Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Salah satu faktor yang semakin memperburuk kondisi persampahan di suatu wilayah adalah perilaku
dan ketidakpedulian masyarakat setempat akan pentingnya penanganan sampah yang baik. Salah
satu perilaku yang hingga kini masih ada dalam kehidupan masyarakat yaitu perilaku membuang
sampah sembarangan. Luwuk, kota yang terletak di Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah,
dahulu memiliki julukan sebagai Kota Berair yang artinya bersih, aman, indah dan rapi. Namun,
seiring kemajuan kota Luwuk yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan penduduk yang
signifikan, mengakibatkan pengaruh yang sangat besar bagi sektor persampahan yang membuat
Luwuk menjadi kota sampah. Julukan Luwuk sebagai Kota sampah tidak lepas dari perilaku
masyarakat setempat yang masih mengesampingkan hal untuk membuang sampah pada
tempatnya. Perilaku masyarakat Luwuk yang masih membuang sampah sembarangan membuat
Luwuk menjadi tidak seindah dan sebersih dahulu. Masyarakat yang tinggal di dekat sungai,
memanfaatkan sungai untuk membuang sampah. Hal yang sama juga terjadi pada masyarakat yang
tinggal di dekat pantai, mereka memanfaatkan pantai sebagai tempat pembuangan sampah.
Permasalahan pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya di Luwuk adalah gambaran bahwa
masyarakat masih melakukan kegiatan membuang sampah sembarangan. Fokus permasalahan
dalam penelitian ini yaitu perilaku masyarakat yang cenderung membuang sampah di sungai dan
pantai di sekitar permukiman sehingga terjadi penumpukan sampah di sungai dan pantai.Tujuan dari
penelitian ini yaitu mengkaji hubungan antara faktor-faktor yang membentuk tindakan dan perilaku
masyarakat dengan pola pembuangan sampah rumah tangga di Luwuk. Sedangkan sasaran yang
akan dicapai dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan faktor-faktor yang membentuk perilaku
masyarakat yaitu persepsi masyarakat, perilaku masyarakat, produksi sampah dan fakta lapangan,
serta wawasan masyarakat dengan pola pembuangan sampah (treatment) dalam hal ini kebiasaan
masyarakat yang membuang sampah di sungai dan di pantai. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan metode analisis bivariat. Kesimpulan dari penelitian ini
yaitu perilaku masyarakat dan wawasan masyarakat memiliki hubungan yang signifikan terhadap
pola pembuangan sampah (treatment), sedangkan rekomendasi dari penelitian ini adalah
penambahan tempat sampah komunal di lingkungan permukiman penduduk.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia Penelitian ini dianggap penting karena masalah
akan menimbulkan zat buang baik berupa gas, perilaku membuang sampah sembarangan
cair, maupun padat yang juga disebut sebagai dapat menimbulkan dampak negatif seperti
sampah. Sampah merupakan hal yang kerap banjir yang umumnya disebabkan oleh sampah
menjadi masalah di suatu wilayah khususnya organik, plastik atau kaleng-kaleng yang sulit
perkotaan. Pertambahan jumlah penduduk di terurai.Oleh karena itu perlu dilakukan kajian
perkotaan yang pesat berdampak terhadap tentang perilaku masyarakat terhadap pola
peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan. pembuangan sampah di Luwuk. Penelitian ini di
Peningkatan jumlah sampah yang tidak diikuti fokuskan pada sampah rumah tangga yang
oleh perbaikan dan peningkatan sarana dan berasal dari permukiman warga yang terletak di
prasarana pengelolaan sampah mengakibatkan sekitar sungai dan pantai di Luwuk.
permasalahan sampah menjadi komplek, antara
lain sampah tidak terangkut dan terjadi Permasalahan
pembuangan sampah liar, sehingga
menimbulkan berbagai penyakit, kota kotor, bau Permasalahan pembuangan sampah yang tidak
tidak sedap, mengurangi daya tampung sungai pada tempatnya di Luwuk adalah gambaran
dan lain-lain. bahwa masyarakat masih melakukan kegiatan
membuang sampah sembarangan. Fokus
Salah satu faktor yang semakin memperburuk permasalahan dalam penelitian ini yaitu perilaku
kondisi persampahan di suatu wilayah adalah masyarakat yang cenderung membuang sampah
perilaku dan ketidakpedulian masyarakat di sungai dan pantai di sekitar permukiman
setempat akan pentingnya penanganan sampah sehingga terjadi penumpukan sampah di sungai
yang baik. Salah satu perilaku yang hingga kini dan pantai.
