SAP4 Masalah Penelitian
SAP4 Masalah Penelitian
8,
JAM 08.00/11.00)
Pertemuan Ke- 4
MASALAH PENELITIAN
RMK
OLEH
KELOMPOK 2
1. Malinda Nur Affifah 1506305001
UNIVERSITAS UDAYANA
Sumber masalah dalam suatu penelitian bisa berasal dari berbagai sumber. Menurut Mac
Millan dan Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah bisa bersumber dari observasi, hasil
deduksi dari suatu teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang saat ini sedang terjadi, situasi
praktis dan juga bisa bersumber dari pengalaman pribadi. Masing - masing sumber dapat
dijelaskan sebagaimana berikut:
1) Observasi
Observasi adalah sumber yang paling kaya akan masalah penelitian. Kebanyakan
keputusan praktis didasarkan atas praduga yang tidak didukung oleh data empiris.
Masalah penelitian bisa diangkat dari hasil observasi terhadap suatu hubungan tertentu
yang masih belum memiliki dasar penjelasan yang memadai dan cara - cara rutin yang di
dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas tradisi atau otiritas. Penyelidikan
kemungkinan dapat menghasilkan teori yang baru, rekomendasi pemecahan masalah
praktis dan mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam bahasan litelatur.
2) Deduksi dari teori
Teori itu sendiri merupakan konsep - konsep yang masih berupa prinsip - prinsip
umum yang penerapannya belum bisa diketahui selama belum dialkukan pengujian
secara empiris. Penyelidikan terhadap suatu masalah yang diangkat berasal dari teori
bermanfaat untuk memperoleh penjelasan secara empiris praktik tentang teori tersebut.
3) Kepustakaan
Hasil dari penelitian kemungkinan dapat memberikan rekomendasi akan perlunya
dilakukan suatu penelitian ulang (replikasi), baik dengan ataupun tanpa variasi. Replikasi
bisa meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan
secara lebih luas. Laporan penelitian tidak jarang juga menyampaikan suatu rekomendasi
kepada peneliti lain mengenai apa saja yang perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut.
Hasil penelitian ini juga dapat menjadi sumber untuk menentukan masalah yang perlu
diangkat untuk dilakukan suatu penelitian.
4) Masalah sosial
Masalah sosial bisa juga menjadi sumber masalah penelitian. Seperti seringnya
terjadi perkelahian siswa antar sekolah, bisa memunculkan pertanyaan tentang efektivitas
pelaksanaan pendidikan agama dan moral serta pembinaan sikap disiplin di lingkungan
sekolah. Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi juga dapat memunculkan
pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.
5) Situasi praktis
Pada tahap pembuatan suatu keputusan tertentu, tidak jarang mendesak untuk
dilakukannya suatu penelitian evaluatif. Hasil penelitian ini sangat diperlukan guna
dijadikan dasar dalam pembuatan keputusan yang lebih lanjut.
6) Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi bisa memunculkan masalah yang membutuhkan jawaban
empiris guna mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.(Purwanto, 2010:109-111)
Masalah bisa diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya (harapan) dengan
apa yang benar - benar terjadi (kenyataan), antara aturan dan pelaksanaan, antara teori dengan
praktek, antara rencana dengan pelaksanaan.Hal tersebut dengan pernyataab Stonner (1982)
bahwa masalah - masalah bisadiketahui atau dicari jika ada penyimpangan antara pengalaman
dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan
kompetisi.
Sebagaimana telah diutarakan dalam bagian pendahuluan bahwa tidak semua masalah
dapat diselesaikan melalui suatu penelitian ilmiah.Masalah yang diteliti dan diselesaikan atau
mendapatkan jawaban setelah melalui suatu kajian dan penelitian ilmiah adalah masalah-masalah
yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu.
Setiap orang yang akan melakukan penelitian ilmiah, terlebih dahulu harus
mengidentifikasi masalah yang akan diteliti. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
merupakan hal yang sangat penting, karena rumusan masalah harus disesuaikan dengan jenis
penelitian yang akan dilakukan. Misalnya penelitian kuantitatif, kualitatif, studi pustaka,
eksperimen, historis dan lainsebagainya.
Menurut Kasiram Moh. Masalah dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
masalah deskriptif, korelatif, analitik atau kausal, fungsional, komparatif, dan asosiatif.
Masalah deskriptif yaitu, bila kejadian itu belum jelas, belum bisa digambarkan atau
dilukiskan dengan gambling fenomenanya seperti apa adanya.
Masalah korelatif yaitu bila munculnya fenomena itu berkaitan dengan ada tidaknya
hubungan antara dua factor (variabel) atau lebih.
Masalah analitik atau kausal yaitu bila adanya fenomena itu adalah hasil dari proses
sebab akibat.
