Disusun Oleh:
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini terdiri atas
kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor
saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ yang
luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak toko
dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan
homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air.
Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mikroba
lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang
berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas
dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar
keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai
anatomi sistem yg menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung
oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis atau
subcutis).
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen.
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis.
Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk
saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari
kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta
mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk
dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
BAB II
ANATOMI DERMATOLOGI
-HIPODERMIS (SUBKUTAN)
3.RAMBUT -KUTIKEL
-KORTEKS
-MEDULA
-TIPE RAMBUT VELLUS
TERMINAL EKRIN
K. MAMMAE
-KELENJAR SEBASEA
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat tubuh
sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya
kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan
seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-
kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-
perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari
stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-
organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
1) Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit
manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 m untuk kulit tebal (kulit pada
telapak tangan dan kaki) dan 75-150 m untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan
kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan bertambah tebal
jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete
ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan
yang disebut fingers prints.
Pada daerah kulit terdapat juga kelenjar keringat. Kelenjar keringat terdiri dari fundus
(bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan
kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat
dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak.
Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari
tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat
tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat
yang mengandung 95 97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam,
sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolisma seluler.
Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki
sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan
14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.Bentuk kelenjar keringat ekrin
langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit
yang tidak ada rambutnya.
Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar,
daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak
kental, berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini
mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan
dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin
jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar
ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini
dipengaruhioleh hormon.
2) Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai True Skin
karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit.Terdiri atas jaringan ikat yang
menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis.
Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.Kulit jangat
atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut,
kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah
dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis &
tahan lama, berisi jaringan kompleks ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar.
Sebasea, folikel jaringan rambut & pembuluh darah yang juga merupakan penyedia
nutrisi bagi lapisan dalam epidermis.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama
dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan
kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada
daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua
lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas
jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan
leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada
langsung di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat
menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat.
Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat
dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan
oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit
menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai
pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta
kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.
2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan
ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin,
retikulin), matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas).
Serta terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang
terdapat banyak pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan kelenjar
sebaseus.
Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur suhu,
melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari
dermis juga membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan
fleksibilitas untuk kulit. Komponen dermis meliputi:
Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke kulit dan
mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut vitamin D dari kulit tubuh.
Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang mengandung sel-sel darah
putih dari sistem kekebalan tubuh) pada jaringan kulit untuk melawan mikroba.
Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air ke permukaan
kulit di mana ia dapat menguap untuk mendinginkan kulit.
Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan melindungi
terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan akar rambut dan
memberikan nutrisi pada rambut.
Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan
intensitas panas ke otak.
Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di tempat dan
memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit merenggang. Hal
ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan dinding arteri.
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah
dermis. Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan pada tumbuhan. Rambut
terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari
tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
1. Keratin Lunak :terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu pada
bagian medulla rambut. Secara Histologis :terlihat perubahan sel-sel epidermis : mula-mula
sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-sel jernih (Str. Lusidum), dan
selanjutnya sel-sel mengalami keratinisasi kemudian desquamasi.
2. Keratin keras :terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut. Pembentukannya tidak
melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum, tetapi perubahannya terjadi perlahan-lahan
dari sel-sel epidermis yang tetap hidup, menjadi keratin. Keratin keras bersifat keras, tidak
mengalami desquamasi dan lebih banyak mengandung sullfur.
Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang
terdiri dari keratin keras.
Medula: Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-kadang terdapat
udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus.
Kortex : Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk runcing,
yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.
Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang mengalami
keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-
sel yang sebagian mengalami keratinisasi.
Pada rambut terdapat folikel-folikel rambut. Folikel rambut terdiri dari komponen dermis dan
epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang
terdiri dari :jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf .Bagian luar papilla diliputi sel-sel
epitel yang disebut germinal matrik, dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-sel
germinal matrik (puncak papila) berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus.
Dan untuk warna yang ada pada rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks.
