Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Dukungan Emosional Keluarga Dengan Tingkat Keputusasaan Pada

Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa


Di RSUD Tugurejo Semarang

Bambang Sugiarto *) Priyanto **) Trimawati ***)


*) Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
*) Dosen Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
Email: bambangsaripin2312@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Diperkirakan bahwa ada lebih dari 100.000 pasien yang akhir-akhir
ini menjalani hemodialisis. Hemodialisis merupakan suatu proses yang digunakan
pada pasien gagal ginjal yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi
permanen yang karena dilakukan terus menerus dapat menyebabkan keputusasaan.
Keputusasaan ini dapat berkurang bila keluarga memberikan dukungan pada pasien.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan dukungan emosional
keluarga dengan tingkat keputusasaan pada pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang.
Metode: Desain penelitian ini deskriptif korelasional dengan pendekatan cross
sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang pada 20-21 Januari 2017
sebanyak 56 pasien. Teknik sampling yang digunakan accidental sampling. Sampel
sebanyak 36 responden. Instrumen penelitian kuesioner dukungan emosional keluarga
dan tingkat keputusasaan. Uji analisis data menggunakan Uji Chi Square.
Hasil: penelitian menunjukkan dukungan emosional keluarga pada pasien gagal ginjal
sebagian besar baik sebanyak 29 responden (80,6%), tingkat keputusasaan pasien
gagal ginjal sebagian besar tingkat ringan sebanyak 16 responden (44,4%). Tidak ada
hubungan yang signifikan antara dukungan emosional keluarga dengan tingkat
keputusasaan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD
Tugurejo Semarang (p=0,345).
Simpulan: Saran keluarga diharapkan lebih mendukung pasien yang mengalami gagal
ginjal secara emosional cara memberikan perhatian sehingga tidak mengalami
keputus asaan.

Kata kunci: dukungan emosional keluarga, tingkat keputusasaan

Hubungan Dukungan Emosional Keluarga Dengan Tingkat Keputusasaan Pada


Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di Rsud Tugurejo
Semarang 1
ABSTRACT
Background: Estimated to that over 100,000 patients were recently underwent
hemodialysis is a process being used in patients kidney failure requiring long-term
therapy of permanent therapy because it is done constantly can cause
desperation.Despiration can be reduced if families provide support in patientd.
Purpose: The purpose of this research is to know The correlation between Familys
Emotional support and Despair in Patiens level on Chronic Renal Failur Patients Who
Underwent Hemodialysis at RSUD Tugurejo Semarang.
Method: Design of this study is correlational with cross sectional approach.Study
population was all patients chronic kidney failure who underwent hemodialysis at
RSUD Tugurejo Semarang in 20-21 january 2017 a total of 56 patients.Sampling
technique used accidental sampling,a sample of 36 respondents. The instrument
questinnaire emotional support of family and level of desperation. The data were
analyzed using Chi Square test.
Results: The result show emotional support family in patients with kidney failure is
mostly good as much as 29 respondents (80,6%), level of despair patients with renal
failure mostly mild levels as much as 16 respondent (44,4%). There is a not
significant The Correlation between Fmilys Emotional Support and Despair in
Patients level onChronic Renal Failure Patients Who Underwent Hemodialysis at
RSUD Tugurejo Semarang (p = 0,345).
Conclusion: Suggestion family expected more support the patients were have kidney
failure emotional way of giving attention so did not to experience despair.

