Anda di halaman 1dari 32

Makalah Gangguan Sistem Dermatologi

Disusun Oleh:

Bayu Setiawan Eko Anggoro

Tsulis Ahmad Imam M. Maftukhah

Ridaul Chasanah Umi Kulsum

Rochyati Nurul Hidayah

Yuni Lestari P. Dwi Yunianingsih

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2016
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini terdiri atas
kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor
saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).

Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ yang
luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak toko
dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan
homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air.
Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mikroba
lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang
berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas
dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar
keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai
anatomi sistem yg menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung
oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis atau
subcutis).

Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen.
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis.
Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk
saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari
kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta
mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk
dari keratin protein yang kaya akan sulfur.

BAB II
ANATOMI DERMATOLOGI

1. Anatomi dan Fisiologi Kulit


A. Keterangan Gambar

GAMBARAN UMUM SISTEM INTEGUMEN (KULIT)


KOMPONEN INTEGUMEN (KULIT)
1. KULIT -EPIDERMIS STRATUM BASALIS (GERMINIVATUM)
STRATUM SPINOSUM
STRATUM GRANULOSUM
STRATUM LUSIDUM
STRATUM KORNEUM

-DERMIS Lapisan PAPILAR


Lapisan RETIKULAR

-HIPODERMIS (SUBKUTAN)

2. KUKU -KUTIKEL ( EPONIKUM dan HIPONIKUM)


-LUNULA

3.RAMBUT -KUTIKEL
-KORTEKS
-MEDULA
-TIPE RAMBUT VELLUS
TERMINAL EKRIN

4.KELENJAR KULIT -KELENJAR KERINGAT K. SERUMINOSA

APOKRIN K. SILIARIS MOLL

K. MAMMAE

-KELENJAR SEBASEA
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat tubuh
sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya
kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan
seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-
kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-
perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari
stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-
organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.

Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :

1) Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit
manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 m untuk kulit tebal (kulit pada
telapak tangan dan kaki) dan 75-150 m untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan
kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:

1. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.Melanosit


(sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis dan
mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior,
hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH). Melanosit
merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen
melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap
warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang
berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah (misal puting susu) mengandung pigmen
ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan
bervariasi dari merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan
memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan tampak kebiruan bila terjadi
inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet dan demikian
akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar
matahari yang berbahaya.
2. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada
sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam
imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis.
Sel Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan
membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab
mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans
secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya
hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah
kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan
rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi
kemampuannya mencegah kanker.
3. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan
fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
4. Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan lapisan ini
akan berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang secara bersusun dari lapisan
paling luar hingga paling dalam sebagai berikut:
Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma
yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin berubah
menjadi keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya
lebih sedikit sel-sel saling melekat erat.Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi
gesekan (friction) dengan permukaan luar, terutama pada tangan & kaki. Juga
merupakan lapisan keratinosit terluar yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng
yang mati dan tidak berinti.
Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang
homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dari
protein eleidin.Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti dan lapisan ini banyak
terdapat pada telapak tangan & kaki.
Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang
mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif
terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.2/3
lapisan ini merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar serta mukosa
tidak punya lapisan inti.
Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada
lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop
tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang disebut spinadan
terlihat saling berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril
sebagaiintercellularbridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini
memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan
efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang
berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis,
tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya
terdapat melanin.Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.

Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan bertambah tebal
jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete
ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan
yang disebut fingers prints.

Pada daerah kulit terdapat juga kelenjar keringat. Kelenjar keringat terdiri dari fundus
(bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan
kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat
dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak.
Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari
tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat
tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :

Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat
yang mengandung 95 97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam,
sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolisma seluler.
Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki
sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan
14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.Bentuk kelenjar keringat ekrin
langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit
yang tidak ada rambutnya.
Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar,
daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak
kental, berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini
mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan
dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin
jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar
ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini
dipengaruhioleh hormon.

2) Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai True Skin
karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit.Terdiri atas jaringan ikat yang
menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis.
Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.Kulit jangat
atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut,
kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah
dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis &
tahan lama, berisi jaringan kompleks ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar.
Sebasea, folikel jaringan rambut & pembuluh darah yang juga merupakan penyedia
nutrisi bagi lapisan dalam epidermis.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama
dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan
kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada
daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua
lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas
jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan
leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada
langsung di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat
menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat.
Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat
dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan
oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit
menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai
pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta
kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.
2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan
ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin,
retikulin), matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas).
Serta terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang
terdapat banyak pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan kelenjar
sebaseus.

Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur suhu,
melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari
dermis juga membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan
fleksibilitas untuk kulit. Komponen dermis meliputi:

Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke kulit dan
mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut vitamin D dari kulit tubuh.
Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang mengandung sel-sel darah
putih dari sistem kekebalan tubuh) pada jaringan kulit untuk melawan mikroba.
Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air ke permukaan
kulit di mana ia dapat menguap untuk mendinginkan kulit.
Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan melindungi
terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan akar rambut dan
memberikan nutrisi pada rambut.
Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan
intensitas panas ke otak.
Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di tempat dan
memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit merenggang. Hal
ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan dinding arteri.

3) Subkutan atau Hipodermis


Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
di dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah
bening. Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa.
Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak.
Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Berfungsi juga
sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai
mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap
trauma. Tempat penumpukan energi.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-
saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-
pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi
sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam,
membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman
jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling
tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat
bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya
berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.
3. Anatomi dan Fisiologi Rambut

Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah
dermis. Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan pada tumbuhan. Rambut
terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari
tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.

Pertumbuhan rambut dimulai pada bulanke 3 masajanin. Mula-mula epidermis mengalami


invasike dermis. Pertumbuhan rambut pertama kali terjadi pad adaerah :alis, dagu, bibir atas
selanjutnya diikuti bagian lain yang akan di tutup kulit tipis. Invasi epidermis ini akan
menjadi folikel rambut yang nantinya akan tumbuh menjadirambut.Pada bulanke 5
sampaike6 janin mempunyai rambut yang sangat halus yang disebut Lanugo. Sebelum lahir
Lanugo rontok, kecuali pada daerah :alis, kelopak mata dan kulitkepala. Beberapa bulan
setelah lahir, rambut-rambut ini rontok, diganti yang lebih kasar yang disebut vellus.
Padamasapuber :tumbuh rambut di sekitar saxila dan pubes. Pada pria juga tumbuh kumis,
jenggot, dan lain-lain. Rambut kasar terdapat pada :kepala, alis dan tumbuh pada masapuber,
disebutsebagai Terminal Hairs.
Struktur Rambut
Ada dua macam keratin rambut, yaitu :

1. Keratin Lunak :terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu pada
bagian medulla rambut. Secara Histologis :terlihat perubahan sel-sel epidermis : mula-mula
sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-sel jernih (Str. Lusidum), dan
selanjutnya sel-sel mengalami keratinisasi kemudian desquamasi.
2. Keratin keras :terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut. Pembentukannya tidak
melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum, tetapi perubahannya terjadi perlahan-lahan
dari sel-sel epidermis yang tetap hidup, menjadi keratin. Keratin keras bersifat keras, tidak
mengalami desquamasi dan lebih banyak mengandung sullfur.
Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang
terdiri dari keratin keras.
Medula: Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-kadang terdapat
udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus.
Kortex : Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk runcing,
yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.
Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang mengalami
keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-
sel yang sebagian mengalami keratinisasi.

Pada rambut terdapat folikel-folikel rambut. Folikel rambut terdiri dari komponen dermis dan
epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang
terdiri dari :jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf .Bagian luar papilla diliputi sel-sel
epitel yang disebut germinal matrik, dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-sel
germinal matrik (puncak papila) berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus.

Dan untuk warna yang ada pada rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks.
Bila sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu
(uban). Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada
matrix folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong
keatas.

Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri membentuk
anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan subkutan,
tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial dan kedalam. Fungsi
vaskularisasi yang kedalam ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel rambut.

Cabang yang menembus stratum reticulare, member cabang ke :folikel rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebasea. Pada perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare membentuk
anyaman ke 2 yang disebut Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang lebih kecil.
Arteriole-arteriole dari retesubpapillare berjalan kearah epidermis dan berubah menjadi
anyaman kapiler (capilary beds). Pembuluh kapiler ini terdapat pada tepat di bawah
epidermis, sekitar matrik folikel rambut, papilla folikel rambut, sekitar kelenjar keringat dan
sebasea. Selain itu di bagian superfisial di stratum retikulare terdapat anyaman pembuluh
darah yang disebut pleksuspapilaris.