Bila sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu
(uban). Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada
matrix folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong
keatas.
Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri membentuk
anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan subkutan,
tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial dan kedalam. Fungsi
vaskularisasi yang kedalam ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel rambut.
Cabang yang menembus stratum reticulare, member cabang ke :folikel rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebasea. Pada perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare membentuk
anyaman ke 2 yang disebut Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang lebih kecil.
Arteriole-arteriole dari retesubpapillare berjalan kearah epidermis dan berubah menjadi
anyaman kapiler (capilary beds). Pembuluh kapiler ini terdapat pada tepat di bawah
epidermis, sekitar matrik folikel rambut, papilla folikel rambut, sekitar kelenjar keringat dan
sebasea. Selain itu di bagian superfisial di stratum retikulare terdapat anyaman pembuluh
darah yang disebut pleksuspapilaris.
Pada keadaan temperature udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di stratum
papilare dan subpapilare menyempit sehingga temperature tubuh tidak banyak yang hilang.
Bila udara panas kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae dilatasi
penguapan keringat.
Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).
Menyarig udara pada hidung.
Serta berfungsi sebagai pengatur suhu.
Pendorong penguapan keringat.
Indera peraba yang sensitive.
Saat pertumbuhan rambut terdapat 3 fase yang akan terjadi, diantaranya :
Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk
saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari
kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf,
serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain
terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah
kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku
merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit. Pertumbuhan
kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari
pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi
yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau
menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh. Kuku adalah
bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Bagian kuku terdiri dari:
FUNGSI KULIT
1. Fungsi Proteksi
Kulit punya bantalan lemak, ketebalan, serabut jaringan penunjang yang dapat
melindungi tubuh dari gangguan :
o fisis/ mekanis : tekanan, gesekan, tarikan.
o kimiawi : iritan seperti lisol, karbil, asam, alkali kuat
o panas : radiasi, sengatan sinar UV
o infeksi luar : bakteri, jamur
Beberapa macam perlindungan :
o Melanosit => lindungi kulit dari pajanan sinar matahari dengan mengadakan
tanning (penggelapan kulit)
o Stratum korneum impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air.
o Keasaman kulit kerna ekskresi keringat dan sebum => perlindungan kimiawi
terhadap infeksi bakteri maupun jamur
o Proses keratinisasi => sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel mati
melepaskan diri secara teratur.
2. Fungsi Absorpsi => permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan
kulit ikut mengambil fungsi respirasi. Kemampuan absorbsinya bergantung pada
ketebalan kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan jenis vehikulum. PEnyerapan
dapat melalui celah antar sel, menembus sel epidermis, melalui muara saluran kelenjar.
3. Fungsi Ekskresi => mengeluarkan zat yang tidak berguna bagi tubuh seperti NaCl, urea,
asam urat, dan amonia. Pada fetus, kelenjar lemak dengan bantuan hormon androgen dari
ibunya memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya dari cairan amnion, pada waktu
lahir ditemui sebagai Vernix Caseosa.
4. Fungsi Persepsi => kulit mengandung ujung saraf sensori di dermis dan subkutis. Saraf
sensori lebih banyak jumlahnya pada daerah yang erotik.
o Badan Ruffini di dermis dan subkutis => peka rangsangan panas
o Badan Krause di dermis => peka rangsangan dingin
o Badan Taktik Meissner di papila dermis => peka rangsangan rabaan
o Badan Merkel Ranvier di epidermis => peka rangsangan rabaan
o Badan Paccini di epidemis => peka rangsangan tekanan
5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (termoregulasi) => dengan cara mengeluarkan keringat
dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya pembuluh darah
sehingga mendapat nutrisi yang baik. Tonus vaskuler dipengaruhi oleh saraf simpatis
(asetilkolin). Pada bayi, dinding pembuluh darah belum sempurna sehingga terjadi
ekstravasasi cairan dan membuat kulit bayi terlihat lebih edematosa (banyak mengandung
air dan Na)
6. Fungsi Pembentukan Pigmen => karena terdapat melanosit (sel pembentuk pigmen) yang
terdiri dari butiran pigmen (melanosomes)
7. Fungsi Keratinisasi => Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan,
sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum,
makin ke atas sel makin menjadi gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin
lama inti makin menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini
berlangsung 14-21 hari dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik.