Keyword : Emotional support of family, despair level

PENDAHULUAN

Gagal ginjal kronik adalah gangguan faal ginjal yang berjalan kronik dari
mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Gagal ginjal terjadi ketika ginjal
tidak mampu mengangkut sampah metabolik tubuh atau melakukan fungsi
regulernya. Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan
tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin
dan metabolik, cairan, elektrolit, serta asam basa. Gagal ginjal merupakan penyakit
sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus
urinarius dan ginjal. Setiap tahun 50.000 orang Amerika meninggal akibat gagal
ginjal menetap (Smeltzer dan Bare, 2010 ).
Hemodialisa merupakan salah satu tindakan untuk mengatasi gangguan fungsi
ginjal. Gangguan fungsi ginjal ada dua akut dan kronik. Gangguan fungsi ginjal salah
satunya adalah gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi
ginjal secara progresif dan ireversibel. Gagal ginjal kronik biasanya timbul beberapa
tahun setelah penyakit atau kerusakan ginjal, tetapi pada situasi tertentu dapat muncul
secara mendadak (Price, 2006).
Hubungan Dukungan Emosional Keluarga Dengan Tingkat Keputusasaan Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di Rsud Tugurejo
Semarang 2
Lebih dari 100.000 pasien yang akhir-akhir ini menjalani hemodialisis.
Berdasarkan data tahunan dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) tahun
2011, dari sekitar 12.500 pasien penderita gagal ginjal terminal yang membutuhkan
hemodialisa rutin, lebih dari 53% berusia dibawah 54 tahun. Mengutip data 7th
Report of Indonesian Renal Registry, urutan penyebab gagal ginjal pasien yang
mendapatkan haemodialisis berdasarkan data tahun 2014, karena hipertensi (37%),
penyakit dibetes mellitus atau Nefropati Diabetika (27%), kelainan bawaan atau
Glomerulopati Primer (10%), gangguan penyumbatan saluran kemih atau Nefropati
Obstruksi (7%), karena Asam Urat (1%), Penyakit Lupus (1%) dan penyebab lain
lain-lain (18%) (Kemenkes, 2016). Data di RSUD Tugurejo pada tahun 2015 pasien
hemodialisa berjumlah 238 pasien dan meningkat pada bulan Januari sampai
November 2016 menjadi 258 pasien (RM RSUD Tugurejo Semarang).
Perubahan fisik tersebut mengakibatkan pasien menjadi seseorang yang
lemah, tidak mampu melakukan kegiatan seperti sediakala dan tidak berdaya. Hal ini
memberikan perasaan tidak mampu dan tidak berdaya karena keterbatasan atau
kelemahan fisiknya, sehingga dapat mengakibatkan pasien gagal ginjal kronik
menjadi minder atau malu, pasien tidak mau bertemu dengan orang lain, menarik diri
dari lingkungan sosial.
Keputusasaan dapat diatasi dengan dukungan penuh dari keluarga. Dukungan
emosional keluarga menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan berbagai
kepandaian dan akal, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka
dalam kehidupan (Harnilawati, 2013).

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini deskriptif korelasional dengan pendekatan cross


sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang pada 20-21 Januari 2017
sebanyak 56 pasien. Teknik sampling yang digunakan accidental sampling. Sampel
sebanyak 36 responden. Instrumen penelitian kuesioner dukungan emosional keluarga
dan tingkat keputusasaan. Uji analisis data menggunakan Uji Chi Square.

Hubungan Dukungan Emosional Keluarga Dengan Tingkat Keputusasaan Pada


Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di Rsud Tugurejo
Semarang 3
HASIL PENELITIAN

Analisa Univariat
Tabel 1. Distribusi frekuensi dukungan emosional keluarga pada pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang.
Dukungan Emosional
Keluarga Frekuensi Persentase (%)
Kurang Baik 7 19,4
Baik 29 80,6
Total 36 100,0
Tabel 1. menunjukkan bahwa sebagian besar dukungan emosional
keluarga pada pasien gagal ginjal adalah baik sebanyak 29 responden (80,8%).
Tingkat keputusasaan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di
RSUD Tugurejo Semarang.

Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat keputusasaan pada pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang.
Tingkat Keputusasaan Frekuensi Persentase (%)
Sedang 6 16,7
Ringan 16 44,4
Normal 14 38,9
Total 36 100,0
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat keputusasaan adalah ringan
sebanyak 16 responden (44,4%).

Analisis Bivariat

Hubungan dukungan emosional keluarga dengan tingkat keputusasaan pada


pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang.