masih ada dalam kehidupan masyarakat yaitu
perilaku membuang sampah sembarangan. Tujuan dan Sasaran
Luwuk adalah kota yang terletak di Kabupaten Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji
Banggai Propinsi Sulawesi Tengah yang dahulu hubungan antara faktor-faktor yang membentuk
memiliki julukan sebagai Kota Berair yang tindakan dan perilaku masyarakat dengan pola
artinya bersih, aman, indah dan rapi. Namun, pembuangan sampah rumah tangga di Luwuk.
seiring kemajuan kota Luwuk yang berdampak
Sedangkan sasaran yang akan dicapai yaitu
pada peningkatan pertumbuhan penduduk yang
mengetahui hubungan faktor-faktor yang
signifikan, mengakibatkan pengaruh yang
membentuk perilaku masyarakat yaitu persepsi
sangat besar bagi sektor persampahan yang
masyarakat, perilaku masyarakat, produksi
membuat Luwuk menjadi kota sampah.
sampah dan fakta lapangan, serta wawasan
Julukan Luwuk sebagai kota sampah tidak
masyarakat dengan pola pembuangan sampah
lepas dari perilaku masyarakat setempat yang
(treatment) dalam hal ini kebiasaan masyarakat
masih mengesampingkan hal untuk membuang
membuang sampah di sungai dan di pantai.
sampah pada tempatnya. Perilaku masyarakat
Luwuk yang masih membuang sampah
Kajian Literatur
sembarangan membuat Luwuk menjadi tidak
seindah dan sebersih seperti sebelumnya. Persepsi Masyarakat
Masyarakat yang tinggal di dekat sungai,
memanfaatkan sungai untuk membuang Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sampah. Hal yang sama juga terjadi pada sampah rumah tangga berhubungan dengan
420 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N2
Sitti Aisyah Putri
persepsi. Persepsi terhadap pengelolaan sampah suatu hal yang salah dan wajar untuk
rumah tangga akan mendasari seseorang untuk dilakukan;
bertindak, sehingga diperlukan persepsi yang b. Norma dari lingkungan sekitar seperti
positif agar masyarakat turut berpartisipasi. keluarga, sekolah, masyarakat, atau bahkan
Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan
sampah rumah tangga dipengaruhi oleh faktor merupakan suatu faktor besar didalam
internal dan eksternal individu. Faktor internal munculnya suatu perilaku. Contohnya,
individu adalah faktor yang berasal dari dalam pengaruh lingkungan seperti membuang
diri individu, seperti usia, jenis kelamin, sampah sembarangan, akan menjadi faktor
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, besar dalam munculnya perilaku membuang
pengetahuan dan pengalaman. Sedangkan sampah sembarangan;
faktor eksternal individu adalah faktor yang c. Seseorang akan melakukan suatu tindakan
berasal dari luar diri individu, seperti peran yang dirasa mudah untuk dilakukan. Jadi,
pemerintah/tokoh masyarakat serta sarana dan orang tidak akan membuang sampah
prasarana dalam pengelolaan sampah (Siregar, sembarangan jika tersedianya banyak
2014). tempat sampah;
d. Tempat yang kotor dan memang sudah
Menurut Sarwono (1993), persepsi juga banyak sampahnya. Tempat yang asal
dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan mulanya terdapat banyak sampah, bisa
cara berpikir serta keadaan perasaan atau minat membuat orang yakin bahwa membuang
tiap-tiap orang sehingga persepsi seringkali sampah sembarangan diperbolehkan
dipandang bersifat subjektif. Persepsi dan ditempat itu. Jadi, warga sekitar tanpa ragu
pendapat masyarakat sangat diperlukan dalam untuk membuang sampahnya di tempat itu;
suatu pola pengelolaan sampah di suatu e. Kurang banyak tempat sampah. Kurangnya
kawasan. tempat sampah membuat orang sulit untuk
membuang sampahnya. Jadi, orang dengan
Perilaku Masyarakat mudah akan membuang sampahnya
sembarangan.
Perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan faktor individu, namun faktor Produksi Sampah dan Fakta Lapangan
lingkungan memiliki kekuatan lebih besar dalam
menentukan perilaku. Adapun faktor individu Tingginya tingkat produksi sampah menjadi
tersebut antara lain adalah tingkat intelegensia, salah satu penyebab semakin parahnya dampak
pengalaman pribadi, sifat kepribadian, dan motif yang ditimbulkan oleh sampah. Sampah
(Azwar, 1990). merupakan bagian dari masalah lingkungan
karena pertambahan volume sampah berkorelasi
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan dengan pertambahan jumlah penduduk dan
perilaku masyarakat yaitu perilaku individu upaya untuk mengurangi sampah masih
dalam membuang sampah sembarangan. terbatas (Soemarwoto, 2001). Di tengah
Penyebab utama perilaku membuang sampah kepadatan aktivitas manusia, penanganan
sembarangan ini bisa terbentuk dan bertahan sampah masih menjadi permasalahan serius
kuat di dalam perilaku kita, antara lain yang belum bisa tertangani dengan tuntas,
(Lamandara, 2014): terutama di kota-kota besar. Pasalnya, rata-rata
tiap orang per hari dapat menghasilkan sampah
a. Di dalam pikiran alam bawah sadar, 1-2 kg dan akan terus bertambah sejalan
masyarakat menganggap bahwa membuang dengan meningkatnya kesejahteraan dan gaya
sampah sembarangan ini bukan merupakan hidup masyarakat. Sampah yang tidak
mendapat penanganan serius bisa
Metode yang digunakan dalam penelitian ini Penentuan jumlah responden didasarkan pada
adalah metode kuantitatif dengan Teori Central Limit (CLT) yang memaparkan
menggunakan metode analisis bivariat yang bahwa kondisi dimana sejumlah besar populasi,
dilakukan melalui teknik survei. baik rata-rata maupun variansinya, diperkirakan
terdistribusi normal (Rice, 1995). Dengan jumlah
Survei adalah metode pengumpulan data populasi minimal 100 responden maka rata-rata
dengan mengambil sebagian objek populasi distribusi populasi dianggap mendekati rata-rata
tetapi dapat mencerminkan populasi dengan distribusi sampelnya dan sudah dapat
memperhatikan keseimbangan antara jumlah menggambarkan distribusi normal suatu
variabel, akurasi, tenaga, waktu dan biaya populasi. Jumlah responden yang diambil dalam
(http://sirusa.bps.go.id). Survei ini dilakukan penelitian ini adalah sebanyak 100 orang
dengan cara menanyakan sejumlah pertanyaan dengan proporsi jumlah responden pada setiap
terstruktur kepada responden yang menjadi kelurahan ditentukan berdasarkan pertimbangan
sampel penelitian. jumlah penduduk setiap kelurahan serta
proporsi jumlah rumahtangga mengingat unit
Metode Pengumpulan Data
studi dalam penelitian adalah permukiman.
Proporsi jumlah sampel yang diambil pada
Data yang digunakan dalam penelitian berasal
beberapa kelurahan di Kecamatan Luwuk
dari 2 (dua) sumber data yaitu sumber data
disajikan padaTabel1.
primer dan sumber data sekunder. Sumber data
primer diperoleh dengan melakukan penyebaran Tabel 1. Jumlah Responden untuk Kuisioner Rumah
kuesioner. Sedangkan, sumber data sekunder Tangga
diperoleh melalui studi pustaka berupa buku
referensi, jurnal ilmiah, makalah, serta Kelurahan Jumlah Persentase
KK Sampel
Penduduk (%)
penerbitan baik berupa textbook maupun Soho 2.674 672 19,0 19
melalui internet. Keleke 1.817 454 12,9 13
Jolek 2.404 643 18,2 18
Bungin 4.023 949 26,9 27
Maahas 3.134 811 23,0 23
Sumber: Hasil Survei
( fo fh)2
2 hitung = fh
2 hitung = 7,449
( fo fh)2
2 hitung = fh
2 hitung = 6,926
( fo fh)2
2 hitung = fh
2 hitung = 16,583