8. Fungsi Pembentukan Vitamin D => kulit mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan
pertolongan sinar matahari. Tapi kebutuhan vit D tubuh tidak hanya cukup dari hal
tersebut. Pemberian vit D sistemik masih tetap diperlukan.
9. Fungsi sebagai komunikasi
a. Semua stimulus dari lingkungan diterima oleh kulit melalui sejumlah reseptor
khusus yang mendeteksi sensasi yang berkaitan dengan suhu, sentuhan, tekanan,
dan nyeri.
b. Kulit merupakan media ekspresi wajah dan refleks vaskular yang penting dalam
komunikasi.
BAB IV
1. KUDIS (Scabies)
Merupakan penyakit dengan gejala gatal (lebih pada malam hari). Sering muncul di
tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha
dan kadang di sela jari tangan atau kaki.
A. Pencegahan :
Pencegahan Primordial : Menerapkan perilaku hidup bersih
Pencegahan Primer : Menjaga kebersihan kulit,
Pencegahan Sekunder : Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat
juga diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur
dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit yang terserang Panu.
Pencegahan Tersier : Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak
langsung, misalnya dari sprei, baju, handuk, atau benda apapun yang terkontak
sama halnya dengan penyakit scabies. Oleh karena itu perlu isolasi bagi penderita
panu agar tidak menularkannya ke orang lain. Caranya dengan menjaga
kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.
B. Tanda dan Gejala Kudis
Ketika seseorang menderita penyakit kudis untuk pertama kalinya, akan memakan
waktu empat sampai enam minggu untuk kulit bereaksi. Gejala yang paling umum
adalah:
Panu atau Tinea versicolor merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan
oleh jamur. Penyakit panau ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa
gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah
tergantung kepada warna kulit penderita. Beda halnya dengan jerawat yang terlihat
menonjol di kulit, panu justru tidak menonjol dan biasanya akan terasa gatal apalagi
bila terkena keringat. Jamur yang menyebabkan panau adalah Candida albicans.
A. Pencegahan :
Pencegahan Primordial : Menerapkan perilaku hidup bersih
Pencegahan Primer : Menjaga kebersihan kulit
Pencegahan Sekunder : Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan
dapat juga diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang
dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit yang terserang Panu.
Pencegahan Tersier : Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak
langsung, misalnya dari sprei, baju, handuk, atau benda apapun yang terkontak
sama halnya dengan penyakit scabies. Oleh karena itu perlu isolasi bagi
penderita panu agar tidak menularkannya ke orang lain. Caranya dengan
menjaga kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.
Tanda dan gejala dari penyakit panu biasanya akan timbul ruam kulit dalam
berbagai ukuran dan warna, lalu di tutupi oleh sisik halus dengan rasa gatal. Terkadang
timbul tanpa adanya keluhan dan hanya gangguan kosmetik saja. Warna-warna ruam
kulit pada penyakit panu ini tergantung dari pigmen normal kulit penderita, paparan
sinar matahari dan lamanya penyakit. Namun, terkadang warna ruam kulit sulit untuk
dilihat. Tinea versicolor dapat terjadi di mana saja seperti di permukaan kulit, lipat
paha, ketiak, leher, punggung, dada, lengan dan wajah.