Pada keadaan temperature udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di stratum
papilare dan subpapilare menyempit sehingga temperature tubuh tidak banyak yang hilang.
Bila udara panas kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae dilatasi
penguapan keringat.

Ada beberapa fungsi rambut, diantaranya :

Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).
Menyarig udara pada hidung.
Serta berfungsi sebagai pengatur suhu.
Pendorong penguapan keringat.
Indera peraba yang sensitive.
Saat pertumbuhan rambut terdapat 3 fase yang akan terjadi, diantaranya :

1. Fase pertumbuhan (Anagen)


Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel lebih tua ke
atas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala
normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.

2. Fase Peralihan (Katagen)


Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian
tengah akar rambut menyempit dan bagian di bawahnya melebar dan mengalami
pertandukan sehingga terbentuk gada (club) berlangsung 2-3 minggu.
3. Fase Istirahat(Telogen)
Berlangsung kurang lebih 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 100 lembar
rambut rontok dalam tiap harinya. Faktor pendukung terjadinya kerontokan rambut jika
terjadi trauma , stress dan sebagainya.
4. Anatomi dan Fisiologi Kuku

Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk
saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari
kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf,
serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain
terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.

Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah
kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku
merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit. Pertumbuhan
kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari
pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi
yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau
menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh. Kuku adalah
bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Bagian kuku terdiri dari:

Matriks kukumerupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.


Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir
dan atas.
Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.
Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku berbentuk
bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya menutupi
bagian permukaan lempeng kuku.
Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free edge)
menebal.
BAB III
FISIOLOGI DERMATOLOGI

FUNGSI KULIT
1. Fungsi Proteksi
Kulit punya bantalan lemak, ketebalan, serabut jaringan penunjang yang dapat
melindungi tubuh dari gangguan :
o fisis/ mekanis : tekanan, gesekan, tarikan.
o kimiawi : iritan seperti lisol, karbil, asam, alkali kuat
o panas : radiasi, sengatan sinar UV
o infeksi luar : bakteri, jamur
Beberapa macam perlindungan :
o Melanosit => lindungi kulit dari pajanan sinar matahari dengan mengadakan
tanning (penggelapan kulit)
o Stratum korneum impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air.
o Keasaman kulit kerna ekskresi keringat dan sebum => perlindungan kimiawi
terhadap infeksi bakteri maupun jamur
o Proses keratinisasi => sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel mati
melepaskan diri secara teratur.
2. Fungsi Absorpsi => permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan
kulit ikut mengambil fungsi respirasi. Kemampuan absorbsinya bergantung pada
ketebalan kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan jenis vehikulum. PEnyerapan
dapat melalui celah antar sel, menembus sel epidermis, melalui muara saluran kelenjar.
3. Fungsi Ekskresi => mengeluarkan zat yang tidak berguna bagi tubuh seperti NaCl, urea,
asam urat, dan amonia. Pada fetus, kelenjar lemak dengan bantuan hormon androgen dari
ibunya memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya dari cairan amnion, pada waktu
lahir ditemui sebagai Vernix Caseosa.
4. Fungsi Persepsi => kulit mengandung ujung saraf sensori di dermis dan subkutis. Saraf
sensori lebih banyak jumlahnya pada daerah yang erotik.
o Badan Ruffini di dermis dan subkutis => peka rangsangan panas
o Badan Krause di dermis => peka rangsangan dingin
o Badan Taktik Meissner di papila dermis => peka rangsangan rabaan
o Badan Merkel Ranvier di epidermis => peka rangsangan rabaan
o Badan Paccini di epidemis => peka rangsangan tekanan
5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (termoregulasi) => dengan cara mengeluarkan keringat
dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya pembuluh darah
sehingga mendapat nutrisi yang baik. Tonus vaskuler dipengaruhi oleh saraf simpatis
(asetilkolin). Pada bayi, dinding pembuluh darah belum sempurna sehingga terjadi
ekstravasasi cairan dan membuat kulit bayi terlihat lebih edematosa (banyak mengandung
air dan Na)
6. Fungsi Pembentukan Pigmen => karena terdapat melanosit (sel pembentuk pigmen) yang
terdiri dari butiran pigmen (melanosomes)
7. Fungsi Keratinisasi => Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan,
sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum,
makin ke atas sel makin menjadi gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin
lama inti makin menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini
berlangsung 14-21 hari dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik.
8. Fungsi Pembentukan Vitamin D => kulit mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan
pertolongan sinar matahari. Tapi kebutuhan vit D tubuh tidak hanya cukup dari hal
tersebut. Pemberian vit D sistemik masih tetap diperlukan.
9. Fungsi sebagai komunikasi
a. Semua stimulus dari lingkungan diterima oleh kulit melalui sejumlah reseptor
khusus yang mendeteksi sensasi yang berkaitan dengan suhu, sentuhan, tekanan,
dan nyeri.
b. Kulit merupakan media ekspresi wajah dan refleks vaskular yang penting dalam
komunikasi.
BAB IV

