas yang masuk kedalam sistem secara
reversibel umumnya disertai oleh perubahan suhu, sehingga perhitungan perubahan entropi dari
persamaan (14) suhu T tidak boleh dikeluarkan dari tanda integral. Jika proses terjadi pada
volume tetap, maka d q = cv dT, sehingga
T2 dT
S 2 S1 c v (15)
T1 T
Jika proses terjadi pada tekanan tetap, d q = cp dT, dan
T2 dT
S 2 S1 c p
T1 T
(16)
T T
S 2 S1 v cv ln 2 S 2 S1 p c p ln 2
T1 T1
Jika dalam suatu proses terdapat arus panas antara sistem dengan lingkungannya
secara reversibel, maka pada hakekatnya suhu sistem dan suhu lingkungan adalah sama. Besar
arus panas ini yang masuk ke dalam sitem atau yang masuk kedalam lingkungan di setiap titik
adalah sama, tetapi harus diberi tanda yang berlawanan. Karena itu perubahan entropi
lingkungan sama besar tetapi berlawanan tanda tanda dengan perubahan entropi sistem dan
jumlahnya menjadi nol. Karena sistem bersama dengan lingkungannya membentuk dunia, maka
boleh dikatakan bahwa entropi dunia adalah tetap. Hendaknya diingat bahwa pernyataan ini
hanya berlaku unatuk proses reversibel saja.
Diagram T-S
Entropi adalah fungsi keadaan, nilainya pada suatu keadaan seimbang dapat
dinyatakan dalam variabel-variabel yang menentukan lkeadaan sistem. Dalam sistem pVT,
entropi dapat dinyatakan sebagai fungsi p dan V, atau T dan V atau p dan T. Siklus Carnot
mempunyai bentuk yang lebih sederhana bila dilukiskan dalam diagram T-S. Hal ini disebabkan

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


24

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

karena siklus Carnot dibatasi oleh dua isoterm dan dua isentrop (adiabatik rewversibel) berupa
garis lurus pada sumbu S.

Gambar Siklus Carnot dalam diagram T-S


Luas kawasan yang dikelilingi oleh kurva siklus Carnot adalah panas total yang masuk dan
keluar system

TdS d ' Q r Qr (17)

Perubahan Entropi dalam Proses Tak-terbalikkan


Perubahan entropi seperti yang dirumuskan dalam pers (16) berlaku untuk proses
reversibel. Namun karena entropi S adalah variabel keadaan, dan nilai perubahannya hanya
ditentukan oleh keadaan awal dan akhir proses apapun, maka untuk proses irreversibel boleh
digunakan rumus untuk proses reversibel asalkan keadaan awal dan akhir proses tersebut
sama. Ditinjau lagi prroses irreversibel seperti terlukis dalam gambar 6.1 (a) Suhu benda
pertama setelah berhubungan dengan benda kedua ( reservoar) berubah dari T1 menjadi T2.
Walaupun proes ini irreversibel, namun dapat digunakan persamaan untuk proses reversible
asaklkan keadaan awal dan keadaan akhirnya juga sama. Jika prose sterjadi pada tekanan tetap
( isobar) dan Cp juga dapat dianggap tetap, maka
T2
S benda S 2 S1 C p ln (18)
T1
T2
Karena T2 > T1, maka arus panas masuk kedalam benda dan ln positif. Jadi entropi benda
T1

naik. Perubahan entropi reservoar dapat dihitung seperti menghitung entropi pada proses
isotermal reversibel. Jadi perubahan entropi reservoir

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


25

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

2 d 'Q 1 2 T2 T1
S res dT C p (19)
1 T T2 1 T2
karenma arus panas tersebut keluar dari reservoar, maka sesuai dengan perjanjian tentang
tanda, harus diberi tanda negatif, artinya entropi reservoar berkurang.
T2 T1
S res C p (20)
T2
Perubahan entropi total system
T T T
S S res S benda C p ln 2 2 1 (21)
T1 T2

