Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

PENGENDALIAN KEUANGAN
Dosen: Dr. Anak Agung Gde Putu Widanaputra, S.E., M.Si.

DISUSUN OLEH:

Zaini Danu Brata (1515351016)


I Putu Indra Wijaya (1515351019)
I Made Karma Cahyadi (1515351027)
A.A. Istri Rani Pradnyandari (1315351082)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2017
1. PENTINGNYA MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen keuangan adalah sebuah subjek yang sangat menarik saat mendekati abad
ke-21. Radio dan televisi menyajikan cerita-cerita dramatis tentang pertumbuhan dan
penurunan perusahaan-perusahaan, pengambilalihan perusahaan, dan berbagai jenis
restrukturisasi perusahaan. Untuk memahami perkembangan ini, diperlukan pengetahuan
mengenai prinsip keuangan. Pentingnya prinsip keuangan ini latar belakangi dengan adanya
perkembangan dramatis yang terjadi dalam pasar keuangan. Misalnya, pada bulan September
1989, Campeau Corporation tidak dapat melunasi pembayaran bunga untuk sebagian
utangnya.
Campeau telah membeli Federated Department Store dan Allied Store sebelumnya
pada tahun 1989 dengan menanggung utang sebesar $10 miliar. Campeau mencari tambahan
utang untuk memenuhi pembayaran bunga yang jatuh tempo atas utang yang sudah ada dan
mencoba menjual properti-properti utama seperti rangkaian toko serba ada, Bloomingdale,
untuk mengurangi pokok pinjaman. Kegagalan Campeau untuk memenuhi pembayaran
bunganya mengejutkan seluruh pasar obligasi dengan hasil (yield) yang tinggi. Pada bulan
Januari 1990, operasi real estat Campeau dipisahkan dari operasi toko serba ada ritelnya yang
dimasukkan dalam perlindungan kepailitan. Betapa pentingnya sejumlah aspek manajemen
keuangan telah ditekankan oleh sejarah Campeau ini (Weston dan Copeland, 1997).

2. FUNGSI KEUANGAN
Pada umumnya perincian antar organisasi bervariasi, fungsi keuangan yang utama
adalah dalam hal keputusan investasi, perhitungan biaya, dan dividen untuk suatu organisasi
yang dilakukan oleh manajer keuangan. Tujuan manajer keuangan adalah membuat rencana
guna memperoleh dan menggunakan dana, serta memaksimalkan nilai organisasi. Dana
dikumpulkan dari sumber-sumber keuangan eksternal dan dialokasikan untuk penggunaan
yang berbeda-beda. Fungsi-fungsi yang sama ini harus dilaksanakan baik di perusahaan
bisnis, badan pemerintah, maupun organisasi-organisasi nirlaba. Berikut beberapa kegiatan
yang terlibat.
1) Dalam perencanaan dan peramalan, manajer keuangan berinteraksi dengan para
eksekutif yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perencanaan strategis
umum.
2) Manajer keuangan harus memusatkan perhatiannya pada keputusan investasi dan
perhitungan biaya, serta segala hal yang berkaitan dengannya. Perusahaan yang
berhasil biasanya mengalami laju pertumbuhan penjualan yang tinggi sehingga
memerlukan dukungan penambahan investasi. Para manajer keuangan perlu
menentukan laju pertumbuhan penjualan yang sebaiknya dicapai dan membuat
prioritas atas alternatif investasi yang tersedia.
3) Manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lainnya agar perusahaan
dapat beroperasi seefisien mungkin karena semua keputusan bisnis memiliki dampak
keuangan.
4) Manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar uang dan pasar
modal yang merupakan sumber perolehan dana dan tempat surat berharga perusahaan
diperdagangkan.

Kesimpulannya, tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan
perhitungan biaya. Dalam menjalankan fungsinya, manajer keuangan berkaitan langsung
dengan keputusan pokok perusahaan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan itu
sendiri. Fungsi keuangan dalam organisasi biasanya dipisahkan menjadi dua jabatan, yaitu
bendahara dan administrasi pembukuan atau akuntansi (kontroler).
1) Bendahara
Bendahara bertanggung jawab atas perolehan dan pengamanan dana. Selain itu
tanggung jawab bendahara juga terletak pada pengadaan dan pengelolaan uang tunai.
Bendahara umumnya membuat laporan mengenai posisi arus kas harian dan posisi
modal kerja, membuat anggaran kas, serta melaporkan informasi mengenai arus kas
dan cadangan uang tunai. Sebagai bagian dari tugasnya, bendahara menjaga hubungan
perusahaan dengan bank komersial dan bank investasi. Bendahara biasanya juga
bertangung jawab atas manajemen kredit, asuransi, dan dana pensiun.
2) Administrasi Pembukuan/ Akuntansi (Controling)
Tanggungjawab kontroler meliputi akuntansi, pelaporan dam pengendalian. Fungsi
pokok kontroler adalah mencatat (recording) dan membuat laporan (reporting)
mengenai informasi keuangan perusahaan. Hal ini biasanya mencakup penyusunan
anggaran dana laporan keuangan. Tugas lainnya adalah mengelola penggajian,
menyusun perhitungan dan pelaporan pajak, serta melakukan audit internal.
3. DEFINISI PENGENDALIAN KEUANGAN