PATOFISIOLOGI SISTEM DERMATOLOGI

JENIS PENYAKIT PADA SISTEM INTEGUMEN

1. KUDIS (Scabies)

Merupakan penyakit dengan gejala gatal (lebih pada malam hari). Sering muncul di
tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha
dan kadang di sela jari tangan atau kaki.

A. Pencegahan :
Pencegahan Primordial : Menerapkan perilaku hidup bersih
Pencegahan Primer : Menjaga kebersihan kulit,
Pencegahan Sekunder : Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat
juga diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur
dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit yang terserang Panu.
Pencegahan Tersier : Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak
langsung, misalnya dari sprei, baju, handuk, atau benda apapun yang terkontak
sama halnya dengan penyakit scabies. Oleh karena itu perlu isolasi bagi penderita
panu agar tidak menularkannya ke orang lain. Caranya dengan menjaga
kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.
B. Tanda dan Gejala Kudis

Ketika seseorang menderita penyakit kudis untuk pertama kalinya, akan memakan
waktu empat sampai enam minggu untuk kulit bereaksi. Gejala yang paling umum
adalah:

Rasa gatal, terutama pada malam hari


Bentol / bintil merah seperti jerawat
Kulit lecet atau melepuh
Kulit luka yang disebabkan oleh garukan
2. PANU (Tenia Vesticolor)

Panu atau Tinea versicolor merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan
oleh jamur. Penyakit panau ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa
gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah
tergantung kepada warna kulit penderita. Beda halnya dengan jerawat yang terlihat
menonjol di kulit, panu justru tidak menonjol dan biasanya akan terasa gatal apalagi
bila terkena keringat. Jamur yang menyebabkan panau adalah Candida albicans.

A. Pencegahan :
Pencegahan Primordial : Menerapkan perilaku hidup bersih
Pencegahan Primer : Menjaga kebersihan kulit
Pencegahan Sekunder : Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan
dapat juga diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang
dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit yang terserang Panu.
Pencegahan Tersier : Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak
langsung, misalnya dari sprei, baju, handuk, atau benda apapun yang terkontak
sama halnya dengan penyakit scabies. Oleh karena itu perlu isolasi bagi
penderita panu agar tidak menularkannya ke orang lain. Caranya dengan
menjaga kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.

B. Tanda dan Gejala Panu

Tanda dan gejala dari penyakit panu biasanya akan timbul ruam kulit dalam
berbagai ukuran dan warna, lalu di tutupi oleh sisik halus dengan rasa gatal. Terkadang
timbul tanpa adanya keluhan dan hanya gangguan kosmetik saja. Warna-warna ruam
kulit pada penyakit panu ini tergantung dari pigmen normal kulit penderita, paparan
sinar matahari dan lamanya penyakit. Namun, terkadang warna ruam kulit sulit untuk
dilihat. Tinea versicolor dapat terjadi di mana saja seperti di permukaan kulit, lipat
paha, ketiak, leher, punggung, dada, lengan dan wajah.
3. KUSTA

Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai penyakit
kusta atau lepra adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang sebelumnya, diketahui
hanya disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

A. Pencegahan :
Pencegahan Primer

Pencegahan primer dilakukan pada kelompok orang sehat yang belum terkena
penyakit kusta dan memiliki risiko tertular karena berada di sekitar atau dekat
dengan penderita seperti keluarga penderita dan tetangga penderita, yaitu dengan
memberikan penyuluhan tentang kusta. Penyuluhan yang diberikan petugas
kesehatan tentang penyakit kusta adalah proses peningkatan pengetahuan,
kemauan dan kemampuan masyarakat yang belum menderita sakit sehingga
dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya dari penyakit
kusta. Sasaran penyuluhan penyakit kusta adalah keluarga penderita, tetangga
penderita dan masyarakat(Depkes RI, 2005)