3. KUSTA
Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai penyakit
kusta atau lepra adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang sebelumnya, diketahui
hanya disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
A. Pencegahan :
Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan pada kelompok orang sehat yang belum terkena
penyakit kusta dan memiliki risiko tertular karena berada di sekitar atau dekat
dengan penderita seperti keluarga penderita dan tetangga penderita, yaitu dengan
memberikan penyuluhan tentang kusta. Penyuluhan yang diberikan petugas
kesehatan tentang penyakit kusta adalah proses peningkatan pengetahuan,
kemauan dan kemampuan masyarakat yang belum menderita sakit sehingga
dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya dari penyakit
kusta. Sasaran penyuluhan penyakit kusta adalah keluarga penderita, tetangga
penderita dan masyarakat(Depkes RI, 2005)
Pencegahan Sekunder
Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an, tidak ada
pengobatan yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat bakterisidal
(pembasmi bakteri) yang lemah terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson
menyebabkan populasi bakteri menjadi kebal. Pada 1960an, dapson tidak
digunakan lagi. Pencarian terhadap obat anti kusta yang lebih baik dari dapson,
akhirnya menemukan klofazimin dan rifampisin pada 1960an dan 1970an.
B. Tanda dan Gejala
Tanda - tanda pada kulit, Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan
Bercak/ kelainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh
Bercak yang tidak gatal dan kulit mengkilap
Adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut
Lepuh tidak nyeri, Adanya cacat dan luka yang tidak mau sembuh
Tanda-tanda pada saraf, Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka.
4. DERMATITIS KONTAK
Peradangan kulit yang akut atau kronik akibat terpajan iritan ( dermatitis
iritan) atau alergen (dermatitis alergik). Lokasi dermatitis di kulit sesuai dengan tempat
pajanan.
A. Pencegahan :
Pencegahan primordial : Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dapat
menjadi faktor penyebab DKI dan penyebab lain dapat berupa suhu,
kelembaban, maupun mikroorganisme seperti jamur. Kekeringan dan kondisi
kulit yang kering dapat menjadi faktor yang memperbesar kerentanan seseorang
terhadap DKI.
Pencegahan primer : Menghindari pajanan.
Pencegahan sekunder : Kompres dengan air dingin untuk mengurangi
peradangan, rendam/mandi bubur gandum dengan bahan kimia yang
menyejukkan dapat meredakan penyakit. Antihistamin dapat digunakan untuk
mengurangi gatal.
Pencegahan tersier : Penyakit dermatitis kontak adalah penyakit yang
disebabkan oleh suatu allergen seperti deterjen, oleh sebab itu penggunaan
sarung tangan dalam hak ini sangat diperlukan untuk menghindari kekambuhan
kembali.
B. Tanda dan Gejala
Dapat ditandai dengan bercak eritemetosa yang berbatas jelas kemudian diikuti
edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan
erosi dan eksudasi / basah, dapat bersifat akut dan di tempat tertentu misalnya pada
kelopak mata, penis skrotum, eritema dan edema lebih dominan dari pada vesikel.
Pada dermatitis kontak yang kronis terlihat kurit kering, berskuama, papul,
lekinifikasi dan mungkin juga fisur dan batasnya tidak jelas.
5. DERMATITIS ATOPIK
A. Pencegahan :
Pencegahan primordial : Segala jenis bahan kimia maupun larutan rumah tangga
dapat menyebabkan Dermatitis, apabila terpapar secara rutin dalam jangka
panjang. Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dapat menjadi faktor
penyebab Dermatitis dan penyebab lain dapat berupa suhu, kelembaban, maupun
mikroorganisme seperti jamur. Kekeringan dan kondisi kulit yang kering dapat
menjadi faktor yang memperbesar kerentanan seseorang terhadap Dermatitis.
Pencegahan primer : Menghindari iritan atau alergen.
Pencegahan sekunder : Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan,
rendam/mandi bubur gandum dengan bahan kimia yang menyejukkan dapat
meredakan penyakit. Antihistamin dapat digunakan untuk mengurangi gatal.
Steroid topikal dosis rendah untuk mengurangi peradangan dan memungkinken
penyembuhan.
Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau
tungkai bayi terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair.
Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3-4 tahun, meskipun biasanya akan
muncul kembali
6. ACNE
Ambil 2-3 helai daun pepaya yang sudah tua dan jemur.
Lumatkan daun pepaya tersebut dan diberi air kemudian diperas untuk diambil
sarinya.