Sesuai dengan Hukum II Termodinamika , Perubahan entropi suatu sistem

Azas Kenaikan Entropi


Dari pembahasan proses-proses ireversibel dalam bagian terdahulu, diketahui bahwa
entropi duania ( universe) selalui naik. Hal ini juga benar untuk semua proses ireversibel yang
sudah dapat dianalisa. Kesimpulan ini dikenal sebagai azas kenaikan entropi dan dianggap
ebagai bagian dari hukum kedua termodinamika. Azas ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Entropi dunia selalu naik pada tiap proses irreversibel.
Jika semua sistem yang berinteraksi di dalam proses dilingkungi dengan dinding
adiabatik yang tegar, maka semua itu membentuk sistem yang terisolasi sempurna dan
membentuk dunianya sendiri. Karena itu dpaat dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem yang
terisolasi sempurna selalu naik dalam tiap proses ireversibel yang terjadi dalam proses itu.
namun jika sistem mengalami proses reversibel, entropi sistem tetap.
Pada setiap proses yang terjadi di dalam sistem yang terisolasi, entropi system
tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah.
Pernyataan Clausius dan Kelvin Planck tentang Hukum kedua
Dalam uraian terdahulu telah diberikan pernyataan tentang hukum kedua sebagai
pernyataan yang dikaitkan dengan jkemungkinan perubahan entropi pada sebarang proses.
Dua pernyataan juga sering dipakai sebagai titik awal untuk merumuskan hukum kedua.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


26

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Pernyataan clausius tentang hukum kedua adalah sbb . tidak ada proses yang mungkin terjadi
bila satu-satunya hasil adalah adanya aliran panas dari suatu sistem pada suhu tertentu dan
panas yang sama jumlahnya dialirkan pada sistem lain yang mempunyai suhu lebih tinggi .
Pernyataan Clausius ini dapat dilihat secara langsung pada prinsip kenaikan entropi.
Perubahan entropi masing-masing sistem :
Q Q
S A S B
TA TB
Q Q
S S A S B 0
T A TB

Proses dengan jumlah entropi semesta menjadi berkurang bertentangan dengan hukum
ke II sehingga tidak ungkin terjadi.
Pernyataan Kelvin-Planck tentang hukum kedua adalah : tidak ada proses yang
mungkin terjadi bila satu-satunya hasil adalah adanya aliran panas satu reservoar pada suhu
tertentu dan mengubah seluruhnya menjadi menghasilkan kerja W ( usaha mekanik). Pada
pernyataan ini hanya terjadi penurunan entropi dari suatu reservoar tanpa diikuti dengan
lkenaikan entropi pada sistem lain, sehingga perubahan entropi semestanmya negatif. Hal ini
tidak sesuai dengan hukum kedua termodinamika

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


27

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Titik didih refrigeran merupakan salah satu faktor yang sangat penting:
1. Refrigeran yang memiliki titik didih rendah biasanya dipakai untuk keperluan
operasi pendinginan temperatur rendah (refrigerasi)
2. Refrigeran yang memiliki titik didih tinggi digunakan untuk keperluan pendinginan
temperatur tinggi (pendinginan udara)
3. Titik didih refrigeran merupakan indikator yang menyatakan apakah refrigeran
dapat menguap pada temperatur rendah yang diinginkan, tetapi pada tekanan yang
tidak terlalu rendah. Dari segi termodinamika R12, R22, R500, R502, ammonia
dapat dipakai untuk daerah suhu yang luas, dari keperluan pendinginan udara
sampai ke refrigerasi.
4. Hukum I Termodinamika dapat diaplikasikan pada Heat Echanger, Mixing chamber,
Turbin dan kompresor, Nozle dan diffuser.
5. Hukum II Termodinamika dapat diaplikasikan pada Mesin penndingin dan mesin kalor.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


28

Makalah Termodinamika

LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

DAFTAR PUSTAKA

http://multimedia.itb.ac.id/portofolio/Workshop-dan-Kuliah/Hukum-II-Termodinamika

http://sman1curug.wordpress.com/2008/08/28/hukum-ii-termodinamika/

http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Fisika/0286%20Fis-1-5c.htm

http://www.scribd.com/doc/24264667/Hukum-II-Termodinamika

http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/aplikasi-hukum-termodinamika.html

htt://pdelouvylux.webng.comdownloadkuliah_geofisikatermodinamika_geofisikahukum_2_term

odinamika.pdf

http://riyanto04.wordpress.com

Sudjito, Ph.D. ,Saifuddin Baedoewie, Agung Sugeng W., ST., MT. Diktat TERMODINAMIKA

DASAR, Program Semi Que IV, Fakultas Teknik, Jurusan Mesin, Universitas

Brawijaya, Malang.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA

Anda mungkin juga menyukai