Pencegahan Sekunder

Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an, tidak ada
pengobatan yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat bakterisidal
(pembasmi bakteri) yang lemah terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson
menyebabkan populasi bakteri menjadi kebal. Pada 1960an, dapson tidak
digunakan lagi. Pencarian terhadap obat anti kusta yang lebih baik dari dapson,
akhirnya menemukan klofazimin dan rifampisin pada 1960an dan 1970an.
B. Tanda dan Gejala
Tanda - tanda pada kulit, Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan
Bercak/ kelainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh
Bercak yang tidak gatal dan kulit mengkilap
Adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut
Lepuh tidak nyeri, Adanya cacat dan luka yang tidak mau sembuh
Tanda-tanda pada saraf, Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka.

4. DERMATITIS KONTAK

Peradangan kulit yang akut atau kronik akibat terpajan iritan ( dermatitis
iritan) atau alergen (dermatitis alergik). Lokasi dermatitis di kulit sesuai dengan tempat
pajanan.

A. Pencegahan :
Pencegahan primordial : Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dapat
menjadi faktor penyebab DKI dan penyebab lain dapat berupa suhu,
kelembaban, maupun mikroorganisme seperti jamur. Kekeringan dan kondisi
kulit yang kering dapat menjadi faktor yang memperbesar kerentanan seseorang
terhadap DKI.
Pencegahan primer : Menghindari pajanan.
Pencegahan sekunder : Kompres dengan air dingin untuk mengurangi
peradangan, rendam/mandi bubur gandum dengan bahan kimia yang
menyejukkan dapat meredakan penyakit. Antihistamin dapat digunakan untuk
mengurangi gatal.
Pencegahan tersier : Penyakit dermatitis kontak adalah penyakit yang
disebabkan oleh suatu allergen seperti deterjen, oleh sebab itu penggunaan
sarung tangan dalam hak ini sangat diperlukan untuk menghindari kekambuhan
kembali.
B. Tanda dan Gejala

Dapat ditandai dengan bercak eritemetosa yang berbatas jelas kemudian diikuti
edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan
erosi dan eksudasi / basah, dapat bersifat akut dan di tempat tertentu misalnya pada
kelopak mata, penis skrotum, eritema dan edema lebih dominan dari pada vesikel.
Pada dermatitis kontak yang kronis terlihat kurit kering, berskuama, papul,
lekinifikasi dan mungkin juga fisur dan batasnya tidak jelas.

5. DERMATITIS ATOPIK

Gejala kandidiasis dapat bervariasi tergantung pada daerah terpengaruh. Infeksi


pada vagina atau vulva dapat menyebabkan gatal parah, terbakar, nyeri, iritasi, dan
sebuah lapisan putih atau abu-abu tipis. Gejala-gejala ini juga hadir dalam vaginosis
bakteri lebih umum. Dalam sebuah penelitian tahun 2002 diterbitkan dalam Journal of
Obstetri dan Ginekologi, hanya 33 % wanita yang mandiri untuk mengobati infeksi
jamur sebenarnya mengalami infeksi ragi, sementara sebagian besar telah baik
vaginosis bakteri atau infeksi tipe campuran. Gejala infeksi pada alat kelamin pria
termasuk luka merata merah di dekat kepala penis atau di kulup, gatal parah, atau
sensasi terbakar. Kandidiasis pada penis juga dapat memiliki cairan putih, meskipun
jarang.

A. Pencegahan :
Pencegahan primordial : Segala jenis bahan kimia maupun larutan rumah tangga
dapat menyebabkan Dermatitis, apabila terpapar secara rutin dalam jangka
panjang. Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dapat menjadi faktor
penyebab Dermatitis dan penyebab lain dapat berupa suhu, kelembaban, maupun
mikroorganisme seperti jamur. Kekeringan dan kondisi kulit yang kering dapat
menjadi faktor yang memperbesar kerentanan seseorang terhadap Dermatitis.
Pencegahan primer : Menghindari iritan atau alergen.
Pencegahan sekunder : Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan,
rendam/mandi bubur gandum dengan bahan kimia yang menyejukkan dapat
meredakan penyakit. Antihistamin dapat digunakan untuk mengurangi gatal.
Steroid topikal dosis rendah untuk mengurangi peradangan dan memungkinken
penyembuhan.