Table 3. Distribusi dukungan emosional keluarga dengan tingkat keputusasaan pada


pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang.
Tingkat keputusasaan Total
Dukungan
Sedang Ringan Normal P value
Emosional
f % f % f % f %
Kurang Baik 3 42,9 2 28,6 2 28,6 7 100,0 0,345
Baik 1 3,4 15 51,7 13 44,8 29 100,0
Total 4 11,1 17 47,2 15 41,7 36 100,0

Tabel 3 menunjukkan bahwa dukungan emosional keluarga yang kurang


baik lebih banyak yang tingkat keputusasaan sedang sebanyak 3 responden (42,9%)
Hubungan Dukungan Emosional Keluarga Dengan Tingkat Keputusasaan Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di Rsud Tugurejo
Semarang 4
dan dukungan emosional keluarga yang baik sebagian besar tingkat keputusasaannya
ringan sebanyak 15 responden (51,7%).
Hasil uji chi square didapatkan dari tabel 2x3 masih ada 4 sell 66,4% yang
nilai harapannya dibawah 5, maka dilakukan uji aternatifnya yaitu kormogolov smirov
dan didapatkan nilai p 0,345 > =0,05 sehingga tidak ada hubungan yang signifikan
antara dukungan emosional keluarga dengan tingkat keputusasaan pada pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dukungan emosional


keluarga pada pasien gagal ginjal adalah baik sebanyak 29 responden (80,8%).
Dukungan baik disebabkan keluarga selalu memperhatikan dan menanyakan keadaan
responden. Perhatian diberikan dalam berbagai bentuk seperti menyemangati
kesembuhan responden .Keluarga adalah orang terdekat yang akan membantu
memelihara derajat kesehatan keluarganya. Dukungan keluarga adalah sebagai suatu
proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial.
Hasil penelitian masih ada responden yang dukungannya kurang sebanyak 7
responden (19,4%). Dalam semua tahap, dukungan emosional keluarga menjadikan
keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan
meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.
Menurut Sarafino (2010) dukungan emosional terdiri dari ekspresi seperti
perhatian, empati, dan turut prihatin kepada seseorang. Dukungan ini akan
menyebabkan penerima dukungan merasa nyaman, tentram kembali, merasa dimiliki
dan dicintai ketika dia mengalami stres, memberi bantuan dalam bentuk semangat,
kehangatan personal, dan cinta. Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati,
kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan emosional
merupakan ekspresi dari afeksi, kepercayaan, perhatian, dan perasaan didengarkan.
Kesediaan untuk mendengarkan keluhan seseorang akan memberikan dampak positif
sebagai sarana pelepasan emosi, mengurangi kecemasan, membuat individu merasa
nyaman, tenteram, diperhatikan, serta dicintai saat menghadapi berbagai tekanan
dalam hidup mereka.
Friedman, Bowden, dan Jones (2010) mengatakan bahwa dukungan
emosional merupakan fungsi afektif keluarga yang harus ditetapkan kepada seluruh
anggota keluarga dalam memenuhi kebutuhan psikososial anggota keluarga dengan
saling mengasihi, cinta kasih, kehangatan, dan saling mendukung dan menghargai
antar anggota keluarga. dukungan emosional merupakan bentuk dukungan yang dapat
memberikan rasa aman, cinta kasih, membangkitkan semangat, mengurangi
keputusasaan, rasa rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat ketidakmampuan
fisik dan kelainan yang dialaminya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat keputusasaan
adalah ringan sebanyak 16 responden (44,4%). Hasil tersebut menunjukkan tingkat
Hubungan Dukungan Emosional Keluarga Dengan Tingkat Keputusasaan Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di Rsud Tugurejo
Semarang 5
keputusasaan ringan kemungkinan disebabkan oleh faktor kayakinan positif yang
dimiliki oleh pasien gagal ginjal kronis yang dilakukan hemodialisis dimana dengan
hemodialisis akan dapat menyembuhkan penyakit yang dialaminya.
Hasil penelitian didapatkan juga hasil tingkat keputusasaan normal sebanyak 14
responden (38,9%), dan sedang sebanyak (16,7%). orang yang mengalami penyakit
terminal dan harus menjalani therapi terus menerus lebih banyak mengalami penyakit
kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga mengalami rasa depresi
yang berat, perasaan marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam fase
ini, pasien tersebut membutuhkan keluarga.
Tidak ada hubungan antara dukungan emosional keluarga dengan tingkat
keputusasaan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD
Tugurejo Semarang. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusasaan adalah
dukungan sosial dari keluarga dan teman. Dukungan keluarga dapat berupa
mendengarkan keluhan dari pasien, menemani sebelum dan sesudah hemodialisis
serta mempersiapkan semua kebutuhan yang diinginkan oleh pasien.
Responden yang dukungan keluarganya baik dan kurang baik sama-sama
banyak yang mengalami keputusasaan ringan. Hal ini disebabkan koping individu
sendiri dan pandangan individu terhadap hemodialisa yang dihadapinya. Hal ini
dapat dilihat dari dukungan emosional keluarga yang kurang baik lebih banyak yang
tingkat keputusasaan sedang sebanyak 3 responden (42,9%) dan dukungan
emosional keluarga yang baik sebagian besar tingkat keputusasaannya ringan
sebanyak 15 responden (51,7%).
Perubahan fisik tersebut mengakibatkan pasien menjadi seseorang yang
lemah, tidak mampu melakukan kegiatan seperti sediakala dan tidak berdaya. Hal ini
memberikan perasaan tidak mampu dan tidak berdaya karena keterbatasan atau
kelemahan fisiknya, sehingga dapat mengakibatkan pasien gagal ginjal kronik
menjadi minder atau malu, pasien tidak mau bertemu dengan orang lain, menarik diri
dari lingkungan sosial. Sebagian besar penderita gagal ginjal kronik mengalami
keputusasaan karena mereka merasa dirinya tidak berguna lagi karena penyakit yang
dideritanya. Kondisi ini penyakit dapat membuat kondisi stres dengan progresivitas
penyakit maka perlunya menciptakan lingkungan yang kondusif selama proses
keluarga. Dukungan keluarga tersebut dapat sangat membantu setelah mengalami
stres dan penting untuk mengurangi gangguan psikologik yang berkaitan
penyakitnya. Tersedianya dukungan keluarga itu sangat diperlukan sehubungan
dengan rasa keputusasaan dan depresi pasien. Dan diharapkan dengan adanya
dukungan dari keluarga stres berkurang dan respons sosial (emosional) pasien akan
lebih baik, dimana respons emosi, kecemasan dan interaksi sosialnya menjadi lebih
positif sehingga tidak menimbulkan putus asa (Iwy, 2007).
Dukungan emosional merupakan faktor penting yang dapat mengurangi efek
stres yang dapat berasal dari teman, anggota keluarga bahkan pemberi perawatan
ketika menghadapi suatu masalah. Seseorang yang memiliki dukungan