Masalah fungsional , terjadi bila kita dihadapkan pada pilihan mana yang lebih baik dari
dua alternatif.
Masalah asosiatif ialah suatu permasalahan yang berhubungan antara dua variabel atau
lebih. Ada tiga macam hubungan yaitu hubungan simetris, hubungan kausal dan
hubungan interaktif. Hubungan simetris yaitu suatu hubungan dua variable atau lebih
yang bersifat kebersamaan. Hubungan kausal yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat,
jadi ada variable dependen dan independen. Sedangkan hubungan interaktif, yaitu
hubungan yang saling mempengaruhi antara satu variabel dan variabel lainnya.
Sukardi mengemukakan bahwaciri-ciri permasalahan yang baik serta layak untuk diteliti
di antaranya yaitu dapat diteliti, mempunyai manfaat teoritis maupun manfaat praktis, dapat
diukur, sesuai dengan kemampuan dan keinginan peneliti.
Menurut Tuckman (1999) dalam Setyosari Punaji, bahwa suatu masalah yang dipilih
harus memiliki ciri-ciri khusus (karakteristik) sebagai berikut :
Masalah menanyakan dua atau lebih variable, dinyatakan atau dirumuskan secara jelas
dan tidak ambigius, dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (atau, kalau tidak, dalam
bentuk suatu pernyataan secara implisit seperti : tujuan penelitian ini adalah ingin menentukan
apakah ), dapat diuji melalui metode empiris; artinya adanya kemungkinan pengumpulan data
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan, dan masalah tidak menyangkut moral
dan etika.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa kriteria yang
harus diperhatikan dalam mengidentifikasi masalah untuk merumuskan suatu masalah penelitian
ilmiah, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Seorang peneliti dalam merumuskan masalah harus menetapkan dua variabel atau lebih
yang akan dijadikan obyek formal penelitian, sehingga arah dan sasaran penelitian akan menjadi
jelas, dan hal ini sangat penting untuk menentukan instrument penelitian yang akan
dipergunakan dalam melakukan pendekatan untuk memperoleh data maupun untuk pengukuran.
Suatu permasalahan dikatakan dapat diteliti apabila masalah tersebut dapat diungkap
kejelasannya melalui tindakan koleksi data dan tidak ambigius, kemudian dianalisis. Untuk
memperoleh jawaban atas suatu permasalahan tersebut dilakukan dengan mencari informasi
dengan beberapa cara misalnya bertanya pada responden dengan melakukan wawancara,
melakukan observasi langsung atau menggunakan angket dan menyebarkannya kepada
responden terkait. Data berkaitan dengan masalah penelitian yang diperoleh tersebut harus bisa
dipecahkan melalui kerangka berpikir ilmiah serta menjangkau banyak hal dalam proses
penyelesaiannya.
Masalah dapat didukung dengan data empiris dan dapat diukur, artinya fenomena
masalah tersebut dapat diukur secara kuantitatif maupun secara empiris. Ukuran empiris atau
ukuran yang didasarkan pada fakta yang dapat dirasakan oleh orang yang terlibat mempunyai
peranan penting.Karena dukungan data empiris memberikan hubungan yang erat antara fakta dan
konstruk suatu fenomena.
Masalah tidak menyangkut moral dan etika, artinya masalah yang akan diteliti tersebut
tidak berkaitan dengan moral atau etika individu atau kelompok yang merupakan responden
perolehan data dalam variabel tersebut.
3. RUMUSAN MASALAH
Penelitian dapat diibaratkan sebagai sebuah dialog atau tanya jawab. Dalam dialog,
jawaban diberikan atas pertanyaan yang telah diajukan. Kualitas jawaban tersebut sangat
ditentukan oleh ketepatan pertanyaannya. Pertanyaan itu merupakan masalah yang hendak
diusahakan pemecahannya melalui penelitian. Jawaban merupakan pemecahan masalah
berdasarkan atas data - data yang dikumpulkan dalam proses penelitian. Oleh karenanya, kualitas
pemecahan suatu masalah sangat bergantung pada ketepatan perumusan masalahnya.
Perumusan masalah harus memuat beberapa karakteristik. Menurut Bass, Dunn, Norton,
Stewart, dan Tudiver (1972: 20), perumusan masalah harus mengandung empat karakteristik,
yaitu: (1) memuat hubungan variabel, (2) dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk
pertanyaan, (3) memungkinkan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan, (4) tidak
menyatakan posisi moral atau etik.
4. Pertanyaan Investigatif
5. Pertanyaan manajemen
http://ayo-nambah-ilmu.blogspot.co.id/2016/06/masalah-penelitian-pengertian-sumber.html
http://menzour.blogspot.co.id/2016/11/makalah-masalah-dan-rumusan-masalah.html
https://prezi.com/gbp61mggbydt/metodelogi-penelitian-masalah-penelitian/