Pencegahan tersier : Penyakit dermatitis atopic adalah penyakit peradangan kulit


yang melibatkan perangsangan berlebih limfosit T dan sel mast sama halnya
dengan dermatitis kontak namun lebih parah seperti cuaca yang dingin, oleh sebab
itu menjauhkan diri dari allergen sangat diperlukan untuk menghindari
kekambuhan kembali.

B. Tanda dan Gejala

Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau
tungkai bayi terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair.

Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3-4 tahun, meskipun biasanya akan
muncul kembali

6. ACNE

Penyakit peradangan kelenjar sebasea yang sering dijumpai dan berkaitan


dengan folikel rambut (disebut unit pilosebasea). Berbagai faktor. Penyebab acne sangat
banyak (multifaktorial), antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic
factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebacea sendiri, faktor psikis,
musim, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes), kosmetika, dan bahan kimia lainnya.
A. Pencegahan :
Pencegahan primer Penggunaan sabun antibakteri setiap mencuci muka pada saat
mandi dan menjelang tidur.
Pencegahan sekunder : Pemberian obat topikal misalnya benzoid peroksida dan
asam retinoat (vitamin A, retin A) digunakan untuk mengeringkan dan
menglupaskan kulit.

Untuk mengatasi jerawat.

Ambil 2-3 helai daun pepaya yang sudah tua dan jemur.
Lumatkan daun pepaya tersebut dan diberi air kemudian diperas untuk diambil
sarinya.
Oleskan sari daun pepaya tersebut pada jerawat.

Perawatan untuk mengatasi jerawat :


Cucilah lobak secukupnya, kemudian parutlah lobak tersebut dan ambil airnya.
Tambahkan cuka apel sedikit dan campur hingga rata.
Oleskan pada jerawat, diamkan hingga mengering.
Setelah kering, bersihkan dengan air.
Lakukan secara rutin hingga jerawat teratasi.
B. Tanda dan Gejala Acne

Pada acne dapat timbul komedo (sumbatan bahan tanduk dalam unit pilosebaseus);
papula (komedo tertutup yang pecah); pustula (bentukan padat yang mengalami
perlunakan pada puncaknya, dengan mengeluarkan nanah), nodul (dari komedo
tertutuppenonjolan pada kulit yang lebih besar dari papula), dan jaringan parut.

7. RUBEOLA (campak)
Suatu penyakit infeksi virus yang ditandai dengan ruam makulopapulaaar eritematosa,
mulai dari wajah, badan lalu ekstremitas. Bercak koplik pada mulut 1-3 hari sebelum
ruam.

A. Pencegahan :
Pencegahan primordial : Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin
pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan
gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella),
disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam
bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua
diberikan pada usia 4-6 tahun. Selain itu penderita juga harus disarankan untuk
istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan
tubuh meningkat.
Pencegahan primer :
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :
1. Mengenal lebih dalam seluk-beluk penyakit ini.
2. Menjaga kondisi fisik dan menghindari stres psikis.
3. Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.
4. Pencegahan dengan vaksinasi menggunakan virus hidup yang telah
dilemahkan pada usia 15 bulan setelah kelahiran.
Pencegahan sekunder : Pengobatan dengan antibiotic, Tidak ada pengobatan
khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani istirahat. Untuk menurunkan
demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri,
diberikan antibiotik.
Pencegahan tersier : Pada penderita campak untuk menghindari bertambah
parahnya campak atau untuk menghindari suatu kecacatan, penderita sebaiknya
selama masih menderita penyakit campak berdiam diri di rumah (dalam artian
banyak-banyak istirahat).

B. Tanda dan Gejala


1. Letih lesu, mata berair dan meradang, filek serta batuk. Gejala awal ini mirip
sekali dengan batuk filek biasa.
2. Muncul demam yang tinggi , demam bisa mencapai 40 derajat Celcius atau
lebih dan kaadaan ini biasanya berlangsung selama 3 sampai dengan 5 hari.
3. Timbul bercak-bercak (bintikl-bintik) berwarna merah di badan, bercak
dalam campak berbeda dengan bercak pada sakit cacar. Bercak timbul
pertama kali di bagian belakang telinga, lalu ke bagian wajah, leher dan
tangan dan akhirnya bercak menyebar ke seluruh bagian tubuh dan kaki.
Saat bercak berwarna kemerahan muncul demam biasanya masih dirasakan
penderita sampai dengan 2 hari sesudahnya. Dalam waktu 3 sampai dengan 4
hari bercak ini akan menghilang dengan sendirinya dan berubah warna
menjadi kecoklatan.