Hubungan Dukungan Emosional Keluarga Dengan Tingkat Keputusasaan Pada


Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di Rsud Tugurejo
Semarang 6
emosionalyang lebih akan menjalankan perilaku sehat yang positif dan kurangnya
dukungan sosial berhubungan dengan peningkatan emosi yang negatif.

KESIMPULAN

Tidak ada hubungan yang signifikan dukungan emosional keluarga dengan


tingkat keputusasaan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di
RSUD Tugurejo Semarang (p=0,345).

DAFTAR PUSTAKA

Friedman. 2010. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Harnilawati. 2013.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulsel:Pustaka As


Salam

Kemenkes. 2016. Hari Ginjal Sedunia 2016: Cegah Nefropati Sejak Dini.
http://www.depkes.go.id/article/print/16031000001/hari-ginjal-sedunia-2016-
cegah-nefropati-sejak-dini.html

Price. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC

RM RSUD Tugurejo Semarang.

Smeltzer & Bare. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Sarafino, E.P. (2010).Healt psychology : Biopsyychosocial Interactions. Fifth


Edition. USA : John Wiley & Sons.

Hubungan Dukungan Emosional Keluarga Dengan Tingkat Keputusasaan Pada


Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di Rsud Tugurejo
Semarang 7

Anda mungkin juga menyukai