Oleskan sari daun pepaya tersebut pada jerawat.
Pada acne dapat timbul komedo (sumbatan bahan tanduk dalam unit pilosebaseus);
papula (komedo tertutup yang pecah); pustula (bentukan padat yang mengalami
perlunakan pada puncaknya, dengan mengeluarkan nanah), nodul (dari komedo
tertutuppenonjolan pada kulit yang lebih besar dari papula), dan jaringan parut.
7. RUBEOLA (campak)
Suatu penyakit infeksi virus yang ditandai dengan ruam makulopapulaaar eritematosa,
mulai dari wajah, badan lalu ekstremitas. Bercak koplik pada mulut 1-3 hari sebelum
ruam.
A. Pencegahan :
Pencegahan primordial : Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin
pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan
gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella),
disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam
bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua
diberikan pada usia 4-6 tahun. Selain itu penderita juga harus disarankan untuk
istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan
tubuh meningkat.
Pencegahan primer :
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :
1. Mengenal lebih dalam seluk-beluk penyakit ini.
2. Menjaga kondisi fisik dan menghindari stres psikis.
3. Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.
4. Pencegahan dengan vaksinasi menggunakan virus hidup yang telah
dilemahkan pada usia 15 bulan setelah kelahiran.
Pencegahan sekunder : Pengobatan dengan antibiotic, Tidak ada pengobatan
khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani istirahat. Untuk menurunkan
demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri,
diberikan antibiotik.
Pencegahan tersier : Pada penderita campak untuk menghindari bertambah
parahnya campak atau untuk menghindari suatu kecacatan, penderita sebaiknya
selama masih menderita penyakit campak berdiam diri di rumah (dalam artian
banyak-banyak istirahat).
8. HERPES ZOASTER
Merupakan radang kulit akut yang menyerang kulit dan mukosa. Kelainan ini
merupakan reaktifasi virus yang terjadi setelah infeksi primer dari virus Varicella
Zoster.Virus (VZV).
A. Pencegahan :
Pencegahan primordial : Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang
dapat ditempuh adalah pemberian vaksinasi.Vaksin berfungsi untuk
meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik terhadap virus tersebut pada
pasien seropositif usia lanjut.Vaksin herpes zoster dapat berupa virus herpes
zoster yang telah dilemahkan atau komponen selular virus tersebut yang berperan
sebagai antigen. Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah terbukti dapat
mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada pasien yang
rentan, yaitu orang lanjut usia dan penderita imunokompeten, serta imunosupresi.
Pencegahan primer :
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :
Tandanya adalah timbulnya bulatan-bulatan kecil berisi cairan bening. Cairan ini
bila pecah dan dibiarkan sampai kering akan terlihat seperti koreng. Karena
penyakit herpes merupakan penyakit yang mudah menular, maka sebaiknya segera
diobati sebelum menyebar lebih parah.
9. NODUL
Merupakan penyakit kulit yang berbentuk seperti papula, berbentuk kubah, ukuran >
1cm dan lebih dalam. penyebab-penyebab yang paling umum dari nodus-nodus limfa
yang membengkak. Penyebab-penyebab infeksius yang umum dari nodus-nodus limfa
yang membengkak adalah virus, bakteri, parasit, dan jamur.
Virus-Virus
infectious mononucleosis (mono),
chickenpox,
measles,
HIV,
herpes,
virus-virus selesma umum,
adenovirus, dan
banyak virus-virus lain
A. Pencegahan
Pencegahan primordial : Menjaga kebersihan lingkungan sekitar
Pencegahan primer : Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara salah satu contohnya dengan menjada kebersihan diri.
Pencegahan sekunder :
Pengobatan penyakit ini tergantung pada penyebabnya :
Blastomikosis (didaerah endemis) : ketokonazol, amfoterisin B, itrakonazol.
Cryptoccocus (penurunan imunitas yang dimediasi oleh sel) : amfoterisin B,
flukonazol.