8. HERPES ZOASTER

Merupakan radang kulit akut yang menyerang kulit dan mukosa. Kelainan ini
merupakan reaktifasi virus yang terjadi setelah infeksi primer dari virus Varicella
Zoster.Virus (VZV).

A. Pencegahan :
Pencegahan primordial : Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang
dapat ditempuh adalah pemberian vaksinasi.Vaksin berfungsi untuk
meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik terhadap virus tersebut pada
pasien seropositif usia lanjut.Vaksin herpes zoster dapat berupa virus herpes
zoster yang telah dilemahkan atau komponen selular virus tersebut yang berperan
sebagai antigen. Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah terbukti dapat
mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada pasien yang
rentan, yaitu orang lanjut usia dan penderita imunokompeten, serta imunosupresi.

Pencegahan primer :
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :

1. Mengenal lebih dalam seluk-beluk penyakit ini.


2. Menjaga kondisi fisik dan menghindari stres psikis.
3. Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.
4. Imunisasi pasif.
Pencegahan sekunder : Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara untuk mengurangi rasa nyeri dapat diberi analgetik. Sebaiknya,
diusahakan agar gelembung-gelembung tidak pecah dan untuk mengurangi rasa
gatal diberikan bedak salsil 2% atau bedak kalamin. Bila gelembung pecah atau
basah dapat diberikan kompres larutan antiseptik. Apabila terjadi infeksi
sekunder dapat diberikan krim antibiotik lokal.
B. Tanda dan Gejala

Tandanya adalah timbulnya bulatan-bulatan kecil berisi cairan bening. Cairan ini
bila pecah dan dibiarkan sampai kering akan terlihat seperti koreng. Karena
penyakit herpes merupakan penyakit yang mudah menular, maka sebaiknya segera
diobati sebelum menyebar lebih parah.

9. NODUL

Merupakan penyakit kulit yang berbentuk seperti papula, berbentuk kubah, ukuran >
1cm dan lebih dalam. penyebab-penyebab yang paling umum dari nodus-nodus limfa
yang membengkak. Penyebab-penyebab infeksius yang umum dari nodus-nodus limfa
yang membengkak adalah virus, bakteri, parasit, dan jamur.

Virus-Virus
infectious mononucleosis (mono),
chickenpox,
measles,
HIV,
herpes,
virus-virus selesma umum,
adenovirus, dan
banyak virus-virus lain
A. Pencegahan
Pencegahan primordial : Menjaga kebersihan lingkungan sekitar
Pencegahan primer : Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara salah satu contohnya dengan menjada kebersihan diri.
Pencegahan sekunder :
Pengobatan penyakit ini tergantung pada penyebabnya :
Blastomikosis (didaerah endemis) : ketokonazol, amfoterisin B, itrakonazol.
Cryptoccocus (penurunan imunitas yang dimediasi oleh sel) : amfoterisin B,
flukonazol.

B. Tanda dan gejala :

Palpitasi

Mual

Sakit kepala

Kelelahan

Rasa Sakit/Nyeri - Dada

Rasa ringan di kepala

Pusing

Denyut Jantung Tak Beraturan

Sesak Nafas

Bicara Cadel

Perubahan Suasana Hati

Kelupaan

Intoleransi terhadap Olah Raga


Berkeringat (Berlebihan)

10. PITIRIASIS VERSIKOLOR

Penyakit jamur superficial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan


yang subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat
hitam sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat
menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala
yang berambut.

A. Pencegahan :
Pencegahan primordial : Menjaga kebersihan lingkungan.
Pencegahan primer : Menjaga kebersihan diri, dengan mandi yang bersih
dengan menggunakan sabun.
Pencegahan sekunder : Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun dan
konsisten. Obat-obat yang dipakai meliputi : suspense selenium sulfide (selsun)
dapat dipakai dengan sampo 2-3 kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan
didiamkan selama 15-30 menit sebelum mandi.