3.1 Umpan Balik Mekanikal versus Respons Perilaku

Fokus utama dalam subsistem pengendalian keuangan adalah perilaku dari orang-
orang yang ada dalam organisasi dan bukan pada mesin. Pengendalian keuangan dapat
dipahami secara baik melalui penekanan pada pentingnya asumsi-asumsi keperilakuan.
Namun, tidak semua desain pengendalian fokus pada perilaku manusia. Aplikasi mekanikal
dari pengendalian seperti termometer yang mengendalikan temperatur tubuh, lebih
menekankan pada sifat mekanikal dibandingkan dengan sifat perilaku. Peralatan peralatan
dari metode mekanikal serta kelistrikan tentu juga dapat digunakan untuk memengaruhi
perilaku. Misalnya suatu sistem absensi yang berfungsi sebagai pengaman untuk mencegah
keterlambatan atau suatu sistem komputer yang membatasi kebebasan akses dalam
mengoperasikan komputer merupakan contoh-contoh dari pemanfaatan mekanikal yang dapat
memengaruhi perilaku seseorang karena menekankan pada aspek-aspek perilaku manusia.
Subsistem dari pengendalian keuangan juga didasarkan pada asumsi-asumsi keperilakuan
manusia.

Pada umumnya, pengendalian didefinisikan sebagai suatu inisiatif yang dipilih yang akan
mengubah kemungkinan dari pencapaian hasil yang diharapkan. Pada pengendalian
keuangan, hasil yang diinginkan merupakan peristiwa-peristiwa perilaku dan aplikasi dari
masalah-masalah keuangan. Definisi pengendalian telah didasarkan pada konsep
kepercayaan dan kemungkinan. Para manajer membutuhkan suatu keyakinan tentang
cara dunia mereka bekerja dan dampak-dampak yang mereka harapkan dari suatu inisiatif
yang dipilih. Dalam konteks organisasi, pemahaman yang baik tentang hubungan sebab-
akibat adalah penting karena penjabaran secara nyata menjadi sulit sebagai akibat dari
kompleksitas lingkungan. Misalnya, penyusunan standar yang tinggi pada sistem akuntansi
tidak dapat menjamin bahwa para karyawan akan menjadi lebih produktif. Demikian pula,
penerapan atas sistem akuntansi pertanggungjawaban tidak dapat menjamin bahwa para
manajer akan lebih bertanggung jawab dan efektif dalam mengalokasikan sumber daya yang
berada dalam kekuasaan mereka. Dalam memilih pengendalian keuangan, manajer akan
mendasarkan pilihan mereka pada kepercayaan dan pengalaman-pengalaman masa lalu
mereka.
3.2 Perluasan Konsep-konsep Tradisional
Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam akuntansi sering kali berarti hasil dari
informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Dalam pendekatan perilaku,
menghasilkan informasi bukanlah akhir dari keterlibatan akuntan sehingga informasi dapat
dipandang sebagai suatu intermediasi dari langkah akhir. Informasi akuntansi adalah bagian
dari proses penandaan yang dirancang untuk meningkatkan manfaat dari organisasi awal
dengan memengaruhi perilaku anggota-anggotanya. Tujuan pengendalian didasari oleh
keinginan untuk memilih suatu inisiatif yang akan mengubah kemungkinan pencapaian hasil
keperilakuan yang diharapkan. Dengan demikian, informasi akuntansi dapat dipandang
sebagai suatu pertanda dan bukan suatu akhir. Ketika sistem pengendalian dirancang secara
tepat untuk menghasilkan informasi akuntansi yang akurat dan handal, fokus sistem
pengendalian secara tradisional terletak pada tujuh faktor berikut.
1) Mempekerjakan karyawan yang akan melaksanakan tanggung jawabnya dengan
kompeten dan penuh integritas.
2) Menghindari fungsi-fungsi yang tidak harmonis dengan memisahkan tugas
dan tanggung jawab.
3) Mendefinisikan wewenang yang terkait dengan suatu posisi sehingga kesesuaian dan
suatu transaksi dilaksanakan dan dapat dievaluasi.
4) Menetapkan metode yang sistematis guna memastikan bahwa transaksi telah dicatat
dengan akurat.
5) Memastikan bahwa dokumentasi memadai.
6) Menjaga aset dengan mendesain prosedur yang membatasi akses terhadap aset
tersebut.
7) Mendesain pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi.

Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain pengendalian internal mencerminkan


pengalaman dari profesi audit. Pengalaman yang tidak ternilai tersebut dapat digunakan untuk
merancang dan mengimplementasikan sistem pengendalian keuangan melalui perluasan
seperangkat tujuan yang dimiliki melalui informasi akuntansi guna mencakup proses
administratif. Istilah pengendalian akuntansi telah dihubungkan dengan pengamanan aset
dan peningkatan akurasi serta keandalan akuntansi. Sementara, istilah pengendalian
administratif dihubungkan dengan peningkatan efisiensi operasi dan kepatuhan pada
kebijakan-kebijakan manajemen. Salah satu contoh pengendalian akuntansi adalah pemisahan
antara tugas pencatatan dengan tugas penjagaan fisik aset. Hal ini dilakukan mengingat
bahwa laporan-laporan kinerja dan pengendalian kualitas disebut sebagai salah satu contoh
dari bentuk pengendalian administratif. Tanpa memedulikan perbedaannya, pengendalian
akuntansi dan administratif dapat dilakukan dengan merancang dan mengimplementasikan
sistem pengendalian keuangan yang diharapkan akan mendukung proses administrasi.
Perluasan dari konsep tradisional atas pengendalian mengharuskan adanya perluasan lingkup
pengendalian akuntansi dan laporan keuangan guna mencakup proses administrasi
organisasi.

Perluasan lingkup atas keterlibatan akuntan terhadap proses administratif tidak dapat
disangkal lagi adalah sesuatu yang penting dalam pengendalian akuntansi. Pengetahuan
mengenai pengendalian akuntansi tradisional dan pengalaman dengan sistem akuntansi
merupakan suatu kekuatan yang bisa diperluas ke aplikasi-aplikasi pengendalian lainnya.
Untuk membuat perluasan secara sukses, pengetahuan terhadap pengendalian akuntansi
seharusnya digabungkan dengan sumber-sumber pengetahuan keperilakuan dengan
memengaruhi perilaku dari seluruh anggota organisasi.

4. JENIS, PROSES DAN CARA PENGENDALIAN


4.1 Jenis Pengendalian
Jenis Pengendalian Secara Umum
1) Pengendalian internal (internal control)
Pengendalian yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya. Cakupan dari
pengendalian ini meliputi hal-hal yang cukup luas baik pelaksanaan tugas, prosedur
kerja, kedisiplinan karyawan, dan lain-lainya. Audit control adalah pemeriksaan atau
penilaian atas masalah-masalah yang berkaitan dengan pembukuan perusahaan. Jadi
pengawasan atas masalah khusus, yaitu tentang kebenaran pembukuan suatu
perusahaan.
2) Pengendalian eksternal (external control)
Pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar. Pengendalian ekstren ini dapat
dilakukan secara formal atau informal. Misalnya pemeriksaan yang dilakukan oleh
Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) terhadap BUMN dan lain-lainnya. Dewan
Komisaris terhadap PT bersangkutan.
3) Formal control
Pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi atau pejabat resmi dan dapat dilakukan
secara intern maupun ekstern.
4) Informal control
Penilaian yang dilakukan oleh masyarakat atau konsumen, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Jenis Pengendalian Berdasarkan Bagaian Yang Diawasi


1) Pengendalian karyawan (Personal control).
Ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan pegawai, apakah
pegawai bekerja sesuai dengan perintah, rencana, tata kerja, absensi pegawai dan lain-
lain.
2) Pengendalian keuangan (Financial control)
Untuk hal-hal yang menyangkut keuangan yakni tentang pemasukan dan pengeluaran,
biaya-biaya perusahaaan termasuk pengendalian anggaranya.
3) Pengendalian produksi (Production control).
Yaitu pengendalian yang difokuskan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas
produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
4) Pengendalian waktu (Time control)
Ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk mengerjakan suatu
pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
5) Pengendalian teknis (Technical control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan
dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.
6) Pengendalian kebijaksanaan (Policy control).
Untuk mengetahui dan menilai apakah kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan
sesuai dengan yang digariskan.
7) Pengendalian penjualan (Sales control)
Untuk mengetahui apakah produksi yang dihasilkan terjual sesuai rencana yang
ditentukan.
8) Pengendalian inventaris (Inventory control)
Untuk mengetahui apakah inventaris perusahaan masih ada semuanya atau ada yang
hilang.
9) Pengendalian pemeliharaan (Maintenance control)
Untuk mengetahui apakah semua inventaris perusahaan dan kantor terprlihara atau
tidak,dan mengetahui kerusakan.

4.2 Langkah-langkah proses pengendalian


1) Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
2) Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
3) Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan
penyimpangan jika ada.
4) Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan
tujuan sesuai dengan rencana.

4.3 Cara Pengendalian


1) Pengawasan langsung
Pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manajer.Manajer
memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah apakah
dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai dengan yang dikehendakinya.

2) Pengawasan tidak langsung


Pengawasan jarak jauh dengan melalui laporan oleh bawahan baik secara lisan
maupun tulisan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasi-hasil yang dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
http://aling-education.blogspot.co.id/2015/11/akuntansi-keperilakuan.html

Anda mungkin juga menyukai