Palpitasi
Mual
Sakit kepala
Kelelahan
Pusing
Sesak Nafas
Bicara Cadel
Kelupaan
A. Pencegahan :
Pencegahan primordial : Menjaga kebersihan lingkungan.
Pencegahan primer : Menjaga kebersihan diri, dengan mandi yang bersih
dengan menggunakan sabun.
Pencegahan sekunder : Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun dan
konsisten. Obat-obat yang dipakai meliputi : suspense selenium sulfide (selsun)
dapat dipakai dengan sampo 2-3 kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan
didiamkan selama 15-30 menit sebelum mandi.
Mula-mula timbul lesi kulit berupa bercak eritematosa yang gatal, terutama bila
berkeringat. Oleh karena gatal dan digaruk, lesi akan makin meluas, terutama
pada daerah kulit yang lembab. Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan
lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-
kadang papula dan vesikel di tepi. Lesi tampak seperti bentukan cincin dengan
tepi aktif dan bagian tengah tampak tenang. Lesi-lesi pada umumnya merupakan
bercak-bercak terpisah satu dengan yang lain. Kelainan kulit dapat pula terlihat
sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang polisiklik karena beberapa lesi kulit yang
menjadi satu
11. Kandidiasis
Merupakan penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh
spesies Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki
atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septicemia, endokarditis, atau
meningitis.
A. Pencegahan :
Pencegahan primordial : Menjaga kebersihan lingkungan.
Pencegahan primer : Menjaga kebersihan diri.
Pencegahan sekunder : Pengobatan yang dapat dilakukan :
1. Menghindari atau menghilangkan factor predisposisi.
2. Topikal :
Larutan ungu gentian -1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit,
dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.
Nistatin : berupa krim, salap, emulsi.
Amfoterisin B
Grup azol antara lain :
Mikonazol 2% berupa krim atau bedak.
Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dank rim.
Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
Siklopiroksolamin 1% larutan, krim
Antimikotik yang lain yang berspektrum luas.
3. Sistemik
Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi local dalam saluran
cerna, obat ini tidak diserap dalam usus.
Amfoterisin B diberikan i.v untuk kandidosis sistemik.
Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 gr per
vaginam dosis tunggal
Itrakonazol: bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk
orang dewasa 2 x 100 mg sehari, selama 3 hari.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Bahwa didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam sistem yang beragam yang masing-
masing mempunyai fungsi, struktur dan tata letak yang berbeda-beda. Termasuk didalamnya
sistem integumen, yang sangat berperan dalam melindungi sistem-sistem yang berada didalam
tubuh. Karena sistem integumen terletak pada luar tubuh. Selain itu juga masih banyak fungsi
dari sistem integumen sendiri, diantaranya yaitu menjaga suhu normal tubuh. Mencegah
patogen-patogen masuk kedalam tubuh. Maka bisa disimpulkan bahwa sistem integumen
merupakan ketahanan pertama atau awal dari pengaruh buruk keadaan diluar tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Finn Geneser.BukuteksHistologi.Jilid 2, terjemahanArifinGunawijaya. Jakarta: BinarupaAksara,
1994 : 1-32.
Cormark DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jam Tambojang, Jakarta:
BinarupaAksara, 1987 : 100-135.
http://rheno-biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.html
http://feryanggri.blogspot.com/2012/04/anatomi-fisiologi-kulit.html
http://dokterrosfanty.blogspot.com/
http://irfanw-elekxz-irfan.blogspot.com/2012/04/anatomi-sistem-integumen-manusia.html
https://muhammadrifkyhidayatullah.wordpress.com/2013/04/21/anatomi-dan-fisiologi-sistem-
integumen/
http://catatanmahasiswafk.blogspot.co.id/2012/06/anatomi-dan-fisiologi-kulit.html
http://dokumen.tips/documents/anatomi-kulit-dan-keterangan-gambar.html
https://yhantiaritra.wordpress.com/2015/06/02/asuhan-keperawatan-gangguan-sistem-
integumen-dengan-dermatitis-2/