B. Tanda dan Gejala :

Mula-mula timbul lesi kulit berupa bercak eritematosa yang gatal, terutama bila
berkeringat. Oleh karena gatal dan digaruk, lesi akan makin meluas, terutama
pada daerah kulit yang lembab. Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan
lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-
kadang papula dan vesikel di tepi. Lesi tampak seperti bentukan cincin dengan
tepi aktif dan bagian tengah tampak tenang. Lesi-lesi pada umumnya merupakan
bercak-bercak terpisah satu dengan yang lain. Kelainan kulit dapat pula terlihat
sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang polisiklik karena beberapa lesi kulit yang
menjadi satu
11. Kandidiasis

Merupakan penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh
spesies Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki
atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septicemia, endokarditis, atau
meningitis.

A. Pencegahan :
Pencegahan primordial : Menjaga kebersihan lingkungan.
Pencegahan primer : Menjaga kebersihan diri.
Pencegahan sekunder : Pengobatan yang dapat dilakukan :
1. Menghindari atau menghilangkan factor predisposisi.
2. Topikal :
Larutan ungu gentian -1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit,
dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.
Nistatin : berupa krim, salap, emulsi.
Amfoterisin B
Grup azol antara lain :
Mikonazol 2% berupa krim atau bedak.
Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dank rim.
Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
Siklopiroksolamin 1% larutan, krim
Antimikotik yang lain yang berspektrum luas.

3. Sistemik
Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi local dalam saluran
cerna, obat ini tidak diserap dalam usus.
Amfoterisin B diberikan i.v untuk kandidosis sistemik.
Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 gr per
vaginam dosis tunggal
Itrakonazol: bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk
orang dewasa 2 x 100 mg sehari, selama 3 hari.

B. Tanda dan Gejala :

Gejala kandidiasis dapat bervariasi tergantung pada daerah terpengaruh. Infeksi


pada vagina atau vulva dapat menyebabkan gatal parah, terbakar, nyeri, iritasi, dan
sebuah lapisan putih atau abu-abu tipis. Gejala-gejala ini juga hadir dalam vaginosis
bakteri lebih umum. Dalam sebuah penelitian tahun 2002 diterbitkan dalam Journal
of Obstetri dan Ginekologi, hanya 33 % wanita yang mandiri untuk mengobati
infeksi jamur sebenarnya mengalami infeksi ragi, sementara sebagian besar telah
baik vaginosis bakteri atau infeksi tipe campuran. Gejala infeksi pada alat kelamin
pria termasuk luka merata merah di dekat kepala penis atau di kulup, gatal parah,
atau sensasi terbakar. Kandidiasis pada penis juga dapat memiliki cairan putih,
meskipun jarang

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan
Bahwa didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam sistem yang beragam yang masing-
masing mempunyai fungsi, struktur dan tata letak yang berbeda-beda. Termasuk didalamnya
sistem integumen, yang sangat berperan dalam melindungi sistem-sistem yang berada didalam
tubuh. Karena sistem integumen terletak pada luar tubuh. Selain itu juga masih banyak fungsi
dari sistem integumen sendiri, diantaranya yaitu menjaga suhu normal tubuh. Mencegah
patogen-patogen masuk kedalam tubuh. Maka bisa disimpulkan bahwa sistem integumen
merupakan ketahanan pertama atau awal dari pengaruh buruk keadaan diluar tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
Finn Geneser.BukuteksHistologi.Jilid 2, terjemahanArifinGunawijaya. Jakarta: BinarupaAksara,
1994 : 1-32.

Cormark DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jam Tambojang, Jakarta:
BinarupaAksara, 1987 : 100-135.

http://rheno-biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.html
http://feryanggri.blogspot.com/2012/04/anatomi-fisiologi-kulit.html
http://dokterrosfanty.blogspot.com/
http://irfanw-elekxz-irfan.blogspot.com/2012/04/anatomi-sistem-integumen-manusia.html
https://muhammadrifkyhidayatullah.wordpress.com/2013/04/21/anatomi-dan-fisiologi-sistem-
integumen/
http://catatanmahasiswafk.blogspot.co.id/2012/06/anatomi-dan-fisiologi-kulit.html

http://dokumen.tips/documents/anatomi-kulit-dan-keterangan-gambar.html

https://yhantiaritra.wordpress.com/2015/06/02/asuhan-keperawatan-gangguan-sistem-
integumen-dengan-dermatitis-2/

Anda mungkin juga menyukai